Metode Analisis Data

G. Metode Analisis Data

1. Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif digunakan untuk mengetahui dan menjadi mampu untuk menjelaskan karakterisitik variabel yang diteliti dalam suatu situasi atau untuk memahami karakteristik organisasi yang Analisis deskriptif digunakan untuk mengetahui dan menjadi mampu untuk menjelaskan karakterisitik variabel yang diteliti dalam suatu situasi atau untuk memahami karakteristik organisasi yang

2. Uji Instrumen

a. Uji Validitas dan Reliabilitas

1) Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner (Ghozali, 2002). Rumus korelasi product moment :

N ( å XY ) - {( å X )( å Y )} r =

{ N å 2 X - å 2 2 ( 2 X ) }{ N å Y - ( å Y ) }

Dimana: r = Koefisien korelasi antara skor pertanyaan tertentu

dengan skor total skala sikap.

X = Skor tiap responden Y = Skor tiap butir pertanyaan N = Banyaknya subjek keseluruhan / banyaknya responden.

Item dikatakan sah atau valid apabila r hitung > r tabel.

Pengukuran validitas dalam penelitian ini menggunakan bantuan software SPSS.

2) Uji Reliabilitas

Reliabilitas (reliability) suatu pengukuran menunjukkan sejauh mana pengukuran tersebut tanpa bias (bebas kesalahan – error free ) dan karena itu menjamin pengukuran yang konsisten lintas waktu dan lintas beragam item dalam instrumen. Dengan kata lain, keandalan suatu pengukuran merupakan indikasi mengenai stabilitas dan konsistensi di mana instrumen mengukur konsep dan membantu menilai “ketepatan” sebuah pengukuran. (Sekaran, 2006).

Adapun uji reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan alfa cronbach. Alfa cronbach adalah koefisien keandalan yang menunjukkan seberapa baik item dalam suatu kumpulan secara positif berkorelasi satu sama lain. Alfa cronbach dihitung dalam hal rata-rata interkorelasi antara item yang mengukur konsep (Sekaran, 2006).

Rumus formula Alfa Cronbach adalah sebagai, berikut :

= reliabilitas instrumen. s 2 t = variabel total.

å s 2 b = jumlah varians butir.

k = banyaknya butir pertanyaan atau jumlah soal.

Dalam penelitian ini, uji reliabilitas dilakukan dengan menggunakan bantuan program SPSS untuk menghitung nilai alfa cronbach .

Menurut Sekaran (2006), nilai alfa cronbach reliabilitas dapat dikategorikan sebagai berikut:

a) Nilai alfa lebih dari 0,80 dikategorikan reliabilitas baik.

b) Nilai alfa antara 0,60 s/d 0,80 dikategorikan reliabilitas diterima.

c) Nilai alfa kurang dari 0,60 dikategorikan reliabilitas buruk.

b. Analisis Quality Function Deployment (QFD) dengan House of Quality (HoQ)

QFD didefinisikan sebagai suatu proses atau mekanisme terstruktur untuk menentukan kebutuhan pelanggan dan menterjemahkannya ke dalam kebutuhan teknis yang relevan. QFD menggunakan matriks berbentuk rumah yang disebut House of Quality (HoQ) dimana HoQ ini menjelaskan apa saja yang menjadi kebutuhan dan harapan pelanggan dan bagaimana perusahaan memenuhi kebutuhan dan harapan tersebut. HoQ dibuat berdasarkan QFD didefinisikan sebagai suatu proses atau mekanisme terstruktur untuk menentukan kebutuhan pelanggan dan menterjemahkannya ke dalam kebutuhan teknis yang relevan. QFD menggunakan matriks berbentuk rumah yang disebut House of Quality (HoQ) dimana HoQ ini menjelaskan apa saja yang menjadi kebutuhan dan harapan pelanggan dan bagaimana perusahaan memenuhi kebutuhan dan harapan tersebut. HoQ dibuat berdasarkan

Data yang diperoleh baik primer maupun sekunder diolah melaui tahap-tahap sebagai berikut :

1) Analisis Customer Requirements (CR)

Persyaratan pelanggan atau Customer Requirements merupakan pendapat pelanggan mengenai atribut apa saja yang disyaratkan atau diperhatikan oleh pelanggan dalam mendapatkan pelayanan jasa. Analisis ini berisi persyaratan atau masukan pelanggan yang dikelompokkan dalam kebutuhan primer dan sekunder. Kebutuhan primer dalam kualitas layanan ini meliputi : tangible, realibility, responsiveness, assurance dan empathy .

Penilaian skala Likert adalah :

a) Skala 1 mewakili atribut yang dianggap tidak penting (TP)

b) Skala 2 mewakili atribut yang dianggap kurang penting (KP)

c) Skala 3 mewakili atribut yang dianggap netral (N)

d) Skala 4 mewakili atribut yang dianggap penting (P)

e) Skala 5 mewakili atribut yang dianggap sangat penting (SP)

Persyaratan konsumen ini akan menempati sisi sebelah kiri dari matriks HoQ.

2) Analisis Tingkat Kepentingan (Importance)

Analisis ini merupakan tindak lanjut dari Customer Requirements yang bertujuan untuk mengetahui tingkat kepentingan pelanggan terhadap pelayanan yang diberikan. Atribut-atribut persyaratan yang telah diolah selanjutnya disusun dalam bentuk kuesioner dengan menggunakan skala Likert, dengan penilaian skala :

a) Skala 1 mewakili atribut yang dianggap tidak penting (TP)

b) Skala 2 mewakili atribut yang dianggap kurang penting (KP)

c) Skala 3 mewakili atribut yang dianggap netral (N)

d) Skala 4 mewakili atribut yang dianggap penting (P)

e) Skala 5 mewakili atribut yang dianggap sangat penting (SP)

3) Analisis Tingkat Kinerja (Performance)

Analisis ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana pelanggan merasa terpenuhi kebutuhannya dalam hal jasa pelayanan oleh pihak perusahaan sehingga dapat diketahui kinerja perusahaan saat ini. Dalam analisis ini juga menggunakan skala Likert :

a) Skala 1 mewakili atribut yang dianggap tidak setuju (TS)

b) Skala 2 mewakili atribut yang dianggap kurang setuju (KS)

c) Skala 3 mewakili atribut yang dianggap netral (N)

d) Skala 4 mewakili atribut yang dianggap setuju (S)

e) Skala 5 mewakili atribut yang dianggap sangat setuju (SS)

4) Analisis Tingkat Perbaikan

Pada bagian ini akan dilakukan evaluasi terhadap atribut- atribut tersebut sehingga dapat diketahui atribut mana yang belum memenuhi syarat mutu terbaik. Tingkat perbaikan ini diperoleh dengan cara membagi nilai performance yang diinginkan dengan nilai performance saat ini.

5) Titik Penjualan (Sales Point)

Tujuan dari penentuan titik penjualan ini adalah untuk mengetahui seberapa besar manfaat penjualan yang mungkin diperoleh apabila terjadi perubahan-perubahan terhadap atribut- atribut tertentu. Dalam penentuan titik penjualan terhadap atribut-atribut dalam penelitian, ditetapkan oleh pihak perusahaan. Cara penentuannya dengan skala penilaian:

a) Nilai 1,0 adalah status quo, yang berarti perubahan mengenai atribut yang ada tidak memberikan pengaruh tambahan manfaat dan juga tidak mengurangi mutu pelayanan.

b) Nilai 1,2 berarti perubahan mengenai atribut yang ada memberikan pengaruh yang kecil terhadap penjualan dan diperlukan perbaikan hanya dari segi teknik.

c) Nilai 1,5 berarti perubahan mengenai atribut yang ada memberikan pengaruh yang besar terhadap penjualan dan akan ditekankan untuk program pemasaran.

6) Analisis Customer Requirements Score (CRS)

Tujuan dari analisis ini adalah untuk mengetahui secara menyeluruh tingkat kepetingan relatif masing-masing Customer requirement , untuk menentukan Customer Requirement mana yang perlu perhatian lebih untuk bisa dimasukkan sebagai atribut-atribut penting dalam perancangan produk.

Analisis ini dihitung dengan cara mengubah tingkat Customer Requirement dengan Sales Point, kemudian dinormalisasi ke dalam bentuk persentase untuk diketahui rangkingnya.

7) Analisis Technical Requirements (TR)

Dalam analisis ini manajemen harus menterjemahkan dalam Technical Requirements, tujuannya adalah untuk memenuhi persyaratan pelanggan. Untuk itu manajemen harus mengusahakan spesifikasi kinerja tertentu.

8) Analisis Hubungan Customer Requirements dengan Technical Requirements

Analisis ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah masing-masing penjelasan teknis yang dibuat oleh manajemen perusahaan mempunyai hubungan yang mampu menjawab dan memenuhi Customer Requirements ataukah penjelasan teknis tersebut hanya mendukung pemenuhan persyaratan pelanggan, Analisis ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah masing-masing penjelasan teknis yang dibuat oleh manajemen perusahaan mempunyai hubungan yang mampu menjawab dan memenuhi Customer Requirements ataukah penjelasan teknis tersebut hanya mendukung pemenuhan persyaratan pelanggan,

Hubungan yang terjadi dinilai dengan kategori, yakni:

a) Hubungan bernilai 9 apabila hubungan tersebut kuat, yang berarti TR menjawab CR.

b) Hubungan bernilai 3 apabila hubungan tersebut sedang, yang berarti TR mendukung CR.

c) Hubungan bernilai 1 apabila hubungan tersebut lemah, yang berarti TR mempengaruhi CR.

d) Kotak kosong apabila tidak ada hubungan antara TR dengan CR.

9) Analisis Penentuan Standar Technical Requirements

Analisis ini didasarkan pada hasil diskusi dengan pihak manajemen perusahaan dan melalui pengamatan secara langsung mengenai keadaan yang sesungguhnya serta didukung dengan berbagai referensi yang berkaitan. Hasil dari penelitian ini adalah diperolehnya item-item yang merupakan ukuran TR perusahaan (technical measure).

10) Analisis Relative Technical Difficulty (RTD)

Dari Technical Requirement kemudian dilakukan analisis Relative Technical Difficulty yang bertujuan untuk mengetahui tingkat kesulitan perusahaan dalam penerapan Technical Requirement . Ada 4 penilaian yang digunakan yaitu:

a) Nol (0) apabila tidak mengalami kesulitan teknis.

b) Satu (1) apabila agak mengalami kesulitan dalam penerapannya.

c) Dua (2) apabila mengalami kesulitan dalam penerapannya.

d) Tiga (3) apabila sangat sulit dalam penerapannya.

11) Analisis Technical Requirements Score (TRS)

Analisis ini bertujuan untuk mengatahui Technical Requirement yang paling penting dan perlu lebih banyak perhatian untuk ditidaklanjuti. Analisis ini dilakukan dengan mengetahui terlebih dulu Technical Requirements Score kemudian dinormalisasi. Technical Requirement Score diperoleh dengan mengalikan normalized Customer Requirement Score (CRS) dengan nilai pada hubungan antara Customer Requirement

dengan Technical Requirement. Skor ini dijumlahkan per kolom dan hasilnya dinormalisasi (dalam %) sehingga diketahui Technical Requirement yang paling penting dan perlu perhatian lebih untuk ditindaklanjuti.

12) Analisis Sinergi atau Konflik dalam Technical Requirements

Analisis ini bertujuan untuk mengetahui hubungan atribut-atribut dalam Technical Requirement. Hubungan dikatakan sinergi apabila suatu atribut dengan atribut yang lain mempunyai hubungan saling mendukung. Sedangkan hubungan dikatakan konflik apabila suatu atribut dengan atribut yang lain mempunyai hubungan pertentangan dalam pelaksanaannya. Nilai hubungan ini terbagi menjadi 4 yaitu :

a) Strong Positive (+9) menunjukkan hubungan yang sangat mendukung, hubungan yang mendekati sempurna.

b) Positive (+3) menunjukkan hubungan yang mendukung.

c) Negative (-3) menunjukkan hubungan yang bertentangan.

d) Strong Negative (-9) menunjukkan hubungan yang sangat bertentangan, hubungan yang mendekati negatif sempurna.

Dari analisis ini diperoleh nilai-nilai hubungan antara atribut dalam TR dan menempati sisi paling atas gambar House of Quality. Dan pada akhirnya perusahaan mempunyai gambaran yang menunjukkan bagaimana kebutuhan pelanggan diterjemahkan ke dalam bahasa teknis dan desain.