Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

4. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah merupakan rencana keuangan tahunan yang ditetapkan berdasarkan peraturan daerah tentang APBD untuk mengidentifikasikan keterkaitan biaya dengan manfaat serta keterkaitan antara nilai uang dan hasil di tingkat pemerintah daerah. Sistem penganggaran berfungsi sebagai suatu metode penganggaran bagi manajemen untuk mengkaitkan setiap biaya yang dituangkan dalam kegiatan-kegiatan dengan manfaat yang dihasilkan di mana manfaat tersebut dideskripsikan melalui seperangkat sasaran dan dituangkan dalam target kinerja pada setiap unit.

Menurut Sony Yuwono (2008: 85), berdasarkan pasal 16 Permendagri nomor

13 tahun 2006, APBD mempunyai fungsi sebagai berikut:

a. Otoritas; anggaran daerah menjadi dasar untuk melaksanakan pendapatan dan belanja pada tahun yang bersangkutan.

b. Perencanaan; anggaran daerah menjadi pedoman bagi manajemen dalam merencanakan kegiatan pada tahun yang bersangkutan.

c. Pengawasan; anggaran daerah menjadi pedoman untuk menilai apakah kegiatan penyelenggaraan pemerintah daerah sudah sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan.

d. Alokasi; anggaran daerah harus diarahkan untuk menciptakan lapangan kerja/ mengurangi pengangguran dan pemborosan sumber daya serta serta meningkatan efisiensi dan efektivitas perekonomian.

e. Distribusi; kebijakan anggaran daerah harus memerhatikan rasa keadilan dan kepatutan.

f. Stabilisasi; anggaran pemerintah daerah menjadi alat untuk memelihara dan mengupayakan keseimbangan fundamental perekonomian daerah.

Sesuai dengan pasal 13 Undang-Undang nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara, APBD dalam satu tahun anggaran meliputi:

1. hak pemerintah daerah yang diakui sebagai penambah nilai kekayaan bersih;

2. kewajiban pemerintah daerah yang diakui sebagai pengurang nilai kekayaan bersih;

3. penerimaan yang perlu dibayar kembali dan/ atau pengeluaran yang akan diterima kembali, baik pada tahun anggaran yang bersangkutan maupun pada tahun-tahun anggaran berikutnya.

Secara ringkas, struktur pendapatan daerah dapat disajikan sebagi berikut (Sony Yuwono, 2008: 95).

1. Pendapatan asli daerah

a. Pajak daerah

b. Retribusi daerah

c. Hasil pengelolaan daerah yang dipisahkan

d. Lain-lain PAD yang sah

2. Dana perimbangan

a. Dana Bagi Hasil

b. Dana Alokasi Umum

c. Dana Alokasi Khusus

3. Lain-lain pendapatan yang sah

a. Bantuan dana

b. Hibah

c. Dana darurat

d. Dana penyesuaian dan dana otonomi khusus

e. Bantuan keuangan dari provinsi atau pemerintah daerah lainnya Menurut Abdul Halim (2007:178) dalam penyusunan anggaran perlu

anggaran; yaitu APBD harus dapat menyajikan informasi yang jelas mengenai tujuan, sasaran, hasil, dan manfaat yang diperoleh masyarakat dari suatu kegiatan atau proyek yang dianggarkan. Kedua, disiplin anggaran; artinya pendapatan yang direncanakan merupakan perkiraan yang terukur secara rasional yang dapat dicapai untuk setiap sumber pendapatan, sedangkan belanja yang dianggarkan pada setiap pos/pasal merupakan batas tertinggi pengeluaran belanja. Ketiga, keadilan anggaran; pemerintah daerah wajib mengalokasikan penggunaan anggarannya secara adil agar dapat dinikmati oleh seluruh kelompok masyarakat tanpa diskriminasi dalam pemberian pelayanan. Keempat, efisiensi dan efektivitas anggaran; yaitu penyusunan anggaran hendaknya dilakukan berlandaskan asas efisiensi, tepat guna, tepat waktu pelaksanaan, dan penggunaaannya dapat dipertanggungjawabkan. Kelima, disusun dengan pendekatan kinerja; artinya APBD disusun dengan mengutamakan upaya pencapian hasil kerja (output/outcome) dari perencanaan alokasi biaya atau input yang telah ditetapkan.

Dalam pasal 17 Undang-Undang nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara dijelaskan beberapa ketentuan dalam penyusunan APBD sebagai berikut.

1. APBD disusun sesuai dengan kebutuhan penyelenggaraan pemerintahan dan kemampuan pendapatan daerah.

2. penyusunan rancangan APBD berpedoman kepada rencana kerja pemerintah daerah dalam rangka mewujudkan tercapainya tujuan bernegara.

3. dalam hal anggaran diperkirakan defisit, ditetapkan sumber-sumber pembiayaan

4. dalam hal anggaran diperkirakan surplus, ditetapkan penggunaan surplus tersebut dalam Peraturan Daerah tentang APBD.

Sedangkan pedoman pelaksanaan APBD diatur dalam Undang-Undang nomor

1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara. Dalam pasal 16 diatur mengenai pelaksanaan anggaran pendapatan sebagai berikut: