26 Mereka merasa bersaudara secara etnisitas dengan masyarakat Melayu di
berbagai tempat. Secara budaya baik bahasa dan wilayah, memiliki alur budaya yang sama, namun tetap memiliki varian-varian yang menjadi ciri khas atau
identitas setiap kawasan budaya Melayu. Secara geopolitik, Dunia Melayu pada umumnya dihubungkan dengan Negara-negara bangsa yang ada di kawasan Asia
Tenggara dengan alur budaya utama Melayu, antara lain : Malaysia, Singapura, Brunei Darussalam, Thailand Selatan, Filipina Selatan, dan sebahagian etnik
Melayu di Kamboja dan Vietnam dan tempat lainnya.
2.2 Suku Melayu Hamparan Perak
2.2.1 Sejarah Penduduk Hamparan Perak
Keberadaan masyarakat Melayu Hamparan Perak tidak lepas dari proses sejarah asal muasal keberadaan mereka diwilayah tersebut, menurut kepercayaan
masyarakat Melayu Hamparan Perak dahulunya daerah Hamparan Perak merupakan daerah yang bertaburan uang emas dan perak yang diakibatkan oleh
perang yang terjadi antara kerajaan Aceh dalam memperebutkan Putri Hijau dari Kesultanan Melayu.
Putri Hijau merupakan putri dari Sultan Deli yang memiliki kecantikan luar biasa dan karena kecantikannya itu terpancar cahaya hijau yang kemudian
dilihat oleh Sultan Aceh, kemudian Sultan Aceh berniat meminang Putri Hijau yang kemudian ditolak oleh Sultan Deli, penolakan itu pada akhirnya berujung
27 pada perang diantara keduanya.
Perang yang terjadi antara Sultan Aceh dengan Sultan Deli dikisahkan menggunakan emas dan perak sebagai peluru meriam yang saling mereka
tembakkan satu sama lain, ketika peluru emas dan perak ditembakkan dan berhamburan di tanah maka pasukan Sultan Deli berebut untuk mengumpulkan
emas dan perak tersebut yang berujung pada kekalahan Sultan Deli. Kekalahan Sultan Deli dalam perang tersebut berakibat pada dibawanya
Putri Hijau oleh Sultan Aceh menuju wilayah Aceh melalui jalur laut, dalam perjalanan membawa Putri Hijau ke wilayah Aceh tanpa disadari oleh Sultan Aceh
ternyata diikuti oleh dua saudara laki-laki Putri Hijau, yakni Mambang Diajat dan Mambang Diajib.
Sesampainya di pelabuhan Aceh, saudara laki-laki Putri Hijau Mambang Diajat berubah menjadi seekor naga yang kemudian membawa kembali Putri
Hijau kembali ke Deli melalui lautan sedangkan saudara laki-laki Putri Hijau lainnya yakni Mambang Diajib berubah menjadi meriam yang menembak bala
tentara Sultan Aceh tanpa henti, karena menembak tiada henti akhirnya meriam tersebut pecah dimana pecahannya terlontar hingga wilayah Karo dan pecahan
lainnya sampai di Tanah Deli. Cerita lainnya yang berkembang di masyarakat Melayu mengenai
Hamparan Perak, dahulunya didaerah tersebut terdapat hamparan air limpahan laut yang pada siang hari terkena sinar matahari dan mengakibatkan hamparan air
tersebut berkilauan layaknya perak, yang kemudian menjadi penamaan wilayah tersebut menjadi Hamparan Perak.
28 Cerita demi cerita yang berkembang dalam kehidupan masyarakat Melayu
Hamparan Perak kemudian dijadikan sebagai cerita asal muasal sejarah Hamparan Perak dan keberadaan masyarakat Melayu di Kampung Hamparan Perak.
2.2.2 Letak Lokasi