PEMBIAYAAN DAERAH

C. PEMBIAYAAN DAERAH

Pembiayaan daerah merupakan transaksi keuangan yang dimaksudkan untuk menutupi defisit anggaran yang disebabkan oleh lebih besarnya belanja daerah dibandingkan dengan pendapatan daerah yang diperoleh.

Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah dan telah diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, Pembiayaan Daerah terdiri dari Penerimaan Pembiayaan dan Pengeluaran Pembiayaan.

1. Kebijakan Pembiayaan Daerah

Pembiayaan adalah seluruh transaksi keuangan pemerintah, baik yang berasal dari penerimaan daerah maupun pengeluaran daerah, yang perlu dibayar atau yang akan diterima kembali, yang dalam penganggaran pemerintah terutama dimaksudkan untuk menutup defisit dan/atau memanfaatkan surplus anggaran. Penerimaan pembiayaan antara lain dapat berasal dari pencairan sisa lebih perhitungan tahun yang lalu, dari pinjaman, dan dari hasil divestasi. Sementara, pengeluaran pembiayaan antara lain dapat digunakan untuk pembayaran kembali pokok pinjaman, pemberian pinjaman kepada entitas lain, dan penyertaan modal oleh pemerintah.

Pembiayaan merupakan transaksi keuangan untuk menutup defisit atau untuk memanfaatkan surplus. Defisit atau surplus terjadi apabila ada selisih antara Anggaran Pendapatan Daerah dan Belanja Daerah. Pembiayaan disediakan untuk menganggarkan setiap penerimaan yang perlu dibayar kembali dan/atau pengeluaran yang akan diterima kembali, baik pada tahun anggaran yang bersangkutan maupun pada tahun-tahun anggaran berikutnya.

Penerimaan pembiayaan merupakan transaksi keuangan yang dimaksudkan untuk menutupi defisit anggaran yang disebabkan oleh lebih besarnya belanja daerah dibanding dengan pendapatan yang diperoleh. Kebijakan penerimaan

IV-33 IV-33

Pengeluaran pembiayaan disediakan untuk menganggarkan setiap penerimaan yang perlu dibayar kembali dan/atau pengeluaran yang akan diterima kembali, baik pada tahun anggaran yang bersangkutan maupun pada tahun- tahun anggaran berikutnya.

Gambaran realisasi dan prediksi Pembiayaan Daerah di DIY selama kurun waktu 2012-2015 selengkapnya dapat dilihat pada tabel 4.7 berikut

Tabel 4.7

Realisasi dan Proyeksi Pembiayaan Daerah Tahun 2012 – 2015

PROYEKSI PROYEKSI No.

221.271.003.190,50 89.525.738.886 1. PENERIMAAN PEMBIAYAAN

270.754.934.166,50 206.650.738.886 1.2 Pencairan Dana Cadangan

- - 1.3 Hasil Penjualan

- - 1.4 Penerimaan Pinjaman Daerah

- - 1.5 Penerimaan Kembali Pemberian Pinjaman

- - 1.6 Penerimaan Piutang Daerah

1.7 Penerimaan Kembali Investasi Dana Bergulir

- - 1.8 Penerimaan dari Penyusutan

1.116.069.024,00 - 2. PENGELUARAN PEMBIAYAAN

50.600.000.000,00 117.125.000.000 2.1 Pembentukan Dana Cadangan

- - 2.2 Penyertaan Modal

50.600.000.000,00 117.125.000.000 2.3 Pembayaran Hutang

- - 2.4 Pemberian Pinjaman Daerah

- - 2.5 DPAL

- - 2.6 Pembayaran Kewajiban Tahun Lalu

IV-34

2. Kebijakan Penerimaan Pembiayaan

Penerimaan pembiayaan merupakan pembiayaan yang disediakan untuk menganggarkan setiap penerimaan yang perlu dibayar kembali, baik pada tahun anggaran yang bersangkutan maupun pada tahun-tahun berikutnya. Penerimaan Pembiayaan terdiri dari Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Anggaran Sebelumnya (SiLPA), Pencairan Dana Cadangan, Hasil Penjualan Kekayaan Daerah yang dipisahkan, Penerimaan Pinjaman Daerah, Penerimaan Kembali Pemberian Pinjaman, Penerimaan Piutang Daerah dan Penerimaan Kembali Penyertaan Modal Daerah.

Pada Tahun Anggaran 2014 Penerimaan Pembiayaan berasal dari Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun yang lalu (SiLPA) sebesar Rp 270,795 Milyar, dan Penerimaan dari Biaya Penyusutan Kendaraan sebesar Rp 1,116 Milyar.

3. Kebijakan Pengeluaran Pembiayaan

Pengeluaran pembiayaan merupakan pembiayaan yang disediakan untuk menganggarkan setiap pengeluaran yang akan diterima kembali, baik pada tahun anggaran yang bersangkutan maupun pada tahun-tahun berikutnya.

Pengeluaran Pembiayaan terdiri dari Pembentukan Dana Cadangan, Penyertaan Modal (Investasi) Pemerintah Daerah, Pembayaran Pokok Utang dan Pemberian Pinjaman Daerah dan Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran Tahun Anggaran Berjalan (SiLPA).

Pada tahun 2014 Pengeluaran Pembiayaan berasal dari Penyertaan Modal (Investasi) Pemerintah Daerah sebesar Rp 50,6 Milyar yang terdiri dari BPD DIY sebesar Rp 50 Milyar dan Dana Bergulir Rp 600 Juta.

IV-35

Tabel 4.9 Proyeksi Pendapatan, Belanja dan Pembiayaan Tahun 2014

No URAIAN

Tambah/kurang % 149.261.342.883,50

PENDAPATAN ASLI DAERAH

1.1.1 Pendapatan Pajak Daerah

1.1.2 Pendapatan Retribusi Daerah

1.1.3 Pendapatan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan

1.1.4 yang Sah Lain-lain Pendapatan Asli Daerah

1.2 DANA PERIMBANGAN

1.2.1 Dana Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil Bukan Pajak

1.2.2 Dana Alokasi Umum

1.2.3 Dana Alokasi Khusus

(19.389.680.000,00) (6,22) DAERAH YANG SAH

1.3 LAIN-LAIN PENDAPATAN

1.3.1 Pendapatan Hibah

1.3.2 Pendapatan Dana Darurat

Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi 1.3.3

- dan Pemda Lainnya

1.3.4 Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus

1.3.5 Dana Penyesuaian

(18.398.850.000,00) (6,59) 1.3.7 Dana Tambahan Penghasilan bagi Guru PNSD

1.3.6 Dana BOS Pusat

1.3.8 Dana Keistimewaan

1.3.9 Bantuan Keuangan dari Provinsi

- atau Pemda Lainnya

1.3.10 Pendapatan Lainnya

IV-36

No URAIAN

Tambah/kurang %

2.1 BELANJA TIDAK LANGSUNG

2.1.1 Belanja Pegawai

2.1.2 Belanja Bunga

2.1.3 Belanja Subsidi

2.1.4 Belanja Hibah

2.1.5 Belanja Bansos

65.097.593.000,00 21,27 Bantuan Keuangan Kepada

2.1.6 Belanja Bagi Hasil Kabupaten/Kota

2.1.6 Provinsi/Kabupaten/Kota dan

(43.807.980.362,00) (35,20) Pemerintah Desa

2.1.7 Belanja Tidak Terduga

2.2 BELANJA LANGSUNG

2.2.1 Belanja Pegawai

2.2.2 Belanja Barang dan Jasa

2.2.3 Belanja Modal

2.2.4 Dana Keistimewaan

3.1 PENERIMAAN PEMBIAYAAN

3.1.2 Pencairan Dana Cadangan

3.1.3 Hasil Penjualan

3.1.4 Penerimaan Pinjaman Daerah

Penerimaan Kembali Pemberian 3.1.5

- Pinjaman

3.1.6 Penerimaan Piutang Daerah -

IV-37

No URAIAN

Tambah/kurang %

3.1.7 Penerimaan Kembali Investasi Dana Bergulir

3.1.8 Penerimaan dari Penyusutan

3.2 PENGELUARAN PEMBIAYAAN

3.2.1 Pembentukan Dana Cadangan

3.2.2 Penyertaan Modal

3.2.3 Pembayaran Hutang

3.2.4 Pemberian Pinjaman Daerah

3.2.5 DPAL

3.2.6 Pembayaran Kewajiban Tahun Lalu

3.2.6 SILPA

IV-38