Fisiologi Nyeri NYERI 1. Definisi nyeri

Nyeri dalam persalinan merupakan stimulasi yang dirasakan ibu selama proses persalinan. Respon nyeri dapat terlihat dari perubahan sikap, cemas, merintih, menagis, bahkan sampai meraung Hutahaean Serri, 2009, hal 125.

2. Fisiologi Nyeri

Nyeri disebabkan oleh stimulus yang dapat menyebabkan kerusakan jaringan. Oleh karena itu, sensasi nyeri dapat dibedakan dengan sensi lainnya, meskipun emosi seperti rasa takut dan ansietas juga dialami secara bersamaan sehingga mempengaruhi persepsi seseorang terhadap rasa nyeri. Juga harus diingat bahwa dengan adanya system saraf simpati, stimulus nyeri juga dapat mengakibatkan berbagai perubahan, seperti peningkatan frekuensi jantung, peningkatan tekanan darah, pelepasan adrenalin epinefrin ke dalam aliran darah dan peningkatan kadar glukosa darah. Terdapat juga penurunan motilitas lambung dan penurunan suplai darah ke kulit yang menyebabkan berkeringat. Dengan demikian, stimulus yang menyebabkan nyeri akan mengakibatkan insiden atau peristiwa sensorik Myles, 2009, hal 464. Nyeri merupakan campuran reaksi fisik, emosi, dan perilaku. Cara yang paling baik untuk memahami pengalaman nyeri, akan membantu untuk menjelaskan tiga komponen fisiiologis sebagai berikut : a. Resepsi : semua kerusakan selular, yang disebabkan sirkulasi termal, kimiawi, atau stimulus listrik menyebabkan pelepasan substansi yang menghasilkan nyeri, b. Persepsi : titik kesadaran seseorang terhadap nyeri, c. Reaksi: respon fisiologis dan perilaku yang terjadi setelah mempersepsikan nyeri Potter, Patricia A. 2006, hal 1505. Universitas Sumatera Utara Bonika dan Mc Donald 1995 mengemukan persepsi tentang nyeri bergantung pada jaringan kerja neurologis yang utuh. Neurofisiologi nyeri mengikuti proses yang dapat diperkirakan : a. Rangsangan bahaya diketahui melalui reseptor yang ditemukan di kulit, jaringan subkutan, sendi, otot, periosteum, fascia, dan visera. Nosiseptor reseptor nyeri adalah terminal serat delta A kecil yang diaktivitasi oleh rangsang mekanis atau panas dan serat aferan C yang diaktivitasi oleh rangsangan mekanis, termal dan kimiawi. Rangsangan noseseptif di bawah tingkat kepala transmisikan melewati serat-serat aferen ini ke kornu dorsal medula spinalis. b. Rangsang kemudian transmisikan melalui struktur yang sangat rumit yang mengandung berbagai susunan neuron dan sinaptik yang memfasilitasi derajat tinggi memproses infut sensori. Beberapa implus kemudian ditransmisikan melalui neuron internunsial ke sel kornu anterior dan anterolateral, tempatnya merangsang neuron yang mempersyarafi pembuluh darah, visera dan kelenjar keringat. c. Implus yang naik ke otak kemudian masuk ke hipotalamus yang mengatur system autonomic dan respons neuroendokrin terhadap stress dan ke korteks serebral yang memberi fungsi kognitif yang didasarkan pengalaman masa lalu, penilaian dan emosi Walsh, Linda V, 2008 hal 208.

3. Etiologi rasa nyeri