menagis, meraung dengan syarat tangan berpengangan kuat, memeras atau dengan gerak tubuh Hutahaean Serri, 2009 hal 126.
4. Faktor Yang Mempengaruhi Nyeri
Teller 1997 mengemukan nyeri merupakan fenomena multifaktorial, yang subjektif, personal dan kompleks yang dipengaruhi oleh faktor-faktor psikologis,
biologis, sosial budaya, dan ekonomi Myles, 2009, hal 461. Berbagai faktor mempengaruhi intensitas dan jumlah nyeri dialami ibu selama
persalinan yakni: a. Persepsi nyeri bervariasi tergantung pada keadaan emosional ibu, b. Toleransi terhadap nyeri, c. Mekanisme koping, d. Arti nyeri secara individual, e.
Ekspresi nyeri, f. Komunikasi nyeri, g. Karakteristik budaya, h. Lingkungan nyeri – di rumah sakit atau di rumah dan lain-lain Myles, 2009, hal 462.
Faktor lain yang dapat mempengaruhi rasa nyeri pada saat persalinan yaitu : a Usia wanita yang masih muda dan ibu yang tua mengeluh tingkat nyeri persalinan yang
lebih tinggi, b. Primigravida mengalami nyeri yang lebih besar pada awal persalinan, sedangkan multigravida mengalami peningkatan nyeri setelah proses persalinan dengan
penurunan cepat pada persalinan kala II, c. Wanita yang mempunyai pelvis kecil, bayi besar, bayi dengan persentasi abnormal akan mengeluh tingkat nyeri lebih tinggi, d.
wanita yang mempunyai riwayat dismenorea dapat mengalami peningkatan persepsi nyeri, kemungkinan diakibatkan karena produksi kelebihan prostaglandin walsh, 2007,
hal 261.
Universitas Sumatera Utara
5. Klasifikasi Nyeri
Menurut Berat dan Ringannya, tingkat nyeri terdiri dari : a. Nyeri Ringan: Dalam intensitas rendah
b. Nyeri Sedang: Menimbulkan suatu reaksi fisiologis c. Nyeri Berat: Dalam intensitas tinggi
Dua kategori dasar dalam nyeri yang secara waktu serangannya diketahui : nyeri akut dan nyeri kronis.
a. Nyeri akut biasanya awitannya tiba-tiba dan umumnya berkaitan dengan cidera
spesifik. Nyeri akut mengidentifikasikan bahwa kerusakan atau cidera telah terjadi. Jika kerusakan terjadi tidak lama dan tidak ada penyakit sistemik, nyeri akut biasanya
menurun sejalan dengan terjadinya penyembuhan. Nyeri ini umumnya terjadi kurang dari enam bulan dan biasanya kurang dari satu tahun.
b. Nyeri kronik adalah nyeri konstan atau interminen yang menetap sepanjang suatu
periode waktu. Nyeri ini berlangsung di luar waktu penyembuhan yang diperkirakan dan sering tidak dapat dikaitkan dengan penyebab atau cidera spesifik. Nyeri kronis dapat
tidak mempunyai awitan yang ditetapkan dengan tepat dan sering sulit untuk diobati karena biasanya nyeri ini tidak memberikan respons terhadap pengobatan yang
diarahkan pada penyebabnya Smeltzer, Suzanne C, 2002, hal 213.
6. Pengukuran Intensitas