Tipe Kepribadian Pencemas Tingkat Kecemasan

Gejala kecemasan baik sifatnya akut maupun kronik menahun merupakan komponen utama bagi hampir semua gangguan kejiwaan psychiatric disorder. Secara klinis gejala kecemasan dubagi dalam beberapa kelompok, yaitu : Gangguan cemas anxiety disorder, gangguan cemas menyeluruh generalized anixiety disorder GAD, gangguan panik panic disorder, gangguan phobik phobic disorder, dan gangguan obsesif-kompulsif obsessive-compulsive disorder. Diperkirakan jumlah mereka yang menderita gangguan kecemasan ini baik akut maupun kronik mencapai 5 dari jumlah penduduk, dengan perbandingan antara wanita dan pria 2 banding 1. Tidak semua orang yang mengalami stressor psikososial akan menderita gangguan cemas, hal ini tergantung pada struktur kepribadiannya. Orang yang berkepribadian pencemas resiko untuk menderita gangguan cemas lebih besar dari orang yang tidak berkepribadian pencemas. Perkembangan kepribadian personality development seseorang dimulai dari sejak usia bayi sampai usia 18 tahun dan tergantung dari pendidikan disekolah dan pengaruh lingkungan pergaulan sosialnya serta pengalaman-pengalaman dalam kehidupannya. Seseorang menjadi cemas terutama akibat proses imitasi dan identifikasi dirinya terhadap kedua orangtuanya, daripada pengaruh keturunan genetika.

2. Tipe Kepribadian Pencemas

Seseorang akan menderita gangguan cemas manakala yang bersangkutan tidak mampu mengatasi stressor psikososial yang dihadapinya. Tetapi orang-orang tertentu meskipun tidak ada stressor psikososial, yang bersangkutan menunjukkan kecamasan juga, yang ditandai dengan corak atau kepribadian pencemas, yaitu antara lain : a. Cemas, khawatir, tidak tenang, ragu dan bimbang , b. Memandang masa depan dengan rasa was-was khawatir, c. Kurang percaya diri, gugup apabila tampil dimuka umum Universitas Sumatera Utara demam panggung, d. Sering merasa tidak bersalah, menyalahkan orang lain, e. Tidak mudah mengalah suka “ngotot”, f. Gerakan sering serba salah, tidak tenang bila duduk, gelisah, g. Seringkali mengeluh ini dan itu keluhan-keluhan somatik, khawatir yang berlebihan terhadap penyakit, h. Mudah tersinggung, suka membesar-besarkan masalah yang kecil dramatisir, i. Dalam mengambil keputusan, sering meliputi rasa bimbang dan ragu, j. Bila mengemukakan sesuatu atau bertanya sering kali berulang-ulang, k. Kalau sedang emosi seringkali bertindak histeris. Orang dengan tipe kepribadian pencemas tidak selamanya mengeluh hal-hal yang sifatnya fisik somatik, dan tumpang tindih dengan ciri-ciri kepribadian depresif, atau dengan kata lain batasan seringkali tidak jelas.

3. Tingkat Kecemasan

Menurut Peplau 1952 menyatakan bahwa ansietas dapat dilihat dalam rentang ringan, sedang, berat dan panik. Setiap tingkatan menyebabkan perubahan fisiologis dan emosional pada individu. Tingkat kecemasan atau ansietas yaitu : a. Cemas ringan merupakan perasaan bahwa ada sesuatu yang berbeda dan membutuhkan perhatian khusus. Stimulasi sensori meningkat dan membantu individu memfokuskan perhatian untuk belajar, menyelesaikan masalah, berfikir, bertindak, merasakan, dan melindungi dirinya sendiri. Ansietas ini dapat memotivasi belajar dan menghasilkan pertumbuhan dan kreatifitas. b. Cemas sedang merupakan perasaan yang menggangu bahwa ada sesuatu yang benar-benar berbeda, individu menjadi gugup atau agitasi. Universitas Sumatera Utara c. Cemas berat dialami ketika individu yakin bahwa ada sesuatu berbeda dan ada ancaman. Memperlihatkan respons takut dan distress. Ketika individu mencapai tingkat tertinggi ansietas, panik berat, semua pemikiran rasional berhenti dan individu tersebut mengalami respon fight, flight yakni kebutuhan untuk pergi secepatnya dan tidak dapat melakukan sesuatu. d. Panik Tingkat panik dari suatu ansietas berbungan dengan ketakutan dan teror, karena mengalami kehilangan kendali. Orang yang mengalami panik tidak mampu melakukan sesuatu walaupun dengan pengarahan, panik melibatkan disorganisasi kepribadian, dengan panik terjadi peningkatan aktivitas motorik, menurunnya kemampuan untuk berhubungan dengan orang lain, persepsi yang menyimpang dan kehilangan pemikiran yang rasional. Tingkat ansietas ini tidak sejalan dengan kehidupan dan jika berlangsung terus dalam waktu yang lama, dapat terjadi kelelahan yang sangat bahkan kematian Stuart Sunden, 2000. Pada tingkat ansietas ringan dan sedang, individu dapat memproses informasi, belajar, dan menyelesaikan masalah. Ketrampilan kognitif mendominasi tingkat ansietas ini. Ketika individu mengalami ansietas berat dan panik, ketrampilan bertahan yang lebih sederhana mengambil alih, respon defensif terjadi, dan ketrampilan kognitif menurun signifikan. Individu yang mengalami ansietas berat sulit berfikir dan melakukan pertimbangan, otot-ototnya menjadi tegang, tanda-tanda vital meningkat, mondar-mandir, memperlihatkan kegelisahan, iritabilitas, dan kemarahan atau menggunakan cara psikomotor-emosional. Lonjakan adrenalin menyebabkan tanda- tanda vital meningkat, pupil membesar untuk memnungkinkan lebih banyak cahaya Universitas Sumatera Utara yang masuk, dan satu-satunya proses kognitif berfokus pada pertahanan individu tersebut. Tingkat Respons Ansietas No Tingkat ansietas Respon fisik Respon Kognitif Respon emosional 1 Ringan 1 Ketegangan Otot ringan, sadar akan lingkungan, rileks atau sedikit gelisah, penuh perhatian, rajin Lapang persepsi luas, terlihat tenang, percaya diri, perasaan gagal sedikit, waspada dan memperhatikan banyak hal, mempertimbangkan informasi, tingkat pembelajaran optimal Perilaku otomatis, sedikit tidak sabar, aktivitas menyendiri, terstimulasi, tenang 2 Sedang 2 Ketegangan otot sedang, tanda-tanda vital meningkat, pupil dilatasi, mulai keringat, sering mondar-mandir, memukulkan tangan, kewaspadaan dan ketengangan meningkat, suara berubahbergetar dan nada suara tinggi, sering berkemih, sakit kepala, pola tidur berubah, nyeri punggung Lapang persepsi menurun, tidak perhatian secara selektif, fokus terhadap stimulasi meningkat, rentang perhatian menurun, penyelesaian masalah menurun, pmbelajaran terjadi dengan memfokuskan Tidak nyaman, mudah tersinggung, kepercayaan diri goyah, tidak sabar, gembira 3 Berat 3 Ketegangan otot berat, hiperventilasi, kontak bulu mata buruk, pengeluaran keringat Lpang persepsi terbatas, proses berfikir terpecah- pecah, sulit berfikir, Sangat cemas, agitasi, takut, binggung, merasa tidak adekuat, Universitas Sumatera Utara meningkat, bicara cepat nada suara tinggi, tindakan tanpa tujuan dan sembarangan, rahang menegang, mengertak gigi, kebutuhan ruang gerak meningkat, mondar- mandir, berteriak, meremas tangan, gemetar penyelesaian masalah buruk, tidak mampu mempertimbangkan informasi, hanya memperhatikan ancaman, prekupasi dengan fikiran sendiri egosentris menarik diri, penyangkalan, ingin bebas 4 Panik 4 Flight, fight keinginan untuk pergi selamanya, ketegangan otot sangat berat, agitasi motorik kasar, pupil dilatasi, tanda-tanda vital meningkat kemudian menurun, tidak dapat tidur, hormon stres dan neurotransmiter berkurang, wajah menyeringai, ternganga Persepsi sangat sempit, pikiran tidak logis, terganggu, kepribadian kacau, tidakdapat menyelesaikan masalah, fokus pada fikiran sendiri, tidak rasional, sulit memahami stimulus eksternal, halusinasi, ilusi mungkin terjadi Merasa terbebani, merasa tidak mampu, tidak berdaya, lepas kendali, mengamuk, putus asa, marah, sangat takut, mengharapkan hasil yang buruk, kaget, takut lelah Sisi negatif ansietas atau sisi yang membahayakan ialah rasa khawatir yang berlebihan tentang masalah yang nyata atau potensial. Hal ini menghabiskan tenaga, menimbulkan rasa takut, dan individu melakukan fungsinya dengan adekuat dalam situasi interpersonal, situasi kerja, dan situasi sosial. Diagnosis gangguan ansietas ditegakkan ketika ansietas tidak lagi berfungsi sebagai tanda bahaya, melainkan menjadi kronis dan mempengaruhi sebagian besar kehidupan individu sehingga menyebakan perilaku maladatif dan distabilitas emosional. Universitas Sumatera Utara

C. NYERI 1. Definisi nyeri