BAB III GAMBARAN UMUM
A. PT. Bank Muamalat Syariah Indonesia. Tbk
A.1. Sejarah Singkat
PT. Bank Muamalat Syariah Indonesia. Tbk, didirikan pada 24 Rabius Tsani 1412 H atau 1 Nopember 1991, diprakarsai oleh Majelis Ulama Indonesia
MUI dan Pemerintah Indonesia, dan memulai kegiatan operasinya pada 27 Syawwal 1412 H atau 1 Mei 1992. Dengan dukungan nyata dari eksponen Ikatan
Cendekiawan Muslim se-Indonesia ICMI dan beberapa pengusaha Muslim, pendirian Bank Muamalat juga menerima dukungan masyarakat, terbukti dari
komitmen pembelian saham Perseroan senilai Rp 84 miliar pada saat penandatanganan akta pendirian Perseroan. Selanjutnya, pada acara silaturahmi
peringatan pendirian tersebut di Istana Bogor, diperoleh tambahan komitmen dari masyarakat Jawa Barat yang turut menanam modal senilai Rp 106 miliar.
Pada tanggal 27 Oktober 1994, hanya dua tahun setelah didirikan, Bank Muamalat berhasil menyandang predikat sebagai Bank Devisa. Pengakuan ini
semakin memperkokoh posisi Perseroan sebagai bank syariah pertama dan terkemuka di Indonesia dengan beragam jasa maupun produk yang terus
dikembangkan.
37
Pada akhir tahun 90an, Indonesia dilanda krisis moneter yang memporakporandakan sebagian besar perekonomian Asia Tenggara. Sektor
pe
rb a nka n na sio na l te rg ulung o le h kre d it ma c e t d i se g me n ko rp o ra si. Ba nk Mua ma la t p un te rimb a s d a mp a k krisis. Di ta hun
1998, ra sio p e mb ia ya a n ma c e t NPF me nc a p a i le b ih d a ri 60. Pe rse ro a n me nc a ta t rug i se b e sa r Rp 105 milia r. Ekuita s me nc a p a i
titik te re nd a h, ya itu Rp 39,3 milia r, kura ng d a ri se p e rtig a mo d a l se to r a wa l.
Dalam upaya memperkuat permodalannya, Bank Muamalat mencari pemodal yang potensial, dan ditanggapi secara positif oleh Islamic Development
Bank IDB yang berkedudukan di Jeddah, Arab Saudi. Pada RUPS tanggal 21 Juni 1999 IDB secara resmi menjadi salah satu pemegang saham Bank Muamalat.
Oleh karenanya, kurun waktu antara tahun 1999 dan 2002 merupakan masa-masa yang penuh tantangan sekaligus keberhasilan bagi Bank Muamalat. Dalam kurun
waktu tersebut, Bank Muamalat berhasil membalikkan kondisi dari rugi menjadi laba berkat upaya dan dedikasi setiap Kru Muamalat, ditunjang oleh
kepemimpinan yang kuat, strategi pengembangan usaha yang tepat, serta ketaatan terhadap pelaksanaan perbankan syariah secara murni.
Melalui masa-masa sulit ini, Bank Muamalat berhasil bangkit dari keterpurukan. Diawali dari pengangkatan kepengurusan baru dimana seluruh
anggota Direksi diangkat dari dalam tubuh Muamalat, Bank Muamalat kemudian
menggelar rencana kerja lima tahun dengan penekanan pada i tidak mengandalkan setoran modal tambahan dari para pemegang saham, ii tidak
melakukan PHK satu pun terhadap sumber daya insani yang ada, dan dalam hal pemangkasan biaya, tidak memotong hak Kru Muamalat sedikitpun, iii
pemulihan kepercayaan dan rasa percaya diri Kru Muamalat menjadi prioritas utama di tahun pertama kepengurusan Direksi baru, iv peletakan landasan usaha
baru dengan menegakkan disiplin kerja Muamalat menjadi agenda utama di tahun kedua, dan v pembangunan tonggak-tonggak usaha dengan menciptakan serta
menumbuhkan peluang usaha menjadi sasaran Bank Muamalat pada tahun ketiga dan seterusnya, yang akhirnya membawa Bank kita, dengan rahmat Allah Rabbul
Izzati, ke era pertumbuhan baru memasuki tahun 2004 dan seterusnya. Saat ini Bank Mumalat memberikan layanan bagi lebih dari 2,5 juta
nasabah melalui 275 gerai yang tersebar di 33 provinsi di Indonesia. Jaringan BMI didukung pula oleh aliansi melalui lebih dari 4000 Kantor Pos OnlineSOPP
di seluruh Indonesia, 32.000 ATM, serta 95.000 merchant debet. BMI saat ini juga merupakan satu-satunya bank syariah yang telah membuka cabang luar
negeri, yaitu di Kuala Lumpur, Malaysia. Untuk meningkatkan aksesibilitas nasabah di Malaysia, kerjasama dijalankan dengan jaringan Malaysia Electronic
Payment System MEPS sehingga layanan BMI dapat diakses di lebih dari 2000 ATM di Malaysia. Sebagai Bank Pertama Murni Syariah, bank muamalat
berkomitmen untuk menghadirkan layanan perbankan yang tidak hanya comply terhadap syariah, namun juga kompetitif dan aksesibel bagi masyarakat hingga
pelosok nusantara. Komitmen tersebut diapresiasi oleh pemerintah, media massa, lembaga nasional dan internasional serta masyarakat luas melalui lebih dari 70
award bergengsi yang diterima oleh BMI dalam 5 tahun Terakhir. Penghargaan yang diterima antara lain sebagai Best Islamic Bank in Indonesia 2009 oleh
Islamic Finance News Kuala Lumpur, sebagai Best Islamic Financial Institution in Indonesia 2009 oleh Global Finance New York serta sebagai The Best
Islamic Finance House in Indonesia 2009 oleh Alpha South East Asia Hong Kong.
1
A.2. Visi dan Misi Adapun Visi dari Bank Muamalat ini adalah; Menjadi bank syariah utama
di Indonesia, dominan di pasar spiritual, dikagumi di pasar rasional. Serta Misi dari Bank Muamalat Indonesia ini adalah; Menjadi ROLE MODEL Lembaga
Keuangan Syariah dunia dengan penekanan pada semangat kewirausahaan, keunggulan manajemen dan orientasi investasi yang inovatif untuk
memaksimumkan nilai bagi stakeholder.
2
1
PT. BANK MUAMALAT INDONESIA Tbk http: www. Muamalatbank .com index.php
homeaboutprofile , diunduh pada hari Sabtu, 26 Juni 2010
2
PT. BANK MUAMALAT INDONESIA
Tb k
http: www. Muamalatbank .com index.php home aboutvisi_misi
, diunduh pada hari Sabtu, 26 Juni 2010
A.3. Budaya Corporate
Celestial yang berhubungan dengan angkasa sorga adalah lawan kata
dari terrestrial yang berhubungan dengan bumi. Mengapa dalam konsep ini
digunakan kata Celestial yang berhubungan dengan angkasa sorga? Tak lain
adalah untuk mengingatkan bahwa apapun yang kita perjuangkan hari ini sesungguhnya memiliki konteks yang lebih luas, jangka panjang, yaitu: hidup
yang sejati barulah dimulai pada saat nafas terakhir terhembus. Itulah saat ketika kenisbian beranjak menuju keabadian. Namun, konsep ini bisa saja ada yang tidak
menyepakatinya. Bagaimana mungkin kebinasaan dinisbatkan dengan kehidupan? Bukankah ini bertolak belakang? Ini tak lain merupakan
pandangan yang terlampau sulit untuk dimengerti oleh rasionalitas yang kita miliki. Bukankah kematian adalah akhir segala-galanya? Begitu, kurang
lebih, kritik yang disampaikan oleh mereka yang tak sependapat. Argumen para penentang keabadian hidup ini, rupanya, telah pula ditunjukkan Allah
SWT di dalam al-quran :Kehidupan ini tidak lain hanyalah kehidupan kita di dunia ini, kita mati dan kita hidup dan sekali-kali tidak akan dibangkitkan
lagi QS 23:37.
Padahal, siapapun yang menggunakan akal sehatnya dengan baik, akan menemukan realitas ini. Alam semesta menjadi fakta yang sangat jelas
terpampang, bahwa dunia ini adalah bukan bagian terbesar dari kehidupan kita. Ada kekuatan matahari dengan trilyunan megawatt tenaga listriknya. Bukan
hanya satu di semesta ini. Pengetahuan moderen menunjukkan adanya jutaan bahkan milyaran matahari dalam tatasurya yang berbeda, di mana matahari kita
hanya satu dari milyaran itu. Begitu luas dan luar biasa. Dan manusia hanyalah laksana virus-virus teramat kecil yang menempel dan berputar bersama putaran
tata surya dan alam semesta. Dunia, tempat manusia hidup, bukanlah segalanya. Ia hanyalah noktah kecil di tengah jagat raya.
Kerananya, tak lagi terpungkiri fakta yang ada di alam semesta ini memastikan bahwa terrestrial is not comparable tidak sebanding to celestial.
Bahwa dunia tidak sebanding dengan kebesaran alam semesta. Dengan kata lain, perjuangan untuk menguasai dunia dengan menggunakan pendekatan duniawi
semata tak akan pernah menjadikan kita terpuaskan. Semua perjuangan hendaknya menjadi bagian utuh dari implementasi celestial values di wilayah
terrestrial. Semuanya berujung pada pencapaian kesempurnaan pengabdian
kepada Sang Pencipta. Itulah sebabnya segala sesuatu, termasuk di dalam bisnis, selayaknya berada dalam konteks etika ilahiyah. Dan Celestial Management
berupaya untuk menjadi bagian solusi atas pengelolaan kehidupan berogranisasi di bola dunia yang nisbi ini dengan pendekatan keabadian, ilahiyah.
Tiga Ranah Kehidupan
Celestial Management, dalam konsep intinya, membagi kehidupan manusia dalam 3 tiga ranah utama. Masing-masing akan menjadi pendorong
bagi terciptanya ranah lainnya. Pertama adalah bahwa kehidupan ini merupakan a place of Worship tempat beribadah. Kehidupan dengan segala pernik aktivitas
dan kerja yang kita lakukan merupakan tempat penyembahan baca: ibadah bagi manusia. Dan tak ada satupun alasan bagi kita untuk melakukan sesuatu yang
berada di luar konteks ini. Kita melakukan segalanya sebagai bagian pengabdian kepada suatu cita-cita atau tujuan yang jauh lebih besar dari hidup itu sendiri.
Kedua adalah bahwa kehidupan ini sebagai a place of Wealth tempat
kekayaan. Kita ditugasi oleh Sang Pencipta untuk menciptakan, memelihara, dan
mendistribusikan kemakmuran atas nama keadilan dan kemanusiaan. Eksplorasi sumber-sumber kemakmuran hendaknya ditujukan dalam rangka meningkatkan
kualitas kehidupan yang semakin efektif. Jika kita tak mampu melakukannya,
maka kita akan masuk pada ranah ketiga, yaitu kehidupan sebagai a place of Warfare tempat berperang.
Dalam hidup keseharian, warfare merupakan sebuah keniscayaan. Setiap saat manusia berhadapan dengan musuh-musuh yang harus ditundukkan.
Kalaulah ia tidak memerangi orang lain, paling tidak, setiap waktu manusia berupaya untuk memerangi dan menundukkan dirinya sendiri. Berusaha
mengatasi kemalasan, kurangnya pengetahuan, tingkat kompetitif yang rendah, dsb merupakan contoh kongkrit atas penaklukan tak pernah henti.
3
3
http:www.muamalatbank.comindex.phphomeaboutbudaya_korporasi , diunduh pada hari
Sabtu, 26 Juni 2010
A.4. Struktur Organisasi PT. Bank Muamalat Syariah Indonesia, Tbk.
B. Bank DKI Syariah