Rusak; aset ijarah rusak sehingga menyebabkan biaya pemeliharaan bertambah, terutama bila disebutkan dalam kontrak bahwa
pemeliharaan harus dilakukan oleh bank Berhenti; nasabah berhenti ditengah kontrak dan tidak dan tidak mau
membeli aset tersebut. Akibatnya, bank harus menghitung kembali keuntungan dan mengembalikan sebagian kepada nasabah
Adapun manfaat dari transaksi al-ijarah al muntahiyah bittamlik yang diterima pihak nasabah adalah
23
Nasabah dapat memperoleh barang-barang yang dibutuhkan. Nasabah dapat terbantu dalam menjalankan usahanya sektor
produktif atau terbantu untuk pengadaan barang yang diinginkannya sektor konsumtif.
Adapun risiko yang mungkin dihadapi nasabah dalam al-ijarah al muntahiyah bittamlik ini adalah tidak berbeda dengan yang di alami oleh
bank. Karena nasabah kerap memiliki masalah dalam hidupnya. Maka nasabah harus memanajemen keuangan yang ia miliki agar tidak terjadi hal
yang tidak diinginkan.
C. Kombinasi Skema Akad IMBT
23
Muhammad. Manajemen Pembiayaan Bank Syari`ah. Akademi Manajemen Perusahaan YKPN, yogyakarta, 2005 Hal. 19
1. Al-Bai’ wal IMBT dengan janji untuk menjual barang tersebut di akhir masa sewa.
Dalam IMBT ini bank syariah menawarkan skim ijarah with promise to sell
dengan janji untuk menjual barang. Pada skim ini, bank membeli terlebih dahulu objek pembiayaan kepada pemasok suplier secara tunai.
Bank kemudian menyewakan objek tersebut kepada nasabah untuk jangka waktu tertentu dengan menggunakan akad ijarah. Pada akhir masa sewa,
nasabah akan diberikan opsi pilihan untuk membeli atau mengakhiri sewa begitu saja.
Apabila nasabah memilih untujk membeli objek dimaksud, bank dapat menjualnya senilai harga buku ataupun nilai tertentu sesuai perhitungan bank.
Dengan demikian, harga objek dimaksud dengan harga penjualan menjadi jauh lebih rendah dibandingkan dengan harga pasar. Penentuan harga bank
sesuai dengan kebijakan bank. Namun, sebagai acuan bank dapat menentukan harga sewa dengan rumus;
24
Harga Sewa = HBO – RV + KYD Dimana;
HBO = Harga Beli Objek
RV = Residuel Value Nilai Sisa
KYD = Keuntungan yang Diharapkan
24
Sunarto Zulkifli, Panduan Praktis Transaksi Perbankan Syariah, Jakarta : Zikrul Hakim, 2007 cet ke-3, hal. 69
Pada akhir masa periode sewa, bank akan merealisasikan promise to sell dimana bank bertindak selaku penjual. Sebagai bagian dari pelayanan,
bank dapat menawarkan sistem pembayaran tangguh atau cicilan maupun tunai.
Skema Skim Ijarah dengan janji untuk menjual barang
7.Realisasi Promise to Sell
1
.spesifikasi Barang 2. Spesifikasi Barang
4. Akad Ijarah
3. Bayar tunai 5. Pengiriman Barang
6.Pembayaran Sewa secara Tunai, Cicil atau Tangguh
Contoh perhitungan Bank : Harga
Beli Mobil
= Rp
120.000.000 Residuel Value
= Rp 120.000.000 x 60 =
Rp 72.000.000
Penyusutan = 5 tahun untuk kendaraan
= 20
pertahun Penyusutan untuk 2 tahun
= 20 x 2 x Rp 120.000.000 =
Rp 48.000.000
Keuntungan yang diharapkan = Rp 120.000.000 x 12th x 2
th =
Rp 28.800.000
Pemasok Bank
Nasabah
Harga sewa
= Rp 120.000.000 – Rp 72.000.000
+ Rp 28.800.000 =
Rp 76.800.000
untuk 2
tahun Angsuran sewa per bulan
= Rp 76.800.00024 = Rp 3.200.000
catatan : 1. Residual Value dapat dianggap sebagai nilai opsi beli 2.Uang Muka dalam sewa tidak dikenal
Skim untuk nasabah: Jenis
fasilitas :
Ijarah al
muntahiyah bittamlik IMB with promise to sell
Angsuran sewa 9bln pertama : Rp 28.800.000 Angsuran sewa selanjutnya : Rp 3.200.000bulan selama 15 bln
Akhir masa sewa : Rp 72.000.000
Karena nasabah memiliki dana sebesar Rp 30.000.000, bank dapat mensyaratkan pembayaran sewa dimuka 9 bulan pertama yakni sebesar Rp
24.800.000. namun, hal ini juga termasuk kebijakan bank. Dengan pertimbangan tertentu, bank juga dapat memberikan fasilitas pembayaran
sewa perbulan tanpa pembayaran sewa dimuka. 2. Al-Hibah’ wal IMBT dengan janji untuk memberi barang secara hibah di
akhir masa sewa. Selain menggunakan prinsip Ijarah Muntahiyah Bittamlik IMB with
Promise to sell janji untuk menjual barang, bank juga menawarkan skim
Ijarah Muntahiyah Bittamlik IMB dengan hibah. Pada skim ini bank membeli terlebih dahulu objek yang diinginkan oleh nasabah dari suplier.
Objek tersebut kemudian di ijarahkan kepada nasabah dengan menggunakan skim IMBT.
Pada akhir masa sewa, bank akan menghibahkan barang dimaksud kepada nasabah sehingga terjadi proses perpindahan kepemilikan dari bank
kepada nasabah. Pada skim ini, angsuran dipastikan telah meliputi seluruh harga pokok barang dimaksud.
25
Contoh : Perhitungan Bank:
Harga Beli Mobil oleh Bank = Rp 120.000.000
Residual value = Rp 0
Keuntungan yang diharapkan bank = Rp 120.000.000 x Rp 12th x 2 th
= Rp 28.800.000 Harga sewa
= Rp 120.000.000 + Rp 28.800.000 = Rp 148.000.000 untuk 2 th
Angsuran sewa per bulan = Rp 148.000.00024
= Rp 6.200.000 catatan: uang muka dalam sewa tidak dikenal
Skema Skim IMBT dengan Hibah
7.Realisasi Hibah Perpindahan Kepemilikan
25
Sunarto Zulkifli, Panduan Praktis Transaksi Perbankan Syariah, Jakarta : Zikrul Hakim, 2007 cet ke-3, hal. 68
1.Spesifikasi Barang 2. Spesifikasi barang
4.Akad Ijarah
6.Bayar Sewa 3.Bayar Tunai
Nasabah Bank
Suplier
5.Pengiriman Barang
Karena nasabah memiliki dana sebesar Rp 30.000.000, bank dapat mensyaratkan pembayaran sewa dimuka 4 bulan pertama yakni sebesar Rp
24.800.000. namun, hal ini juga termasuk kebijakan bank. Dengan pertimbangan tertentu, bank juga dapat memberikan fasilitas pembayaran
sewa perbulan tanpa pembayaran sewa dimuka. Skim untuk nasabah:
Jenis fasilitas : Ijarah al muntahiyah bittamlik IMB
dengan Hibah Angsuran sewa 9bln pertama : Rp 24.800.000
Angsuran sewa : Rp 6.200.000bulan selama 15 bln
Akhir masa sewa : Barang dihibahkan
IMBT dengan hibah ini adalah kondisi dimana bank menyewakan manfaat sewa atas asset yang bukan miliknya kepada pihak lain, dan diakhiri
dengan perpindahan kepemilikan secara hibah di akhir masa sewa. Dalam kondisi ini yang diijarahkan adalah manfaat obyek bukan obyek itu sendiri.
26
26
Ibid. hal. 86
BAB III GAMBARAN UMUM