Pelaksanaan Program Upaya Kesehatan Gigi di Puskesmas Padang Bulan dalam Meningkatkan Derajat Kesehatan Masyarakat

(1)

PELAKSANAAN PROGRAM UPAYA KESEHATAN

GIGI DI PUSKESMAS PADANG BULAN DALAM

MENINGKATKAN DERAJAT KESEHATAN

MASYARAKAT

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat guna memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Gigi

Oleh:

LENARIA RITONGA NIM: 070600100

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2011


(2)

Fakultas Kedokteran Gigi

Departemen Ilmu Kedokteran Gigi Pencegahan/ Kesehatan Gigi Masyarakat

Tahun 2011

Lenaria Ritonga

Pelaksanaan Program Upaya Kesehatan Gigi di Puskesmas Padang Bulan dalam Meningkatkan Derajat Kesehatan Masyarakat.

x + 50 halaman

Pelaksanaan program upaya kesehatan gigi merupakan salah satu kegiatan pokok puskesmas yang terdiri atas pelayanan kesehatan gigi di BPG, Usaha Kesehatan Gigi Sekolah, dan Usaha Kesehatan Gigi Masyarakat yang dapat meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pelaksanaan program upaya kesehatan gigi di Puskesmas Padang Bulan dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, dan mengetahui skor DMF-T masyarakat.

Bentuk rancangan penelitian adalah deskriptif kualitatif dengan metode

indepth interview. Pengambilan responden secara purposive, yaitu penentuan responden dengan membuat kriteria sesuai dengan tujuan penelitian yang terdiri atas dokter gigi/perawat gigi, kepala sekolah/guru, dan masyarakat.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan program upaya kesehatan gigi di Puskesmas Padang Bulan masih kurang baik. Pelaksanaan program upaya kesehatan gigi di Puskesmas Padang Bulan masih banyak yang tidak sesuai dengan


(3)

standar yang telah ditetapkan oleh Departemen Kesehatan RI. Hal ini disebabkan kurangnya biaya operasional dan keterbatasan sarana dan prasarana.

Hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa skor karies masyarakat masih tinggi. Rerata DMF-T masyarakat yang berobat ke Puskesmas Padang Bulan 7,67, rerata DMF-T siswa kelas V SD N 060884 2,08 dan rerata DMF-T masyarakat yang datang ke Posyandu Cempaka 5,05.


(4)

PELAKSANAAN PROGRAM UPAYA KESEHATAN

GIGI DI PUSKESMAS PADANG BULAN DALAM

MENINGKATKAN DERAJAT KESEHATAN

MASYARAKAT

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat guna memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Gigi

Oleh:

LENARIA RITONGA NIM: 070600100

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2011


(5)

PERNYATAAN PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan tim penguji skripsi

Medan, 15 April 2011

Pembimbing Tanda tangan

Oktavia Dewi, drg., M.Kes ... NIP: 19701015 199802 2 001


(6)

TIM PENGUJI SKRIPSI

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan tim penguji pada tanggal 15 April 2011

TIM PENGUJI

KETUA : Prof. Sondang Pintauli, drg., Ph.D ANGGOTA : 1. Prof. Lina Natamihardja, drg., SKM


(7)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yesus Kristus yang telah memberikan berkat dan kasih-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi dengan judul “Pelaksanaan program upaya kesehatan gigi di Puskesmas Padang Bulan dalam meningkatkan derajat kesehatan gigi masyarakat” yang merupakan salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara.

Dalam penulisan skripsi ini, penulis banyak mendapatkan bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu, dengan segala kerendahan hati dan penghargaan yang tulus, penulis menyampaikan rasa terima kasih kepada:

1. Oktavia Dewi, drg., M.Kes selaku dosen pembimbing yang telah bersedia meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran untuk membimbing, membantu, serta mengarahkan penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

2. Prof. Sondang Pintauli, drg., Ph.D selaku Ketua Depertemen Ilmu Kedokteran Gigi Pencegahan/Kesehatan Gigi Masyarakat Universitas Sumatera Utara, sekaligus sebagai tim penguji yang telah memberikan saran agar skripsi ini lebih baik.

3. Prof. Lina Natamihardja, drg., SKM yang juga sebagai tim penguji yang telah memberikan saran agar skripsi ini lebih baik.

4. Eddy Anwar Ketaren, drg., Sp.BM sebagai dosen pembimbing akademik yang telah membimbing dan mengarahkan penulis selama menjalani pendidikan di Fakultas Kedokteran Gigi USU.


(8)

5. Seluruh staf pengajar dan pegawai di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara, khususnya staf pengajar Departemen Ilmu Kedokteran Gigi Pencegahan/Kesehatan Gigi Masyarakat yang telah mendidik dan membimbing penulis selama menuntut ilmu di masa pendidikan.

6. Sufania, drg yang telah megizinkan penulis untuk melakukan penelitian di Puskesmas Padang Bulan Medan.

Rasa terima kasih yang tak terhingga kepada ayahanda S.Ritonga dan ibunda L.Doloksaribu, kakak, dan abang penulis yang selalu memberi dorongan, baik moral maupun materil serta doa kepada penulis.

Penulis juga ingin mengucapkan terimakasih kepada teman-teman Ristoria, Rindu, Robert, Juliana, Kak Dewi, Kak May, Kak Ucy, Kak Brina, Kak Ruth, Bang Mukhtar yang telah membantu penelitian dan memberikan motivasi dalam menyelesaikan skripsi ini.

Akhirnya, semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi pihak yang memerlukan. Terima kasih.

Medan, April 2011 Penulis,

(Lenaria Ritonga) NIM: 070600100


(9)

DAFTAR ISI

Halaman HALAMAN JUDUL ...

HALAMAN PERSETUJUAN ... HALAMAN TIM PENGUJI SKRIPSI ...

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... .... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 5

1.3 Tujuan Penelitian ... 5

1.4 Manfaat Penelitian ... 5

1.5 Kerangka Konsep ... 6

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Puskesmas ... 7

2.2 Program Upaya Kesehatan Gigi di Puskesmas ... 8

2.2.1 Pelayanan Kesehatan Gigi di BPG ... 8

2.2.2 Usaha Kesehatan Gigi Sekolah ... 10

2.2.3 Usaha Kesehatan Gigi Masyarakat ... 13

2.3 Derajat Kesehatan Gigi Masyarakat ... 15

BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Rancangan Penelitian ... 17

3.2 Lokasi Penelitian ... 17

3.3 Responden ... 17

3.4 Variabel Penelitian ... 18

3.5 Teknik Pengumpulan Data ... 19 BAB 4 HASIL PENELITIAN


(10)

4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian ... 22

4.2 Karakteristik Responden ... 23

4.3 Pelayanan Kesehatan Gigi di BPG ... 23

4.4 Usaha Kesehatan Gigi Sekolah ... 28

4.5 Usaha Kesehatan Gigi Masyarakat ... 30

4.6 Skor DMF-T Responden ... 32

BAB 5 PEMBAHASAN 5.1 Pelayanan Kesehatan Gigi di BPG ... 34

5.2 Usaha Kesehatan Gigi Sekolah ... 38

5.3 Usaha Kesehatan Gigi Masyarakat ... 41

5.4 Skor DMF-T Responden ... 43

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan ... 45

6.2 Saran ... 46

DAFTAR PUSTAKA ... 47 LAMPIRAN


(11)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1 Jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin ... 24 2 Pelayanan medik gigi dasar Puskesmas Padang Bulan tahun 2010 26


(12)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Puskesmas Padang Bulan Medan ……… .... 23

2. BPG di Puskesmas Padang Bulan Medan ………... .... 25

3. Fasilitas ruangan di BPG ………... 26


(13)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Kuesioner penelitian pelaksanaan program upaya kesehatan gigi di Puskesmas Padang Bulan dalam meningkatkan derajat kesehatan

masyarakat ... 58 2. Surat keterangan izin penelitian di Puskesmas Padang Bulan Medan 69 3. Surat keterangan telah melakukan penelitian di Puskesmas Padang

Bulan Medan ... 70

4. Surat Persetujuan Komisi Etik tentang Pelaksanaan Penelitian Bidang Kesehatan ... 71


(14)

Fakultas Kedokteran Gigi

Departemen Ilmu Kedokteran Gigi Pencegahan/ Kesehatan Gigi Masyarakat

Tahun 2011

Lenaria Ritonga

Pelaksanaan Program Upaya Kesehatan Gigi di Puskesmas Padang Bulan dalam Meningkatkan Derajat Kesehatan Masyarakat.

x + 50 halaman

Pelaksanaan program upaya kesehatan gigi merupakan salah satu kegiatan pokok puskesmas yang terdiri atas pelayanan kesehatan gigi di BPG, Usaha Kesehatan Gigi Sekolah, dan Usaha Kesehatan Gigi Masyarakat yang dapat meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pelaksanaan program upaya kesehatan gigi di Puskesmas Padang Bulan dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, dan mengetahui skor DMF-T masyarakat.

Bentuk rancangan penelitian adalah deskriptif kualitatif dengan metode

indepth interview. Pengambilan responden secara purposive, yaitu penentuan responden dengan membuat kriteria sesuai dengan tujuan penelitian yang terdiri atas dokter gigi/perawat gigi, kepala sekolah/guru, dan masyarakat.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan program upaya kesehatan gigi di Puskesmas Padang Bulan masih kurang baik. Pelaksanaan program upaya kesehatan gigi di Puskesmas Padang Bulan masih banyak yang tidak sesuai dengan


(15)

standar yang telah ditetapkan oleh Departemen Kesehatan RI. Hal ini disebabkan kurangnya biaya operasional dan keterbatasan sarana dan prasarana.

Hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa skor karies masyarakat masih tinggi. Rerata DMF-T masyarakat yang berobat ke Puskesmas Padang Bulan 7,67, rerata DMF-T siswa kelas V SD N 060884 2,08 dan rerata DMF-T masyarakat yang datang ke Posyandu Cempaka 5,05.


(16)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Dalam Sistem Kesehatan Nasional disebutkan bahwa tujuan pembangunan kesehatan adalah tercapainya kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk agar terwujud derajat kesehatan yang optimal sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum. Dalam rangka mencapai tujuan tersebut dilakukan upaya kesehatan yang menyeluruh, terpadu dan merata yang dapat diterima dan terjangkau oleh seluruh masyarakat dengan peran serta aktif masyarakat . 1

Salah satu program pokok Indonesia Sehat 2010 adalah program pokok upaya kesehatan. Program yang termasuk dalam upaya kesehatan ini adalah program pemberantasan penyakit menular dan program pencegahan penyakit tidak menular. Salah satu upaya kesehatan dalam pencegahan penyakit tidak menular adalah upaya kesehatan gigi. Upaya kesehatan gigi ini bertujuan untuk menurunkan secara bermakna insidens dan prevalensi penyakit gigi sehingga tidak menjadi masalah kesehatan masyarakat dan tercapainya derajat kesehatan gigi yang optimal .2

Untuk meningkatkan derajat kesehatan gigi masyarakat, dapat dilakukan dengan memanfaatkan program upaya kesehatan gigi di puskesmas. Puskesmas diketahui sebagai unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di satu atau sebagian wilayah kecamatan.1


(17)

Program upaya kesehatan gigi puskesmas terdiri atas Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS) yaitu upaya kesehatan gigi di lingkungan sekolah terutama sekolah dasar (SD) berupa suatu bentuk promosi program kesehatan gigi mulut, Usaha Kesehatan Gigi Masyarakat (UKGM) yaitu upaya pelayanan kesehatan gigi pada masyarakat/keluarga terutama upaya kesehatan yang bersifat promotif, dan pelayanan pengobatan gigi di puskesmas yaitu upaya pelayanan medik dasar kedokteran gigi sesuai kebutuhan, merujuk kasus yang tidak dapat ditanggulangi ke sarana pelayanan yang lebih mampu, penyuluhan serta melaksanakan pencatatan/pelaporan. Sasaran program kesehatan gigi di puskesmas yaitu kelompok masyarakat yang rentan terhadap penyakit gigi termasuk ibu hamil dan anak sekolah serta kelompok masyarakat yang perlu pembinaan khusus.3

Prevalensi penyakit karies gigi di Indonesia cenderung meningkat dan angka kesakitan gigi juga cenderung meningkat.4 Hasil penelitian di Jakarta, menyatakan bahwa karies dan penyakit periodontal merupakan penyakit gigi dan mulut yang paling banyak ditemui pada anak.5 Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) 2007, indeks DMF-T secara nasional sebesar 4,85. Ini berarti bahwa rata-rata kerusakan gigi pada penduduk Indonesia lima gigi per orang. Prevalensi penyakit gigi di Sumatera Utara masih perlu mendapat perhatian besar, sebab indeks DMF-T di Sumatera Utara mencapai 3,43 yang berarti bahwa penduduk Sumatera Utara memiliki karies rerata empat gigi per orang. Kota Medan sebagai ibukota Provinsi Sumatera Utara mempunyai prevalensi penyakit gigi dan mulut yang cukup tinggi. Hal ini dapat dilihat dari penelitian Situmorang di dua Kecamatan Kota Medan


(18)

yang menunjukkan bahwa prevalensi karies gigi mencapai 90% dengan DMF-T rata-rata 6,23. 6

Tingginya prevalensi karies dan penyakit periodontal di Indonesia, khususnya di Sumatera Utara, kemungkinan disebabkan karena kurang baiknya pengelolaan usaha kesehatan gigi di puskesmas. Secara umum penyebab timbulnya masalah kesehatan di Indonesia yaitu cakupan pelayanan kesehatan belum menyeluruh, sarana dan prasarana belum dapat menunjang pelayanan kesehatan melalui puskesmas, dan upaya pelayanan kesehatan masih berorientasi pada upaya kuratif .7

Puskesmas Padang Bulan mempunyai wilayah kerja yang terdiri atas 6 kelurahan yakni kelurahan Titi Rante, Kelurahan Petisah Hulu, Kelurahan Babura, Kelurahan Merdeka, Kelurahan Darat dan Kelurahan Padang Bulan. Jumlah penduduk yang ada di wilayah kerja Puskesmas Padang Bulan sebanyak 12,416 jiwa. Berdasarkan jenis kelamin terdiri atas 28,970 laki-laki dan 30,793 perempuan. Jumlah sekolah dasar (SD) di wilayah kerja Puskesmas Padang Bulan terdiri atas 18 SD Negeri dan 7 SD Swasta. Posyandu yang ada di wilayah kerja Puskesmas Padang Bulan terdiri atas 23 posyandu dengan kader 110 orang. Tenaga kesehatan gigi di Puskesmas Padang Bulan terdiri atas tiga dokter gigi dan tiga perawat gigi.

Hasil penelitian di puskesmas se Kotamadya Surabaya, menunjukkan bahwa keberhasilan kegiatan program usaha kesehatan gigi di puskesmas sangat didukung oleh meningkatnya jumlah tenaga kesehatan gigi di puskesmas. Peningkatan jumlah tenaga kesehatan gigi di puskesmas se Kotamadya Surabaya membuat keberhasilan pemeliharaan kesehatan gigi mencapai 90% dan keberhasilan bimbingan kesehatan gigi yang mencapai 100%.8 Hasil penelitian di Puskesmas Sragi Lampung,


(19)

menunjukkan bahwa keterbatasan tenaga dan sumber daya manusia dalam melaksanakan program Usaha Kesehatan Gigi Masyarakat (UKGM) dapat mempengaruhi pelaksanaan program. Hal ini terbukti, bahwa pelaksanaan program usaha kesehatan gigi masyarakat di Sragi belum tercapai, hanya 75% yang terlaksana karena keterbatasan petugas dan sumber daya manusia (SDM) untuk melaksanakan program tersebut.9 Hasil penelitian tentang Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS) belum terlaksana secara optimal. Hal itu terkait dengan keterbatasan fasilitas serta kurangnya pengetahuan pihak sekolah.10

Hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional menunjukkan bahwa 62,4% penduduk merasa terganggu bekerja/sekolah karena sakit gigi dengan rerata 3,86 hari. Kondisi ini menunjukkan bahwa penyakit gigi walaupun tidak menimbulkan kematian tetapi dapat menurunkan produktivitas kerja.11 Hasil penelitian yang dilakukan oleh Situmorang di dua kecamatan Kota Medan menunjukkan bahwa karies gigi dan penyakit periodontal dapat mempengaruhi kualitas hidup.

Prevalensi karies gigi dan penyakit periodontal menunjukkan derajat kesehatan gigi yang akan mempengaruhi kualitas hidup dan produktivitas kerja masyarakat. Kerusakan karies gigi dan jaringan pendukung gigi dapat menurunkan tingkat produktivitas kerja seseorang, karena dari aspek biologis dirasakan sakit sehingga aktivitas dapat terganggu.12 Salah satu upaya untuk menurunkan prevalensi karies gigi dan penyakit periodontal yang akan meningkatkan kualitas hidup dan produktivitas kerja masyarakat, penting dilaksanakan program pelayanan upaya kesehatan gigi di puskesmas. Oleh karena itu, penulis tertarik meneliti tentang


(20)

pelaksanaan program usaha kesehatan gigi di puskesmas yang dapat meningkatkan derajat kesehatan gigi masyarakat.

Penelitian dilakukan di Puskesmas Padang Bulan oleh karena Puskesmas Padang Bulan merupakan salah satu puskesmas yang telah menyelenggarakan program upaya kesehatan gigi dan mulut, yaitu Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS), Usaha Kesehatan Gigi Masyarakat (UKGM), dan pengobatan gigi di puskesmas. Selain itu, Puskesmas Padang Bulan juga mudah dijangkau oleh peneliti, dan adanya kerjasama dari pihak puskesmas tersebut dalam mendukung terlaksananya penelitian ini.

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimana pelaksanaan program usaha kesehatan gigi di Puskesmas Padang Bulan dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat?

1.3 Tujuan Penelitian Tujuanpenelitian adalah:

1. Mengetahui pelaksanaan program upaya kesehatan gigi di Puskesmas Padang Bulan dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.

2. Mengetahui skor DMF-T masyarakat yang berobat gigi ke Puskesmas Padang Bulan, siswa kelas V SD N 060884, dan masyarakat yang datang ke Posyandu Cempaka.

1.4 Manfaat Penelitian Manfaat penelitian adalah:


(21)

1. Sebagai bahan masukan bagi tenaga kesehatan di Puskesmas Padang Bulan untuk meningkatkan pelayanan kesehatan gigi dan mulut masyarakat.

2. Sebagai bahan masukan bagi Dinas Kesehatan Kota Medan dalam mengambil kebijakan dan strategi dalam pelaksanaan program upaya kesehatan gigi di puskesmas.

1.5 Kerangka Konsep

Pelaksanaan Program Usaha kesehatan Gigi dan Mulut di Puskesmas

UKGS Pelayanan Kesehatan Gigi di BPG UKGM

- SD yang memperoleh pelayanan UKGS dan sasaran

- Tahapan UKGS yang dilaksanakan

- Kegiatan UKGS

- Biaya operasional UKGS - Petugas pelaksana UKGS - Ketersediaan sarana dan prasarana UKGS

- Faktor pendukung dan penghambat UKGS

- Posyandu yang memperoleh pelayanan UKGM dan sasaran - Kegiatan UKGM

- Biaya operasional di BPG

- Petugas pelaksana UKGM

- Ketersediaan sarana dan prasarana UKGM - Alat dan bahan pengobatan gigi

-Faktor penghambat dan pendukung UKGM - Kegiatan pengobatan

gigi di Puskesmas dan sasaran

- Biaya operasional di BPG

- Petugas pelayanan kesehatan gigi di BPG - Ketersediaan sarana dan prasarana di BPG - Alat dan bahan pengobatan gigi - Faktor penghambat dan pendukung pengobatan gigi di BPG

Status Kesehatan Gigi dan Mulut

Evaluasi


(22)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Puskesmas

Puskesmas adalah unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja.3,13 Wilayah kerja puskesmas meliputi satu kecamatan atau sebagian dari kecamatan. Sasaran penduduk yang dilayani oleh sebuah puskesmas rata-rata 30.000 penduduk. Untuk perluasan jangkauan pelayanan kesehatan maka puskesmas perlu ditunjang dengan unit pelayanan kesehatan yang lebih sederhana yaitu Puskesmas Pembantu dan Puskesmas Keliling. Pembangunan kesehatan adalah penyelenggaraan upaya kesehatan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal. 13

Upaya kesehatan di puskesmas merupakan upaya yang bersifat menyeluruh, terpadu, yang paling dekat dengan masyarakat yang meliputi upaya peningkatan, pencegahan, penyembuhan, dan pemulihan. Puskesmas bertanggung jawab menyelenggarakan upaya kesehatan perorangan dan upaya kesehatan masyarakat. Upaya kesehatan tersebut terdiri atas upaya kesehatan wajib dan upaya kesehatan pengembangan. Upaya kesehatan wajib puskesmas adalah upaya yang ditetapkan berdasarkan komitmen nasional, regional, dan global serta mempunyai daya ungkit tinggi untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dan harus diselenggarakan di setiap puskesmas. 13


(23)

2.2 Program Upaya Kesehatan Gigi di Puskesmas

Upaya kesehatan pengembangan puskesmas adalah upaya yang ditetapkan berdasarkan permasalahan kesehatan yang ditemukan di masyarakat serta yang disesuaikan dengan kemampuan puskesmas. Salah satu program upaya kesehatan pengembangan di puskesmas adalah program kesehatan gigi dan mulut. Program upaya kesehatan gigi dan mulut di puskesmas terdiri atas pelayanan kesehatan gigi di balai pengobatan gigi, usaha kesehatan gigi sekolah (UKGS), dan usaha kesehatan gigi masyarakat (UKGM).14

2.2.1. Pelayanan Kesehatan Gigi di BPG

Pelayanan kesehatan gigi di puskesmas ditujukan kepada masyarakat atau penderita yang berkunjung ke puskesmas.14 Tujuan umum upaya kesehatan gigi dan mulut di puskesmas yaitu tercapainya derajat kesehatan gigi yang layak. Tujuan khusus upaya kesehatan gigi dan mulut di Puskesmas yaitu ;

1. Meningkatkan keadaan, sikap, dan perilaku masyarakat dalam kemampuan pelihara diri (self care) di bidang kesehatan gigi dan mulut serta mencari pengobatan sedini mungkin.

2. Menurunnya prevalensi penyakit gigi dan mulut yang banyak diderita masyarakat (karies dan periodontitis) dengan upaya perlindungan atau pencegahan tanpa mengabaikan upaya penyembuhan dan pemulihan terutama pada kelompok masyarakat yang rawan.

3. Terhindarinya atau berkurangnya gangguan fungsi pengunyahan akibat kerusakan gigi dan mulut.


(24)

Pelayanan medik gigi dasar yang diberikan di puskesmas adalah tumpatan gigi tetap dan gigi sulung, perawatan saluran akar, pencabutan gigi tetap dan gigi sulung, pengobatan, pembersihan karang gigi, tindakan bedah ringan seperti insisi abses, dan operkulektomi.14

Tugas dokter gigi di puskesmas yaitu melaksanakan pelayanan medik gigi umum dan khusus merujuk, menerima rujukan kasus-kasus medik gigi dasar dan kasus-kasus spesialistik, dan melaksanakan pelayanan baik asuhan sistematik maupun asuhan masyarakat (bila tidak ada perawat gigi). Tugas perawat gigi di puskesmas yaitu pelayanan asuhan kesehatan gigi dan mulut meliputi pelayanan asuhan sistematik (pada kelompok anak sekolah/UKGS, ibu hamil/menyusui, dan anak pra sekolah dan pelayanan asuhan kesehatan masyarakat), dan melakukan pelayanan medis gigi dasar berdasarkan pendelegasian dari dokter gigi.14

Sarana dan prasarana untuk menyelenggarakan pelayanan kesehatan gigi di puskesmas yaitu fasilitas ruangan, peralatan dan dokumen. Fasilitas ruangan terdiri atas ruangan berventilasi, listrik, air yang mengalir. Peralatan terdiri atas bahan dan alat pengobatan gigi, peralatan non medis berupa kursi, meja, lemari peralatan. Dokumen terdiri atas dokumen inventaris alat dan catatan bahan habis pakai.Secara umum sumber biaya kesehatan dapat dibedakan atas dua macam yaitu seluruhnya bersumber dari anggaran pemerintah dan sebagian ditanggung oleh masyarakat.16 Petugas pelaksana pengobatan gigi di setiap puskesmas minimal terdiri atas satu dokter gigi dan satu perawat gigi.14


(25)

2.2.2. Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS)

UKGS merupakan suatu komponen dari UKS dan merupakan strategi teknis pelayanan kesehatan gigi mulut bagi anak sekolah yang pelaksanaannya disesuaikan dengan kebutuhan tumbuh kembang anak.16

1. Tujuan UKGS Tujuan UKGS adalah:16

1. Meningkatkan taraf kesehatan gigi anak sekolah dengan jalan mengadakan usaha preventif dan promotif.

2. Mengusahakan timbulnya kesadaran dan keyakinan bahwa untuk meningkatkan taraf kesehatan gigi perlu pemeliharaan kebersihan mulut (oral hygiene).

3. Mengusahakan agar anak-anak sekolah dasar mau memelihara kebersihan mulutnya di rumah (habit formation).

4. Meningkatkan taraf kesehatan gigi anak sekolah dasar dengan menjalankan usaha kuratif apabila usaha preventif gagal melalui sistem selektif (selective approach).

5. Meningkatkan kesadaran terhadap kesehatan gigi dengan suatu sistem pembayaran yang bersifat pra upaya (pre-payment system).

2. Tahapan UKGS

Pelaksanaan UKGS dibagi dalam tiga tahap yaitu :16 1. Tahap I atau paket minimal UKGS.

Pelayanan kesehatan gigi dan mulut bagi siswa yang belum terjangkau tenaga dan fasilitas kesehatan gigi. Kegiatan berupa :


(26)

a. Pendidikan dan penyuluhan kesehatan gigi dilaksanakan oleh guru penjaskes/guru Pembina UKS sesuai dengan kurikulum yang berlaku.

b. Pencegahan penyakit gigi dan mulut bagi siswa SD/MI dengan melaksanankan kegiatan sikat gigi masal minimal untuk kelas I, II dan III dengan memakai pasta gigi yang mengandung fluor minimal 1 kali/bulan.

2. Tahap II atau paket standar UKGS

Pelayanan kesehatan gigi dan mulut bagi siswa SD/MI yang sudah terjangkau tenaga fasilitas kesehatan gigi namun sarananya masih terbatas.

Kegiatan berupa :

a. Pelatihan guru dan petugas kesehatan tentang pengetahuan kesehatan gigi dan mulut secara terintegrasi.

b. Pendidikan dan penyuluhan kesehatan gigi dilaksanakan oleh guru penjaskes/guru Pembina UKS sesuai dengan kurikulum yang berlaku.

c. Pencegahan penyakit gigi dan mulut bagi siswa SD/MI dengan melaksanankan kegiatan sikat gigi masal minimal untuk kelas I, II dan III dengan memakai pasta gigi yang mengandung fluor minimal 1 kali/bulan.

d. Penjaringan kesehatan gigi dan mulut untuk kelas I diikuti dengan pencabutan gigi sulung yang sudah waktunya tanggal.

e. Pengobatan darurat untuk menghilangkan rasa sakit. f. Pelayanan medik gigi dasar atas permintaan.

g. Rujukan bagi yang memerlukan. 3. Tahap III atau paket optimal UKGS


(27)

Pelayanan kesehatan gigi dan mulut bagi siswa yang sudah terjangkau tenaga dan fasilitas kesehatan gigi yang sudah memadai , dipakai sistem inkrimental dengan pemeriksaan ulang setiap dua tahun untuk gigi tetap. Kegiatan berupa :1

a. Pelatihan guru dan petugas kesehatan tentang pengetahuan kesehatan gigi dan mulut secara terintegrasi.

b. Pendidikan dan penyuluhan kesehatan gigi dilaksanakan oleh guru penjaskes/guru Pembina UKS sesuai dengan kurikulum yang berlaku.

c. Pencegahan penyakit gigi dan mulut bagi siswa SD/MI dengan melaksanankan kegiatan sikat gigi masal minimal untuk kelas I, II dan III dengan memakai pasta gigi yang mengandung fluor minimal 1 kali per bulan.

d. Penjaringan kesehatan gigi dan mulut untuk kelas I diikuti dengan pencabutan gigi sulung yang sudah waktunya tanggal.

e. Pengobatan darurat untuk menghilangkan rasa sakit.

f. Pelayanan medik gigi dasar atas permintaan pada murid kelas I – VI(care of demand).

g. Pelayanan medik gigi dasar pada kelas terpilih sesuai kebutuhan (treatment need).

h. Rujukan bagi yang memerlukan.

Sarana dan prasarana diperlukan untuk mendukung pelaksanaan program UKGS yang minimal dapat menunjang pelaksanaan UKGS yang secara bertahap akan ditingkatkan sesuai dengan mutu pelayanan. Sarana dan prasarana tersebut terdiri atas kartu status, bahan dan obat-obatan, alat peraga, dan transportasi.Biaya pelaksanaannya dapat diperoleh dari pemerintah dan sumber lain yang tidak mengikat


(28)

berupa dana sehat. Dana sehat bersumber dari orang tua siswa, bantuan sponsor dari perusahaan pasta gigi dan sikat gigi yang merupakan suatu promosi produk perusahaan tersebut ke SD sasaran. Sumber pembiayaan dari masyarakat ini dapat dilaksanakan dengan membuat perencanaan atau proposal tentang promotif-preventif. UKGS dilaksanakan oleh tenaga kesehatan gigi, dokter kecil, dan guru yang telah dilatih dalam bidang kesehatan gigi dan mulut. Guru bertugas untuk membantu tenaga kesehatan, membina dokter kecil, latihan sikat gigi massal, dan merujuk siswa. Dokter kecil yang dipilih akan bertugas membantu dalam pelaksanaan sikat gigi massal, membantu guru, dan mendampingi murid yang dirujuk ke puskesmas.16

2.2.3 Usaha Kesehatan Gigi Masyarakat (UKGM)

UKGM adalah suatu pendekatan edukatif yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan dan peran serta masyarakat dalam pemeliharaan kesehatan gigi, dengan mengintegrasikan upaya promotif, preventif kesehatan gigi pada berbagai upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat yang berlandaskan pendekatan primary health care (posyandu, bina keluarga balita, polindes, ponstren, dan taman kanak-kanak). Sasaran UKGM yaitu semua masyarakat yang berpenghasilan rendah dan diutamakan bagi kelompok rentan penyakit gigi mulut yaitu golongan balita, ibu hamil, dan ibu menyusui.17

Tujuan UKGM yaitu meningkatkan kesadaran, kemauan, kemampuan, dan peran serta masyarakat dalam pemeliharaan kesehatan gigi. Program UKGM di posyandu, dilaksanakan oleh tenaga kesehatan gigi dari puskesmas dan kader. Kader kesehatan masyarakat adalah laki-laki atau perempuan yang dipilih oleh masyarakat


(29)

dan dilatih menangani masalah-masalah kesehatan perseorangan maupun masyarakat serta bekerja dalam hubungan yang amat dekat dengan tempat-tempat pemberian pelayanan kesehatan.18

Kegiatan UKGM yang dilaksanakan di posyandu yaitu pemeriksaan kesehatan gigi, memebrikan penyuluhan tentang pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut, dan pelatihan kader. Kemampuan pendanaan dari pemerintah terbatas, karenanya perlu dikembangkan pendanaan yang berasal dari masyarakat untuk kepentingan pelayanan. Dana ini dapat berwujud dana sehat atau bentuk-bentuk asuransi kesehatan lainnya yang merupakan bentuk swadaya masyarakat.17

Posyandu dapat digolongkan menjadi empat tingkatan, yaitu :19 1. Posyandu Pratama (warna merah)

Posyandu yang belum mantap, kegiatannya belum rutin tiap bulan dan kader aktifnya masih terbatas. Intervensinya yaitu pelatihan kader ulang.

1. Posyandu Madya (warna kuning)

Posyandu ini sudah melakukan kegiatan lebih dari delapan kali per tahun, dengan rata-rata jumlah kader 5 orang atau lebih. Intervensi posyandu ini yaitu pelatihan kader dan penggarapan dengan pendekatan PKMD untuk menentukan penyelesaian masalah dan program tambahan sesuai kebutuhan.

2. Posyandu Purnama (warna hijau)

Posyandu ini frekuensinya lebih dari delapan kali per tahun, dan sudah ada program tambahan. Intervensi pada posyandu ini yaitu penggarapan dengan pendekatan PKMD untuk mengarahkan masyarakat dalam menentukan pengembangan program di posyandu dan pelatihan dana sehat.


(30)

3. Posyandu Mandiri (warna biru)

Posyandu ini sudah melakukan kegiatan secara teratur. Intervensi posyandu madya yaitu pembinaan dana sehat yang diarahkan menggunakan prinsip JPKM.

2.3Derajat Kesehatan Gigi Masyarakat

Derajat kesehatan gigi dapat diketahui dari skor karies yaitu salah satu ukuran tingkat keparahan dari kerusakan gigi dan indeks CIPTN yaitu indeks yang digunakan WHO untuk mengukur kondisi jaringan periodontal.13 Karies gigi adalah penyakit jaringan gigi yang ditandai dengan kerusakan jaringan, dimulai dari permukaan gigi (pit, fissure, dan daerah interproksimal) meluas ke arah pulpa. Indeks karies digunakan untuk mengukur pengalaman seseorang terhadap karies. 20

Dalam hal ini indeks karies yang dipakai adalah indeks DMFT Klein diperkenalkan oleh Klein H, Palmer CE, Knutson JW pada tahun 1938. Semua gigi diperiksa kecuali gigi molar tiga karena gigi molar tiga biasanya tidak tumbuh, sudah dicabut atau tidak berfungsi. Indeks ini tidak menggunakan skor, pada kolom yang tersedia langsung diisi kode D (gigi yang karies), M (gigi yang hilang), dan F (gigi yang ditumpat) dan kemudian dijumlahkan sesuai kode. Rata-rata DMF adalah jumlah seluruh nilai DMF dibagi jumlah orang yang diperiksa.20

Untuk mencapai kesehatan gigi masyarakat yang layak maka Organisasi Kesehatan Sedunia (WHO) menetapkan target pencapaian tahun 2010 meliputi peningkatan status kesehatan gigi dan mulut, dan kemampuan masyarakat untuk melakukan pencegahan. Sasaran WHO pada tahun 2010 terdiri atas 90% untuk umur 5 tahun bebas karies, angka DMF-T <1 untuk anak umur 12 tahun, penduduk umur


(31)

18 tahun tidak ada gigi yang dicabut karena karies atau kelainan periodontal, sebesar 90% penduduk umur 35-44 tahun memiliki 20 gigi berfungsi, dan hanya 2% diantara mereka tidak bergigi dan tidak lebih dari 0,1 sektan mempunyai sakit gusi dalam. Pada penduduk umur 65-74 tahun hanya 5% yang tidak bergigi, 75% diantaranya memiliki 20 gigi berfungsi, dan tidak lebih dari 0,5 sektan dengan saku gusi dalam.17


(32)

BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Rancangan Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode survei yang bersifat deskriptif kualitatif. Penelitian ini menggambarkan tentang fakta-fakta mengenai pelaksanaan program upaya kesehatan gigi di Puskesmas Padang Bulan.

3.2Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di Balai Pengobatan Gigi/puskesmas, sekolah yang melaksanakan UKGS dan posyandu yang melaksanakan UKGM, yang mencakup wilayah Puskesmas Padang Bulan Medan. Puskesmas Padang Bulan dipilih dengan pertimbangan, puskesmas tersebut telah melaksanakan program upaya kesehatan gigi puskesmas (pelayanan di puskesmas, UKGS, dan UKGM), lokasinya mudah dijangkau peneliti, dan adanya kerjasama dari pihak puskesmas tersebut untuk terlaksananya penelitian ini.

3.3Responden

Dalam penelitian ini, responden ditentukan secara purposiv yaitu penentuan responden dengan membuat kriteria sesuai dengan tujuan penelitian. Respondennya terdiri atas dokter gigi yang bertugas di BPG, dokter gigi yang bertugas ke sekolah, kepala sekolah, guru olahraga, dan masyarakat. Masyarakat yang menjadi responden terdiri atas, masyarakat yang datang ke posyandu dan masyarakat yang berobat ke puskesmas pada hari penelitian.


(33)

3.4Variabel Penelitian

a. Pelayanan kesehatan gigi di BPG

1. Kegiatan pengobatan gigi di BPG dan sasaran 2. Biaya operasional BPG

3. Petugas pelayanan kesehatan gigi di BPG 4. Ketersediaan sarana dan prasarana di BPG 5. Alat dan bahan pengobatan gigi

6. Faktor penghambat dan pendukung pengobatan gigi di BPG 7. Pemeriksaan DMF-T pada masyarakat yang datang ke BPG b. Usaha kesehatan gigi sekolah (UKGS)

1. Sekolah yang memperoleh pelayanan UKGS dan sasaran UKGS 2. Tahapan UKGS yang dilaksanakan

3. Kegiatan UKGS

4. Biaya operasional UKGS 5. Petugas pelaksana UKGS

6. Ketersediaan sarana dan prasarana UKGS

7. Faktor penghambat dan faktor pendukung pelaksanaan UKGS di sekolah 8. Pemeriksaan DMF-T pada siswa SD yang melaksanakan UKGS

c. Usaha kesehatan gigi masyarakat (UKGM) 1. Posyandu yang memperoleh pelayanan UKGM 2. Sasaran UKGM

3. Kegiatan UKGM


(34)

5. Petugas pelaksana UKGM

6. Ketersediaan sarana dan prasarana UKGM

7. Faktor pendukung dan faktor penghambat pelaksanaan UKGM di posyandu 8. Pemeriksaan DMF-T pada masyarakat yang datang ke posyandu

1.5 Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik pengumpulan data dengan dua cara yaitu :23

1. Teknik Pengumpulan Data Primer

Teknik pengumpulan data primer adalah pengumpulan data yang diperoleh melalui kegiatan penelitian secara langsung ke lokasi penelitian (puskesmas, sekolah, dan posyandu) untuk mencari data-data yang lengkap dan berkaitan dengan pelaksanaan program upaya kesehatan gigi puskesmas. Teknik pengumpulan data primer dilakukan dengan cara :

a. Metode wawancara mendalam, langsung kepada responden untuk memperoleh data lengkap mengenai pelaksanaan program upaya kesehatan gigi di puskesmas. Penelitian ini menggunakan teknik wawancara terstruktur, yaitu wawancara yang dilakukan dengan mengajukan beberapa pertanyaan secara luas dan leluasa yang terikat susunan pertanyaan yang telah dipersiapkan sebelumnya.

b. Metode Observasi, yaitu dengan mengadakan pengamatan langsung dan pencatatan terhadap pelaksanaan program upaya kesehatan gigi yang ditemukan di puskesmas, sekolah dan posyandu. Observasi juga dilakukan dengan memeriksa skor


(35)

karies siswa, masyarakat yang datang ke posyandu dan masyarakat yang berobat ke Puskesmas Padang bulan pada hari penelitian.

2. Teknik Pengumpulan Data Sekunder

Teknik pengumpulan data sekunder melalui metode dokumentasi dan bahan standar pelayanan dari Departemen Kesehatan. Metode dokumentasi yaitu cara pengumpulan data atau informasi yang ada kaitannya dengan pelaksanaan program upaya kesehatan gigi puskesmas. Data atau informasi dapat berupa letak geografis puskesmas, struktur kepegawaian puskesmas, keadaan puskesmas, perencanaan program uapaya kesehatan gigi puskesmas dan dokumentasi lainnya yang berhubungan dengan pelaksanaan program upaya kesehatan gigi.

a. Alat yang Digunakan

Wawancara dilakukan dengan menggunakan alat tulis disertai dengan alat perekam (tape recorder) dan pemeriksaan gigi geligi dengan menggunakan sonde dan kaca mulut.

b. Teknik Analisis Data

Data primer dan data sekunder yang diperoleh kemudian dianalisis secara kualitatif tanpa menggunakan perhitungan statistik, tetapi dalam bentuk pernyataan dan uraian yang selanjutnya akan disusun secara sistematis dalam bentuk laporan. Secara rinci proses analisis data yang digunakan adalah sebagai berikut:23

1. Reduksi data, yaitu pemilihan dan penyederhanaan data kasar yang diperoleh dari catatan-catatan yang ditulis peneliti di puskesmas, sekolah dan posyandu. Pada proses ini, data yang tidak diperlukan untuk proses analisis selanjutnya akan dibuang.


(36)

2. Penyusunan data, yaitu menyusun rangkuman data yang diperoleh berdasarkan responden, sehingga memudahkan untuk melaksanakan tahapan analisis berikutnya.

3. Pemeriksaan keabsahan data, dengan teknik triangulasi data yaitu teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu dari luar data itu sebagai pembanding. Triangulasi yang dipakai dalam penelitian ini dilakukan berdasarkan sumber data yaitu membandingkan hasil pengamatan, hasil wawancara, dan analisis dokumen.

4. Penarikan kesimpulan mengenai pelaksanaan program upaya kesehatan gigi puskesmas, hambatan yang ditemui serta solusi yang telah diambil/diusulkan.


(37)

BAB 4

HASIL PENELITIAN

4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian

Kecamatan Medan Baru, memiliki enam kelurahan yaitu: Titi Rante, Padang Bulan, Merdeka, Barbura, Darat, dan Petisah Hulu. Puskesmas Padang Bulan terletak di Jalan Jamin Ginting, Kelurahan Padang Bulan Medan. Luas wilayah kerja Puskesmas Padang Bulan yaitu 540 Ha. Wilayah kerja Puskesmas Padang Bulan terdiri atas 64 lingkungan dan 8,798 kepala keluarga. Adapun batas wilayah Puskesmas Padang Bulan yaitu sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Medan Petisah, sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Medan Johor, sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Medan Sunggal dan Medan Selayang, dan sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Medan Timur.

Gambar 1. Puskesmas Padang Bulan Medan

Jumlah penduduk Kecamatan Medan Baru yang berada di wilayah kerja Puskesmas Padang Bulan adalah 59.763 jiwa, yang terdiri atas 28.970 laki-laki dan 30.793 perempuan.


(38)

Tabel 2. Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin Kelurahan Laki-laki Perempuan Jumlah

Titi Rante 5754 6126 11880

Padang Bulan 6155 6261 12416

Petisah Hulu 4647 5064 9711

Babura 5292 5361 10673

Merdeka 5235 5836 11071

Darat 1887 2185 4072

Jumlah 2890 30793 59763

4.2. Karakteristik Responden

Pengumpulan data primer dilakukan dengan teknik wawancara mendalam pada responden yang dijadikan sebagai narasumber penelitian. Responden dalam penelitian ini terdiri atas dua dokter gigi yaitu dokter gigi yang bertugas di BPG dan dokter gigi yang bertugas di sekolah yang melaksanakan UKGS, satu perawat yang bertugas ke posyandu, satu kepala sekolah, dan satu guru olahraga. Wawancara juga dilakukan kepada dua belas orang masyarakat yang berobat ke BPG dan delapan belas orang masyarakat yang datang ke posyandu. Masyarakat yang menjadi responden di BPG terdiri atas ibu rumah tangga, wiraswasta, PNS, pensiunan PNS, dan pelajar. Masyarakat yang menjadi responden di posyandu terdiri atas ibu rumah tangga, dan wiraswasta. Pemeriksaan gigi dilakukan di BPG, posyandu, dan sekolah. Pemeriksaan gigi di sekolah dilakukan terhadap 45 siswa kelas V SD N 060884.

4.3 Pelayanan kesehatan gigi di BPG

BPG Puskesmas Padang Bulan buka setiap hari Senin sampai hari Jumat pukul 09.00-14.00 WIB. Khusus untuk kasus gawat darurat, BPG buka setiap hari Senin sampai hari Jumat pukul 14.00-18.00 WIB. Masyarakat yang berobat gigi ke


(39)

BPG, terlebih dahulu mengambil kartu status di BPG, kemudian mendaftar dan menerima pengobatan gigi. Sasaran pengobatan gigi di Puskesmas Padang Bulan yaitu masyarakat yang berada di wilayah kerja Puskesmas Padang Bulan.

Gambar 2. BPG di Puskesmas Padang Bulan

Tenaga kesehatan gigi di Puskesmas Padang Bulan ada enam orang yang terdiri atas tiga dokter gigi dan tiga perawat gigi. Petugas pelayanan kesehatan gigi di Puskesmas Padang Bulan setiap harinya terdiri atas dua dokter gigi dan satu perawat gigi secara bergilir, dokter gigi dan perawat gigi yang lain bertugas pada sore hari, khusus menangani kasus gawat darurat. Rata-rata pasien yang berkujung ke BPG setiap harinya berjumlah lima belas orang. Setelah memperoleh pelayanan kesehatan gigi, pasien diberikan edukasi tentang kesehatan gigi dan mulut oleh dokter gigi maupun perawat gigi. Pelayanan kesehatan gigi yang dilaksanakan di puskesmas terdiri atas tumpatan gigi tetap, tumpatan gigi sulung, pencabutan gigi tetap, pencabutan gigi sulung, perawatan saluran akar, skeling, perawatan periodontal, pengobatan abses, dan rujukan. Jumlah pelayanan medik gigi dasar yang paling tinggi yaitu pencabutan gigi tetap yang mencapai 1.380. Tingginya kasus pencabutan gigi


(40)

tetap di Puskesmas Padang Bulan disebabkan karena masyarakat yang berobat gigi ke BPG rata-rata memiliki gigi yang tidak dapat dirawat lagi. Oleh karena itu, pencabutan gigi di Puskesmas Padang Bulan mencapai tingkat yang paling tinggi dibanding dengan pelayanan medik gigi dasar lainnya. Tingginya kasus pencabutan gigi di Puskesmas Padang Bulan menyebabkan, bahan anastesi yang diberikan oleh Dinas Kesehatan tidak mencukupi untuk semua pasien. Oleh karena itu, apabila bahan anastesi sudah habis maka, pasien dirujuk ke tempat pengobatan lainnya seperti ke rumah sakit. Jumlah pelayanan kesehatan yang paling rendah yaitu tumpatan gigi sulung. Selama tahun 2010, pelayanan medik untuk kasus tumpatan gigi sulung tidak ada. Perawatan saluran akar yang dilakukan di Puskesmas Padang Bulan hanya pada gigi berakar satu. Khusus untuk perawatan saluran akar gigi premolar dan molar, Puskesmas Padang Bulan merujuk ke tempat pengobatan gigi lainnya. Di Puskesmas Padang Bulan, skeling dilakukan dengan menggunakan alat manual. Scaler electric tidak tersedia di Puskesmas Padang Bulan.

Tabel 4. Pelayanan Medik Gigi Dasar Puskesmas Padang Bulan Tahun 2010 .

No Keterangan Total

1. Tumpatan gigi tetap 192 2. Tumpatan gigi sulung 0 3. Pencabutan gigi tetap 1380 4. Pencabutan gigi sulung 391 5. Perawatan saluran akar 348

6. Skeling 78

7. Perawatan periodontal 123

8. Pengobatan abses 393


(41)

Berdasarkan hasil wawancara dengan dokter gigi yang bertugas di BPG, faktor penghambat dalam pengobatan gigi di BPG yaitu kurangnya ketersediaan obat dan peralatan kedokteran gigi di Puskesmas Padang Bulan. Pasien dirujuk ke tempat pengobatan gigi lainnya dengan alasan keterbatasan bahan dan peralatan kedokteran gigi khususnya bahan anastesi dan scaler electrik. Bahan dan peralatan kedokteran gigi yang ada di Puskesmas Padang Bulan berasal dari Dinas Kesehatan, puskesmas tidak pernah mengeluarkan biaya untuk melengkapi bahan dan peralatan kedokteran gigi. Semua kebutuhan puskesmas terhadap bahan, dan peralatan dipenuhi oleh Dinas Kesehatan. Oleh karena itu, dokter gigi yang bertugas di BPG mengatakan bahwa puskesmas akan meningkatkan permintaan bahan kedokteran gigi ke Dinas Kesehatan.

Sarana dan prasarana yang tersedia di Puskesmas Padang Bulan yaitu: Fasilitas ruangan, terdiri atas satu ruangan balai pengobatan gigi, listrik untuk penerangan dan pemakaian alat kedokteran gigi yang elektrik, genset, serta adanya air PDAM.


(42)

Peralatan, terdiri atas alat dan bahan pengobatan gigi yang dalam keadaan baik (masker, sarung tangan, dua dental unit, kaca mulut, pinset, sonde, excavator,

contra angel dan hand piece, plastic filling, stopper semen, burnisher, stopper amalgam, spatle semen, bahan tambal, diamond bor, celluloid strip, scaler manual, tang ekstraksi dewasa dan anak, bein, cryer, probe, cotton, alkohol 70%, betadin, NaOCl, Chlor ettyl, Lidocain, alat peraga), kursi dan meja untuk dokter gigi, lemari peralatan, dokumen inventaris alat, dan catatan bahan habis pakai.

Gambar 4. Alat pengobatan gigi di BPG

Jumlah masyarakat yang berobat gigi ke Puskesmas Padang Bulan pada hari Senin 17 Januari 2011 adalah dua belas orang. Masyarakat yang datang pertama kali ke Puskesmas untuk berobat gigi ke BPG ada empat orang, dan yang lebih dari satu kali kunjungan ada delapan orang. Pengobatan gigi yang diinginkan responden terdiri atas pencabutan gigi, penambalan, dan pengobatan gusi yang bengkak dan bernanah. Responden menyatakan bahwa pelayanan kesehatan gigi yang diterima memuaskan dan pelayanan petugas kesehatan giginya baik. Hal ini disebabkan karena petugas kesehatan gigi ramah, cara kerjanya baik, dan tidak ada kecerobohan dalam


(43)

pemakaian alat. Semua responden mengatakan bahwa pelayanannya dimulai tepat waktu. Ada sepuluh orang responden menyatakan bahwa responden selalu berobat gigi ke puskesmas dengan alasan biayanya yang lebih murah dari pada berobat ke rumah sakit atau praktek dokter. Kualitasnya baik karena pengobatan dilakukan dokter gigi dalam jumlah yang cukup, dan tempatnya strategis. Ada dua orang responden menyatakan bahwa responden tidak selalu berobat gigi ke puskesmas dengan alasan hanya kebetulan lewat dari depan puskesmas, dan biasanya lebih sering berobat ke rumah sakit.

4.4Usaha Kesehatan Gigi Sekolah

Puskesmas Padang Bulan melaksanakan UKGS dengan sasaran yaitu siswa SD, SMP, dan SMA. Sekolah yang melaksanakan UKGS yaitu 25 SD, 10 SMP, dan 5 SMA. UKGS yang dilaksanakan di SD terdiri atas UKGS tahap II 10 SD dan tahap III 15 SD. Pada penelitian ini, yang diteliti yaitu sekolah yang melaksanakan UKGS tahap III yaitu SD N 060884.Sasaran UKGS Tahap III yaitu kelas 5-6 dengan jumlah siswa 159 orang.

Petugas pelaksana program UKGS terdiri atas satu dokter gigi atau perawat gigi ke setiap sekolah. Petugas pelaksana UKGS turun ke sekolah setelah memberikan surat pemberitahuan ke sekolah untuk melaksanakan UKGS di sekolah tersebut. Setelah sekolah memberikan izin, maka petugas pelaksana turun ke sekolah untuk melaksanakan kegiatan UKGS. Pihak sekolah pada umumnya memberikan izin untuk melaksanakan UKGS. Namun, apabila sekolah akan mengadakan ujian, maka


(44)

sekolah biasanya tidak memberikan izin dan petugas pelaksana tidak akan turun ke sekolah tersebut.

Sarana dan prasarana yang ada di UKGS yaitu kartu status, alat peraga, alat pemeriksaan gigi (sonde, prob, dan kaca mulut), selebaran yang akan dibagikan ke siswa, data perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi setiap tahunnya. Obat dan peralatan kedokteran gigi tidak tersedia di UKGS. Transportasi yang digunakan ambulans tetapi tenaga kesehatan gigi lebih memilih menggunakan kendaraan pribadi dari pada menggunakan ambulans. Hal ini disebabkan, tenaga kesehatan gigi lebih nyaman menggunakan kendaraan pribadi dari pada ambulans.

Faktor pendukung dalam pelaksanaan UKGS yaitu adanya kendaraan pribadi tenaga kesehatan gigi, adanya enam puluh orang dokter kecil dan lima belas guru UKGS di sekolah. Kendaraan pribadi tenaga kesehatan gigi akan membawa alat peraga, kartu status, alat pemeriksaan gigi, dan selebaran ke sekolah. Guru UKGS dan dokter kecil yang dipilih akan membantu tenaga kesehatan gigi dalam pelaksanaan upaya preventif dan promotif seperti, penyuluhan kesehatan gigi, dan pelaksanaan sikat gigi masal. Sedangkan faktor penghambat dalam pelaksanaan UKGS yaitu obat dan peralatan kedokteran gigi di sekolah tidak tersedia.

Frekuensi kunjungan tenaga kesehatan gigi ke setiap sekolah yaitu satu kali per tahun. Kegiatan yang dilaksanakan pada UKGS tahap III yaitu penyuluhan, penjaringan, sikat gigi masal satu kali per tahun ke setiap sekolah, dan rujukan. Penjaringan dilakukan dengan memeriksa status kesehatan gigi dan mulut khususnya siswa kelas satu. Saat penjaringan, siswa yang membutuhkan pelayanan kesehatan gigi akan dirujuk ke puskesmas. Siswa yang dari sekolah dirujuk ke puskesmas oleh


(45)

tenaga kesehatan gigi maupun guru olahraga. Kasus yang dirujuk ke puskesmas yaitu gangren, gingivitis, dan abses. Jumlah rujukan bagi yang memerlukan ada 159 siswa.

Kumur-kumur fluor tidak dilaksanakan dan sikat gigi masal hanya sekali setahun dilaksanakan karena keterbatasan biaya. Biaya operasional kegiatan UKGS seperti biaya transportasi, biaya pelayanan gigi darurat, biaya pelatihan guru dan dokter kecil, konsumsi petugas, dan biaya insentif petugas, berasal dari Dinas Kesehatan. Biaya yang dari Dinas Kesehatan hanya mencukupi pelayanan UKGS untuk sepuluh sekolah saja, sedangkan jumlah SD yang berada di wilayah kerja Puskesmas Padang Bulan ada 25. Jadi, untuk melaksanakan pelayanan UKGS ke lima belas SD lainnya maka puskesmas menyediakan biaya operasional yang diperoleh dari pengalokasian dana APBD yaitu biaya penyuluhan Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas).

Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala sekolah SD N 060884, faktor pendukung pelaksanaan UKGS yaitu guru olahraga yang melanjutkan pembinaan kesehatan gigi dan mulut ke siswa dan orang tua siswa yang mendukung dalam hal biaya pembuatan baju seragam dokter kecil. Pihak sekolah juga berharap agar UKGS tetap dilaksanakan karena UKGS dirasakan sangat bermanfaat khususnya bagi siswa SD N 060884. Melalui UKGS, siswa dapat memperoleh pengetahuan tentang kesehatan gigi, cara menjaga kebersihan gigi yang tidak pernah diberikan di sekolah.

4.5Usaha Kesehatan Gigi Masyarakat

Puskesmas Padang Bulan melaksanakan UKGM di posyandu. Posyandu yang ada di wilayah kerja Puskesmas Padang Bulan terdiri atas 23 posyandu yaitu 22


(46)

Posyandu Purnama dan satu Posyandu Mandiri. Sasaran pelaksanaan UKGM di posyandu yaitu balita, ibu hamil, dan ibu menyusui. Posyandu di wilayah kerja Puskesmas Padang Bulan yang melaksanakan program UKGM ada enam yaitu lima posyandu purnama dan satu posyandu mandiri. Kegiatan UKGM yang dilakukan di posyandu yaitu penyuluhan dan pembinaan kader satu kali setiap tahun. Rujukan tidak dilaksanakan di posyandu. Pihak puskesmas mengatakan bahwa mereka sampai saat ini masih terus berupaya melaksanakan program UKGM yang merupakan program rutin tiap tahunnya.

Petugas pelaksana UKGM terdiri atas satu dokter gigi atau satu perawat gigi, dan kader ke setiap posyandu. Faktor pendukung UKGM yaitu tersedianya kader yang dipilih dari masyarakat di setiap posyandu untuk membantu tenaga kesehatan gigi. Kader yang terpilih akan dilatih sesuai dengan perencanaan program. Jumlah kader di posyandu yang melaksanakan UKGM yaitu 30 orang.

Sarana dan prasarana UKGM yang tersedia yaitu alat peraga, dan transportasi ambulans. Obat dan alat pemeriksaan tidak tersedia di posyandu karena program UKGM di posyandu hanya penyuluhan saja. Faktor pendukung pelaksanaan UKGM yaitu adanya kendaraan pribadi tenaga kesehatan gigi lebih nyaman dipakai dari pada ambulans.

Biaya operasional kegiatan UKGM seperti biaya transportasi, biaya penyuluhan, konsumsi petugas, dan biaya insentif petugas, berasal dari pemerintah namun tidak mencukupi. Oleh karena biaya diperoleh dari pengalokasian dana APBD yaitu biaya penyuluhan Jamkesmas.


(47)

Berdasarkan hasil penelitian, jumlah masyarakat yang datang ke Posyandu Cempaka jalan bahagia pada hari Selasa 18 Januari 2011 adalah delapan belas orang. Distribusi responden berdasarkan usia yaitu empat orang responden berusia 25-30 tahun, sembilan orang responden berusia 31-35 tahun, tiga orang responden berusia 35-40 tahun, dan dua orang responden berusia >40 tahun. Distribusi responden berdasarkan pendidikan terakhir yaitu satu orang tamat SD, satu orang tamat SMP, tiga belas orang tamat SMA, satu orang D3, dan satu orang S1. Responden datang pertama kalinya ke posyandu, ada lima orang dan responden datang lebih dari satu kali ke posyandu ada tiga belas orang. Semua responden yang datang ke posyandu tidak mengetahui adanya UKGM atau pelayanan kesehatan gigi di posyandu. Responden yang datang ke posyandu semuanya ingin membawa anaknya imunisasi bukan untuk memperoleh pelayanan kesehatan gigi.

4.6 Skor DMF-T Responden

Berdasarkan hasil pemeriksaan DMF-T terhadap pengunjung BPG yang berjumlah dua belas orang, rerata D (decay) 3,42, rerata Mi (missing indicated) 2,42, rerata Me (missing extracted) 0,92 dan rerata F (filling) 0,92. Rerata DMF-T masyarakat yang berobat ke puskesmas pada hari penelitian adalah 7,67. Berdasarkan hasil pemeriksaan DMF-T terhadap siswa kelas V SD N 060884 yang berjumlah 45 orang, rerata D (decay) 1,44, rerata Mi (missing indicated) 0,51, rerata Me (missing extracted) 0,46 dan rerata F (filling) 0,37. Rerata DMF-T siswa kelas V SD Negeri 060884 adalah 2,8. Berdasarkan hasil pemeriksaan DMF-T masyarakat yang datang ke posyandu yang berjumlah delapan belas orang, rerata D (decay) 2,11, rerata Mi


(48)

(missing indicated) 1,89, rerata Me (missing extracted) 0,78, rerata F (filling) 0,27. Rerata jumlah DMF-T masyarakat yang datang ke posyandu pada hari penelitian yaitu 5,05.


(49)

BAB 5 PEMBAHASAN

5.1 Pelayanan kesehatan gigi di BPG

Jumlah pasien yang mendapatkan pelayanan kesehatan gigi di BPG selama tahun 2010 yaitu 3.582 orang. Hal itu telah sesuai dengan standar yang telah ditetapkan oleh Departemen Kesehatan RI, yaitu jumlah seluruh penderita yang diobati minimal 4% jumlah penduduk wilayah puskesmas setiap tahun. Untuk wilayah kerja Puskesmas Padang Bulan, minimal 2.391 orang mendapatkan pelayanan kesehatan gigi di BPG setiap tahun dan 3.582 orang telah menerima pengobatan gigi di BPG selama tahun 2010.

Petugas pelayanan gigi di Puskesmas Padang Bulan, terdiri atas tiga dokter gigi dan tiga perawat gigi. Hal itu sudah sesuai dengan strandar yang telah ditetapkan oleh Departemen Kesehatan RI, yaitu tenaga kesehatan gigi di puskesmas minimal terdiri atas satu dokter gigi dan satu perawat gigi.14

Pelayanan kesehatan gigi yang telah dilaksanakan di BPG mencakup tumpatan gigi tetap, tumpatan gigi sulung, pencabutan gigi tetap, pencabutan gigi sulung, perawatan saluran akar, skeling, pengobatan abses, dan rujukan. Hal itu sudah sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh Departemen Kesehatan RI, pelayanan kesehatan gigi di BPG terdiri atas pelayanan medik gigi dasar kedokteran gigi yang mencakup pengobatan atas permintaan dan yang dirujuk yaitu berupa tumpatan gigi tetap, tumpatan gigi sulung, pencabutan gigi tetap, pencabutan gigi


(50)

sulung, pengobatan pulpa termasuk tumpatan sementara, skeling, pengobatan abses, dan rujukan.14

Pelayanan medik gigi dasar yang paling tinggi yaitu pencabutan gigi tetap yang mencapai 1.380. Tingginya kasus pencabutan gigi tetap di Puskesmas Padang Bulan disebabkan karena masyarakat yang berobat gigi ke BPG rata-rata memiliki gigi yang tidak dapat ditambal dan dirawat saluran akar lagi. Oleh karena itu, pencabutan gigi di Puskesmas Padang Bulan mencapai tingkat yang paling tinggi dibanding dengan pelayanan medik gigi dasar lainnya. Tingginya kasus pencabutan gigi di Puskesmas Padang Bulan mengakibatkan, bahan anastesi yang diberikan oleh Dinas Kesehatan tidak mencukupi untuk semua pasien. Bahan anastesi yang tersedia di BPG hanya mencukupi untuk delapan puluh kasus pencabutan gigi setiap bulannya. Namun, rata-rata jumlah kasus pencabutan gigi mencapai 115 setiap bulannya. Oleh karena itu, di BPG sering terjadi kehabisan bahan anastesi. Apabila bahan anastesi sudah habis maka, pasien dirujuk ke tempat pengobatan lainnya. Jumlah pelayanan kesehatan yang paling rendah yaitu tumpatan gigi sulung.

Selama tahun 2010, pelayanan tumpatan gigi sulung tidak ada karena tidak ada kunjungan pasien untuk tumpatan gigi sulung. Kemungkinan penyebab tidak adanya kunjungan pasien untuk tumpatan gigi sulung karena kurangnya pengetahuan pasien tentang kesehatan gigi dan mulut terutama pengetahuan dalam pencegahan.

Perawatan saluran akar yang dilakukan di Puskesmas Padang Bulan hanya pada gigi berakar satu yaitu gigi insisivus dan gigi caninus. Khusus untuk perawatan saluran akar gigi premolar dan molar, Puskesmas Padang Bulan merujuk ke tempat pengobatan gigi lainnya seperti rumah sakit. Hal ini disebabkan alat rontgen tidak


(51)

tersedia di puskesmas. Di Puskesmas Padang Bulan, skeling dilakukan dengan menggunakan alat manual. Scaler electric belum tersedia di Puskesmas Padang Bulan. Pasien yang datang dengan kasus periodontal yang berat akan dirujuk ke tempat pengobatan gigi lainnya. Hal itu disebabkan karena, skeling untuk kasus periodontal yang berat dengan menggunakan alat manual waktunya akan lebih lama dibandingkan dengan menggunakan scaler electric.

Biaya operasional Puskesmas Padang Bulan berasal dari pemerintah. Apabila bahan pengobatan di BPG habis, puskesmas tidak menyediakan sendiri. Puskesmas hanya menggunakan bahan yang diberikan oleh Dinas Kesehatan. Secara umum sumber biaya kesehatan dapat dibedakan atas dua macam yaitu seluruhnya bersumber dari anggaran pemerintah, dan sebagian ditanggung oleh masyarakat.25 Sumber biaya operasional dari pemerintah dapat berupa biaya APBD dan BOK. Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia, pemerintah juga memberikan biaya berupa Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) ke puskesmas yang digunakan untuk meningkatkan derajat kesehatan khususnya melalui upaya promotif dan preventif.24 Sumber biaya operasional yang sebagian berasal dari masyarakat diperoleh dengan mengajak masyarakat berperan serta, baik dalam menyelenggarakan upaya kesehatan maupun pada waktu memanfaatkan jasa pelayanan kesehatan. Dengan diikutsertakannya masyarakat membiayai pemanfaatan pelayanan kesehatan, maka pelayanan kesehatan tidak diberikan secara cuma-cuma.

Sesuai dengan hasil penelitian Wahyu di Puskesmas Bandarjaya untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan di Puskesmas Bandarjaya biaya diperoleh dengan menerapkan konsep swadana. Konsep swadana dilaksanakan dengan


(52)

menghitung biaya satuan, mempertimbangkan kemampuan membayar penduduk, menerapkan penyesuaian tarif sesuai dengan tujuan normatif pembangunan kesehatan. Pendapatan puskesmas yang diperoleh dengan penyesuaian tarif dapat menunjang pemenuhan kebutuhan biaya operasional puskesmas.25 Hasil penelitian Faozi kurniawan, dkk di Puskesmas Prambanan Kabupaten Sleman, sebagian besar pendapatan puskesmas berasal dari retribusi masyarakat dengan menyediakan rawat jalan dan rawat inap. 26

Alat dan bahan yang diberikan oleh Dinas Kesehatan seharusnya mencukupi untuk melakukan pengobatan oleh karena Dinas Kesehatan memberikan alat dan bahan yang disesuaikan dengan laporan kebutuhan puskesmas. Namun, alat dan bahan pengobatan gigi di Puskesmas Padang Bulan tidak mencukupi yaitu kurangnya bahan anastesi dan alat skeling. Keterbatasan bahan anastesi di puskesmas disebabkan karena bahan anastesi yang diberikan oleh Dinas Kesehatan tidak seimbang dengan bahan anastesi yang dibutuhkan untuk pencabutan gigi pasien yang berobat ke puskesmas. Oleh karena itu, peran dokter gigi dan kepala puskesmas dalam hal ini juga sangat diperlukan yaitu kerjasama dalam memberikan informasi ke Dinas Kesehatan mengenai bahan dan alat yang dibutuhkan puskesmas.

Puskesmas Padang Bulan telah melaksanakan pencatatan rekam medik dan

informed consent, pelaporan upaya pelayanan kesehatan gigi ke Dinas Kesehatan. Hal itu sudah sesuai dengan standar yang telah ditetapkan oleh Departemen Kesehatan yaitu pencatatan dan pelaporan. Pencatatan dan pelaporan terdiri atas pencatatan rekam medik dan informed consent, pelaporan upaya pelayanan kesehatan gigi ke Dinas Kesehatan.


(53)

Puskesmas Padang Bulan sudah memiliki fasilitas ruangan yaitu ruangan berventilasi, listrik, dan PDAM. Peralatan non medis sudah tersedia yaitu berupa kursi, meja, lemari peralatan. Hal itu sudah sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh Departemen Kesehatan RI, sarana dan prasarana untuk menyelenggarakan pelayanan kesehatan gigi di puskesmas yaitu fasilitas ruangan, peralatan dan dokumen. Fasilitas ruangan terdiri atas ruangan berventilasi, listrik, PDAM. Peralatan terdiri atas bahan dan alat pengobatan gigi, peralatan non medis berupa kursi, meja, lemari peralatan, dokumen inventaris alat, dan catatan bahan habis pakai.14

5.2 UKGS

SD/MI yang ada di wilayah kerja Puskesmas Padang Bulan yang melaksanakan UKGS tahap III yaitu 15 SD/MI dari 25 SD/MI atau 60% SD/MI. Hal ini menunjukkan bahwa target sasaran UKGS tahap III sudah tercapai yaitu minimal 30% SD/MI untuk UKGS tahap III.

Petugas pelaksana UKGS di Puskesmas Padang Bulan terdiri atas dokter gigi atau perawat gigi, guru olahraga, dan dokter kecil. Petugas pelaksana UKGS turun ke sekolah setelah memberikan surat pemberitahuan ke sekolah untuk melaksanakan UKGS di sekolah tersebut. Setelah sekolah memberikan izin, maka petugas pelaksana turun ke sekolah. Pihak sekolah pada umumnya memberikan izin untuk melaksanakan UKGS. Namun, apabila sekolah akan mengadakan ujian maka sekolah biasanya tidak memberikan izin dan petugas pelaksana tidak akan turun ke sekolah tersebut.


(54)

Guru olahraga bertugas membantu tenaga kesehatan, membina dokter kecil, latihan sikat gigi masal, dan merujuk siswa. Dokter kecil yang dipilih akan bertugas membantu pelaksanaan sikat gigi masal, dan membantu guru. Hal ini sudah sesuai dengan standar yang telah ditetapkan oleh Departemen Kesehatan RI. UKGS tahap III dilaksanakan oleh tenaga kesehatan gigi, dokter kecil, dan guru yang telah dilatih dalam bidang kesehatan gigi dan mulut. Guru bertugas membantu tenaga kesehatan, membina dokter kecil, latihan sikat gigi masal, dan merujuk siswa. Dokter kecil yang dipilih akan bertugas membantu dalam pelaksanaan sikat gigi masal, membantu guru, dan mendampingi siswa yang dirujuk ke puskesmas. 16 Namun, di Puskesmas Padang Bulan, siswa yang dirujuk dari sekolah tidak didampingi oleh dokter kecil tetapi didampingi oleh orang tua siswa itu sendiri dengan alasan keamanan siswa dalam perjalanan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sudah dilaksanakan pelatihan guru, pendidikan kesehatan gigi dan mulut oleh guru, penjaringan kesehatan gigi dan mulut untuk kelas I, rujukan bagi yang memerlukan, dan sikat gigi masal sudah dilaksanakan 1kali/bulan tapi masih bergilir ke semua sekolah. Data perencanaan, pelaksanaan, pengendalian kegiatan seperti upaya pencegahan primer, pelayanan kuratif atas dasar permintaan dan atas kebutuhan sudah tersedia oleh SD yang melaksanakan UKGS di wilayah kerja Puskesmas Padang Bulan. Namun pengobatan darurat, kumur-kumur dengan larutan fluor, pelayanan medik gigi dasar atas permintaan dan pada kelas terpilih tidak dilaksanakan karena kurangnya dana dan banyaknya SD di wilayah kerja Puskesmas Padang Bulan.


(55)

Kegiatan UKGS tahap III yang dilaksanakan Puskesmas Padang Bulan belum sesuai dengan kegiatan yang telah ditetapkan Departemen Kesehatan. Hal ini disebabkan oleh kurangnya biaya operasional. Di Puskesmas Padang Bulan, biaya operasional dalam pelaksanaan UKGS berasal dari pengalokasian dana Jamkesmas dari APBD, tidak ada dari sumber lain yaitu dana sehat dari perusahaan dan masyarakat. Oleh karena jumlah sekolah di wilayah kerja Puskesmas Padang Bulan cukup banyak, maka dana yang tersedia tidak mencukupi dalam pelaksanaan UKGS tahap III. Agar pelaksanaan UKGS tidak terhambat, sebaiknya puskesmas dapat bekerja sama dengan masyarakat dan perusahaan pasta gigi maupun sikat gigi. Sehingga, dengan ketersediaan dana diharapkan program UKGS dapat terlaksana. Berdasarkan pedoman UKGS oleh Departemen Kesehatan RI, biaya pelaksanaan UKGS dapat diperoleh dari pemerintah dan sumber lain yang tidak mengikat berupa dana sehat. Dana sehat bersumber dari orang tua murid, bantuan sponsor dari perusahaan pasta gigi dan sikat gigi merupakan suatu promosi produk perusahaan tersebut ke SD sasaran. Sumber pembiayaan dari masyarakat ini dapat dilaksanakan dengan membuat perencanaan atau proposal tentang promotif dan preventif. 15

Dalam pelaksanaan UKGS di wilayah kerja Puskesmas Padang Bulan, transportasi sudah tersedia yaitu ambulans untuk mengangkut peralatan seperti alat peraga, kartu status, alat pemeriksaan gigi dan selebaran ke sekolah. Namun tenaga kesehatan gigi lebih memilih menggunakan kendaraan pribadi dibandingkan ambulans karena faktor kenyamanan dan kelancaran. Sementara, obat dan peralatan UKGS untuk pengobatan gigi tidak tersedia, hanya kartu status, selebaran, alat peraga, dan alat pemeriksaan gigi (sonde, kaca mulut, pinset) yang tersedia. Hal itu


(56)

tidak sesuai dengan standar yang telah ditetapkan oleh Departemen Kesehatan RI, sarana dan prasarana yang harus ada di UKGS tahap III terdiri atas kartu status, bahan dan obat-obatan, alat peraga, dan transportasi.16

Faktor pendukung pelaksanaan UKGS yaitu guru olahraga yang melanjutkan pembinaan kesehatan gigi dan mulut ke siswa dan orang tua siswa yang mendukung dalam hal biaya pembuatan baju seragam dokter kecil. Pihak sekolah juga berharap agar UKGS tetap dilaksanakan karena UKGS dirasakan sangat bermanfaat bagi siswa. Melalui UKGS, siswa dapat memperoleh pengetahuan tentang kesehatan gigi, cara menjaga kebersihan gigi yang tidak pernah diberikan di sekolah.

Berdasarkan penelitian Lubis, disimpulkan bahwa keterbatasan sumber daya puskesmas untuk pelayanan kesehatan gigi di puskesmas dan UKGS menyebabkan belum terlaksananya program UKGS.27

5.3UKGM

Sasaran UKGM di posyandu yang berada di wilayah kerja Puskesmas Padang Bulan yaitu semua masyarakat yang datang ke posyandu termasuk balita, ibu hamil, dan ibu menyusui. Hal itu sudah sesuai dengan sasaran UKGM yang telah ditetapkan oleh Departemen Kesehatan RI, yaitu semua masyarakat yang berpenghasilan rendah dan diutamakan bagi kelompok rentan penyakit gigi mulut yaitu golongan balita, ibu hamil, dan ibu menyusui.15

Di Puskesmas Padang Bulan petugas pelaksana UKGM terdiri atas dokter gigi, perawat gigi, dan anggota masyarakat yang telah dilatih yaitu dua orang kader. Hal itu sudah sesuai dengan standar yang telah ditetapkan oleh Departemen


(57)

Kesehatan RI, yaitu petugas UKGM terdiri atas dokter gigi, perawat gigi dan kader anggota masyarakat yang telah dilatih. Hasil wawancara dengan tenaga kesehatan menyatakan bahwa kegiatan UKGM yang telah dilaksanakan di posyandu yaitu penyuluhan dan rujukan untuk upaya penyembuhan dan pemulihan. Namun, hal ini belum sesuai dengan standar yang telah ditetapkan oleh Departemen Kesehatan RI, karena pengobatan sederhana tidak dilaksanakan di posyandu.

Dalam pelaksanaannya, dokter/perawat gigi hanya tiga kali setahun secara bergilir datang ke posyandu yang seharusnya tiga kali setahun ke setiap posyandu. Hal itu disebabkan oleh kurangnya dana. Di Puskesmas Padang Bulan, dana diperoleh dari Dinas Kesehatan dan biaya operasional puskesmas itu sendiri, tidak ada dari sumber lain. Sehingga, biaya yang tersedia tidak mencukupi dalam pelaksanaan UKGM di posyandu.

Sarana dan prasarana di posyandu tidak memenuhi standar yang telah ditetapkan oleh Departemen Kesehatan RI, yaitu hanya alat peraga yang tersedia. Sementara alat pemeriksaan gigi tidak tersedia di posyandu. Khusus untuk transportasi, tenaga kesehatan gigi lebih memilih menggunakan kendaraan pribadi dari pada menggunakan ambulans. Hal ini disebabkan karena, kenyamanan tenaga kesehatan gigi dengan menggunakan kendaraan pribadi, serta untuk kelancaran operasional pelaksanaan UKGM ke posyandu. Kemampuan pendanaan dari pemerintah terbatas, oleh karena itu perlu dikembangkan pendanaan yang berasal dari masyarakat untuk kepentingan pelayanan. Dana tersebut dapat berwujud dana sehat atau bentuk-bentuk asuransi kesehatan lainnya yang merupakan bentuk swadaya masyarakat.16


(58)

5.4 Skor DMF-T Responden

Berdasarkan hasil pemeriksaan skor DMF-T terhadap masyarakat yang berobat gigi di BPG yang berjumlah dua belas orang , rerata skor DMF-T adalah 7,6. Ini berarti jumlah kerusakan gigi rata-rata per orang adalah lebih dari tujuh gigi. Sesuai dengan kategorisasi WHO, skor DMF-T 7,6 menunjukkan bahwa tingkat keparahan karies gigi masyarakat tergolong sangat tinggi. Status kesehatan gigi masyarakat yang optimal dapat dicapai dengan meningkatkan upaya promotif dan preventif sejak usia dini. Motivasi berobat gigi merupakan kesadaran dan kemampuan masyarakat untuk berobat ke sarana pelayanan kesehatan gigi.

Skor DMF-T terhadap siswa kelas V SD Negeri 060884, rerata skor DMF-T adalah 2,8. Ini berarti jumlah kerusakan gigi rata-rata per orang adalah lebih dari dua gigi. Untuk mencapai visi program kesehatan yaitu Indonesia Sehat 2010, di bidang kesehatan gigi dan mulut mengacu pada Indicator Oral Health Global Goal WHO

yaitu rerata DMF-T<1 untuk kelompok umur 12 tahun. 17 Hal ini menunjukkan bahwa skor DMF-T siswa tidak sesuai dengan standar yang telah ditetapkan WHO.

Untuk menurunkan skor DMF-T siswa, Naning dalam penelitiannya di SD Sei Besar 7 Banjarbaru Kalimantan Selatan, menyatakan bahwa pelayanan asuhan dan penyuluhan kesehatan gigi dan mulut dapat menurunkan skor DMF-T siswa.28 Selain dengan pelayanan asuhan dan penyuluhan kesehatan gigi dan mulut, pengetahuan dan sikap juga dapat mempengaruhi skor DMF-T yaitu sesuai dengan hasil penelitian Ariningrum pada siswa SD Kecamatan Penjaringan.29


(59)

Rerata skor DMF-T masyarakat yang datang ke posyandu yang berjumlah dua belas orang adalah 5,05. Ini berarti jumlah kerusakan gigi rata-rata perorang adalah lebih dari lima gigi. Sesuai dengan kategori WHO sudah termasuk tingkat keparahan karies gigi masyarakat tergolong tinggi.


(60)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1Kesimpulan

Beberapa kesimpulan yang dapat dikemukakan sebagai hasil penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Pengobatan gigi di BPG.

Pelaksanaan pengobatan gigi di BPG sudah baik karena telah melaksanakan pelayanan medik gigi dasar yang ditetapkan Departemen Kesehatan RI. Petugas pelaksana pengobatan gigi di Puskesmas Padang Bulan sudah mencukupi yaitu dua dokter gigi dan satu perawat gigi. Biaya operasional puskesmas diperoleh dari Dinas Kesehatan.

2. Pelaksanaan Program UKGS

Pelaksanaan program UKGS secara keseluruhan kurang baik, karena standar pelayanan UKGS yang ditetapkan oleh Departemen Kesehatan RI belum terlaksana. Frekuensi kunjungan petugas ke SD masih rendah yaitu sekali setahun. Program sikat gigi masal masih satu kali dilaksanakan per tahun ke setiap sekolah, kumur-kumur fluor tidak dilaksanakan, sistem rujukan ke puskesmas sudah dilaksanakan. Namun pengobatan gigi di sekolah tidak dilaksanakan karena keterbatasan biaya. Biaya operasional diperoleh dari pemerintah dan pengalokasian dana APBD. Obat dan peralatan kedokteran gigi tidak lengkap, yang ada hanya alat peraga dan alat pemeriksaan gigi seperti sonde, kaca mulut, dan pinset. Transportasi pelaksanaan


(61)

UKGS ke SD yaitu ambulans. Namun petugas pelaksana lebih memilih menggunakan kendaraan sendiri.

3. Pelaksanaan Program UKGM

Pelaksanaan program UKGM secara keseluruhan kurang baik, karena standar pelayanan UKGS yang ditetapkan oleh Departemen Kesehatan RI, belum terlaksana. Frekuensi kunjungan petugas UKGM ke posyandu masih rendah yaitu tiga kali setahun secara bergilir. Transportasi pelaksanaan UKGM ke posyandu yaitu mobil ambulans, namun petugas pelaksana lebih memilih menggunakan kendaraan pribadi. Biaya operasional diperoleh dari pemerintah dan pengalokasian dana APBD. Penyuluhan dan sistem rujukan ke puskesmas sudah dilaksanakan.

4. Skor DMF-T masyarakat yang datang berobat ke BPG yang berjumlah dua belas orang, sangat tinggi yaitu rerata DMF-T 7,67. Skor DMF-T siswa kelas V SD N 060884 yang berjumlah 45 orang, sedang yaitu rerata DMF-T 2,8. Skor DMF-T masyarakat yang datang ke posyandu yang berjumlah delapan belas orang, tinggi yaitu rerata DMF-T 5,05.

6.2Saran

1. Puskesmas: mengupayakan penyediaan biaya operasional berupa dana sehat, melaksanakan program yang telah ditetapkan oleh Departemen Kesehatan yaitu meningkatkan pelayanan di puskesmas, melakukan sikat gigi massal, kumur-kumur fluor, pengobatan darurat di sekolah, serta meningkatkan frekuensi kunjungan ke SD dan posyandu.


(62)

2. Dinas Kesehatan: melengkapi kekurangan bahan dan alat pengobatan gigi, meningkatkan pengalokasian dana untuk membantu keterbatasan biaya operasional pengobatan gigi di puskesmas.


(63)

DAFTAR PUSTAKA

1. Departemen Kesehatan RI. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.128/Menkes/SK/II/2004 tentang kebijaksanaan dasar pusat kesehatan

masyarakat, Jakarta : Pedoman Pelayanan Kesehatan Puskesmas Depkes RI 2004. 2. Departemen Kesehatan RI. Pedoman pelaksanaan jaminan mutu di Puskesmas. Jakarta : Derektoral bina Kesehatan Masyarakat 2003.

3. Herijulianti E, Indriani TS, Artini A. Pendidikan kesehatan gigi. Ed.2, Jakarta : EGC. 2001:117-39

4. Agtini MD. Metoda pelayanan kesehatan gigi pada murid sekolah dasar dalam angka peningkatan pemerataan pelayanan. http://digilib.litbang.depkes .go.id/go.php?id+jkpkbpk-gdl-res-2002.id.html (08 April 2010)

5. Zainika I. 89% anak derita penyakit gigi dan mulut.

6. Soendoro T. Laporan Hasil Riset Kesehatan dasar (RISKESDAS) Nasional 2007. Badan Penelitian dan pengembangan kesehatan. Jakarta, 2008.

7. Syafrudin,dkk.2009. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Trans Info Media Jakarta.

8. Djokowidodo S. Jangkauan pelayanan kesehatan gigi dan mulut di Puskesmas se Kotamadya Surabaya tahun 1995 sampai dengan tahun 1997. JKGUI 1999;6:13-17.

9. Sofyan, Keterbatasan SDM, UKGMD baru berjalan 75% <http:///G:/53-keterbatasan-sdm-ukgmd-baru-berjalan-75%.html> (15 Nopember 2010).


(64)

10. Nugrahani D. Usaha kesehatan gigi sekolah. <http://en.puskesmas-berbah- jogja-/%20/html> (11 Nopember 2010).

11. Dwiati L. Pengaruh model pencegahan karies gigi dan gingivitis terhadap status kesehatan gigi anak sekolah dan efisiensi sumber daya program UKGS di

Provinsi DKI Jakarta Tahun 2002. <http://Pdpersi -pusat-data dan-informasi-persi/org/%20.html> (13 Oktober 2010).

12. Situmorang N. Dampak Karies Gigi dan Penyakit Periodontal Terhadap Kualitas Hidup: Studi di dua Kecamatan Kota Medan. Disertasi. Jakarta: Program Pascasarjana Ilmu Kesehatan Gigi Masyarakat UI, 2004: 130-4.

13. Departemen Kesehatan RI. Sistem kesehatan nasional. Jakarta: Direktorat Bina Pelayanan Medik Dasar 2004.

14. Departemen Kesehatan RI. Standar pelayanan kesehatan gigi dan mulut di puskesmas. Jakarta: Direktorat Bina Pelayanan Medik Dasar 2007.

15. Departemen Kesehatan RI. Pedoman usaha kesehatan gigi sekolah.

Jakarta: Direktorat Jenderal Pelayanan Medik 2004.

16. Departemen Kesehatan RI. Standar pelayanan kesehatan gigi dan mulut di puskesmas. Jakarta: Direktorat Bina Pelayanan Medik Dasar 2004.

17. Departemen Kesehatan RI. Pedoman usaha kesehatan gigi masyarakat.

Jakarta: Direktorat Jenderal Pelayanan Medik 2004.

18. Dewi O. Penuntun kuliah usaha kesehatan gigi sekolah. Medan: FKG USU, 2001.

19. Sudayasa P. Tugas pokok dan fungsi kader. <http://%20 tugas-pokok-%20-kader?org./com.html> (13 januari 2011)


(65)

20. Pintauli S, Hamada T. Menuju gigi dan mulut sehat. Medan: USU Press, 2008: 4-24.

21. PDGI Online. Kesehatan gigi dan pembangunan manusia Indonesia.

<http://en.pdgi.org.seting20%/.com.html> (15 November 2010).

22. Pratiwi N. Hubungan karakteristik organisasi dengan kinerja program UKG kota Bunjai 2006. Disertasi. Jakarta: Program Pascasarjana Ilmu Kesehatan Gigi Masyarakat UI, 2004: 92. 38(3):130-4.

23. Moleong L. Metodologi penelitian kualitatif. Ed.2 Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006: 155-245

24. Departemen kesehatan RI. Keputusan menteri kesehatan R.I. No.551/Menkes/SK/V/2010 tentang penerimaan dana Bantuan Operasional

Kesehatan (BOK) di puskesmas dan jaringannya untuk tiap kabupaten/kota tahun

anggaran 2010. Jakarta: Departemen Kesehatan RI.

25. Nugraheni W.P. Persiapan Puskesmas Bandarjaya menjadi unit swadana.

Bul.Penel.Kesehatan 2004, 32(4):163-76.

26. Kurniawan M.F, Hasanbasri M, Hendrartini J. Kinerja keuangan

Puskesmas Prambanan

27. Lubis H.D. Pembentukan model jaringan kerja Usaha Kesehatan Gigi Sekolah di Kabupaten tapanuli Selatan. Tesis. Medan: Sekolah Pascasarjana Ilmu Kesehatan Masyarakat USU, 2005:87-8.

28. Utami N.K. Efektifitas pelayanan asuhan dan penyuluhan kesehatan gigi dan mulut di SDN Sei Besar 7 Banjarbaru Kalimantan Selatan. Buletin penelitian RSU DR Soetomo 2008; 10(2):55-8.


(66)

29. Ariningrum R, Rusiawati Y. Hubungan pengetahuan, sikap, dan perilaku tentang karies terhadap indeks DMF-T pada siswa SD Kecamatan Penjaringan. IJD. 2006;13(3):164-7.


(67)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

DEPARTEMEN ILMU KEDOKTERAN GIGI PENCEGAHAN/ KESEHATAN GIGI MASYARAKAT

PELAKSANAAN PROGRAM UPAYA KESEHATAN GIGI DI PUSKESMAS DALAM MENINGKATKAN DERAJAT KESEHATAN GIGI

MASYARAKAT PADANG BULAN MEDAN Daftar Wawancara untuk Tenaga Kesehatan Gigi di Puskesmas Nama Responden (dokter gigi/perawat gigi) :

PELAYANAN KESEHATAN GIGI DI PUSKESMAS 1. Kegiatan pengobatan gigi di puskesmas yang diberikan?

Tumpatan sementara gigi tetap Tumpatan permanen gigi sulung Pencabutan gigi tetap

Pencabutan gigi sulung

Pengobatan pulpa termasuk tumpatan sementara Skeling

Pengobatan abses

Perawatan lain-lain (sebutkan) :………

2. Apa saja faktor pendukung dalam pengobatan gigi di puskesmas? 3. Apa saja faktor penghambat dalam pengobatan gigi di puskesmas?

4. Bagaimana biaya operasional pengobatan gigi di puskesmas, dan dari mana sumber biayanya?

5. Berapa jumlah tenaga kesehatan gigi yang melaksanakan pelayanan? 6. Bagaimana ketersediaan obat dan peralatan kedokteran giginya?

7. Bagaimana ketersediaan data perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pengobatan gigi di puskesmas?

UKGS

8. Berapa semua jumlah sekolah dasar yang mencakup wilayah Puskesmas Padang bulan?


(68)

9. Berapa jumlah SD yang telah memperoleh pelayanan UKGS? Jika tidak semua SD memperoleh pelayanan UKGS, apa alasannya?

10.Program UKGS tahap berapa yang dilaksanakan oleh puskesmas ? Berapa jumlah SD yang memperoleh UKGS pada tahap tesebut? ( jawaban boleh lebih dari satu ) 11.Bagaimana kegiatan UKGS yang telah dilakukan?

Kegiatan Tahap I

(frekuensi/tahun) Tahap II (frekuensi/tahun) Tahap III (frekuensi/tahun) - Penyuluhan

-Sikat gigi massal -Kumur-kumur fluor -Rujukan bagi yang memerlukan

-Kegiatan lain (sebutkan)

Sasaran Kelas…. Kelas…. Kelas……

Jumlah siswa ……orang …….orang …….orang

12.Apa saja faktor pendukung dalam pelaksanaan UKGS? 13.Apa saja faktor penghambat dalam pelaksanaan UKGS?

14. Bagaimana ketersediaan transportasi dalam pelaksanaan UKGS?

15. Bagaimana biaya operasional pelaksanaan UKGS, dan dari mana sumber biayanya?

16. Berapa jumlah tenaga kesehatan gigi yang melaksanakan pelayanan?

17. Bagaimana ketersediaan obat dan alat kedokteran gigi yang tyang digunakan dalam pelaksanaan UKGS?

18. Bagaimana ketersediaan data perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi program UKGS?

19. Apakah ada dipilih dokter kecil ? Jika ada, berapa orang? 20. Apa saja tugas dari dokter kecil yang terpilih?


(69)

21.Siapa yang merujuk siswa ke puskesmas? Kasus apa saja yang dirujuk? UKGMD

22. Berapa jumlah Posyandu di padang bulan, apakah semua melaksanakan UKGM? Jika tidak mengapa?

23. Siapa sasaran pelayanan UKGM?

24.Bagaimana kegiatan UKGM yang telah dilakukan?

Kegiatan Frekuensi

per tahun

Sasaran

- Penyuluhan

-Rujukan bagi yang memerlukan

-Kegiatan lain (sebutkan)

25.Siapa yang merujuk masyarakat ke puskesmas? Kasus apa saja yang dirujuk? 26. Apa saja faktor penghambat dalam pelaksanaan UKGM?

27. Apa saja faktor pendukung dalam pelaksanaan UKGM?

28. Bagaimana ketersediaan transportasi dalam pelaksanaan UKGM?

29. Bagaimana biaya operasional pelaksanaan UKGM, dan dari mana sumber biayanya?

30. Berapa jumlah tenaga kesehatan gigi yang melaksanakan pelayanan? Selain tenaga kesehatan gigi apakah ada tenaga kesehatan lainnya yang melaksanakan pelayanan?

31. Bagaimana ketersediaan obat dan alat kedokteran giginya?

32. Bagaimana ketersediaan data perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi program UKGM?

33. Apakah ada kader dalam pelaksanaan UKGM? Jika ya, berapa jumlahnya? 34. Apakah ada pelatihan kader di UKGM?

35.Berapa kali tenaga kesehatan gigi melaksanakan UKGM ke posyandu dalam satu tahun?


(70)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

DEPARTEMEN ILMU KEDOKTERAN GIGI PENCEGAHAN/ KESEHATAN GIGI MASYARAKAT

PELAKSANAAN PROGRAM UPAYA KESEHATAN GIGI PUSKESMAS DALAM MENINGKATKAN DERAJAT KESEHATAN GIGI

MASYARAKAT PADANG BULAN MEDAN Daftar Wawancara untuk Kepala sekolah/Guru

Nama Responden : (kepala sekolah/guru)

Nama sekolah :

1. Berapa kali UKGS dilaksanakan per tahun ?

2. Berapa kali petugas kesehatan gigi puskesmas, datang ke sekolah? 3. Kegiatan UKGS apa saja yang dilaksanakan di sekolah?

4. Apa saja faktor penghambat dalam pelaksanaan UKGS? 5. Apa saja faktor pendukung dalam pelaksanaan UKGS? 6. Bagaimana pendapat bapak/ibu tentang program UKGS?


(71)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

DEPARTEMEN ILMU KEDOKTERAN GIGI PENCEGAHAN/ KESEHATAN GIGI MASYARAKAT

PELAKSANAAN PROGRAM UPAYA KESEHATAN GIGI DI PUSKESMAS DALAM MENINGKATKAN DERAJAT KESEHATAN GIGI

MASYARAKAT PADANG BULAN MEDAN Daftar Wawancara untuk Masyarakat yang Berobat ke Puskesmas

Nama :

Umur :

Jenis Kelamin : 1. Laki-laki 2. Perempuan Pekerjaan :

Pendidikan terakhir :

1. Kunjungan keberapa anda datang ke puskesmas?

2. Mengapa anda datang ke puskesmas, apakah mau berobat gigi? 3. Pengobatan gigi apa yang anda inginkan?

4. Bagaimana pendapat anda mengenai pelayanan kesehatan gigi yang diterima? 5. Apakah anda puas terhadap pelayanan kesehatan gigi yang diterima, apa

alasannya?

6. Apakah waktu pelayanannya tepat atau tidak? Jika tidak, berapa lama anda menunggu untuk dipanggil?


(72)

Indeks DMFT

17 16 15 14 13 12 11 21 22 23 24 25 26 27 47 46 45 44 43 42 41 31 32 33 34 35 36 37

D : decay

Mi : missing indicated

Me : missing extracted

F : filling

∑D :

∑Mi :

∑Me :

∑F :


(1)

21.Siapa yang merujuk siswa ke puskesmas? Kasus apa saja yang dirujuk?

UKGMD

22. Berapa jumlah Posyandu di padang bulan, apakah semua melaksanakan UKGM? Jika tidak mengapa?

23. Siapa sasaran pelayanan UKGM?

24.Bagaimana kegiatan UKGM yang telah dilakukan?

Kegiatan Frekuensi

per tahun

Sasaran

- Penyuluhan

-Rujukan bagi yang memerlukan

-Kegiatan lain (sebutkan)

25.Siapa yang merujuk masyarakat ke puskesmas? Kasus apa saja yang dirujuk? 26. Apa saja faktor penghambat dalam pelaksanaan UKGM?

27. Apa saja faktor pendukung dalam pelaksanaan UKGM?

28. Bagaimana ketersediaan transportasi dalam pelaksanaan UKGM?

29. Bagaimana biaya operasional pelaksanaan UKGM, dan dari mana sumber biayanya?

30. Berapa jumlah tenaga kesehatan gigi yang melaksanakan pelayanan? Selain tenaga kesehatan gigi apakah ada tenaga kesehatan lainnya yang melaksanakan pelayanan?

31. Bagaimana ketersediaan obat dan alat kedokteran giginya?

32. Bagaimana ketersediaan data perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi program UKGM?

33. Apakah ada kader dalam pelaksanaan UKGM? Jika ya, berapa jumlahnya? 34. Apakah ada pelatihan kader di UKGM?

35.Berapa kali tenaga kesehatan gigi melaksanakan UKGM ke posyandu dalam satu tahun?


(2)

Daftar Wawancara untuk Kepala sekolah/Guru

Nama Responden : (kepala sekolah/guru)

Nama sekolah :

1. Berapa kali UKGS dilaksanakan per tahun ?

2. Berapa kali petugas kesehatan gigi puskesmas, datang ke sekolah? 3. Kegiatan UKGS apa saja yang dilaksanakan di sekolah?

4. Apa saja faktor penghambat dalam pelaksanaan UKGS? 5. Apa saja faktor pendukung dalam pelaksanaan UKGS? 6. Bagaimana pendapat bapak/ibu tentang program UKGS?


(3)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

DEPARTEMEN ILMU KEDOKTERAN GIGI PENCEGAHAN/ KESEHATAN GIGI MASYARAKAT

PELAKSANAAN PROGRAM UPAYA KESEHATAN GIGI DI PUSKESMAS DALAM MENINGKATKAN DERAJAT KESEHATAN GIGI

MASYARAKAT PADANG BULAN MEDAN Daftar Wawancara untuk Masyarakat yang Berobat ke Puskesmas

Nama :

Umur :

Jenis Kelamin : 1. Laki-laki 2. Perempuan Pekerjaan :

Pendidikan terakhir :

1. Kunjungan keberapa anda datang ke puskesmas?

2. Mengapa anda datang ke puskesmas, apakah mau berobat gigi? 3. Pengobatan gigi apa yang anda inginkan?

4. Bagaimana pendapat anda mengenai pelayanan kesehatan gigi yang diterima? 5. Apakah anda puas terhadap pelayanan kesehatan gigi yang diterima, apa

alasannya?

6. Apakah waktu pelayanannya tepat atau tidak? Jika tidak, berapa lama anda menunggu untuk dipanggil?

7. Apakah anda selalu berobat gigi ke puskesmas, apa alasannya?


(4)

D : decay

Mi : missing indicated Me : missing extracted F : filling

∑D :

∑Mi :

∑Me :

∑F :


(5)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

DEPARTEMEN ILMU KEDOKTERAN GIGI PENCEGAHAN/ KESEHATAN GIGI MASYARAKAT

PELAKSANAAN PROGRAM UPAYA KESEHATAN GIGI DI PUSKESMAS DALAM MENINGKATKAN DERAJAT KESEHATAN GIGI

MASYARAKAT PADANG BULAN MEDAN

Daftar Wawancara untuk Masyarakat yang Datang ke Posyandu

Nama :

Umur :

Pekerjaan : Pendidikan terakhir :

1. Kunjungan keberapa ibu datang ke posyandu?

2. Apakah ibu mengetahui UKGM/pelayanan gigi yang dilaksanakan di posyandu? Indeks DMFT

17 16 15 14 13 12 11 21 22 23 24 25 26 27 47 46 45 44 43 42 41 31 32 33 34 35 36 37

D : decay

Mi : missing indicated Me : missing extracted F : filling

∑D :

∑Mi :

∑Me :

∑F :

∑DMF :


(6)

Daftar Wawancara untuk Siswa SD yang melaksanakan UKGS

Nama :

Umur :

Jenis Kelamin : 1. Laki-laki 2. Perempuan Indeks DMFT

18 17 16 15 14 13 12 11 21 22 23 24 25 26 27 28 48 47 46 45 44 43 42 41 31 32 33 34 35 36 37 38

D : decay

Mi : missing indicated Me : missing extracted F : filling

∑D :

∑Mi :

∑Me :

∑F :