Teori-teori Motivasi Motif Motivasi

Dari gambar diatas dapatlah kita simpulkan bahwa, komponen-komponen dasar dari motivasi adalah: 1 Kebutuhan, keinginan, dan harapan 2 perilaku 3 tujuan-tujuan 4 umpan balikfeedback.

1.3. Teori-teori Motivasi

Ada beberapa teori-teori motivasi dikutip dari Notoatdmodjo 2007, sebagai berikut: a. Content theory, yaitu motivasi yang dikaji dengan mempelajari kebutuhan kebutuhan. Teori ini mengajukan cara untuk menganalisa kebutuhan yang mendorong seseorang unutk bertingkah laku tertentu. b. Process theory, yaitu motivasi yang dikaji dengan mempelajari prosesnya. Teori ini berusaha memahami proses berpikir yang ada yang dapat mendorong seesorang untuk berpikir tertentu Wood et all, 1998 dalam Notoatmodjo, 2005. c. Cognitive theory Vroom, 1964, yaitu teori yang menjelaskan mengapa seseorang tidak akan melakukan sesuatu yang ia yakini ia dapat melakukannya, sekalipun hasil dari pekerjaan tersebut sangat ia inginkan. d. Menurut Herzberg 1996, ada dua jenis faktor yang mendorongan seseorang utuk berusaha mencapai kepuasan dan menjauhkan diri dari ketidakpuasa. Dua faktor itu adalah faktor hygiene faktor ekstrinik dan factor motivator faktor instrinsik. Faktor hygiene memotivasi seseorang untuk keluar dari ketidakpuasan, termasuk didalamnya adalah hubungan antar manusia, imbalan, kondisi lingkungan. Sedangkan faktor motivator memotivasi seseorang untuk Universitas Sumatera Utara berusaha mencapai kepuasan yang termasuk di dalamnya adalah achievement, pengakuan, kemajuan tingkat kehidupan. e. Teori motivasi ERG Clayton Alderfer, teori yang didasarkan pada kebutuhan manusia akan keberadaan exsistence, hubungan relatedness, dan pertumbuhan growth. Teori ini mengemukakan jika kebutuhan yang lebih tinggi tidak atau belum dapat dipenuhi maka manusia akan kembali pada gerak yang fleksibel dari pemenuhan kebutuhan dari waktu ke waktu dan dari situasi ke situasi. Notoatmodjo, 2007.

1.4. Motif Motivasi

Menurut Morgan 1986 dikutip dari Notoatmodjo 2005, motif motivasi adalah: 1. Motif biogenesis adalah motif yang berkembang pada diri seseorang yang berasal dari organismenya sebagi makhluk biologi, motif biologi sudah ada sejak lahir dan tidak dipelajari, bercorak universal dan kurang terikat pada lingkungan kebudayaan. Secara biologis manusia cenderung untuk mengikuti prinsip homeostatis. Homeostatis adalah kecenderungan tubuh kita untuk memelihara kondisi internal. Sel reseptor tubuh kita secara terus-menerus akan memonitor tubuh kita. Jika ada ketidakseimbangan dalam tubuh, maka tubuh akan melakukan adaptasi untuk mencapai keadaan yang seimbang. Kebutuhan biologi misalnya; kebutuhan untuk makan, minum, mempertahankan suhu tubuh, seksual, umunya menganut prinsi ini Morgan, 1986 dikutip dari Notoatdmojo, 2005. 2. Motif sosiogenik adalah motif yang dipelajari orang dan berasal dari lingkingan kebudayaan dimana orang itu berada dan berkembang. Motif sosiogenik tidak Universitas Sumatera Utara berkembang dengan sendirinya tetapi berdasarkan interaksi sosial dengan orang lain atau hasil kebudayaan. Motif sosial merupakan sesuatu dorongan untuk bertindak yang tidak kita pelajari, namun pelajari dalam kelompok sosial dimana kita hidup. Motif sosial juga mencerminkan karakteristik dari seseorang yang juga merupakan komponen yang penting dari kepribadiannya. 3. Motif teogenesis, berasal dari interaksi antara manusia dengan tuhan seperti yang nyata dalam ibadahnya dan dalam kehidupan sehari-hari dimana ia berusaha merealisasikan norma-norma agama tertentu. Manusia memerlukan interaksi dengan tuhannya untuk dapat menyadari akan tugasnya sebagai manusia yang berketuhanan di dalam masyarakat yang serba ragam.

1.5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi