Latar Belakang KESIMPULAN DAN SARAN 28

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Tanaman kelapa sawit Elaeis Quinensis Jacq menghasilkan buah yang disebut Tandan Buah Segar TBS. Setelah diolah, TBS akan menghasilkan minyak. Minyak yang berasal dari kelapa sawit terdiri atas dua macam. Pertama, minyak yang berasal dari daging buah mesocarp yang dihasilkan melalui perebusan dan pemerasan press. Minyak jenis ini dikenal sebagai minyak sawit kasar atau crude palm oil CPO. Kedua, minyak yang berasal dari inti sawit, dikenal sebagai minyak inti sawit atau palm kernel oil PKO. Pengolahan kelapa sawit merupakan proses untuk memperoleh minyak dan kernel dari buah kelapa sawit, melalui proses perebusan, pemipilan, pelumatan, pemgempaan, pemisahan, pengeringan, dan penimbunan. Pengolahan kelapa sawit yang dilakukan secara mekanis dan fisika dapat berperan dengan baik jika tersedia bahan baku yang sesuai dan kinerja pabrik yang baik. Prosedur pengolahan kelapa sawit adalah uraian tentang proses dan mekanisme pengolahan pada setiap penggal atau unit alat pengolahan sejak buah diterima di pabrik sampai dihasilkan minyak sawit kasar yang memenuhi mutu dengan efisiensi teknis dan ekonomis Perdamean, M., 2008. Universitas Sumatera Utara Buah terdiri dari pericarp, cangkang dan inti. Pada pericarp ditemukan minyak sawit yang didominasi “palmitat”, sedangkan pada inti sawit ditemukan “laurat”. Oleh sebab itu pada proses pengolahan kedua jenis sumber ini perlu dipisahkan, yaitu pertama-tama memisahkan daging buah yang mengandung minyak. Proses ini berlangsung di stasiun pengempaan dengan menggunakan alat yang dinamakan screw press. Selama proses pengempaan, ada air yang ditambahkan dalam adonan yaitu air pengencer. Air pengencer yang di berikan pada alat screw press tergantung pada jenis alat. Pemberian air pengencer dilakukan dengan cara menyiram cake dalam pressan dari atas bagian tengah dan di chute screw press. Jumlah air pengencer yang diberikan tergantung pada suhu air pengencer, semakin tinggi suhu air pengencer maka jumlah air yang diberikan semakin sedikit. Pengenceran bertujuan untuk mengencerkan minyak sehingga pemisahan pasir dan serat-serat yang terdapat dalam minyak dapat berjalan dengan baik. Pengenceran berlangsung dengan baik bila suhu air pengencer 90 o -98 o C. Suhu air pengencer sangat mempengaruhi proses pemisahan minyak dari zat kotor, Non Oil Solid NOS, lumpur dan air yang terkandung dalam daging buah. Air pengencer yang diberikan kedalam cairan bermanfaat untuk menurunkan viskositas cairan sehinggga zat yang memiliki BJ 1,0 kgm 2 akan mudah mengendap sedangkan zat yang memiliki BJ 1,0 kgm 2 akan mengapung, selain itu juga untuk mempermudah pemisahan fraksi yang terdapat dalam cairan minyak berdasarkan polaritas dan untuk memecahkan emulsi minyak yang dalam bentuk butiran halus yang sering melekat dengan NOS serta berperan untuk melemahkan fungsi emulsifier yang terdapat dalam minyak. Universitas Sumatera Utara Jumlah air pengencer yang digunakan sangat bervariasi antara satu Pabrik Kelapa Sawit PKS dengan PKS yang lainnya. Jumlah air pengencer yang digunakan yaitu sebanding dengan crude oil yang keluar dari screw press. Jumlah air yang digunakan berpengaruh terhadap retention time waktu retensi dalam Continous Settling Tank CST yang sangat penting artinya dalam efisiensi pemisahan minyak dan kualitas minyak. Jumlah air pengencer yang dianjurkan adalah sebanding dengan jumlah minyak yang terdapat dalam cairan yaitu harus sesuai dengan norma yang ditetapkan oleh setiap PKS Naibaho, PM., 1996. Berdasarkan hal diatas, penulis ingin melakukan pembahasan mengenai “PENGARUH PENAMBAHAN JUMLAH AIR PENGENCER TERHADAP EFISIENSI PEMISAHAN MINYAK DARI CAIRAN PADA STASIUN PRESSAN DI PTP NUSANTARA IV PULU RAJA”.

1.2. Permasalahan