46
BAB III PENANAMAN MODAL BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR
25 TAHUN 2007
A. Pengertian Penanaman Modal
Menurut Pasal 1 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007, Penanaman modal adalah :
“segala bentuk kegiatan menanam modal, baik oleh penanam modal dalam negeri maupun penanam modal asing untuk melakukan usaha di wilayah
negara Republik Indonesia.” Dari pengertian yang dijabarkan dalam pasal ini, dapat diketahui bahwa
kegiatan penanaman modal dapat dilakukan dalam bentuk pertama, penanaman modal dalam negeri. Pengertian penanaman modal dalam negeri sendiri
dijabarkan dalam Pasal 1 angka 2 yang mengemukakan, penanaman modal dalam negeri adalah suatu kegiatan menanam modal untuk melakukan usaha di wilayah
negara Republik Indonesia yang dilakukan oleh penanam modal dalam negeri dengan modal dalam negeri. Kata kunci dari pengertian penanaman modal adalah
adanya satu kegiatan yang dilakukan oleh satu badan usaha di wilayah Republik Indonesia. Sedangkan pengertian modal dalam negeri dijelaskan dalam Pasal 1
angka 9, Modal dalam negeri adalah modal yang dimiliki oleh negara Republik Indonesia, perseorangan warga negara Indonesia, atau badan usaha yang
berbentuk badan hukum atau tidak berbadan hukum. Kedua, penanaman modal dapat dilakukan melalui penanaman modal
asing. Hal ini dijabarkan dalam Pasal 1 angka 3, penanaman modal asing adalah kegiatan menanam modal untuk melakukan usaha di wilayah negara Republik
Indonesia yang dilakukan oleh penanam modal asing, baik yang menggunakan
Universitas Sumatera Utara
47 modal asing sepenuhnya maupun yang berpatungan dengan penanam modal
dalam negeri. Sedangkan pengertian modal asing dijabarkan dalam Pasal 1 butir 8, modal asing adalah modal yang dimiliki oleh negara asing, badan usaha asing,
badan hukum asing, danatau badan hukum Indonesia yang sebagian atau seluruh modalnya dimiliki oleh pihak asing.
Dilihat secara sepintas dari rumusan di atas, kelihatannya semua kegiatan dapat dilakukan lewat pranata hukum penanaman modal, hal ini dapat
diinterpretasikan dari kata “..segala bentuk kegiatan..”. Ditambah lagi dari rumusan Pasal 2 yang mengemukakan, ketentuan dalam undang-undang ini
berlaku bagi penanaman modal di semua sektor di wilayah negara Republik Indonesia. Jika dicermati secara seksama dalam penjelasan Pasal 2 UUPM,
tampak bahwa ada pembatasan sektor dalam berinvestasi. Tegasnya dalam penjelasan Pasal 2 UUPM disebutkan, yang dimaksud dengan “penanaman modal
di semua sektor di wilayah negara Republik Indonesia” adalah penanaman modal langsung dan tidak termasuk penanaman modal tidak langsung atau portofolio.
Suasana kebatinan pembentukan Undang-Undang tentang Penanaman Modal UUPM didasarkan pada semangat untuk menciptakan iklim penanaman
modal yang kondusif sehingga UUPM mengatur hal-hal yang dinilai penting, antara lain yang terkait dengan cakupan undang-undang, kebijakan dasar
penanaman modal, bentuk badan usaha, perlakuan terhadap penanaman modal, bidang usaha, serta keterkaitan pembangunan ekonomi dengan pelaku ekonomi
kerakyatan yang diwujudkan dalam pengaturan mengenai pengembangan penanaman modal bagi usaha mikro, kecil, menengah, dan koperasi, hak,
kewajiban, dan tanggung jawab penanam modal, serta fasilitas penanaman modal,
Universitas Sumatera Utara
48 pengesahan dan perizinan, koordinasi dan pelaksanaan kebijakan penanaman
modal yang di dalamnya mengatur mengenai kelembagaan, penyelenggaraan urusan penanaman modal.
Hak, kewajiban, dan tanggung jawab penanam modal diatur secara khusus guna memberikan kepastian hukum, mempertegas kewajiban penanam modal
terhadap penerapan prinsip tata kelola perusahaan yang sehat, memberikan penghormatan atas tradisi budaya masyarakat, dan melaksanakan tanggung jawab
sosial perusahaan. Pengaturan tanggung jawab penanam modal diperlukan untuk mendorong iklim persaingan usaha yang sehat, memperbesar tanggung jawab
lingkungan dan pemenuhan hak dan kewajiban tenaga kerja, serta upaya mendorong ketaatan penanam modal terhadap peraturan perundang-undangan.
UUPM sebagaimana yang tertuang dalam pasal-pasal, bab-bab atau ayat- ayatnya memang sangat memberi kemudahan-kemudahan pada calon investor.
Semua keinginan atau permintaan bahkan lebih calon-calon investor sudah tertuang dalam UUPM.
Perekonomian dunia ditandai oleh kompetisi antarbangsa yang semakin ketat sehingga kebijakan penanaman modal harus didorong untuk menciptakan
daya saing perekonomian nasional guna mendorong integrasi perekonomian Indonesia menuju perekonomian global. Perekonomian dunia juga diwarnai oleh
adanya blok perdagangan, pasar bersama dan perjanjian perdagangan bebas yang didasarkan atas sinergi kepentingan antarpihak atau antarnegara yang mengadakan
perjanjian. Hal itu juga terjadi dengan keterlibatan Indonesia dalam berbagai kerja sama internasional yang terkait dengan penanaman modal, baik secara bilateral,
Universitas Sumatera Utara
49 regional maupun multilateral World Trade OrganizationWTO, menimbulkan
berbagai konsekuensi yang harus dihadapi dan ditaati.
B. Azas dan Tujuan Penanaman Modal