17 kaedah-kaedah hukum transnasional itu merupakan aturan permainan dalam
komunikasi dan perekonomian internasional dan global.
11
Begitu juga halnya dengan undang-undang penanaman modal, dimana konsep akuntabilitas secara global pada prinsipnya telah dilaksanakan secara
bertahap dalam lingkungan pemerintahan. Dukungan peraturan-peraturan yang berhubungan langsung dengan keharusan penerapan akuntabilitas di setiap
instansi pemerintah menunjukan keseriusan pemerintah dalam upaya melakukan reformasi birokrasi. Namun demikian, masih terdapat beberapa hambatan dalam
implementasi akuntabilitas seperti masih rendahnya kesejahteraan pegawai, faktor budaya, dan lemahnya penerapan hukum di Indonesia.
12
B. Perumusan Masalah
Dengan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk membuat karya tulis dalam bentuk Skripsi dengan judul “Aspek Globalisasi Prinsip Akuntabilitas
dalam Penanaman Modal Berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007”.
Permasalahan merupakan kenyataan yang dihadapi dalam proses penelitian. Dengan adanya rumusan masalah maka akan dapat ditelaah secara maksimal ruang lingkup penelitian sehingga tidak mengarah pada hal-hal yang diluar
permasalahan.
Adapun permasalahan yang diajukan dalam penelitian ini adalah: 1.
Bagaimana penerapan prinsip akuntabilitas menurut Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal?
2. Bagaimana pelaksanaan prinsip akuntabilitas dalam penanaman modal
kaitannya dengan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas?
11
C.F.G. Sunaryati Hartono, Sistem Hukum Menuju Satu Sistem Hukum Nasional. Bandung: Alumni, 1991, hal. 74.
12
R.A. Supriyono, Akuntansi Biaya : Perncanaan dan Pengendalian Biaya serta Pembuatan Keputusan, Edisi 2. Yogyakarta: Penerbit FE-UGM, 2001, hal. 83.
Universitas Sumatera Utara
18 3.
Bagaimana aspek globalisasi prinsip akuntabilitas dalam kegiatan penanaman modal di Indonesia?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian dalam skripsi ini adalah : a.
Untuk mengetahui penerapan prinsip akuntabilitas menurut Undang- Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal.
b. Untuk mengetahui pelaksanaan prinsip akuntabilitas dalam penanaman
modal kaitannya dengan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas.
c. Untuk mengetahui aspek globalisasi prinsip akuntabilitas dalam
kegiatan penanaman modal di Indonesia.
2. Manfaat Penelitian Adapun manfaat penulisan skripsi ini adalah :
a. Secara Teoretis Penulisan skripsi ini diharapkan berguna untuk mengembangkan
khasanah ilmu pengetahuan hukum perdata, khususnya di bidang hukum perdata BW.
b. Secara Praktis 1
Agar masyarakat mengetahui tentang prinsip akuntabilitas dalam penanaman modal berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun
2007.
Universitas Sumatera Utara
19 2
Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan pengetahuan tentang aspek globalisasi prinsip akuntabilitas
dalam penanaman modal di Indonesia.
D. Keaslian Penulisan
Adapun judul tulisan ini adalah aspek globalisasi prinsip akuntabilitas dalam penanaman modal berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007.
Judul skripsi ini belum pernah ditulis dan diteliti dalam bentuk yang sama sehingga tulisan ini asli atau dengan kata lain tidak ada judul yang sama dengan
mahasiswa Fakultas Hukum USU. Dengan demikian, keaslian skripsi ini dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.
E. Tinjauan Kepustakaan
Akuntabilitas sebagai salah satu asas dalam penanaman modal mengandung pengertian bahwa setiap kegiatan dan hasil akhir dari
penyelenggaraan penanaman modal harus dipertanggungjawabkan kepada masyarakat atau rakyat sebagai pemegang kedaulatan tertinggi negara sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
13
Accountability menurut Oxford Advance Learners Dictionary
14
adalah required or expected to give an explanation for ones action. Sementara menurut
Kamus Inggris Indonesia oleh John M. Echols dan Hassan Shadly,
15
13
Pasal 3 ayat 1 UUPM beserta penjelasannya.
14
Manser, Martin H, Oxford Advance Learners Dictionary, Oxford University Press, 1989.
15
John M. Echols dan Hassan Shadly, Kamus Lengkap Inggris-Indonesia, Indonesia- Inggris, PT Gramedia Jakarta, cetakan XIV, 1986.
accountability adalah keadaan untuk dipertanggungjawabkan atau keadaan dapat
Universitas Sumatera Utara
20 dimintai pertanggungjawaban. Dapat dipahami bahwa dalam akuntabilitas
terkandung kewajiban seseorang atau organisasi untuk menyajikan dan melaporkan segala tindak tanduk dan kegiatannya terutama di bidang administrasi
keuangan kepada pihak yang lebih tinggiatasan. Dalam hal ini terminologi akuntabilitas dilihat dari sudut pandang pengendalian tindakan pada pencapaian
tujuan.
Akuntabilitas ditujukan untuk memperoleh jawaban atas pertanyaan berhubungan dengan pelayanan apa, oleh siapa, kepada siapa, milik siapa, yang
mana, dan bagaimana. Dengan demikian pertanyaan yang memerlukan jawaban tersebut antara lain : apa yang harus dipertanggungjawabkan, mengapa
pertanggungjawaban harus diserahkan, kepada siapa pertanggungjawaban diserahkan, siapa yang bertanggung jawab terhadap berbagai bagian kegiatan
dalam masyarakat, apakah pertanggungjawaban berjalan seiring dengan kewenangan dan sebagainya. Konsep pelayanan ini dalam akuntabilitas belum
memadai, oleh karena itu harus diikuti dengan jiwa intrepreneurship pada pihak- pihak yang melaksanakan akuntabilitas.
Akuntabilitas secara harfiah dalam bahasa Inggris biasa disebut dengan accoutability yang diartikan sebagai yang dapat dipertanggungjawabkan. Namun
demikian pengertian accountable tidak dapat disamakan dengan responsibilitas walaupun seringkali diartikan sama, padahal maknanya jelas sangat berbeda.
Beberapa ahli menjelaskan bahwa dalam kaitannya dengan birokrasi, responsibility merupakan otoritas yang diberikan atasan untuk melaksanakan
Universitas Sumatera Utara
21 suatu kebijakan. Sedangkan accountability merupakan kewajiban untuk
menjelaskan bagaimana realisasi otoritas yang diperolehnya tersebut.
16
1. kemampuan menjawab answerability, dan
Akuntabilitas menjadi kunci dari semua prinsip ini. Prinsip ini menuntut dua hal yaitu :
2. konsekuensi consequences.
Komponen pertama istilah yang bermula dari responsibilitas adalah berhubungan dengan tuntutan bagi para aparat untuk menjawab secara periodik
setiap pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan bagaimana mereka menggunakan wewenang mereka, kemana sumber daya telah dipergunakan, dan
apa yang telah dicapai dengan menggunakan sumber daya tersebut. Miriam Budiardjo mendefinisikan akuntabilitas sebagai
pertanggungjawaban pihak yang diberi mandat untuk memerintah kepada mereka yang memberi mandat itu. Akuntabilitas bermakna pertanggungjawaban dengan
menciptakan pengawasan melalui distribusi kekuasaan pada berbagai lembaga pemerintah sehingga mengurangi penumpukkan kekuasaan sekaligus menciptakan
kondisi saling mengawasi check and balance system. Lembaga pemerintahan yang dimaksud adalah eksekutif presiden, wakil presiden, dan kabinetnya,
yudikatif MA dan sistem peradilan serta legislatif MPR dan DPR.
17
F. Metode Penelitian