Variabel Jarak Sarana Kesehatan

5.2.4. Variabel Jarak Sarana Kesehatan

Hasil analisis statistik dengan uji regresi linear berganda, menunjukkan bahwa variabel jarak sarana pelayanan kesehatan tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap tindakan ibu dalam pencarian pengobatan dan pemulihan penyakit pneumonia pada balita. Penelitian ini tidak sejalan dengan pendapat Notoadmodjo 2007, jarak dari tempat tinggal ke sarana kesehatan mendukung tindakan ibu dalam mengakses pelayanan kesehatan. Hasil pengkajian WHO di negara-negara berkembang menyatakan bahwa meskipun kesadaran dan pengetahuan masyarakat sudah tinggi, apabila tidak didukung oleh keterjangkauan sarana kesehatan maka akan sulit untuk mewujudkan perilaku sehat tersebut. Hal ini juga tidak sesuai dengan yang dikemukakan oleh Dever yang dikutip oleh Nasution 2006, bahwa faktor yang memengaruhi pemanfaatan pelayanan kesehatan antara lain faktor organisasional yang meliputi segi kualitas dan kuantitas, keterjangkauan lokasi dan keterjangkauan sosial. Hasil penelitian di lapangan menunjukkan bahwa masyarakat lebih banyak memilih berobat ke puskesmas dengan biaya pengobatan yang gratis, selain itu juga didukung oleh mudahnya dicapai dengan angkutan umum dibandingkan ke pelayanan kesehatan swasta yang lebih mahal. 5.2.5. Variabel Pernah Tidaknya Memperoleh InformasiPenyuluhan Tentang Pneumonia dari Petugas Kesehatan Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa variabel pernah tidaknya memperoleh informasipenyuluhan mengenai pneumonia dari petugas kesehatan tidak Universitas Sumatera Utara mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap tindakan ibu dalam pencarian pengobatan dan pemulihan penyakit pneumonia pada balita. Pendidikan kesehatan akan merangsang terjadinya perubahan tindakan seseorang hal ini didukung juga oleh cognitive theory oleh Bettinghous yang dikutip oleh Pohan 2007, yang mengemukakan bahwa ada konsistensi antar pendidikan kesehatan yang diberikan dengan perubahan yaitu dalam hal tindakanpraktik. Teori ini juga menekankan pada pemberian informasi dan pengalaman untuk menghasilkan perubahan tindakan yang diharapkan. Namun terkadang informasi yang benar dari media yang efektif pun tidak cukup untuk mengubah perilaku seseorang, karena adanya berbagai faktor penghambat. Perubahan tindakan tidaklah mudah karena membutuhkan waktu dan cara tersendiri dalam upaya mewujudkannya Menurut Notoadmodjo 2007, perilaku kesehatan seseorang atau masyarakat ditentukan juga dari ada tidaknya informasi kesehatan dari petugas kesehatan. Sikap dan perilaku contoh yang positif dari kelompok referensi antara lain alim ulama, kepala adat suku, kepala desa dan sebagainya juga memperkuat terbentuknya perilaku tentang kesehatan. Hasil penelitian ini juga tidak sesuai dengan penelitian Nur yang dikutip oleh Nainggolan 2008, bahwa terdapat pengaruh peran petugas kesehatan terhadap perilaku ibu dalam kaitannya dengan penyakit pneumonia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden mengetahui penyakit pneumonia setelah dokter memberi informasi pada saat responden membawa anaknya yang menderita pneumonia ke sarana pelayanan kesehatan untuk berobat. Berdasarkan hasil wawancara dengan seluruh responden, petugas kesehatan sebelumnya tidak pernah memberikan penyuluhan tentang pneumonia. Universitas Sumatera Utara

5.3. Pola Pencarian Pengobatan Pneumonia pada Balita