21
Signal to Noise Ratio SNR merupakan hal yang paling menjadi perhatian pada kualitas MRI. Istilah ini didefinisikan sebagai perbandingan amplitudo dari
signal yang diterima oleh coil dengan amplitudo dari noise. Jika signal yang sebenarnya relatif lebih kuat daripada noise maka SNR akan meningkat, dan
kualitas gambar akan lebih baik. Nilai nilai Signal noise to ratio SNR diperoleh sesuai dengan ketentuan Brian, 2010 dengan cara nilai intensitas signal pada
daerah corpus, discus, CSF dan fat masing masing akan dibagi dengan nilai intensitas signal background Berikut adalah hasil penentuan ROI pada organ
corpus, discus, CSF, fat dan background yang telah disebutkan diatas.
2.3.10 Pembobotan
�
1
atau
�
1
weighted
Pada pembobotan T
1
menggunakan parameter TR yang maka pembobotan T
1
akan kelihatan gelap atau hyperintens tetapi untuk jaringan yang mempunyai waktu relaksasi yang cepat maka pembobotan T
1
akan kelihatan terang atau hypointens.
Sebuah citra �
1
Weighted dimana perbedaan waktu antara �
1
jaringan misalnya lemak dan air tergantung dari
Time Repetition TR . Karena TR
mengontrol seberapa jauh setiap vektor dapat memulihkan sebelum pemberian pulsa RF berikutnya, untuk mencapai bobot
�
1
TR harus cukup pendek sehingga lemak atau air memiliki waktu yang cukup untuk sepenuhnya kembali ke
� . Jika
TR terlalu panjang, baik lemak dan air kembali ke �
dan memulihkan magnetisasi longitudinal
�
�
sepenuhnya sehingga sinyal yang diberikan menjadi lemah dan tidak dapat menunjukkan perbedaan antara lemak dan air pada citra
yang dihasilkan. Grafik �
1
Weighted ditunjukkan pada gambar 2.12 di bawah ini Pierce, 1995
22
Gambar 2.12 �
1
Perbedaan Antara Lemak dan Air Bushberg, 2002
2.3.11 Pembobotan
�
�
atau
�
�
weighted
�
2
weighted disebut juga T2WI atau �
2
weighted Imaging yang merupakan salah satu pembobotan untuk MRI whole spine di mana kontrasnya
tergantung pada Time echo TE. . TE mengontrol jumlah peluruhan �
2
yang terjadi sebelum sinyal diterima. Pembobotan T2 cenderung membutuhkan Time
echo TE yang lama untuk memberikan jaringan lemak dan air waktu untuk meluruh atau berdicay. Jika TE terlalu singkat, baik lemak atau air tidak memiliki
waktu untuk meluruh dan tidak dapat menunjukkan perbedaan antara lemak dan air pada citra yang dihasilkan. Grafik
�
2
Weighted ditunjukkan pada gambar 2.13
23
Gambar 2.13 �
2
Perbedaan Antara Lemak dan Air Bushberg, 2002
2.4 Pulsa Sequence 2.4.1 Spin Echo SE
Spin Echo adalah sequence yang paling banyak digunakan pada
pemeriksaan MRI. Pada spin echo standar, segera setelah pulsa RF
90 diberikan,
sebuah FID segera terbentuk. Dengan menggunakan kekuatan radiofrekuensi yang
sesuai, akan terjadi transfer NMV bersudut 90
kemudian diikuti dengan rephasing pulse bersudut
180 Spin echo menggunakan eksitasi pulsa
90 yang
diikuti oleh satu atau lebih rephasing pulsa
180 , untuk menghasilkan
Spin Echo. Spin echo SE sama dengan urutan Gradien echo dengan pengecualian bahwa
ada tambahan refocusing pulsa 180 .
2.4.2 Inversion Time TI
Inversion recovery IR ialah urutan eksitasi SE Spin Echo pulsa 90°
dengan tambahan pulsa inversi 180° yang dimana pulsa 180° rephasing dari urutan SE konvensional. Pulsa inversi membalikan magnetisasi longitudinal dari
�
�
positif kedalam �
�
arah negatif seperti terlihat pada Gambar. 2.14. Setelah beberapa relaksasi telah terjadi, pulsa 90° urutan SE diterapkan. Waktu antara
pulsa RF 180° dan pulsa RF 90 ° adalah Time Inversion TI.