didik mendapat kunjungan dari keluarga atau penasihat hukumnya, mereka ditempatkan di Ruang Berkunjung Lapas.
8. Hak untuk memperoleh Remisi, Asimilasi dan Cuti, Pembebasan
Bersyarat, dan Cuti Menjelang Bebas Anak didik pemasyarakatan berhak untuk memperoleh dan mengurus hak -
hak tersebut di atas jika telah memenuhi syarat masing-masing, tetapi tidak semua anak mau mengurus hak-hak tersebut, dikarenakan tidak adanya
biaya untuk memenuhi syarat-syarat yang ada. Sehingga lebih memilih untuk menjalankan sisa masa pidananya di dalam Lapas.
9. Hak-hak lainnya
Adapun hak-hak yang di dapat sebagian anak didik yaitu hak keperdataan, dimana anak didik mendapat izin keluar LAPAS dalam hal-hal tertentu.
Contohnya, salah satu anak didik pemasyarakatan berinisial LA, LA adalah anak didik yang aktif dalam kegiatan seni musik di Lapas dan
merupakan salah satu anggota dari band Lapas, juga menjadi juru bicara band Lapas jika ada dilakukan kegiatan-kegiatan yang menampilkan band
mereka, baik di dalam maupun di luar Lapas. LA salah satu anak didik tindak pidana penyalahgunaan narkotika yang aktif mengikuti penyuluhan-
penyuluhan bahaya narkotika di Lapas. Sehingga ia dijadikan sebagai perpanjangan tangan oleh BNN Kota Medan dalam penyuluhan di dalam
Lapas.
70
C. Konsep Pembinaan di Lembaga Pemasyarakatan
70
Berdasarkan hasil wawancara dengan LA, Anak Didik Pemasyarakatan, pada tanggal 04 Agustus 2015
Universitas Sumatera Utara
Dalam Pasal 1 angka 1 UU Pemasyarakatan, diberi pengertian bahwa “pemasyarakatan adalah kegiatan untuk melakukan pembinaan warga binaan
pemasyarakatan berdasarkan sistem, kelembagaan dan tata cara yang merupakan bagian akhir dari sistem pemidanaan dalam tata peradilan pidana” dan dapat
diketahui
71
bahwa inti dari pengertian pemasyarakatan adalah pembinaan terhadap narapidana supaya nantinya dapat kembali ke masyarakat dengan baik. Untuk
dapat melakukan pembinaan itu diperlukan suatu sistem, yang dinamakan sistem pemasyarakatan.
Sistem pemasyarakatan berfungsi untuk menyiapkan anak didik pemasyarakatan agar dapat berintegrasi secara sehat dengan masyarakat, sehingga
dapat berperan kembali sebagai anggota masyarakat yang bebas dan bertanggung jawab.
Untuk merealisasikan harapan-harapan dalam proses pembinaan bagi anak didik maka pelaksanaan pembinaan dalam sistem pemasyarakatan didasarkan
pada asas-asas sebagaimana tertuang dalam Pasal 5 Undang-Undang Pemasyarakatan, sebagai berikut :
72
1. Asas Pengayoman
Perlakuan terhadap anak didik pemasyarakatan adalah dalam rangka melindungi masyarakat dari kemungkinan diulanginya tindak pidana oleh
anak didik pemasyarakatan, juga memberikan bekal kepada anak didik agar menjadi warga yang berguna di dalam masyarakat.
2. Asas persamaan dan perlakuan dan pelayanan
Anak didik pemasyarakatan harus mendapat perlakuan dan pelayanan yang sama di Lembaga Pemasyarakatan, tanpa membeda-bedakan orang.
71
Nashriana,
Op.Cit
, hlm. 153
72
Kusno Adi,
Op.Cit
, hlm. 91
Universitas Sumatera Utara
3. Asas Pendidikan
Di lembaga pemasyarakatan, anak didik mendapat pendidikan yang dilaksanakan berdasarkan Pancasila, antara lain dengan menanamkan
jiwa, kekeluargaan, ketrampilan, pendidikan kerohanian dan kesempatan menunaikan ibadah sesuai dengan agamanya masing-masing.
4. Asas Pembinaan
Anak didik pemasyarakatan juga mendapat pembinaan yang berdasarkan Pancasila dengan menanamkan jiwa kekeluargaan, ketrampilan,
pendidikan kerohanian dan kesempatan menunaikan ibadah sesuai dengan agamanya masing-masing.
5. Asas penghormatan harkat dan martabat manusia
Anak didik pemasyarakatan dianggap sebagai orang yang tersesat sehingga harus diperlakukan sebagai manusia seutuhnya dengan
menghormati harkat dan martabatnya. 6.
Asas kehilangan kemerdekaan merupakan satu-satunya penderitaan Anak
didik pemasyarakatan
harus berada
dalam Lembaga
Pemasyarakatan untuk jangka waktu tertentu sesuai dengan keputusan penetapan hakim.
73
Maksud penempatan itu adalah untuk memberikan kesempatan kepadanegara guna untuk memperbaikinya, melalui
pendidikan dan pembinaan. Selama dalam LAPAS, anak didik tetap memperoleh hak-haknya yang lain sebagaimana layaknya manusia. Atau
dengan kata lain hak-hak perdatanya tetap dilindungi, seperti hak memperoleh perawatan kesehatan, makan, minum, pakaian, tempat tidur,
latihan ketrampilan, olahraga atau rekreasi. Anak didik tidak boleh
73
Ibid
, hlm. 92
Universitas Sumatera Utara
diperlakukan di luar ketentuan undang-undang, seperti dianiaya, disiksa dan sebagainya. Akan tetapi penderitaan satu-satunya dikenakan
kepadanya hanyalah kehilangan kemerdekaan. 7.
Asas terjaminnya hak untuk tetap berhubungan dengan keluarga dan orang-orang tertentu
Bahwa walaupun anak didik pemasyarakatan berada di LAPAS, tetapi harus tetap didekatkan dan dikenalkan dengan masyarakat dan tidak
boleh diasingkan dari masyarakat, antara lain berhubungan dengan masyarakat dalam bentuk kunjungan, hiburan ke dalam LAPAS dari
anggota masyarakat yang bebas, dan kesempatan berkumpul bersama sahabat dan keluarga seperti program cuti mengunjungi keluarga.
Pasal 17 ayat 1 PP No. 31 tahun 1999 menentukan bahwa Pembinaan Anak Pidana dilaksanakan dengan beberapa tahap pembinaan. Tahap pembinaan
sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 terdiri atas 3 tiga tahap, yaitu : a. tahap awal; b. Tahap lanjutan; c. Tahap akhir Pasal 17 ayat 2 PP No. 31 Tahun 1999.
Berkaitan dengan hal ini Pasal 19 PP No. 31 Tahun 1999 menentukan :
74
“1 Pembinaan tahap awal sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 ayat 2 huruf a meliputi :
a. masa pengamatan, pengenalan dan penelitian lingkungan paling lama 1
satu bulan; b.
perencanaan program pembinaan kepribadian dan kemandirian; c.
pelaksanaan program pembinaan kepribadian dan kemandirian; d.
penilaian pelaksanaan program pembinaan tahap awal.
74
Maidin Gultom,
Op.Cit
, hlm. 152
Universitas Sumatera Utara
2 Pembinaan tahap lanjutan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 ayat 2 huruf b meliputi :
a. perencanaan program pembinaan lanjutan;
b. pelaksanaan program pembinaan lanjutan;
c. penilaian pelaksanaan program pembinaan lanjutan;
d. perencanaan dan pelaksanaan program asimilasi.
3 Pembinaan tahap akhir sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 ayat 2 huruf c meliputi :
a. perencanaan program integrasi;
b. pelaksanaan program integrasi;
c. pengakhiran pelaksanaan pembinaan tahap akhir.
4 Penahapan pembinaan sebagaimana dimaksud dalam ayat 1, 2, 3 ditetapkan melalui sidang Tim Pengamat Pemasyarakatan.
5 Dalam Sidang Tim Pengamat Pemasyarakatan sebagaimana dimaksud dalam ayat 4 Kepala Lapas Anak wajib memperhatikan Litmas.
6 Ketentuan mengenai bentuk dan jenis kegiatan program pembinaan sebagaimana dimaksud dalam ayat 1, 2, dan 3 diatur lebih lanjut dengan
Keputusan Menteri.” Konsep pembinaan atau sistem pembinaan yang diterapkan dalam
Lembaga Pemasyarakatan Klas II A Anak Medan dibagi menjadi 2 dua bagian, yaitu :
1. Kemandirian
yaitu pembinaan berupa pengajaran dalam bentuk keterampilan anak didik, antara lain :
Universitas Sumatera Utara
- pembuatan miniatur kapal, miniatur becak, miniatur rumah
gadang -
pelatihan pembuatan sandal -
peternakan ikan lele -
pertanian, salah satunya berupa tanaman hidroponik yang bekerja sama dengan Yayasan Wanita Budhis Indonesia.
75
Gambar 5 : pembuatan miniatur kapal Gambar 6 : Kegiatan bertani
Sumber.
LAPAS Klas II A Anak, diambil dari dokumen kegiatan LAPAS.
2. Kepribadian
yaitu pembinaan yang telah terstruktur dalam pengembangan diri anak didik dari aspek psikis dan fisik, antara lain :
- kegiatan pengembangan jasmani, seperti olahraga dan
kegiatan rohani sesuai agamanya masing-masing -
adanya sekolah yang dibagi 2 dua yaitu formal dan non formal
- kegiatan pramuka
- kegiatan seni musik, yaitu adanya band anak didik
pemasyarakatan
76
75
Berdasarkan hasil wawancara dengan Andre Silalahi, Amd, IP, Staff Bimbingan Pemasyarakatan, pada tanggal 22 Juli 2015
76
Ibid
Universitas Sumatera Utara
Gambar 7 : Kegiatan band Anak Didik Pemasyarakatan Sumber.
LAPAS Klas II A Anak, diambil dari dokumen kegiatan LAPAS.
D. Hambatan – Hambatan Yang Terjadi Selama Pembinaan di Lembaga