Bentuk Perlindungan BENTUK PELAKSANAAN PERLINDUNGAN TERHADAP ANAK DIDIK

a. masa pidana paling sedikit 6 enam bulan; b. telah menjalani 13 sepertiga masa pidana; c. tidak pernah melanggar tata tertib; d. sehat jasmani dan rohani; e. bukan anak didik yang dipidana karena melakukan tindak pidana terorisme, narkotika, psikotropika, korupsi, kejahatan terhadap keamanan negara, kejahatan hak asasi manusia berat, kejahatan transnasional terorganisasi lainnya, penipuan serta penggelapan; f. mempunyai kecakapan dan ketrampilan khusus; dan g. bukan merupakan residivis. Tugas Tamping adalah membantu kegiatan pembinaan di bidang : kegiatan kerja, pendidikan, keagamanan, kesehatan, olahraga, kesehatan, kesenian, dapur, dan kebersihan lingkungan.

B. Bentuk Perlindungan

Hukum Terhadap Anak di Lembaga Pemasyarakatan Perlindungan hukum yang didapat oleh anak didik di lembaga pemasyarakatan dapat berupa terlaksananya hak-hak anak yang telah diatur dalam Undang-Undang, petugas harus bersikap welas asih dan tidak sekali-kali menyakiti anak didik pemasyarakatan, dilakukan pengawasan untuk mencegah terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan yaitu terhadap kemungkinan adanya ancaman dan gangguan keamanan baik dari dalam maupun luar lingkungan pemasyarakatan. Perlindungan hukum terhadap anak didik pemasyarakatan dilakukan secara merata, termasuk anak didik dalam tindak pidana penyalahgunaan Universitas Sumatera Utara narkotika. Mengenai anak didik pemasyarakatan dalam tindak pidana penyalahgunaan narkotika, penyebab penyalahgunaan narkotika tersebut dalam kajian teoretik memberikan kategori sebagai berikut : a. Yang ingin mengalami the experience seekers, menciptakan pengalaman baru yang sensasional agar menarik perhatian orang tuanya bahwa ia sedang mengalami keruwetan hidup. Menunjukkan rasa kesetiakawanan yang mendorong rasa ingin tahu, mencoba, meniru, ataupun rasa ingin mengalami bagaimana rasanya akibat dan pengaruh yang akan ditimbulkan oleh narkotika. b. Yang ingin menjauhi realitas the oblivion seekers, yaitu mereka yang mengalami kegagalan dalam realitas hidupnya, penuh tekanan, merasa kesepian, kebosanan, kegelisahan, dan berbagai kesulitan yang sulit diatasi. Untuk menhilangkan masalah-masalah tersebut mencari pelarian pada dunia khayal dengan menggunakan narkotika. 65 Adapun beberapa faktor penyebab anak didik pemasyarakatan tindak pidana penyalahgunaan narkotika di LAPAS Klas II A Anak Medan, menjadi pecandu, pemakai dan pengedar adalah sebagai berikut : a Hubungan keluarga yang tidak harmonis, menyebabkan anak merasa kurang diperhatikan saat sedang mengalami masalah sehingga anak melampiaskannya dengan memakai narkotika. b Lingkungan pergaulan dengan teman sebaya atau pemuda setempat yang tidak baik, awalnya anak memiliki rasa ingin tahu yang tinggi saat melihat teman sebayanya menggunakan narkotika, sehingga menimbulkan rasa ingin mencoba untuk memakai narkotika, dan 65 Maidin Gultom, Op.Cit , hlm. 125 Universitas Sumatera Utara c Adanya pengaruh yang besar dari teman, ajakan untuk memakai narkotika dengan alasan “menggunakan narkotika dapat membuat pikiran tenang dan menyelesaikan masalah”. 66 Masalah penyalahgunaan narkotika merupakan bahaya bagi umat manusia, yang tidak dapat ditanggulangi secara sepenggal-penggal tetapi harus merupakan gerakan umat manusia secara bersama-sama untuk menghadapi orang-orang sesat 67 , terlebih-lebih ketika yang melakukan adalah anak-anak. Anak didik pemasyarakatan dalam tindak pidana penyalahgunaan narkotika mendapat perlindungan hukum berupa hak untuk mengikuti penyuluhan mengenai bahaya narkotika yang dilakukan oleh Lembaga Swadaya Masyarakat LSM, Lembaga Perlindungan Hukum LPH dan Badan Narkotika Nasional BNN Medan. Penyuluhan mengenai bahaya narkotika ini dikhususkan wajib diikuti bagi anak didik pemasyarakatan dalam tindak pidana penyalahgunaan narkotika, tetapi tidak menutup kemungkinan anak didik lainnya dapat mengikuti penyuluhan tersebut. Selain hak khusus tersebut yang didapat oleh anak didik tindak pidana penyalahgunaan narkotika di Lembaga Pemasyarakatan Klas II A Anak Medan, hak-hak lainnya yang telah tercantum dalam Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1995 tentang Pemasyarakatan telah terpenuhi, yaitu : 68 1. Hak melakukan ibadah sesuai dengan agamanya masing-masing Di Lembaga Pemasyarakatan Anak Medan, sebagian besar anak didik menganut agama Islam, Kristen dan Budha. Anak didik yang beragama Islam dalam menjalankan ibadahnya yaitu sholat 5 lima waktu yang 66 Berdasarkan hasil wawancara dari 6 enam orang anak didik pemasyarakatan yaitu LA, EH, AM, AK, PS, dan MM, pada tanggal 04 Agustus 2015 67 Maidin Gultom, Op.Cit , hlm. 125 68 Berdasarkan hasil wawancara dari 6 enam orang anak didik pemasyarakatan yaitu LA, EH, AM, AK, PS, dan MM, pada tanggal 04 Agustus 2015 Universitas Sumatera Utara terdiri dari : Subuh, Dzuhur, Ashar, Magrib dan Isya, kecuali Magrib sebagian anak didik menjalankan ibadahnya di dalam kamar, untuk sholat Magrib serta ibadah sholat Jumat dilakukan di Mesjid dalam lingkungan Lapas. Anak didik yang beragama Kristen, disediakan gereja untuk melakukan ibadah setiap hari dan adanya Tim Pelayan Lapas sebanyak 21 dua puluh satu orang, keseluruhannya adalah anak didik pemasyarakatan. Ibadah minggu yang dilakukan bekerja sama dengan HKBP Sudirman pada minggu pertama dan ketiga, dan GMI Bandar Baru pada minggu kedua dan minggu ke empat. Dan adanya ibadah sore yang yang bekerja sama dengan GPDI Maranatha pada minggu pertama sampai minggu ketiga, dan pada minggu ke empat ibadah sore dari Gereja Katolik Helvetia. Bagi anak didik yang menganut agama Budha, disediakan ruangan untuk melakukan ibadah dan kegiatan-kegiatan agama budha lainnya, yang bekerja sama dengan Yayasan Wanita Budhis Indonesia. Gambar 1 : Kegiatan Ibadah Anak Didik yang beragama Islam kiri dan Anak Didik beragama Kristen kanan di Lapas Sumber. LAPAS Klas II A Anak, diambil pada tanggal 04 Agustus 2015. 2. Adanya perawatan jasmani dan rohani Universitas Sumatera Utara Dalam hal perawatan jasmani, anak didik melakukan olahraga pada hari selasa dan kamis, dan senam pagi pada hari jumat. Hal ini dilakukan rutin tiap minggunya. Kegiatan olah raga yang biasa dilakukan oleh anak didik antara lain, bermain tenis meja dan sepak bola. Gambar 2 : Kegiatan senam pagi anak didik di Lapas Sumber. LAPAS Klas II A Anak, diambil pada tanggal 07 Agustus 2015. Untuk perawatan rohani berbeda-beda sesuai agamanya. Bagi anak didik yang beragama Islam adanya kegiatan pengajian yang dilakukan secara rutin 3 tiga kali seminggu yang dibawakan oleh Ustadz dari Kementrian Agama. Di Lembaga Pemasyarakatan, kegiatan pengajian ini memiliki ruangan khusus yang disebut Kamar 78, dikarenakan seluruh penghuni kamar adalah beragama Islam dan luas kamar yang mencukupi untuk melakukan kegiatan pengajian tersebut. Anak didik yang beragama Kristen menjalankan perawatan rohani dari Kementrian Agama berupa : Sekolah Penginjilan dari Persatuan Wanita Kristen Indonesia PWKI, Sekolah P2R2 yaitu Program Rehabilitasi Kerohanian, dan Sekolah Doa dari GPDI Medan Plaza. Dengan waktu ibadah masing-masing : Universitas Sumatera Utara - Sekolah Penginjilan dilakukan pada hari rabu dan kamis, pukul 09.00 – 12.00 WIB - Sekolah P2R2 melakukan ibadah dalam bentuk kegiatan Ibadah Padang setiap hari pagi hari pukul 09.00 – 12.00 WIB dan sore hari pukul 14.00 – 17.00 WIB Sekolah tersebut sebenarnya sudah tutup akan tetapi dalam waktu dekat ini akan dilakukan pembukaan kembali dengan program kegiatan yang sama. 69 - Sekolah Doa dilakukan 3 tiga kali seminggu pukul 14.00 WIB sampai dengan selesai. 3. Hak mendapatkan pendidikan dan pengajaran Kebanyakan anak didik di Lapas Anak Medan telah menyelesaikan pendidikannya sampai tingkat SMA. Namun ada juga beberapa dari penghuni Lapas Anak yang masih mengikuti program pendidikan non- formal yang diterapkan dalam Lapas yaitu paket A, paket B, dan paket C yang bekerja sama dengan PKBM Puspa. Program pendidikan non-formal ini berlangsung selama 8 delapan bulan, setelah habis masa pendidikannya anak didik akan menerima ijazah yang sah berdasarkan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, sehingga nantinya dapat berguna saat anak kembali ke masyarakat. Ruangan yang digunakan untuk menjalankan kegiatan belajar mengajar ini berada di Aula Perpustakaan Lapas. Setiap paket memiliki jadwal belajar yang berbeda, paket A pada hari Senin, Rabu dan Sabtu, paket B pada hari Selasa, Kamis dan Jumat, 69 Berdasarkan hasil wawancara dengan PS, Anak Didik Pemasyarakatan, pada tanggal 04 Agustus 2015 Universitas Sumatera Utara dan paket C pada hari Selasa, Kamis dan Sabtu, dengan waktu yang berbeda, pagi hari paket A dan B, sedangkan siang hari paket C. 4. Hak mendapatkan pelayanan kesehatan dan makananyang layak Di Lembaga Pemasyarakatan disediakan poliklinik beserta fasilitasnya dan Tim Medis, sekurang-kurangnya seorang dokter dan seorang tenaga kesehatan lainya. Jika anak didik mengalami sakit, mereka langsung pergi ke klinik untuk berobat tanpa harus melapor terlebih dahulu kepada Tim Penjagaan. Hal ini sebelumnya telah dihimbau kepada anak didik pemasyarakatan oleh petugas Lapas. Tetapi ada juga yang dinamakan Kader Kesehatan, yaitu perpanjangan tangan tim medis yang bertugas untuk mengecek langsung keadaan anak didik di dalam kamar masing- masing. Dan mengenai makanan, anak didik diberi makan sebanyak 3 tiga kali sehari pada pagi, siang dan sore. Makanan yang diberikan layak dan mencukupi. Gambar 3 : Tim Medis yang sedang memeriksa kesehatan anak didik di poliklinik Lapas Sumber. LAPAS Klas II A Anak, diambil dari dokumen kegiatan LAPAS. 5. Hak menyampaikan keluhan Anak didik berhak menyampaikan keluhan kepada Kepala LAPAS atas perlakuan petugas atau sesama penghuni terhadap dirinya berupa Universitas Sumatera Utara perlakuan yang mengganggu hak asasi atau hak-hak anak didik di Lapas. Tetapi tidak semua anak didik mau menyampaikan keluhannya langsung kepada Kepala Lapas mengenai permasalahan yang dialaminya. Mereka lebih memilih diam dan menyelesaikannya sendiri. 6. Bahan bacaan dan Siaran media massa Anak didik pemasyarakatan mendapatkan bahan bacaan dan siaran media massa berupa media cetak dan media elektronik. Media cetak yang didapat berasal dari buku-buku yang telah tersedia di Perpustakaan Lapas, sedangkan media elektronik yang digunakan adalah televisi. Tetapi untuk saat ini, televisi di Lapas Anak Medan sudah rusak dan tidak dapat digunakan lagi. Gambar 4 : Disediakannya Perpustakaan untuk Anak Didik Pemasyarakatan Sumber. LAPAS Klas II A Anak, diambil pada tanggal 04 Agustus 2015. 7. Hak mendapat kunjungan Setiap anak didik pemasyarakatan berhak menerima kunjungan dari keluarga, penasihat hukum atau orang tertentu lainnya. Jika salah satu anak Universitas Sumatera Utara didik mendapat kunjungan dari keluarga atau penasihat hukumnya, mereka ditempatkan di Ruang Berkunjung Lapas. 8. Hak untuk memperoleh Remisi, Asimilasi dan Cuti, Pembebasan Bersyarat, dan Cuti Menjelang Bebas Anak didik pemasyarakatan berhak untuk memperoleh dan mengurus hak - hak tersebut di atas jika telah memenuhi syarat masing-masing, tetapi tidak semua anak mau mengurus hak-hak tersebut, dikarenakan tidak adanya biaya untuk memenuhi syarat-syarat yang ada. Sehingga lebih memilih untuk menjalankan sisa masa pidananya di dalam Lapas. 9. Hak-hak lainnya Adapun hak-hak yang di dapat sebagian anak didik yaitu hak keperdataan, dimana anak didik mendapat izin keluar LAPAS dalam hal-hal tertentu. Contohnya, salah satu anak didik pemasyarakatan berinisial LA, LA adalah anak didik yang aktif dalam kegiatan seni musik di Lapas dan merupakan salah satu anggota dari band Lapas, juga menjadi juru bicara band Lapas jika ada dilakukan kegiatan-kegiatan yang menampilkan band mereka, baik di dalam maupun di luar Lapas. LA salah satu anak didik tindak pidana penyalahgunaan narkotika yang aktif mengikuti penyuluhan- penyuluhan bahaya narkotika di Lapas. Sehingga ia dijadikan sebagai perpanjangan tangan oleh BNN Kota Medan dalam penyuluhan di dalam Lapas. 70

C. Konsep Pembinaan di Lembaga Pemasyarakatan

Dokumen yang terkait

Pemenuhan Hak atas Kesehatan Anak Didik Pemasyarakatan (Studi di Lembaga Pemasyarakatan Anak Klas II A Tanjung Gusta Medan)

5 126 138

Pola Pembinaan Narapidana Di Lembaga Pemasyarakatan Klas II A Wanita Tanjung Gusta Medan

5 92 134

Aspek Hukum Perlindungan Terhadap Anak Didik Pemasyarakatan Dalam Tindak Pidana Penyalahgunaan Narkotika (Studi Kasus Lemabaga Pemasyarakatan Klas II A Tanjung Gusta Medan)

0 1 31

Aspek Hukum Perlindungan Terhadap Anak Didik Pemasyarakatan Dalam Tindak Pidana Penyalahgunaan Narkotika (Studi Kasus Lemabaga Pemasyarakatan Klas II A Tanjung Gusta Medan)

1 1 26

Aspek Hukum Perlindungan Terhadap Anak Didik Pemasyarakatan Dalam Tindak Pidana Penyalahgunaan Narkotika (Studi Kasus Lemabaga Pemasyarakatan Klas II A Tanjung Gusta Medan)

0 0 2

Pemenuhan Hak atas Kesehatan Anak Didik Pemasyarakatan (Studi di Lembaga Pemasyarakatan Anak Klas II A Tanjung Gusta Medan)

0 0 11

Pemenuhan Hak atas Kesehatan Anak Didik Pemasyarakatan (Studi di Lembaga Pemasyarakatan Anak Klas II A Tanjung Gusta Medan)

0 0 1

Pemenuhan Hak atas Kesehatan Anak Didik Pemasyarakatan (Studi di Lembaga Pemasyarakatan Anak Klas II A Tanjung Gusta Medan)

0 0 43

Aspek Hukum Perlindungan Terhadap Anak Didik Pemasyarakatan Dalam Tindak Pidana Penyalahgunaan Narkotika (Studi Kasus Lemabaga Pemasyarakatan Klas II A Tanjung Gusta Medan)

0 0 9

Aspek Hukum Perlindungan Terhadap Anak Didik Pemasyarakatan Dalam Tindak Pidana Penyalahgunaan Narkotika (Studi Kasus Lemabaga Pemasyarakatan Klas II A Tanjung Gusta Medan)

0 0 1