1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sejak zaman dahulu masyarakat Indonesia mengenal dan menggunakan tanaman berkhasiat obat sebagai salah satu upaya untuk menanggulangi berbagai
masalah kesehatan, jauh sebelum pelayanan kesehatan formal dan obat-obatan modern menyentuh lapisan masyarakat Wasitaatmadja, 1997. Pengetahuan
tentang tanaman berkhasiat obat berdasarkan pada pengalaman dan keterampilan yang secara turun temurun dari satu generasi ke generasi berikutnya. Pemanfaatan
tumbuhan obat di Indonesia secara tradisional semakin disukai karena efek samping lebih kecil dari obat yang dibuat secara sintesis. Penggunaan tumbuhan
obat di masyarakat terutama untuk mencegah penyakit, menjaga kesegaran tubuh maupun mengobati penyakit Mursito, 2001.
Jambu mete merupakan salah satu tanaman yang digunakan sebagai obat tradisional. Kulit batang jambu mete bisa digunakan sebagai obat penyembuh
sariawan. Daging buah semunya bisa dibuat manisan, selai atau dirujak. Air daging buah digunakan untuk bahan baku pembuatan anggur, cuka atau jelly.
Bijinya apabila telah diolah akan menghasilkan makanan yang bernilai ekonomis tinggi Kusrini dan Ismardiyanto, 2003. Daun jambu mete mengandung fenol
dimana fenol dapat dimanfaatkan sebagai anti jamur Sulistyawati dan Mulyati, 2009.
Pada penelitian Tedong, dkk., 2007 tentang toksisitas akut dan subkronis ekstrak daun jambu mete pada tikus, menunjukkan bahwa ekstrak daun jambu
mete memiliki potensi toksisitas. Pada dosis akut, setelah pemberian secara oral
2 ditemukan bahwa dosis ekstrak kurang dari 6 gkg tidak beracun. Pada dosis
subkronis, dosis 2, 6, dan 10 gkg terjadi pengurangan asupan makanan, berat badan, dan efek prilaku.
Ekstrak daun jambu mete mempunyai aktivitas antioksidan yang dapat digunakan dalam pengobatan penyakit degeneratif. Aktivitas antioksidan dari
ekstrak etanol daun jambu mete karena adanya senyawa fenol yang tinggi Jaiswal, dkk., 2010. Senyawa golongan flavonoid, fenolat dan tanin merupakan
kontributor utama dalam aktivitas antioksidan daun jambu mete Fidrianny, dkk., 2012.
Penelitian yang dilakukan oleh Doss dan Thangavel 2011 bahwa jambu mete mengandung metabolit sekunder seperti tanin, flavonoid, fenol, steroid dan
glikosida yang dapat menghambat pertumbuhan mikroorganisme. Aktivitas antimikroba telah diuji pada ekstrak etanol daun jambu mete terhadap bakteri
Staphylococcus aureus, Escherichia coli, dan Pseudomonas aeruginosa. Pada penelitian sebelumnya telah dilakukan uji untuk mengetahui
pengaruh ekstrak daun jambu mete dalam menghambat pertumbuhan Candida albicans. Hasil menunjukkan bahwa semakin tinggi konsentrasi ekstrak daun
jambu mete maka semakin besar pula jumlah Candida albicans yang dihambat pertumbuhannya dikarenakan di dalam daun jambu mete terdapat kandungan tanin
dan fenol yang berfungsi sebagai antijamur Mekhanzie, 2012. Kandungan dari daun jambu mete mengandung zat-zat yang bersifat
antijamur. Oleh karena itu dalam penelitian ini dilakukan uji aktivitas sediaan gel yang mengadung ekstrak etanol daun jambu mete terhadap jamur Microsporum
canis dan Trichophyton sp. Gel mempunyai beberapa keuntungan diantaranya
3 kemampuan penyebaran yang baik pada kulit, tidak adanya penyumbatan pori-
pori kulit, kemudahan pencucian dengan air dan pelepasan obatnya baik Voight, 1994. Aqupec HV-505 digunakan sebagai basis gel karena bersifat non toksik
dan tidak menimbulkan reaksi alergi terhadap penggunaan obat secara topikal. Selain itu Aqupec HV-505 dapat menghasilkan viskositas yang tinggi pada
konsentrasi rendah serta bekerja secara efektif pada kisaran pH yang luas Soebagio, dkk., 2007.
Jamur merupakan salah satu penyebab penyakit infeksi terutama di negara- negara tropis. Penyakit kulit akibat jamur merupakan penyakit kulit yang sering
muncul di tengah masyarakat Indonesia. Jamur penyebab penyakit kulit diantaranya yaitu jamur Microsporum canis dan Trichophyton sp yang
merupakan penyebab infeksi pada kulit, rambut, dan kuku
Gholib dan Darmono, 2008. Berdasarkan uraian tersebut dibuat sediaan gel dari ekstrak etanol daun
jambu mete Anacardium occidentale L. dengan berbagai konsentrasi dan uji aktivitasnya terhadap jamur Microsporum canis dan Trichophyton sp.
1.2 Perumusan Masalah