11 berwarna, manis, kental dan hampir tidak berbau. Propilen glikol larut dalam
gliserin, air, alkohol, aseton, klorofom. Propilen glikol digunakan sebagai humektan
≈15 Rowe, dkk., 2009.
2.3.2.5 Metil paraben
Metil paraben berbentuk kristal tidak berwarna atau serbuk kristal putih; tidak berbau dan berasa sedikit terbakar. Kelarutannya yaitu sukar larut dalam air,
dalam benzen dan dalam karbon tetraklorida; mudah larut dalam etanol dan dalam eter; larut dalam air 80
°
C. Penggunaan dalam sediaan topikal sebanyak 0,02 - 0,3 sebagai antimikroba, efektif pada pH 4 - 8 Rowe, dkk., 2009.
2.4 Jamur
2.4.1 Uraian jamur
Jamur merupakan suatu mikroorganisme eukariotik yang mempunyai ciri- ciri spesifik yaitu mempunyai inti sel, memproduksi spora, tidak mempunyai
klorofil, dapat berkembang biak secara seksual dan aseksual, beberapa jamur mempunyai bagian-bagian tubuh berbentuk filamen-filamen dan sebagian lagi
bersifat uniseluler Fardiaz, 1992. Jamur memerlukan kondisi kelembapan yang tinggi, persediaan bahan
organik dan oksigen untuk pertumbuhannya. Semua fungi memperoleh zat gizi organiknya dengan absorpsi. Jamur mendapat zat gizinya dari berbagai sumber.
Sebagian besar jamur adalah parasit yaitu mendapatkan nutrisi dengan menyerap zat gizi dari badan pejamu hidup, sebagian jamur adalah saprofit yaitu
mendapatkan nutrisi dengan menyerap zat gizi dari materi organik mati, dan ada jamur yang mutualis yaitu dapat menyerap zat gizi dari pejamu, tetapi juga
menguntungkan pejamu Bresnick, 2003.
12 Lingkungan yang hangat dan lembab mempercepat pertumbuhan jamur.
Jamur tumbuh dengan baik pada kondisi lingkungan yang mengandung banyak gula dengan tekanan osmotik tinggi dan kondisi asam yang tidak menguntungkan
bagi pertumbuhan bakteri. Jamur tumbuh dalam kisaran temperatur yang luas, dengan temperatur optimal berkisar antara 22–30
o
C. Spesies jamur patogenik mempunyai temperatur pertumbuhan optimal lebih tinggi, yaitu berkisar antara
30–37
o
C. Beberapa jamur mampu hidup pada temperatur 0
o
C sehingga menyebabkan kerusakan produk yang disimpan pada penyimpanan dingin
Pratiwi, 2008.
2.4.2 Reproduksi jamur
Jamur terdiri dari thallus yang tersusun dari filamen bercabang yang disebut hifa dan kumpulan dari hifa disebut miselium. Hifa tumbuh dari spora
yang melakukan germinasi membentuk suatu tuba germ yang akan tumbuh terus membentuk filament yang panjang dan bercabang, kemudian seterusnya akan
membentuk masa hifa yang disebut miselium Pratiwi, 2008. Jamur bereproduksi baik secara aseksual dengan pembelahan,
pembentukan tunas atau spora, maupun secara seksual dengan peleburan inti dari kedua induknya. Pada pembelahan, sel akan membagi diri membentuk dua sel
yang sama besar, sedangkan pada pertunasan budding, sel anak tumbuh dari penonjolan kecil pada sel induk. Spora jamur dibentuk dari hifa udara atau hifa
aerial hypae, dan spora jamur dapat berupa spora seksual ataupun spora aseksual. Spora aseksual dibentuk oleh hifa dari satu individu jamur. Bila spora aseksual
bergerminasi, spora tersebut akan menjadi jamur yang secara genetik identik
13 dengan induknya. Spora seksual dihasilkan dari dua inti dengan tipe seks yang
berlawanan dari satu spesies jamur yang sama Pratiwi, 2008.
2.4.3 Sistematika Microsporum canis