IV.
KONDISI UMUM
A. Letak dan Luas
Kawasan Hutan Batang Toru terdiri dari Blok Barat dan Blok Timur, secara geografis terletak antara 98° 53’ - 99° 26’ Bujur Timur dan 02° 03’ - 01°
27’ Lintang Utara. Hutan alami primer di Batang Toru yang tersisa saat ini diperhitungkan seluas 136.284 ha dan berada di Blok Barat seluas 81.344 ha dan
di Blok Timur seluas 54.940 ha.
Gambar 6. Peta Wilayah Sub DAS Aek Raisan dan Sipansihaporas di DAS Batang Toru
Secara administratif berada di 3 Kabupaten yaitu Tapanuli Utara, Tapanuli Tengah, dan Tapanuli Selatan dan 11 Kecamatan berdasarkan peta administrasi
yang diperoleh dari BPDAS Asahan Barumun Lampiran 3 dengan luas hutan di masing-masing kabupaten sebagai berikut:
1. Kabupaten Tapanuli Utara: Kawasan hutan Batang Toru yang termasuk
kedalam daerah Tapanuli Utara adalah seluas 89.236 ha atau 65,5 dari luas hutan. Air dari hutan Batang Toru di Tapanuli Utara mengairi persawahan luas
di lembah Sarulla dan hulunya dari DAS Sipansihaporas dan Aek Raisan
Universitas Sumatera Utara
berada di Tapanuli Utara. Pegunungan yang paling tinggi di Batang Toru berada di Tapanuli Utara Dolok Saut 1.802 m dpl.
DAS Raisan Hutan primer yang tersisa di DAS Raisan luasnya 12.043 ha dan
mempunyai fungsi penting sebagai penyangga hulu dari DAS ini yang mensuplai air untuk areal pertanian mulai dari daerah Adiankoting di Tapanuli Utara sampai
ke pantai Barat di Tapanuli Tengah dan juga memiliki 2 Pembangkit Listrik Tenaga Micro Hydro PLTP-MH
DAS Sipansihaporas PLTA Sipansihaporas sudah beroperasi sejak tahun 2002 dengan kapasitas
50 MW. Luas DAS 20.792 ha; Status Hutan Lindung Register 13 seluas 10.106 ha, status Hutan Produksi seluas 8.909 ha, dan status perkebunan besar seluas 800
ha. DAS Sipansihaporas yang sudah digunduli seluas 1.680 ha. Luas genangan dam adalah 18.4 ha. Saat ini 1.127 ha dari DAS Sipansihaporas,
yang penutupan lahan hutan primer di kelerengan yang terjal masih berstatus sebagai lahan HPT di Tapanuli Tengah.
2. Kabupaten Tapanuli Tengah: Hutan Batang Toru yang termasuk daerah
Tapanuli Tengah adalah seluas 15.492 ha atau 11,4 dari luas hutan. Kawasan hutan Batang Toru di Tapanuli Tengah merupakan daerah tangkapan
air bagi PLTA Sipansihaporas. Areal sekitar Sipansihaporas merupakan hutan di tebing kapur yang sangat indah dengan banyak air terjun. Hulu DAS
Garoga dibangun untuk dijadikan sebagai kawasan ekowisata Tapanuli Tengah, berada di tepi hutan Batang Toru.
Universitas Sumatera Utara
3. Kabupaten Tapanuli Selatan: Kawasan hutan Batang Toru yang termasuk ke
dalam daerah Tapanuli Selatan adalah seluas 31.556 ha atau 23,1 dari luas hutan. Air dari sungai Batang Toru dan Aek Garoga menjadi penting untuk
perkebunan luas yang berada di daerah hilir. B. Topografi
Keadaan topografi di kawasan hutan Batang Toru sangat curam. Berdasarkan peta kontur sebagian besar kelerengan berkisar 40, dan lebih
curam lagi di Blok Timur Sarulla. Tanah di hutan Batang Toru termasuk yang peka terhadap erosi. Hutan Batang Toru menjadi areal yang penting untuk
mencegah banjir, erosi dan longsor di daerah Tapanuli ini yang rentan terhadap datangnya bencana alam, termasuk gempa. Dengan ketinggian sekitar 400-1.803
m di atas permukaan laut, kawasan hutan Batang Toru merupakan hutan pegunungan dataran rendah dan dataran tinggi.
Kawasan Sub DAS Aek Raisan dan Sipansihaporas yang berada pada kawasan Kabupaten Tapanuli Utara termasuk dalam 5 kelas kelerengan yakni
datar 0-8, landai 8-15, agak curam 15-25, curam 25-40, dan sangat curam 40. Kelerengan 0-8 seluas 2.963,445 Ha, kelerengan 8-15 seluas
874,009 Ha, kelerengan 15-25 seluas 1.357,568 Ha, kelerengan 25-40 seluas 1.475,597 Ha, dan kelerengan 40 seluas 1.048,842 Ha.
Kawasan hutan Batang Toru memiliki ketinggian antara 50-1875 m dpl, dimana titik terendah berada di Sungai Sipansihaporas dekat kota Sibolga dan
titik tertinggi berada di Dolok Lubuk Raya kelerengan antara 16-60 dengan bentang lahan di topografi yang berbukit dan bergunung.
Universitas Sumatera Utara
C. Iklim