atau wali dari calon suami atau istri dapat mengajukan permohonan pada Pengadilan dengan disertai alasan-alasannya. Proses pembatalan perkawinan
dilakukan sama dengan proses perceraian, akan tetapi memiliki akibat hukum yang berbeda. Akan tetapi dalam hal memutus permohonan pembatalan
perkawinan, Pengadilan harus memperhatikan ketentuan agama mempelai. Jika menurut agamanya perkawinan itu sah maka pengadilan tidak bisa membatalkan
perkawinan.
3.2.3 Hak dan Kewajiban Suami Istri
Suatu perkawinan menimbulkan hak dan kewajiban antara suami dan istri. Yang dimaksud dengan hak di sini adalah apa-apa yang diterima dengan
kewajiban adalah apa-apa yang diterima oleh seseorang dari orang lain, sedangkan yang dimaksud dengan kewajiban adalah apa yang mesti dilakukan seseorang
terhadap orang lain. Dalam hubungan suami istri dalam rumah tangga suami mempunyai hak dan begitu pula istri mempunyai hak. Di balik itu suami
mempunyai beberapa kewajiban dan begitu pula si istri mempunyai beberapa kewajiban.
77
Kewajiban suami yang merupakan hak bagi istrinya yang tidak bersifat materi adalah sebagai berikut:
78
a. Menggauli istrinya secara baik dan patut. b. Menjaganya dari segala sesuatu yang mungkin melibatkannya pada
suatu perbuatan dosa dan maksiat atau ditimpa oleh sesuatu kesulitan dan mara bahaya.
c. Suami wajib mewujudkan kehidupan perkawinan yang diharapkan Allah untuk terwujud, yaitu mawaddah, rahmah, dan sakinah.
Selain itu, ada kewajiban istri yang merupakan hak suami dari istrinya tidak ada yang berbentuk materi secara langsung. Yang ada adalah kewajiban dalam
bentuk nonmateri itu adalah:
79
1 Menggauli suaminya secara layak sesuai dengan kodratnya. 2 Memberikan rasa tenang dalam rumah tangga untuk suaminya, dan
memberikan rasa cinta dan kasih sayang kepada suaminya dalam batas-batas yang berada dalam kemampuannya.
77
Amir Syarifuddin II, Op. Cit., Hlm. 159
78
Ibid., Hlm. 160-161
79
Ibid., Hlm. 162-163
3 Taat dan patuh kepada suaminya selama suaminya tidak menyuruhnya untuk melakukan perbuatan maksiat.
4 Menjaga dirinya dan menjaga harta suaminya bila suaminya sedang tidak berada di rumah.
5 Menjauhkan dirinya dari segala sesuatu perbuatan yang tidak disenangi oleh suaminya.
6 Menjauhkan dirinya dari memperlihatkan muka yang tidak enak dipandang dan suara yang tidak enak didengar.
Suami dan istri juga memiliki hak dan kewajiban bersama dalam perkawinan. Yang dimaksud hak bersama suami istri ini adalah hak bersama
secara timbal balik dari pasangan suami istri terhadap yang lain. Adapun hak bersama itu adalah sebagai berikut:
80
1 Bolehnya bergaul dan bersenang-senang diantara keduanya. 2 Timbulnya hubungan suami dengan keluarga istrinya dan
sebaliknya hubungan istri dengan keluarga suaminya. 3 Hubungan saling mewarisi diantara suami istri bila terjadi
kematian. Sedangkan kewajiban keduanya secara bersama dengan telah terjadinya
perkawinan itu adalah:
81
1 Memelihara dan mendidik anak keturunan yang lahir dari perkawinan tersebut.
2 Memelihara kehidupan rumah tangga yang sakinah, mawaddah, dan warahmah.
Undang-Undang Perkawinan dalam Pasal 30 sampai Pasal 34 juga telah mengatur hak dan kewajiban suami isteri sebagai berikut:
Pasal 30 Suami-isteri memikul kewajiban yang luhur untuk menegakkan rumah
tangga yang menjadi sendi dasar susunan masyarakat.
Pasal 31 1 Hak dan kedudukan isteri adalah seimbang dengan hak dan
kedudukan suami dalam kehidupan rumah tangga dan pergaulan hidup bersama dalam masyarakat.
2 Masing-masing pihak berhak untuk melakukan perbuatan hukum. 3 Suami adalah Kepala Keluarga dan isteri ibu rumah tangga.
80
Ibid., Hlm. 163
81
Ibid., Hlm. 163-164
Pasal 32 1 Suami-isteri harus mempunyai tempat kediaman yang tetap.
2 Rumah tempat kediaman yang dimaksudkan dalam ayat 1 pasal ini ditentukan oleh suami-isteri bersama.
Pasal 33 Suami isteri wajib saling saling cinta mencintai, hormat menghormati,
setia dan memberi bantuan lahir bathin yang satu kepada yang lain.
Pasal 34 1 Suami wajib melindungi isterinya dan memberikan segala sesuatu
keperluan hidup berumah tangga sesuai dengan kemampuannya. 2 Isteri wajib mengatur urusan rumah-tangga sebaik-baiknya.
3 Jika suami atau isteri melalaikan kewajibannya masing-masing dapat mengajukan gugatan kepada Pengadilan.
Berdasarkan berbagai uraian dan ketentuan diatas, hak dan kewajiban suami istri dalam suatu perkawinan ada yang ditentukan untuk masing-masing secara
tersendiri dan ada yang untuk bersama. Hak dan kewajiban selalu memiliki hubungan timbal balik antara suami istri agar dapat mewujudkan keluarga yang
sakinah, mawaddah dan rahmah.
52
BAB 4 PENUTUP