LANDASAN TEORI 1. Sistem Tata Guna Lahan dan
10
2. LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Tata Guna Lahan dan
Hubungannya Terhadap Transportasi Guna lahan land use merupakan istilah yang
berasal dari ekonomi pertanian, yang artinya adalah sebidang tanah dan penggunaan
ekonomisnya. Istilah guna lahan, kemudian diadopsi ke dalam perencanaan wilayah kota
dengan arti yang bergeser dari aslinya. Secara umum “Guna Lahan Perkotaan“ diartikan
sebagai distribusi keruangan spatial distribution atau pola geografis dan fungsi-
fungsi perkotaan, seperti perumahan, perdagangan, perkantoran, rekreasi, industri dan
lain-lain Djunaedi, 2003 . Kemampuan transportasi atau penyediaan
angkutan menunjukan potensi untuk menghubungkan antar kegiatan guna lahan.
Kemampuan ini disediakan oleh berbagai moda angkutan seperti angkutan jalan raya, laut, udara
dan lain-lain. Kemampuan transportasi bisa juga multi-moda seperti perjalanan ke kantor
dilakukan dengan jalan kaki dari rumah ke pemberhentian bus kota, naik bus kota, turun
dari bus dan kemudian naik becak ke kantor. Fasilitas transportasi termasuk pula tempat
perpindahan antar moda.
Gambar 1. Hubungan Transportasi, Guna Lahan dan Demografi Pada Suatu Sistem Kota Orn, 2002
Selain itu transportasi juga dapat dilihat sebagai fungsi dari beberapa sub sistem, seperti
transportasi pribadi, transportasi publik dan transportasi barang Orn, 2002 . Keseluruhan
elemen tersebut merupakan hal penting yang harus dipertimbangkan dalam proses
pembangunan kota. Penambahan arus lalulintas tidak dapat dimengerti dengan baik tanpa
mempelajari guna lahan dan demografi. Pada sisi lain, sistem transportasi dan pengembangan
prasarana jalan dapat mempengaruhi dan memegang peranan dalam menentukan nilai jual
tanah. Kebutuhan beraktifitas pada suatu guna lahan dilayani oleh sistem kegiatan sedangkan
kebutuhan transportasi dilayani oleh system jaringan. Interaksi antara sistem kegiatan dan
sistem jaringan menghasilkan sistem pergerakan yang merupakan umpan balik bagi sistem
kegiatan dan sistem jaringan menghasilkan sistem pergerakan yang merupakan umpan balik
bagi sistem kegiatan dan sistem jaringan. Transportasi meningkatkan interaksi antar
aktifitas atau guna lahan. Interaksi tersebut diukur melalui aksesibilitas yang meliputi daya
tarik suatu tempat sebagai asal dan tujuan. Pola guna lahan adalah hal yang penting karena akan
menentukan peluang ataupun aktifitas yang ada dalam jangkauan suatu tempat. Potensi antara
dua tempat untuk interaksi akan bergantung pada biaya dari pergerakan antara keduanya,
baik dalam terminologi uang ataupun waktu, sehingga konsekwensinya, struktur dan kapasitas
dari jaringan transportasi akan mempengaruhi tingkat aksesibilitas.
Gambar 2. Hubungan Trasnportasi dan Guna Lahan Black, 1984
Lahan merupakan ruang space dengan kegiatas diatasnya. Guna lahan diartikan sebagai kegiatan
yang dominan yang ada pada suatu lahan. Apabila diambil perumpamaan, suatu lahan akan
digubungkan dengan suatu saluran channel , yang dalam hal ini antar lahan dihubungkan oleh
jalan raya. Hubungan antar guna lahan yang melewati channel ini berupa lalu lintas Traffic,
baik guna lahan maupun transportasi, keduanya diperlukan untuk menumbuhkan lalu lintas. Bila
terdapat guna lahan maupun transportasi, maka
TRANS PORTASI
AKSESIBI LITAS
GUNA LAHAN
TRANSPORTASI GUNA LAHAN
DEMOGRAFI Publik
Barang Pribadi
Universitas Sumatera Utara
Abdul Majid Ismail Dwira N. Aulia
Rahmad Dian
11 besaran lalu lintas yang terjadi ditentukan
dengan tingkat kegiatan lahan-lahan tersebut dan karakteristik fasilitas transportasinya.
Penggunaan lahan mendorong pertumbuhan lalu lintas, yang selanjutnya dalam proses
perencanaan transportasi mendorong dibangunnya jalan raya, yang kemudian
mendorong perubahan guna lahan disekitar jalan tersebut.