Dampak Demam Berdarah Dengue DBD Hubungan Pengetahuan dan Pencegahan Demam Berdarah Dengue DBD

Gejala-gejala kemandulan akibat radiasi pada vektor jantan disebabkan karena terjadinya aspermia, inaktivasi sperma, mutasi letal dominan dan ketidakmampuan kawin. Selain digunakan dalam pemandulan vektor, teknik nuklir juga bisa digunakan sebagai penanda vektor. Karena radioisotop seperti P32 dapat memancarkan sinar radioaktif, sehingga dipakai sebagai penanda keberadaan nyamuk aedes aegypti di lapangan. Penandaan vektor dianggap penting terutama untuk mempelajari bionomik interaksi organisme dengan lingkungan nyamuk di lapangan, seperti mempelajari jarak terbang, pola pemencaran, umur nyamuk, pemilihan hospes, siklus gonotrofi siklus pematangan sel gamet dan aspek bionomik yang lain. Dengan demikian penandaan nyamuk aedes aegypti dengan radioisotop dianggap sebagai cara penandaan paling tepat dan mudah, untuk mempelajari penyebaran dan jarak terbang nyamuk. Data ini sangat berguna untuk menunjang keberhasilan TSM dan penerapanya di lapangan. Depkes, 1997.

2.3. Dampak Demam Berdarah Dengue DBD

Faktor fisiologis yang menjadi dampak DBD adalah rusaknya komposisi darah dan keinefektifan sel-sel pembuluh darah yang mengakibatkan terjadinya perdarahan, dehidrasi dan terjadi renjatansyok. Pada faktor psikologis, DBD mengakibatkan rasa cemas penderita meningkat akibat gejala-gejala yang timbul. Wabah DBD menimbulkan rasa panik yang luar biasa pada masyarakat sehingga partisipasi yang pada awalnya rendah, konstan meningkat untuk mencegah terjadinya masalah yang lebih besar Tantono, 1999 dalam Umami, 2001. Universitas Sumatera Utara

2.4. Hubungan Pengetahuan dan Pencegahan Demam Berdarah Dengue DBD

Pemberantasan dan pencegahan kasus DBD di masyarakat memerlukan perhatian dari petugas kesehatan dan juga peran serta masyarakat. Pelaksanaan program penanggulangan DBD sesuai dengan kebijakan Pemerintah akan sangat mempengaruhi penanggulangan dan pencegahan penyakit DBD.Danim. S, 2003 dalam Rika,2007. Universitas Sumatera Utara

BAB 3 KERANGKA PENELITIAN

3.1 Kerangka Konsep

Kerangka konsep penelitian pada dasarnya adalah kerangka hubungan konsep-konsep yang ingin diamatidilakukan melalui penelitian yang dilakukan. Adapun kerangka dalam penelitian ini dibuat berdasarkan teorikonsep dalam Depkes RI 1994 yang menggambarkan tingkat pengetahuan masyarakat tentang Demam Berdarah Dengue DBD serta upaya-upaya pencegahan penyebaran penyakit DBD di Kecamatan Gunung Meriah Kabupaten Aceh Singkil. Menurut Depkes, 1991 dalam Soetopo, 2007 Pencegahan DBD tergantung dari pengendalian vektornya dengan upaya pengendalian lingkungan, pengendalian biologis dan pengendalian kimiawi.

3.2 Definisi Konseptual

Pengendalian adalah suatu usaha untuk mengekang suatu hal dengan pengaturan sumber daya, agar tujuan yang telah ditetapkan dapat dicapai dengan cara membandingkan antara usaha dengan suatu standar tertentu yang telah ditetapkan. Upaya-upaya yang dapat dilakukan adalah pengendalian lingkungan, pengendalian biologis dan pengendalian kimiawi yang Penulis sajikan berikut ini. Masyarakat Kecamatan Gunung Meriah Kabupaten Aceh Singkil Pencegahan Demam Berdarah Dengue DBD : 1. Pengendalian Lingkungan. 2. Pengendalian Biologis. 3. Pengendalian Kimiawi. Universitas Sumatera Utara