BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bantuan Siswa Miskin BSM adalah Program Nasional yang bertujuan untuk menghilangkan halangan siswa miskin berpartisipasi untuk bersekolah dengan
membantu siswa miskin memperoleh akses pelayanan pendidikan yang layak mencegah putus sekolah menarik siswa miskin untuk kembali bersekolah, membantu
siswa memenuhi kebutuhan dalam kegiatan pembelajaran, mendukung Program Pendidikan Sembilan Tahun bahkan hingga menengah atas, serta membantu
kelancaran program sekolah. Sumber dana bantuan ini adalah dari dana Anggaran Pendapatan Belanja Negara APBN.
Penerima dana BSM yang dikelola oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan adalah siswa miskin dan rentan pada Sekolah Dasar SD, Sekolah
Menengah Pertama SMP, Sekolah Menengah Atas SMA atau Sekolah Menengah Kejuruan SMK negeri dan swasta yang telah memenuhi kriteria sesuai
pedomanpetunjuk teknis yang dikeluarkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Beberapa hasil dari evaluasi dan studi berlanjut terhadap pelaksanaan Program BSM menunjukkan kelemahan dari program ini, yaitu terkait ketepatan penetapan
sasaran BSM dimana ditemukan masih banyaknya rumah tangga tidak miskin yang menerima BSM dan jumlah beasiswa yang kurang memadai. Sasaran penerima
Program BSM masih lemah dimana ditemukan banyak penerima BSM yang bukan berasal dari keluarga rumah tangga miskin dan banyak siswa dari keluargarumah
tangga miskin tidak menerima manfaat BSM serta masih manualnya cara yang digunakan dalam merankingan penerima BSM tersebut.Oleh karena itu, agar proses
perankingan penerima BSM menjadi lebih objektif dan praktis, sebaiknya dilakukan
Universitas Sumatera Utara
2
secara komputerisasi, yaitu
dengan mengembangkan
suatu aplikasi
yang mengimplementasikan metode-metode yang dapat mempermudah proses dalam
pengambilan keputusan serta dapat membantu dalam meningkatkan ketepatan sasaran dari penerima program BSM tersebut.
Pada penelitian ini penulis mencoba menggunakan dua metode yaitu metode SAW dan WPM yang mana akan diimplementasikan dalam merankingkan penerima
dana Program BSM tersebut dan model yang digunakan adalah Fuzzy Multiple Attribute Desicion Making
FMADM. FMADM adalah suatu metode yang digunakan untuk mencari alternatif optimal dari sejumlah alternatif dengan kriteria tertentu. Inti
dari FMADM adalah menentukan nilai bobot dalam setiap atribut, kemudian dilanjutkan dengan proses perankingan yang akan menyeleksi alternatif yang sudah
diberikan H. Wibowo, dkk, 2009. Metode Simple Addictive Weighted SAW dan Weighted Product Model
WPM termasuk Model Multiple Atribute Decision Making WPM.
Metode SAW sering dikenal istilah metode penjumlahan terbobot. Konsep dasar metode SAW adalah mencari penjumlahan terbobot dari rating kinerja pada
setiap alternatif pada semua atribut. Metode SAW membutuhkan proses normalisasi matriks keputusan X ke suatu skala yang dapat diperbandingkan dengan semua
alternatif yang ada Kusumadewi, dkk, 2006. Metode SAW dapat membantu dalam pengambilan keputusan suatu kasus,
akan tetapi perhitungan menggunakan metode SAW ini hanya menghasilkan nilai terbesar yang akan terpilih sebagai alternatif terbaik. Perhitungan akan sesuai dengan
metode ini apabila alternatif yang terpilih memenuhi kriteria yang telah ditentukan. Metode SAW ini lebih efisien karena waktu yang dibutuhkan dalam perhitungan lebih
singkat. Weighted Product Model
WPM mirip dengan Weighted Sum Model WSM dan juga disebut sebagai Multiplicative Exponent Weighting MEW. Ini adalah salah
satu Metode Skoring MADM. Dari semua Metode MADM, Weighted Product Model WPM adalah himpunan berhingga dari beberapa alternatif keputusan dan dijelaskan
dalam hal beberapa kriteria keputusan.K.Savita Chandrasekar, 2011. Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, penulis mencoba mengambil
tema dalam penelitian skripsi ini dengan judul “Sistem Pendukung Keputusan
Universitas Sumatera Utara
3
Perankingan Penerima BSM dengan Metode Simple Additive Weighting SAW dan Weighted Product Model
WPM.
1.2 Rumusan Masalah