8
2.2 Langkah-langkah Permodelan dalam Sistem Pendukung Keputusan
Saat melakukan permodelan dalam pembangunan DSS dilakukan langkah-langkah sebagai berikut Kusrini, 2007:
1. Studi Kelayakan Intelligence Pada langkah ini, sasaran ditentukan pencarian prosedur,pengumpulan data,
identifikasi masalah, identifikasikepemilikan masalah, klasifikasi masalah, hingga akhirnya terbentuksebuah pernyataan masalah.
Kepemilikan masalah berkaitan dengan apa yang akan dibangun oleh DSS dan apa tugas dari bagian tersebutsehingga model tersebutbisa relevan dengan
kebuthan si pemilik masalah. 2. Perancangan Design
Pada tahapan ini akan diformulasikan model yang akan diggunnakan dan kriteria- kriteria yang ditentukan. Setelah itu, dicari alternatifmodel yang bisa
menyelesaikan permasalahan tersebut. Langkah selanjutnya adalah memprediksi keluaran yang mungkin. Kemudian, ditentukan variabel-variabel model.
3. Pemilihan Choice Setelah pada tahap design ditentukan berbagai alternatif modelbeserta variabel-
variabelnya, pada tahapan ini akan dilakukan pemilihan modelnya, termasuk soslusi dari model tersebut. Selanjutnya dilakukan analisis sensitivitas, yakni
dengan mengganti beberapa variabel. 4. Membuat Decision Support System DSS
Setelah menentukan modelnya, berikutnya adalah mengimpplementasikannya dalam aplikasi DSS.
2.3 Fuzzy Multiple Attribute Decision Making FMADM
FMADM adalah suatu metode yang digunakan untuk mencari alternatif optimal dari sejumlah alternatif dengan kriteria tertentu. Inti dari FMADM adalah
menentukan nilai bobot dalam setiap atribut, kemudian dilanjutkan dengan proses perankingan yang akan menyeleksi alternatif yang sudah diberikan Wibowo, dkk,
2009.
Universitas Sumatera Utara
9
Fuzzy Multiple Attribute Decision Making FMADM adalah suatu metode
yang digunakan untuk mencari alternatif optimal dari sejumlah alternatif dengan kriteria tertentu. Inti dari FMADM adalah menentukan nilai bobot untuk setiap
atribut,kemudian dilanjutkan dengan proses perankingan yang akan menyeleksi alternatif yang sudahdiberikan. Pada dasarnya, ada 3 pendekatan untuk mencari nilai
bobot atribut, yaitu pendekatan subyektif, pendekatan obyektif dan pendekatan integrasi antara subyektif dan obyektif. Masing
– masing pendekatan memiliki kelebihan dan kelemahan. Pada pendekatan subyektif, nilai bobot ditentukan
berdasarkan subyektifitas dari para pengambil keputusan, sehingga beberapa faktor dalam proses perankingan alternatif bisa ditentukan secara bebas. Sedangkan pada
pendekatan obyektif, nilai bobot dihitung secara matematis sehingga mengabaikan subyektifitas dari pengambil keputusan Wibowo,dkk, 2009.
Ada beberapa metode yang dapat digunakan untuk menyelesaikan FMADM, antara lain S. Kusumadewi, dkk, 2006 :
a. Simple Additive Weighted SAW; b. Weighted Product WP;
c. Elimination Et Choix Traduisant la Realite ELECTRE; d. Technique for Order Preference by Similarity to Ideal Solution TOPSIS;
e. Analilytic Hierarchy Process AHP.
2.4 Simple Additive Weighting SAW