Perbandingan Metode Simple Additive Weighting (SAW) dan Weighted Product Model (WPM) Dalam Pemberian Jaminan Kesehatan Masyarakat

(1)

PERBANDINGAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING

(SAW) DAN WEIGHTED PRODUCT METHOD (WPM) DALAM

PEMBERIAN JAMINAN KESEHATAN MASYARAT

SKRIPSI

CHASIKA RANI PURBA

121421094

PROGRAM STUDI EKSTENSI S1 ILMU KOMPUTER

FAKULTAS ILMU KOMPUTER DAN TEKNOLOGI INFORMASI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2015


(2)

PERBANDINGAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING

(SAW) DAN WEIGHTED PRODUCT METHOD (WPM) DALAM

PEMBERIAN JAMINAN KESEHATAN MASYARAKAT

SKRIPSI

Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat memperoleh ijazah Sarjana Ilmu Komputer

CHASIKA RANI PURBA 121421094

PROGRAM STUDI EKSTENSI S1 ILMU KOMPUTER FAKULTAS ILMU KOMPUTER DAN TEKNOLOGI INFORMASI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(3)

PERSETUJUAN

Judul : PERBANDINGAN METODE SIMPLE ADDITIVE

WEIGHTED (SAW) DAN WEIGHTED PRODUCT METHOD (WPM) DALAM PEMBERIAN JAMINAN KESEHATAN MASYARAKAT

Kategori : SKRIPSI

Nama : CHASIKA RANI PURBA

Nomor Induk Mahasiswa : 121421094

Program Studi : EKSTENSI S1 ILMU KOMPUTER

Fakultas : ILMU KOMPUTER DAN TEKNOLOGI INFORMASI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Komisi Pembimbing :

Pembimbing II Pembimbing I

Ade Candra, ST, M.Kom Dr. Syahriol Sitorus, S.Si, MIT

NIP. 19790904 200912 1 002 NIP. 19710310 199703 1 004

Diketahui/disetujui oleh

Program Studi Ekstensi S1 Ilmu Komputer Ketua,

Dr. Poltak Sihombing, M.Kom NIP. 19620217 199103 1 001


(4)

PERNYATAAN

PERBANDINGAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTED (SAW) DAN WEIGHTED PRODUCT METHOD (WPM) DALAM PEMBERIAN

JAMINAN KESEHATAN MASYARAKAT

SKRIPSI

Saya mengakui bahwa skripsi ini adalah hasil kerja saya sendiri, kecuali beberapa kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.

Medan, Agustus 2015

CHASIKA RANI PURBA 121421094


(5)

PENGHARGAAN

Segala puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini tepat waktu sesuai dengan instruksi dan peraturan yang berlaku di Fakultas Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi serta shalawat dan salam penulis hadiahkan kepada Nabi Besar Muhammad SAW.

Dalam penyusunan dan penulisan skripsi ini, penulis banyak mendapat bantuan, dukungan, dan bimbingan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan rasa terima kasih dan penghargaan kepada :

1. Teristimewa orang tua yang penulis sayangi, ibunda Hanura dan ayahanda Jamiardi Purba yang tidak henti-hentinya memberikan doa, motivasi, dan dukungan yang selalu menjadi sumber semangat penulis.

2. Bapak Prof. Drs. Subhilhar, M. A., Ph.D selaku Plt Universitas Sumatera Utara. 3. Bapak Prof. Dr. Muhammad Zarlis, M.Kom sebagai Dekan Fakultas Ilmu

Komputer dan Teknologi Informasi.

4. Bapak Dr. Poltak Sihombing, M.Kom sebagai Ketua Program Studi S1 Ilmu Komputer.

5. Ibu Maya Silvi Lydia, B.Sc, M.Sc selaku Sekretaris Program Studi Ilmu Komputer.

6. Bapak Dr. Syahriol Sitorus, S.Si, MIT selaku Dosen Pembimbing I dan Bapak Ade Candra, ST, M.Kom selaku Dosen Pembimbing II yang telah meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran dalam membimbing, mengarahkan, menasehati, memotivasi, dan menyemangati penulis agar dapat menyelesaikan skripsi ini. 7. Ibu Maya Silvi Lydia, B.Sc, M.Sc selaku dosen Pembanding I dan Bapak Amer

Sharif, S.si, M.Kom selaku dosen Pembanding II yang telah memberikan kritik dan saran terhadap skripsi penulis.

8. Seluruh staf pengajar dan pegawai Fakultas Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi.

9. Adik dan Abang tersayang Zerzi Purba, Rahmat Sutomo Purba, dan Nissa Hanami N.P yang selalu memotivasi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.


(6)

10. Sahabat-sahabat luar biasa Fitria Andhika, Rini Chairani, Tengku Zikri Rahman, Nugra Atsaury Saragih dan Tria Rica yang selalu menemani dan memberi motivasi kepada penulis. Teman – teman saya Puspita, Silvia, Reza, Novri dan

semua teman di Eks. KOM C ’12 yang telah memberikan semangat dan kerjasama yang baik dan tidak lupa pula terimakasih yang spesial untuk Jaka Pramana.

11. Ibu dr. Cut Putri Elna Minarbach selaku kepala Puskesmas Perbaungan telah memberi izin riset di Puskesmas Plus Perbaungan.

12. Seluruh staff dan karyawan di Puskesmas Plus Perbaungan Provinsi Sumatera Utara yang turut membantu dan memberikan pengarahan kepada penulis selama menyelesaikan Tugas Akhir ini.

13. Semua pihak yang terlibat langsung ataupun tidak langsung yang tidak dapat penulis ucapkan satu per satu yang telah membantu menyelesaikan Skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih memiliki banyak kekurangan, baik dari segi teknik, tata penyajian ataupun dari segi tata bahasa. Oleh karena itu penulis bersedia menerima kritik dan saran dari pembaca dalam upaya perbaikan skripsi ini.Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca, khususnya rekan-rekan mahasiswa lainnya yang mengikuti perkuliahan di Universitas Sumatera Utara.

Medan, Agustus 2015 Penulis


(7)

ABSTRAK

Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) adalah Jaminan kesehatan yang diberikan pada rakyat yang kurang mampu oleh pemerintah. Banyaknya peserta yang mengajukan jaminan kesehatan dan indikator kriteria yang banyak, membuat ketidakpastian dalam pengambilan keputusan yang disebabkan kurangnya informasi atau sulitnya seorang pengambil keputusan dalam memberi preferensinya secara tegas. Mengingat kebutuhan penduduk akan kesehatan sangatlah penting, maka cara manual kurang efektif dan efisien. Untuk membantu penentuan dalam menetapkan seseorang yang layak menerima Jamkesmas maka dibutuhkan Sistem Pendukung Keputusan. Metode yang digunakan untuk menyelesaikan masalah tersebut adalah Simple Additive Weighted (SAW) dan Weighted Product Method (WPM). Metode ini merangking calon peserta Jamkesmas dari nilai tertinggike nilai terendah. Tingkat kecocokan penerima yang didapat dari kedua metode kemudian dibandingkan, sehingga diperoleh hasil dari masing-masing metode dan running timenya.Dari kedua metode tersebut Simple Additive Weighting (SAW) mempunyai running time yang lebih cepat dibanding Weighted Product Method (WPM) dan Simple Additive

Weighting (SAW) mempunyai hasil perangkingan yang lebih mendekati dengan hasil

perangkingan pemerintah setempat.

Kata kunci : Sistem Pendukung Keputusan, Jamkesmas, Simple Additive


(8)

COMPARISON OF SIMPLE ADDITIVE WEIGHTED (SAW) METHOD AND WEIGHTED PRODUCT (WPM) METHOD IN JAMKESMAS

DISTRIBUTION

ABSTRACT

Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) is health coverage program given to the neeedy/ poor /less able communities by the goverment. There are many participants who proposed to be covered by the program and there are also many criteria are taken into consideration to determine the recepient has made uncertainty on the decision making. Considering the needs of the population/communities on health is important, and the use of manual decison making is less effective and eficient, the DSS in determination of the people who deserve Jamkesmas is need established. The methods used to assist the decision making in DSS are the Simple Additive Weighting (SAW) and Weighted Product Method (WPM). These methods will process the given data in order to determine the potential participant by rank the recipient according to the result from hightest value to lowest value. The result from the two methods are then compared to the expected result which determined by the local goverment and the system make calculation on the running time for each methods. According to the calculation of the runningtime, the Simple Additive Weighteing(SAW) is more faster than Weighted Product Method (WPM), while the result from the Simple Additive Weighting (SAW) has more close to the expected result by local goverment.

Keyword : Decision Support System, Jamkesmas, Simple Additive Weighting,


(9)

DAFTAR ISI

Persetujuan ii

Pernyataan iii

Penghargaan iv

Abstrak vi

Abstract vii

Daftar Isi viii

Daftar Tabel x

Daftar Gambar xi

Bab 1 Pendahuluan

1.1 Latar Belakang Masalah 1

1.2 Rumusan Masalah 3

1.3 Ruang Lingkup Penelitian 4

1.4 Tujuan Penelitian 4

1.5 Manfaat Penelitian 4

1.6 Metodologi Penelitian 5

1.7 Sistematika Penulisan 6

Bab 2 Tinjauan Pustaka

2.1Sistem Pendukung Keputusan 7

2.1.1 Pengertian Sistem 7

2.1.2 Pengertian Keputusan 8

2.1.2.1Kondisi Pengambilan Keputusan 9

2.1.3 Sistem Pendukung Keputusan 10

2.1.4 Multi-Atribute Desicion Making (MADM) 11

2.2Simple Additive Weighting (SAW) 13

2.3Weighted Product Method (WPM) 16

2.4Manajemen Model 18

2.4.1 Langkah-langkah Pemodelan dalam SPK 18

2.5Penelitian yang Relevan 19

Bab 3 Analisis dan Perancangan Sistem

3.1 Analisis Masalah 21

3.1.1 Analisis Persyaratan 22

3.2 Pemodelan Sistem 23

3.2.1 Usecase 24

3.2.2 Activity Diagram 25

3.2.3 Sequence Diagram 27

3.3 Diagram Alir (Flowchart) 28

3.4 Perancangan Antarmuka (Interface) 30


(10)

4.1Implementasi 35

4.1.1 Tampilan Halaman Utama 36

4.1.2 Tampilan Input Data 36

4.1.3 Tampilan Halaman Proses SAW 37

4.1.4 Tampilan Halaman Proses WPM 37

4.2Pengujian 38

4.2.1 Analisis Proses Perhitungan Penerima Jaminan Kesehatan Masyarat (Jamkesmas) dengan Metode Simple Additive Weighting

(SAW) 38

4.2.2 Analisis Proses Perhitungan Penerima Jaminan Kesehatan Masyarat (Jamkesmas) dengan Metode Weighted Product Method (WPM)

4.2.3 Pengujian Sistem 50

4.2.4 Analisis Kecocokan Penerima Jamkesmas 51

Bab 5 Kesimpulan dan Saran

5.1Kesimpulan 53

5.2Saran 54

Lampiran

Listing Program A

Surat Izin Riset B

Penerima Jaminan Kesehatan Masyarakat C

Hasil Perankingan Penerima Jamkesmas dengan Metode SAW D


(11)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Rating Kecocokan dari setiap alternatif pada setiap kriteria SAW 14 Tabel 2.2 Rating Kecocokan dari setiap alternatif pada setiap kriteria WPM 17

Tabel 4.1 Bobot Preferensi Setiap Kriteria 40

Tabel 4.2 Nilai rating setiap Kriteria 40

Tabel 4.3 Nilai Bobot Subkriteria (C1) 41

Tabel 4.4 Nilai Bobot Subkriteria (C2) 41

Tabel 4.5 Nilai bobot Subkriteria (C3) 41

Tabel 4.6 Nilai bobot subkriteria (C4) 42

Tabel 4.7 Nilai bobot subkriteria (C5) 42

Tabel 4.8 Nilai bobot subkriteria (C6) 42

Tabel 4.9 Nilai bobot subkriteria (C7) 43

Tabel 4.10 Nilai bobot subkriteria (C8) 43

Tabel 4.11 Nilai bobot subkriteria (C9) 43

Tabel 4.12 Nilai bobot subkriteria (C10) 44

Tabel 4.13 Nilai bobot subkriteria (C11) 44

Tabel 4.14 Nilai bobot subkriteria (C12) 44

Tabel 4.15 Nilai bobot subkriteria (C13) 45

Tabel 4.16 Nilai bobot subkriteria (C14) 45

Tabel 4.17 Rating Kecocokan dari Setiap Alternatif Pada setiap Kriteria SAW 45

Tabel 4.18 Ranking Kandidat Jamkesmas dengan SAW 50


(12)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Arsitektur Sistem Pendukung Keputusan 11

Gambar 3.1 Diagram Ishikawa untuk analisis masalah 21

Gambar 3.2 Use case Diagram 25

Gambar 3.3 Diagram Aktivitas Simple Additive Weighting (SAW) 26

Gambar 3.4 Diagram Aktivitas Weighted Product Method (WPM) 26

Gambar 3.5 Sequence diagram Simple Additive Weighting (SAW) 27

Gambar 3.6 Sequence Diagram Weighted Product Method (WPM) 28

Gambar 3.7 Flowchart Sistem dengan Metode Simple Additive Weighting (SAW) 29 Gambar 3.8 Flowchart sistem dengan metode Weighted Product Method (WPM) 29

Gambar 3.9 Tampilan Rancangan Halaman Utama 30

Gambar 3.10 Tampilan Rancangan Halaman Menu 31

Gambar 3.11 Rancangan Tampilan Halaman Proses SAW 32

Gambar 3.12 Rancangan Tampilan Halaman Proses WPM 33

Gambar 4.1 Tampilan Form Menu Utama 36

Gambar 4.2 Tampilan Form Input Data 36

Gambar 4.3 Tampilan halaman proses SAW 37

Gambar 4.4 Tampilan halaman proses WPM 37

Gambar 4.5 Hasil Pengujian dengan SAW 50


(13)

ABSTRAK

Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) adalah Jaminan kesehatan yang diberikan pada rakyat yang kurang mampu oleh pemerintah. Banyaknya peserta yang mengajukan jaminan kesehatan dan indikator kriteria yang banyak, membuat ketidakpastian dalam pengambilan keputusan yang disebabkan kurangnya informasi atau sulitnya seorang pengambil keputusan dalam memberi preferensinya secara tegas. Mengingat kebutuhan penduduk akan kesehatan sangatlah penting, maka cara manual kurang efektif dan efisien. Untuk membantu penentuan dalam menetapkan seseorang yang layak menerima Jamkesmas maka dibutuhkan Sistem Pendukung Keputusan. Metode yang digunakan untuk menyelesaikan masalah tersebut adalah Simple Additive Weighted (SAW) dan Weighted Product Method (WPM). Metode ini merangking calon peserta Jamkesmas dari nilai tertinggike nilai terendah. Tingkat kecocokan penerima yang didapat dari kedua metode kemudian dibandingkan, sehingga diperoleh hasil dari masing-masing metode dan running timenya.Dari kedua metode tersebut Simple Additive Weighting (SAW) mempunyai running time yang lebih cepat dibanding Weighted Product Method (WPM) dan Simple Additive

Weighting (SAW) mempunyai hasil perangkingan yang lebih mendekati dengan hasil

perangkingan pemerintah setempat.

Kata kunci : Sistem Pendukung Keputusan, Jamkesmas, Simple Additive


(14)

COMPARISON OF SIMPLE ADDITIVE WEIGHTED (SAW) METHOD AND WEIGHTED PRODUCT (WPM) METHOD IN JAMKESMAS

DISTRIBUTION

ABSTRACT

Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) is health coverage program given to the neeedy/ poor /less able communities by the goverment. There are many participants who proposed to be covered by the program and there are also many criteria are taken into consideration to determine the recepient has made uncertainty on the decision making. Considering the needs of the population/communities on health is important, and the use of manual decison making is less effective and eficient, the DSS in determination of the people who deserve Jamkesmas is need established. The methods used to assist the decision making in DSS are the Simple Additive Weighting (SAW) and Weighted Product Method (WPM). These methods will process the given data in order to determine the potential participant by rank the recipient according to the result from hightest value to lowest value. The result from the two methods are then compared to the expected result which determined by the local goverment and the system make calculation on the running time for each methods. According to the calculation of the runningtime, the Simple Additive Weighteing(SAW) is more faster than Weighted Product Method (WPM), while the result from the Simple Additive Weighting (SAW) has more close to the expected result by local goverment.

Keyword : Decision Support System, Jamkesmas, Simple Additive Weighting,


(15)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Tingginya angka kemiskinan mempengaruhi segala sektor kehidupan termasuk sektor kesehatan. Sektor kesehatan memiliki banyak fasilitas yang tidak semua orang dapat menggunakannya, tergantung pada kemampuan setiap orang. Fasilitas tersebut hanya dapat digunakan jika memiliki uang yang cukup untuk fasilitas yang diperlukan. Sehingga kesehatan yang layak bagi setiap orang tidak terpenuhi.

Masalah kemiskinan menjadi sebab utama seseorang tidak mendapatkan akses baik dalam bidang kesehatan, maka dibutuhkan peranan pemerintah untuk menjamin akses penduduk terhadap pelayanan kesehatan. Sesuai dengan tanggung jawab yang telah diamanatkan dalam UUD 1945 Bab XIV Pasal 34 ayat 2 bahwa negara mengembangkan sistem jaminan sosial bagi seluruh rakyat dan memberdayakan masyarakat lemah dan tidak mampu sesuai dengan martabat kemanusiaan (Republik Indonesia,2005)

Jaminan sosial yang diberikan pada rakyat yang kurang mampu bermacam-macam salah satunya adalah Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas). Jamkesmas merupakan salah satu produk BPJS yang memberikan jaminan kesehatan bagi masyarakat. Melalui Jamkesmas ini masyarakat kurang mampu diharapkan dapat menikmati fasilitas kesehatan.

Pemerintah berperan penting dalam pemberian jamkesmas. Rakyat yang kurang mampu yang ingin memperoleh Jamkesmas harus memenuhi kriteria dan persyaratan tertentu. Dari semua data yang telah didapat akan diproses sehingga di dapat


(16)

keputusan yang tepat . Untuk mewujudkan Pemerintah yang baik (good governance), diperlukan keputusan yang tepat sasaran agar hasil yang diperoleh lebih tepat guna.

Dalam memberikan Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) terdapat kriteria yang harus terpenuhi yaitu 14 kriteria yang telah ditetapkan. Oleh karena itu, tidak semua yang mendaftar sebagai calon penerima Jamkesmas tersebut akan diterima.

Dalam menyeleksi data untuk mengambil keputusan, pemerintah masih melakukannya dengan cara manual. Data warga yang memenuhi keriteria harus diseleksi untuk mendapatkan warga yang benar-benar pantas memperoleh jaminan tersebut. Adanya ketidakpastian dalam pengambilan keputusan disebabkan kurangnya informasi atau dapat juga disebabkan oleh sulitnya seorang pengambil keputusan dalam memberi preferensinya secara tegas. Mengingat kebutuhan penduduk akan kesehatan sangatlah penting, maka cara manual kurang efektif dan efisien.

Oleh karena jumlah peserta yang mengajukan jaminan kesehatan banyak serta indikator kriteria yang banyak juga, maka perlu dibangun sebuah Sistem Pendukung Keputusan yang akan membantu dalam menentukan siapa yang berhak mendapatkan Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas).

Model yang akan digunakan di dalam sistem pendukung keputusan ini adalah

Fuzzy Multiple Attribute Decision Making (FMADM). FMADM adalah suatu metode

yang digunakan untuk mencari alternatif optimal dari sejumlah alternatif dengan kriteria tertentu. Inti dari FMADM adalah menentukan nilai bobot dalam setiap atribut, kemudian dilanjutkan dengan proses perankingan yang akan menyeleksi alternatif yang sudah diberikan (H. Wibowo, dkk, 2009). Metode Simple Additive

Weighting (SAW) dan Weighted Product Method (WPM) termasuk Model MADM (

Multiple Atribute Decision Making ).

Weighted Product Method (WPM) mirip dengan Weighted Sum Model (WSM)

dan juga disebut sebagai Multiplicative Exponent Weighting (MEW). Ini adalah salah satu Metode Skoring MADM. Dari semua Metode MADM, Weighted Product Method


(17)

(WPM) adalah himpunan berhingga dari beberapa alternatif keputusan dan dijelaskan dalam hal beberapa kriteria keputusan (K. Savita & Chandrasekar, 2011).

Simple Additive Weighting (SAW) yang juga dikenal sebagai kombinasi linear

berbobot atau metode penjumlahan berbobot adalah teknik pengambilan atribut sederhana dan paling sering digunakan dalam Multi Atribute Decision Making (MADM). Metode ini didasarkan pada bobot rata-rata. Skor evaluasi dihitung untuk setiap alternatif dengan mengalikan nilai skala yang diberikan kepada alternatif untuk atribut dengan bobot dari kepentingan rekatif yang langsung di tentukan oleh pengambil keputusan diikuti oleh menjumlahkan produk untuk semua kriteria (A. Afshari, M. Mojahed & M.R Yusuff, 2010).

Metode ini sesuai digunakan dalam pemilihan peserta Jamkesmas karena metode ini akan digunakan untuk menghitung nilai bobot setiap atribut alternatif lalu dilakukan perankingan dan setelah itu diseleksi alternatif terbaik dari sejumlah alternatif. Kedua algoritma ini akan dibandingkan sehingga diharapkan dengan pemanfaatan kedua algoritma dapat menyelesaikan masalah tersebut.

Melalui penjelasan dan metode di atas, penelitian ini akan membuat sistem pendukung keputusan untuk pemberian Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) dengan menggunakan Metode Simple Additive Weighting (SAW) dan Weighted

Product Method (WPM). Dengan adanya aplikasi sistem pendukung keputusan ini

diharapkan dapat mempermudah pemilihan peserta Jamkesmas dikarenakan banyaknya alternatif pilihan peserta Jamkesmas di Kel. Simpang Tiga Pekan Kec. Perbaungan sesuai dengan kriteria-kriteria yang ditentukan.

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimana menentukan prioritas pemberian Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) di Kelurahan Simpang Tiga Pekan Kec. Perbaungan Kab. Serdang Bedagai menggunakan metode Simple Additive Weighting (SAW) dan Weight Product


(18)

1.3 Ruang Lingkup Penelitian

1. Studi kasus dilaksanakan di Pemerintah Kabupaten Serdang Bedagai dalam hal ini pada Puskesmas Plus Perbaungan dikarenakan Puskesmas Plus Perbaungan merupakan satuan kerja perangkat daerah yang memiliki tugas pokok dan fungsi dalam pelaksanaan dan pemberian kartu jaminan kesehatan untuk warga miskin di setiap kelurahan.

2. Sampel data diambil dari warga kurang mampu di Kelurahan Simpang Tiga Pekan Kec. Perbaungan Kab. Serdang Bedagai sebanyak 63 orang.

3. Jaminan kesehatan yang di bahas adalah jaminan kesehatan untuk daerah (Jamkesmas).

4. Parameter – parameter yang digunakan merupakan syarat yang telah ditetapkan oleh pemerintah daerah yang terdiri dari 14 kriteria diantaranya : Bangunan tempat tinggal, Jenis lantai bangunan, Jenis dinding, Fasilitas Jamban, Sumber air, Sumber penerangan, Bahan bakar Memasak, Jenis Makanan, Kemampuan membeli pakaian, makan, pekerjaan, harta, dan pendidikan

5. Parameter yang akan dibandingkan adalah tingkat kecocokan penerima Jamkesmas dan running time.

6. Bahasa pemrograman yang digunakan adalah PHP dan DBMS MySQL.

1.4 Tujuan Penelitian Tujuan Penelitian ini adalah :

1. Merancang sistem untuk memudahkan dalam mengambil keputusan pemberian Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas).

2. Menerapkan metode Simple Additive Weighting (SAW) dan Weighted Product

Method (WPM) untuk sistem pendukung keputusan penerima Jamkesmas pada

kelurahan Simpang Tiga pekan kec. Perbaungan.

1.5 Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah :

1. Mempermudah dalam pengambilan keputusan pemberian Jaminan Kesehatan Masyarakat.


(19)

2. Memudahkan proses seleksi warga kurang mampu yang memenuhi persyaratan dan data-data hasil seleksi tersimpan di dalam sistem komputer sehingga dapat digunakan lagi apabila diperlukan.

1.6 Metodologi Penelitian

Dalam penelitian ini, tahapan-tahapan yang akan dilalui adalah sebagai berikut: a. Studi Literatur

Metode ini dilaksanakan dengan melakukan studi kepustakaan melalui membaca buku-buku, skripsi, dan jurnal yang dapat mendukung penulisan Tugas Akhir yang relevan mengenai Sistem Pendukung Keputusan, Simple Additive Weighting

(SAW) dan Weighted Product Method (WPM). b. Analisis dan Perancangan Sistem

Analisis masalah yang dimulai dengan tahap mengindentifikasikan masalah, dilakukan pengumpulan data - data yang berkaitan dengan kriteria pemilihan peserta Jamkesmas, memahami kerja sistem yang akan dibuat, manganalisis dan membuat laporan tentang hasil implementasi kedua algoritma. Kemudian dilakukan perancangan untuk pengambilan keputusan peserta Jamkesmas yang memenuhi kriteria sehingga menjadi suatu informasi.

Proses ini meliputi pembuatan algoritma program, UML, flowchart sistem, rancangan aplikasi, dan pembuatan user interface aplikasi.

c. Implementasi

Pada tahap ini dilakukan pemanfaatan program dalam melakukan proses pengambilan keputusan pada penyeleksian peserta Jamkesmas. Metode ini dilaksanakan dengan mengimplementasikan rancangan sistem yang telah dibuat dengan menggunakan bahasa pemrograman PHP.

d. Pengujian Sistem

Pada tahap ini dilakukan pemasukan data serta memproses data setelah itu dilakukan pengujian apakah sistem pendukung keputusan yang telah dibangun berjalan benar sesuai dengan tujuan.


(20)

e. Dokumentasi

Tahap akhir penelitian yang dilakukan, yaitu membuat kesimpulan dan laporan tentang penelitian yang telah dilakukan. Kesimpulan dan tujuan yang telah didapat dari metode-metode penelitian sebelumnya, diharapkan mampu memberikan dokumentasi penelitian ini.

1.7 Sistematika Penelitian

Adapun langkah-langkah dalam menyelesaikan penelitian ini adalah sebagai berikut : BAB 1 : PENDAHULUAN

Bab ini akan menjelaskan mengenai latar belakang pemilihan judul skripsi

“Perbandingan Metode Simple Additive Weighting (SAW) dan Weighted Product

Method (WPM) dalam Pemberian Jaminan Kesehatan Mayarakat (JAMKESMAS),

rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metodologi penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB 2 : LANDASAN TEORI

Bab ini membahas mengenai teori-teori yang berkaitan dengan perancangan model sistem pendukung keputusan dalam pemberian Jaminan Kesehatan Masyarakat (JAMKESMAS).

BAB 3 : ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

Bab ini menjelaskan analisis yang dilakukan terhadap permasalahan dan penyelesaian

persoalan dalam penentuan pemberian jaminan kesehatan dengan

mengimplementasikan Algoritma SAW dan WPM untuk pemilihan. BAB 4 : IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM

Bab ini berisi implementasi perancangan sistem dari hasil analisis dan perancangan yang sudah dibuat, serta menguji sistem untuk menemukan kelebihan dan kekurangan pada sistem yang dibuat.

BAB 5 : KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini berisi kesimpulan dari keseluruhan uraian bab-bab sebelumnya dan saran-saran yang diharapkan dapat bermanfaat dalam pengembangan penelitian selanjutnya.


(21)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN

2.1.1 Pengertian Sistem

Dalam mendefenisikan sistem terdapat dua kelompok pendekatan sistem, yaitu sistem yang lebih menekankan pada prosedur dan elemennya. Prosedur didefenisikan sebagai suatu urut-urutan yang tepat dari tahap-tahapan instruksi yang menerangkan apa yang harus dikerjakan, siapa yang mengerjakan, kapan dikerjakan dan bagaimana mengerjakannya (Gerald. J., 1991). Penganut pendekatan elemen adalah Davis (1985) yang mendefinisikan sistem sebagai bagian-bagian yang saling berkaitan yang beroperasi bersama untuk mencapai beberapa sasaran atau maksud. Sedangkan Lucas (1989) mendefinisikan sistem sebagai suatu komponen atau variabel yang terorganisir, saling berinteraksi, saling bergantung satu sama lain dan terpadu. Sebuah sistem mempunyai tujuan atau sasaran. McLeod berpendapat sistem adalah sekelompok elemen yang terintegrasi dengan maksud yang sama untuk mencapai suatu tujuan. Begitu pula Robert G. Murdick (1993), mendefenisikan sistem sebagai seperangkat elemen-elemen yang terintegrasi dengan maksud yang sama untuk mencapai tujuan yang bersama (Albahra, 2005).

Sistem merupakan suatu bentuk integrasi antara satu komponen dengan komponen lainnya. Karena sistem memiliki sasaran yang berbeda untuk setiap kasus yang terjadi yang ada di dalam sistem tersebut (Albahra, 2005).


(22)

Sistem merupakan kumpulan elemen yang saling berkaitan yang bertanggung jawab memproses masukan (input) sehingga menghasilkan keluaran (output) (Kusrini, 2007).

2.1.2 Pengertian Keputusan

Keputusan adalah hasil pemecahan masalah yang dihadapinya dengan tegas. Hal itu berkaitan dengan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan mengenai “apa yang harus

dilakukan “ dan seterusnya mengenai unsur-unsur perencanaan (Davis, 1991) .

Dapat juga dikatakan bahwa keputusan itu sesungguhnya merupakan hasil proses pemikiran yang berupa pemilihan satu diantara beberapa alternatif yang dapat digunakan memecahkan masalah yang dihadapinya (H.I Syamsi, 2000).

Kesimpulan yang diperoleh mengenai pengambilan keputusan adalah : tujuan pengambilan keputusan itu bersifat tunggal, dalam arti bahwa sekali diputuskan, tidak ada kaitannya dengan masalah lain. Kemugkinan kedua adalah tujuan pengambilan keputusan dapat juga bersifat ganda (multiple addective) dalam arti bahwa satu keputusan yang diambilnya itu sekaligus memecahkan dua masalah (atau lebih) yang sifatnya kontradiktif ataupun yang tidak kontradiktif (H.I Syamsi, 2000).

Informasi merupakan hasil pengolahan data, yang dapat berfungsi untuk suatu tujuan tertentu atau untuk analisa, dan pengambilan keputusan (Sanyoto, 1988). Biasanya informasi terdiri dari selected data atau shorted data yaitu data yang terpilih atau terpilah, tergabung dan disusun sesuai dengan kebutuhan pemakai data, masalah, waktu, tempat, dan fungsinya.

Dari pendapat-pendapat yang telah dikemukakan diatas dapat disimpulkan bahwa proses pengambilan keputusan itu meliputi :

1. Identifikasi masalah


(23)

3. Pembuatan alternatif-alternatif kebijakan yang nantinya akan dijadikan alternatif – alternatif keputusan, dengan memperhatikan situasi lingkungan

4. Memilih satu alternatif terbaik untuk dijadikan keputusan 5. Melaksanakan keputusan

6. Memantau dan mengevaluasi hasil keputusan

Tujuan dari keputusan adalah untuk mencapai target atau aksi tertentu yang harus dilakukan. Kriteria atau ciri-ciri keputusan adalah

1. Banyak pilihan/alternatif. 2. Ada kendala atau syarat.

3. Mengikuti suatu pola/model tingkah laku, baik yang terstruktur maupun yang tidak terstruktur.

4. Banyak input/variabel 5. Ada faktor resiko

6. Dibutuhkan kecepatan, ketepatan, dan keakuratan.

2.1.2.1 Kondisi Pengambilan Keputusan

Pengambilan keputusan adalah sebuah proses memilih tindakan (diantara berbagai alternatif) untuk mencapai suatu tujuan atau beberapa tujuan (Turban, 2005).

Setiap keputusan yang telah diambil itu merupakan perwujudan kebijakan yang telah digariskan. Oleh karena itu analisis proses pengambilan keputusan pada hakikatnya sama saja dengan analisis proses kebijakan. Dunn menyatakan bahwa proses-proses kebijakan meliputi:

1. Masalah kebijakan (policy problems) 2. Alternatif kebijakan (policy alternatives) 3. Tindakan kebijakan (policy actions) 4. Hasil kebijakan (policy outcomes)

5. Pola pelaksanaan kebijakan (policy performance)

Ada beberapa keadaan yang mungkin dialami oleh pengambil keputusan ketika mengambil keputusan, yaitu :


(24)

1. Pengambilan keputusan dalam kepastian, semua alternatif diketahui secara pasti.

2. Pengambilan keputusan dalam berbagai tingkat resiko yang dipilih.

3. Pengambilan keputusan dalam kondisi ketidakpastian, ada alternatif yang tidak diketahui dengan jelas.

2.1.3 Sistem Pendukung Keputusan

Computer Information system mengikuti perubahan dari organisasi secara alami.

Setiap organisasi selalu mulai dengan sistem data processing yang mendukung

(support) proses transaksi dan melakukan perubahan ke arah terbentuknya

management information system untuk mensupport pengambilan keputusan pada tahap tactical dan strategic. Dalam beberapa tahun yang telah berlalu di temukan satu sistem baru yang disebut decision support system (DSS) yang memperoleh popularitas dalam bidang sistem informasi komputer.

Sistem Pendukung Pendukung Keputusan / Decision Support System (DSS) merupakan sistem informasi interaktif yang menyedikan informasi , pemodelan , dan pemanipulasian data. Sistem itu digunakan untuk membantu pengambilan keputusan dalam situasi yang semiterstruktur dan dimana tak seorangpun tahu secara pasti bagaimana keputusan seharusnya dibuat (Alter,2002).

Untuk dapat mengambil keputusan yang tepat, maka pimpinan membutuhkan informasi yang akurat: lengkap sesuai dengan kebutuhan, dapat dipercaya kebenarannya, dan up-to-date. Untuk keperluan tersebut, maka dibutuhkan model pengolahan data sesuai (cocok). Ada 3 macam model pengolahan data berdasarkan DSS, yaitu :

a. Institusional DSS, yaitu sistem pendukung pengambilan keputusan

untuk jangka panjang

b. DSS Generators, yaitu sistem pendukung pengambilan keputusan yang


(25)

c. DSS Tools, yaitu sistem pendukung pengambilan keputusan yang harus cepat namun penerapannya sangat terbatas. Meskipun demikian kemungkinan dapat juga menjadi Institusional DSS nantinya.

Sistem lainnya yang berbasis komputer

Manajemen Data Manajemen Model

Internet, Intranet. Ekstranet

Model Eksternal

Subsistem Berbasis Pengetahuan

Antarmuka Pengguna

Manajer Pengguna Basis

Pengetahuan Organisasional

Gambar 2.1 Arsitektur Sistem Pendukung Keputusan

Dari gambar diatas sistem pendukung keputusan harus mencakup tiga komponen utama dari DBMS, MBMS, dan antarmuka pengguna. Subsistem manajemen berbasis pengetahuan adalah opsional, tetapi bisa memberikan banyak manfaat karena memberikan intelegensi bagi ketiga komponen utama tersebut. Seperti pada semua sistem informasi manajemen, pengguna bisa dianggap sebagai komponen sistem pendukung keputusan. Komponen-komponen tersebut membentuk sistem aplikasi sistem pendukung keputusan yang bisa dikoneksikan ke intranet perusahaan, ekstranet, atau internet.

2.1.4 Multi-Attribute Desicion Making (MADM)

Logika Fuzzy sebagai komponen utama pembangun soft computing, terbukti telah memiliki kinerja yang sangat baik untuk menyelesaikan masalah-masalah yang mengandung ketidakpastian. Semenjak diperkenalkan oleh Lotfi A. Zedah pada tahun 1965, himpunan Fuzzy dan logika Fuzzy semakin banyak diminati oleh para peneliti baik untuk diaplikasikan pada bidang ilmu tertentu, maupun dilakukan pengembangan


(26)

terhadap konsep yang telah diberikan. Proses pengambilan keputusan dalam suatu

Decision Support System (DSS) tidak luput dari pengaplikasian logika Fuzzy (S.

Kusumadewi, 2006).

Konsep dasar dari sistem pendukung keputusan fuzzy adalah relasi antar elemen dalam himpunan-himpunan. Suatu relasi fuzzy mempresentasikan derajat keanggotaan (hubungan) antara elemen dari 2 atau lebih himpunan. Relasi fuzzy antara

suatu elemen x ϵ X dan suatu elemen y ϵ Y didefenisikan sebagai X X Y yang

merupakan cartesian product dan diwujudkan dalam himpunan passangan (x,y) (Bourke, 1998).

FMADM adalah suatu metode yang digunakan untuk mencari alternatif optimal dari sejumlah alternatif dengan kriteria tertentu. Inti dari FMADM adalah menentukan nilai bobot dalam setiap atribut, kemudian dilanjutkan dengan proses perankingan yang akan menyeleksi alternatif yang sudah diberikan (H. Wibowo, 2009).

Pada dasarnya, proses MADM dilakukan melalui tiga tahap, yaitu penyusunan komponen-komponen situasi, analisis, dan sintesis informasi (Rudholpi, 2000). Pada tahap penyusunan komponen, komponen situasi akan dibentuk tabel taksiran yang berisi identifikasi alternatif dan spesifikasi tujuan, kriteria dan atribut. Salah satu cara untuk menspesifikasikan tujuan situasi |Oi, i=1,....,t| adalah dengan cara mendaftar

konsekuensi-konsekuensi yang mungkin dari alternatif yang telah terindentifikasi |Ai,

i=1,...,n| .Selain itu juga disusun atribut-atribut yang akan digunakan |ak,k=1,...,m|.

Tahap analisis dilakukan melalui dua langkah. Pertama mendatangkan taksiran dari besaran yang potensial,kemungkinan dan ketidakpastian yang berhubungan dengan dampak-dampak yang mungkn pada setiap alternatif. Kedua, meliputi pemilihan dari preferensi pengambil keputusan untuk setiap nilai, dan ketidakpedulian terhadap resiko yang timbul. Pada lankah pertama, beberapa metode menggunakan fungsi distribusi | pj(x) | yang menyatakan probabilitas kumpulan atribut | ak | terhadap

setiap alternatif | Ai |. Konsekuen juga dapat ditentukan secara langsung dari agregasi


(27)

beberapa cara untuk menentukan preferensi pengambil keputusan pada setiap konsekuen yang dapat dilakukan pada langkah kedua. Metode yang paling sederhana adalah untuk menurunkan bobot aribut dan kriteria adalah dengan fungsi utilitas atau penjumlahan terbobot.

Ada beberapa metode yang dapat digunakan untuk menyelesaikan MADM, antara lain (S.Kusumadewi, 2006) :

a. Simple Additive Weighting (SAW)

b. Weighted Product (WP)

c. ELECTRE

d. Technique for Order Preference by Similarity to Ideal Solution (TOPSIS)

e. Analilytic Hierarchy Process

2.2 Simple Additive Weighting (SAW)

Metode SAW sering juga dikenal istilah metode penjumlahan terbobot. Konsep dasar metode SAW adalah mencari penjumlahan terbobot dari rating kinerja pada setiap alternatif pada semua atribut. Metode SAW membutuhkan proses normalisasi matriks keputusan (X) ke suatu skala yang dapat dibandingkan dengan semua rating alternatif yang ada (S.Kusumadewi, 2006).

Keterangan :

= Rating kinerja ternormalisasi dari alternatif pada atribut . Max = Nilai maksimum dari setiap baris dan kolom.

Min = Nilai minimum dari setiap baris dan kolom.


(28)

Contoh Perhitungan :

Dinas Kesehatan memberikan Kartu Jaminan Kesehatan yaitu Jamkesmas untuk warga yang kurang mampu di sebuah daerah. Kartu jaminan kesehatan ini diberikan apabila warga tersebut melengkapi kriteria yang telah ditetapkan pemerintah setempat. Kriteria tersebut terdiri dari lama menetap , pekerjaan,pendapatan , tanggungan kepala keluarga, keadaan fisik bangunan rumah, dan pendidikan. Berikut contoh perhitungannya dengan 5 kriteria.

1. C1 : lama menetap

2. C2 : pekerjaan

3. C3 : pendapatan

4. C4 : tanggungan kepala keluarga

5. C5 : keadaan fisik bangunan rumah

Rating kecocokan setiap alternatif pada setiap kriteria, dinilai dengan 1 sampai 5, yaitu :

1. 1 = Sangat Buruk

2. 2 = Buruk

3. 3 = Cukup

4. 4 = Baik

5. 5 = Sangat Baik

Tabel 1 menunjukkan rating kecocokan setiap alternatif pada kriteria. Sedangkan tingkat kepentingan setiap kriteria, juga dinilai dengan 1 sampai 5, yaitu:

1. 1 = Sangat Rendah

2. 2 = Rendah

3. 3 = Cukup

4. 4 = Tinggi

5. 5 = Sangat Tinggi

Tabel 2.1 Rating Kecocokan dari setiap alternatif pada setiap kriteria SAW

Alternatif Kriteria

C1 C2 C3 C4 C5

A1 4 4 5 3 3

A2 3 3 4 2 3


(29)

Karena setiap nilai yang diberikan pada setiap alternatif di setiap kriteria merupakan nilai kecocokan (nilai terbesar adalah nilai terbaik), maka semua kriteria yang diberikan diasumsikan sebagai kriteria keuntungan.

Pengambilan keputusan memberikan bobot preferensi sebagai : W = (5,3,4,4,2). Matrik keputusan yang dibentik dari tabel kecocokan sebagai berikut : X =

Pertama-tama, dilakukan normalisasi matriks X berdasarkan persamaan (1) :

r11 =

r21 =

r31 =

r21 =

r22 =

r32 =

dan seterusnya, sehingga diperoleh matriks ternormalisasi sebagai berikut:

Proses Perankingan diperoleh berdasarkan persamaan Vi = :

V1 = (5)(0,8) + 3(1) + 4(1)+ 4(1) + 2(1) = 17

V2 = (5)(0,6) + 3(0,75) + 4(0,8)+ 4(0,66) + 2(1) = 13,1167

V3 = (5)(1) + 3(1) + 4(0,4)+ 4(0,66) + 2(0,66) = 13,6

Nilai terbesar ada pada V1 sehingga alternatif A1 adalah alternatif yang dipilih

sebagai alternatif terbaik. Dengan kata lain, A1 akan terpilih sebagai penerima jaminan kesehatan.


(30)

2.3 Weighted Product Method (WPM)

Weighted Product Method (WPM) menggunakan perkalian untuk

menghubungkan rating atribut, dimana rating setiap atribut harus dipangkatkan dulu dengan bobot atribut yang bersangkutan (Yoon, 1989). Metode Weighted Product

Method (WPM) menggunakan proses normalisasi, dimana rating setiap atribut harus

dipangkatkan terlebih dahulu dengan bobot atribut yang bersangkutan. Proses ini diberikan dengan rumus,sebagai berikut (Ahmadi & Tri, 2014) :

Si : Menyatakan preferensi alternatif

X : Menyatakan nilai kriteria w : Menyatakan bobot kriteria

wj : Pangkat bernilai positif untuk atribut keuntungan, dan bernilai negatif untuk

atribut biaya

n : Menyatakan banyaknya Kriteria

Preferensi relatif dari setiap alternatif, diberikan sebagai:

Dimana:

Vi : Preferensi alternatif

X : Nilai Kriteria

w : Bobot Kriteria

Alternatif yang akan dipilih adalah 5 besar yang memiliki nilai preferensi tertinggi.


(31)

Permasalahan pada Contoh Perhitungan 8.2 akan diselesaikan dengan metode WP. Tabel 2.2 Rating Kecocokan dari setiap alternatif pada setiap kriteriaWP

Alternatif

Kriteria Dokumen

Kependudukan C1

Lama Menetap

C2

Pekerjaan C3

Pendapatan C4

Keadaan fisik bangunan

rumah C5

A1 4 4 5 3 3

A2 3 3 4 2 3

A3 5 4 2 2 2

Sebelumnya akan dilakukan perbaikan bobot terlebih dahulu. Bobot awal W=(5,3,4,4,2), akan diperbaiki sehingga total bobot , dengan cara wj = :

W1 =

W2 =

W3 =

W4 =

W5 =

Kemudian vektor S dihitung berdasarkan persamaan (2), sebagai berikut : S1 = (

S2 = (

S3 = (

Nilai vektor V yang akan digunakan untuk perankingan dapat dihitung dengan persamaan (3) :

V1 =

V2 =


(32)

Nilai terbesar ada pada V2 sehingga alternatif A2 adalah alternatif yang terpilih

sebagai alternatif terbaik. Dengan kata lain A2 akan terpilih sebagai penerima Jamkesmas.

2.4 Manajemen Model

Model merupakan abstraksi dunia nyata menjadi bentuk simbolik dengan tujuan menyederhanakan, meminimalkan biaya, dan meminimalkan resiko agar lebih efektis. Sebuah model akan tergantung pada :

1. Variable waktu (tetap/tidak tetap) 2. Hasil (acak/terdistribusi/pola) 3. Nilai awal (ada/tidak ada)

Beberapa bentuk model diantaranya : 1. Model Ikonik

Model ikonik adalah perwakilan fisik dari beberapa hal, baik dalam bentuk ideal ataupun dalam skala yang berbeda.

2. Model Analog (Model Diagramatik)

Model analog bisa mewakili situasi dinamik, yaitu keadaan yang berubah menurut waktu.

3. Model Simbolik (Model Matematik)

Format model simbolik bisa berupa bentuk angka, simbol, dan rumus. Jenis model simbolik yang umum dipakai adalah suatu persamaan (equation).

2.4.1 Langkah-langkah Pemodelan dalam SPK

Saat melakukan pemodelan dalam pembangunan SPK dilakukan langkah-langkah sebagai berikut :

1. Studi Kelayakan

Pada langkah ini, sasaran ditentukan dan dilakukan pencarian prosedur, pengumpulan data, identifikasi masalah, identifikasi kepemilikan masalah, klasifikasi masalah, hingga akhirnya terbentuk sebuah pernyataan masalah.


(33)

2. Perancangan (Design)

Pada tahapan ini akan diformulasikan model yang akan digunakan dan kriteria-kriteria yang ditentukan. Setelah itu,dicari alternatif model yang bisa menyelesaikan masalah tersebut. Langkah selanjutnya adalah memprediksi keluaran yang mungkin. Kemudian, ditentukan variabel-variabel model.

3. Pemilihan (Choice)

Setelah pada tahap design ditentukan sebagai alternatif model beserta variabel-variabelnya, pada tahapan ini akan dilakukan pemilihan modelnya, termasuk solusi dari model tersebut. Selanjutnya, dilakukan analisis sensitivitas, yakni dengan mengganti beberapa variabel.

4. Implementasi

Setelah membuat modelnya, berikutnya adalah mengimplementasikannya dalam aplikasi SPK.

2.5 Penelitian Yang Relevan

1. Skema Keputusan Hendover Vertikal dengan metode Simple Additive

Weighting (SAW) dan Weighted Product Method (WPM) untuk menyeleksi

jaringan Nirkabel yang Heterogen. Penelitian ini dilakukan oleh K. Savita dan Dr. C. Chandrasekar. Simple Additive Weighting (SAW) dan Weighted Product Method (WPM) digunakan untuk memilih jaringan terbaik dari jaringan pengunjung (VTs) untuk koneksi terus-menerus oleh terminal mobile. Dalam pekerjaan ini, terkonsentrasi terutama ke fase keputusan serah terima dan untuk mengurangi keterlambatan pemrosesan pada periode serah terima. dalam makalah ini baik SAW dan metode WP dibandingkan dengan parameter QoS dari Mobile Terminal (MT) untuk terhubung dengan jaringan terbaik. (Savita, K & Chandrasekar,2011)

2. Pendekatan Simple Additive Weighting (SAW) untuk masalah menyeleksi personil. Penelitian ini dilakukan oleh Alireza Afshari, Majid Mojahed dan Rosnah Moh.Yusuf. Penelitian ini menerapkan tujuh kriteria yang kualitatif dan positif untuk memilih yang terbaik diantara lima personil dan juga mengurutkan mereka dengan metode Simple Additive Weighting (SAW).


(34)

3. Implementasi Weighted Product (WP) dalam Penentuan Penerima Bantuan Langsung Masyarakat PNPM Mandiri Perdesaan. Penelitian ini dilakukan oleh Aziz Ahmadi dan Dian Tri Wiyanti. Dalam Penelitian ini dibuat implementasi untuk menentukan prioritas desa penerima BLM menggunakan metode

Weighted Product (WP). Hasil dari penerapan dari metode ini adalah sistem dapat menentukan desa dengan prioritas tertinggi untuk mendapatkan BLM dari sekian alternatif desa pengusul.( Ahmadi & Tri, 2014)


(35)

BAB 3

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

3.1 Analisis Masalah

Tahapan analisis digunakan oleh analis sistem untuk membuat keputusan. Apabila sistem ini mempunyai masalah atau sudah tidak berfungsi secara baik, dan hasil analisisnya digunakan sebagai dasar untuk memperbaiki sistem.

Masalah utama yang diangkat dalam penelitian ini adalah bagaimana menentukan prioritas Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) di Kelurahan Simp. Tiga Pekan Kec. Perbaungan Kab. Serdang Bedagai dengan Menggunakan Metode Simple Additive Weighting (SAW) dan Weighted Product Method (WPM).

Untuk melakukan perancangan sistem, dibutuhkan alat bantu perancangan. Dalam tahapan ini, pengembangan sistem bisa menentukan arsitektur sistemnya, merancang gambaran konseptual sistem, merancang database, perancangan interface, hingga membuat flowchart program.

Kesulitan dalam merankingkan penerima

Jamkesmas

Machine Method

Man Material

Masih Menggunakan Sistem Manual

Belum Memakai Metode dalam menyelesaikan

masalah

User membutuhkan waktu yang lama untuk

mengambil keputusan Adanya Ketidakpastian

dalam pengambilan keputusan

Pengolahan data kriteria peserta

Jamkesmas


(36)

Gambar 3.1 adalah diagram ishikawa. Konsep dasar dari diagram fishbone adalah nama masalah yang mendapat perhatian dicantumkan di sebelah kanan diagram (atau pada kepala ikan) dan penyebab masalah yang mungkin digambarkan sebagai tulang-tulang utama (Jeffery L. Whitten, 2004).

Gambar diatas menjelaskan tentang semua penyebab mengapa diperlukan membuat sistem pendukung keputusan . melalui gambar diatas dapat dilihat bahwa :

1. Mesin yang digunakan masih menggunakan sistem yang manual 2. Belum menggunakan metode dalam menyelesaikan masalah

3. Adanya ketidakpastian dalam pengambilan keputusan dan membutuhkan waktu yang lama untuk pengambilan keputusan

4. Data yang diolah adalah data penerima Jaminan Kesehatan Masyarakat

Dari penyebab-penyebab yang telah disebutkan di atas, maka perlu dibuat Sistem Informasi dengan menggunakan metode Simple Additive Weighting Dan Weighted

Product Method (WPM) .

3.1.1 Analisis persyaratan

Analisis persyaratan dibagi menjadi dua bagian yaitu persyaratan fungsional dan persyaratan non-fungsional.

a. Persyaratan Fungsional

Persyaratan fungsional merupakan persyaratan yang menyatakan proses apa yang harus dapat dilakukan suatu sistem atau aplikasi. Dalam aplikasi yang akan dibangun ini, pemilihan penerima Jamkesmas untuk Wilayah Kel. Simpang Tiga Pekan akan menggunakan dua cara yaitu Simple Additive Weighting (SAW) dan Weighted Product

Method (WPM). Adapun persyaratan fungsional yang harus dimiliki sistem ini yaitu :

1. Nama Calon Peserta dan Persyaratan adalah Alternatif dan kriteria yang disimpan ke dalam database sistem. Dalam hal ini DBMS yang digunakan adalah MySql.


(37)

2. Algoritma yang dipergunakan dalam penentuan peserta Jamkesmas adalah

Simple Additive Weighting (SAW) dan Weighted Product Method (WPM).

3. Penentuan Peserta Jamkesmas diperoleh dari pengurutan peserta dengan nilai yang terbesar ke nilai terkecil.

b. Persyaratan Non-Fungsional

Persyaratan non-fungsional adalah persyaratan yang dimiliki suatu sistem yang menggambarkan karakteristik dan batasan kemampuan suatu sistem yang menjadi dasar penentuan apakah daya guna suatu sistem sudah baik atau belum. Adapun persyaratan non-fungsional yang harus dipenuhi diantaranya (Jeffery L. Whitten, 2004) :

1. User Friendly

Suatu sistem yang dibangun harus mudah digunakan dan dimengerti oleh user

sehingga menjadi salah satu solusi dalam pemilihan peserta Jamkesmas

2. Software Pendukung

Sistem yang dibangun oleh penulis menggunakan semua Software pendukung bersifat freeware sehingga tidak memerlukan izin atau hal-hal yang dapat merugikan pihak lain.

3. Fitur Tambahan

Sistem ini menambahkan beberapa fitur tambahan yaitu menyediakan beberapa fungsi yang akan menyimpan alternatif kandidat, menghapus dan mengedit.

4. Performa

Perankingan yang dilakukan sistem akan mampu menampilkan penerima Jamkesmas beserta nilai yang diperoleh secara terurut.

3.2 Pemodelan Sistem

Pemodelan sistem merupakan gambar sebuah sistem yang mewakili kenyataan atau kenyataan yang diinginkan. Model-model sistem memfasilitasi komunikasi yang diperbaiki diantara para pengguna sistem, analis sistem, desainer sistem dan pembangun sistem.


(38)

Analisis berorientasi objek (OOA) dilakukan untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik mengenai sistem dan persyaratan fungsionalnya. Dengan kata lain, OOA mengharuskan kita mengidentifikasi objek, atribut data objek, atribut data objek, behavior yang diasosiasikan, dan hubungan, yang mendukung fungsionalitas sistem yang dibutuhkan.

Unified Modelling Language (UML) sekumpulan konvensi pemodelan yang digunakan untuk menentukan atau menggambarkan sebuah sistem perangkat lunak dalam kaitannya dengan objek (Jeffery L, 2004).

Ada tiga kegiatan umum dalam melakukan analisis berorientasi objek : 1. Memodelkan fungsi sistem

2. Menemukan dan mengidetifikasi objek bisnis

3. Mengorganisir objek dan mengidentfikasi hubungan objek.

3.2.1 Use case

Use case adalah sebuah skenario atau peristiwa bisnis dimana sistem harus

memberikan suatu respons yang ditentukan. Use case mencakup analisis berorientasi objek; akan tetapi, penggunaannya menjadi hal umum di banyak metodologi untuk analisis dan desain sistem.

Satu Pendekatan yang lebih popular dan berhasil untuk penulusuran dan pengidentifikasian kejadian dan respons adalah teknik yang disebut usecase, yang dikembangkan oleh Dr. Ivar Jacobson. Teknik ini berakar pada analisis berorientasi objek, tetapi sangat mudah diadaptasikan dengan analisis terstruktur dan pendiagraman aliran data. Analisis use case adalah proses pengidentifikasian dan pemodelan kejadian bisnis, siapa yang menginisiasi, dan bagaimana sistem meresponnya (Jeffery L. Whitten, 2004).

Gambar 3.2 menjelaskan tentang diagram yang menggambarkan interaksi antara sistem dengan sistem eksternal dan pengguna. Dengan kata lain, secara grafis menggambarkan siapa yang akan menggunakan sistem dan dengan cara apa pengguna mengharapkan untuk berinteraksi dengan sistem.


(39)

Admin

SAW

WPM

Hitung Matriks Keputusan

Normalisasi Matriks Keputusan

Hitung Vektor X

Hitung Matriks Keputusan

Perbaikan bobot kriteria

Hitung Vektor S System

«extends»

«extends»

«extends»

«extends»

«extends»

«extends»

Hitung Vektor V «extends»

Gambar 3.2 Use Case Diagram

3.2.2 Activity diagram

Activity diagram adalah diagram yang dapat digunakan untuk menggambarkan secara grafis aliran proses bisnis, langkah-langkah sebuah usecase atau logika behaviour

(metode). Diagram ini berbeda dengan flowchart dimana diagram ini menyediakan sebuah mekanisme untuk menggambarkan kegiatan yang tampak secara paralel (Whitten, dkk, 2004).


(40)

System User

User

Input data kriteria dan alternatif Kandidat Jamkesmas

Akses Button SAW Algorithm untuk menghitung SAW Buat Matriks Rating Kecocokan Alternatif setiap kriteria

Matriks Normalisasi Rating Kecocokan Alternatif setiap Kriteria

Matriks Normalisasi dikalikan dengan bobot kriteria Hasil Perankingan dengan Metode SAW

Gambar 3.3 Diagram Aktivitas Simple Additive Weighting (SAW)

Gambar 3.3 adalah diagram aktivitas dengan menggunakan metode Simple

Additive Weighting (SAW). Diagram ini serupa dengan flowchart dimana secara grafis

diagram ini menggambarkan aliran sekuensial dari kegiatan. Kegiatan yang dilakukan pengguna setelah login yaitu memasukkan nilai alternatif dan kriteria penerima Jamkesmas, kemudian mengakses button algoritma SAW dan memperoleh output ranking penerima Jamkesmas terbaik.

System User

Admin

Akses Button WPM Algorithm untuk menghitung WPM

Perbaikan Bobot Kriteria

Hitung Vektor (S =Menyatakan Preferensi Alternatif)

Hasil Perankingan dengan Metode WPM Input data kriteria dan alternatif Kandidat Jamkesmas

Matriks Rating Kecocokan Alternatif Setiap Kriteria

Hitung Vektor (V = Preferensi Alternatif)


(41)

Gambar 3.4 adalah diagram aktivitas Weighted Product Method (WPM), dimana kegiatan yang tampak yaitu dimulai dengan memasukkan alternatif dan nilai setiap kriteria alternatif. Akses button WPM algoritma di pilih disalah satu menu kemudian menghitung vektor S dan didapat ranking penerima Jamkesmas terbaik.

3.2.3 Sequence Diagram

Sequence diagram adalah diagram UML yang memodelkan logika sebuah usecase dengan cara menggambarkan interaksi pesan diantara objek-objek dalam rangkaian waktu. Berikut merupakan sequence diagram sistem dengan metode yang digunakan.

Admin Bobot Kriteria Input Kriteria dan Alternatif

Nilai Kriteria setiap Alternatif

Matriks SAW

Hitung bobot kriteria

Hitung matriks kriteria `

Matriks Normalisasi Kandidat

Hasil Perangkingan Kandidat dengan Metode SAW

Gambar 3.5 Sequence diagram Simple Additive Weighting (SAW)

Gambar 3.5 menggambarkan dengan sangat detail bagaimana sebuah objek berinteraksi satu sama lain sepanjang waktu. Kaitan antara user dan data yang tersimpan dapat dilihat dari gambar diatas.

Gambar 3.6 menjelaskan tentang user dan database yang digunakan dengan metode Weighted Product Method (WPM). Keterkaitan antar objek sehingga diperoleh hasil perankingan peserta Jamkesmas dengan metode Weighted Product


(42)

Admin Bobot Kriteria Input Kriteria dan Alternatif

Peserta Jamkesmas

Nilai Kriteria setiap Alternatif Peserta Jamkesmas

Matriks WPM

Hitung Bobot Kriteria `

Normalisasi Bobot Kriteria Peserta Jamkesmas

Hasil Perangkingan Kandidat dengan Metode WPM Simpan matriks kriteria dan alternatif peserta Jamkesmas

Hitung Vektor S

Hasil Perhitungan Vektor S

Hitung Vektor V

Gambar 3.6 Sequence Diagram Weighted Product Method (WPM)

3.3 Diagram Alir (Flowchart)

Flowchart adalah bagan-bagan yang menpunyai arus yang menggambarkan langkah-langkah penyelesaian suatu masalah, flowchart merupakan cara penyajian dari suatu algoritma.(Albahra, 2005)


(43)

Mulai

Kandidat Calon Penerima Jamkesmas

Perhitungan dengan Metode SAW Input alternatif dan Kriteria

Penerima Jamkesmas

Selesai Output Alternatif

Keputusan

Gambar 3.7 Flowchart Sistem dengan Metode Simple Additive Weighting (SAW) Gambar 3.7 menjelaskan tentang alur proses sistem dengan metode Simple Additive

Weighting (SAW). Bagan diatas memperlihatkan urutan proses dalam sistem dengan

menunjukkan alat media input, output serta jenis media penyimpanan dalam proses pengolahan data.

Mulai

Kandidat Calon Penerima Jamkesmas

Perhitungan dengan Metode WPM Input alternatif dan Kriteria

Penerima Jamkesmas

Selesai Output Alternatif

Keputusan


(44)

Gambar 3.8 menjelaskan tentang arus proses sistem dengan Weighted Product Method

(WPM). Dari gambar diatas dapat dilihat urutan proses dalam sistem mulai dari input hingga output dari sistem.

3.4 Perancangan Antarmuka (Interface)

Tahapan Perancangan (design) memiliki tujuan untuk mendesign sistem baru yang dapat menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi perusahaan yang diperoleh dari pemilihan akternatif sistem yang terbaik. Sistem ini dirancang dengan tampilan awal yang mengharuskan login terlebih dahulu. Pengguna aplikasi ini adalah admin. Admin adalah orang yang berhak mengakses aplikasi.

a. Halaman Utama

Halaman administrator adalah kumpulan halaman web yang berfungsi sebagai ruang kerja seorang admin untuk memanage dan mengelola data dari website. Data yang ditampilkan pada website diambil langsung dari database. Ada 3 (tiga) cara dari seorang admin dalam mengelola database melalui halaman admin yaitu menambah data, mengedit data, dan menghapus data. Untuk masuk ke halaman menu admin pengguna harus melakukan login terlebih dahulu dengan username : admin dan

password : password. Gambar 3.9 merupakan tampilan rancangan halaman utama.

HEADER 1

Username Password

Login Clear

2

4 5

3


(45)

Keterangan :

1. Merupakan Header adalah grafis yang terletak di bagian atas sebuah website. Didalam header terdapat Logo dan judul dari aplikasi.

2. Merupakan Textfield untuk tempat isian username

3. Merupakan Textfield untuk tempat isian password

4. Merupakan Button untuk login

5. Merupakan Button untuk mereset textfield username dan password

b. Halaman Menu

Setelah berhasil login maka akan tampil halaman home dan beberapa menu lain. Halaman ini terdiri dari 3 menu yaitu:

1. Input data adalah halaman yang berfungsi untuk menyimpan, mengedit, meng-update, dan menghapus data setiap kriteria dan kandidat.

2. Proses SAW adalah halaman ini berfungsi untuk memproses ranking peserta Jamkesmas dengan metode Simple Additive Weighting (SAW).

3. Proses WPM adalah halaman ini berfungsi untuk memproses ranking peserta Jamkesmas dengan metode Weighted Product Method (WPM).

4. Informasi adalah Halaman yang berisi informasi terkini tentang Jamkesmas 5. Logout adalah halaman yang berfungsi untuk mengeluarkan admin dari

halaman administrator

Tampilan rancangan halaman Menu dapat dilihat pada gambar 3.10 :

HEADER

LOGOUT

INPUT ALTERNATIF DAN KRITERIA INPUT ALTERNATIF INPUT KRITERIA

SIMPAN HAPUS

RECORD

INFORMASI PROSES WPM

PROSES SAW INPUT DATA

1

7

9

12

2 3 4 5 6

8

10 11


(46)

Keterangan gambar :

1. Merupakan header yang berisikan judul dan logo dari aplikasi 2. Merupakan button halaman Input Data

3. Merupakan button halamanProses SAW 4. Merupakan button halaman Proses WPM 5. Merupakan button halaman Informasi 6. Merupakan button halaman logout

7. Merupakan button halaman input alternatif 8. Merupakan button halaman input kriteria

9. Merupakan form untuk mengisi data kriteria alternatif peserta Jamkesmas 10.Merupakan button untuk menyimpan form yang telah diisi.

11.Merupakan button untuk mereset form yang telah diisi. 12.Merupakan record (penyimpanan) dari form yang telah diisi.

c. Halaman Proses SAW

Halaman ini merupakan halaman untuk melakukan proses perankingan kandidat peserta Jamkesmas dengan menggunkan metode Simple Additive Weighting (SAW) . Tampilan halaman proses SAW dapat dilhat pada gambar 3.11 :

HEADER

LOGOUT

PROSES

RECORD

INFORMASI PROSES WPM

PROSES SAW INPUT DATA

1

2 3 4 5 6

7

8


(47)

Keterangan:

1. Merupakan header yang berisikan judul dan logo dari aplikasi 2. Merupakan button halaman Input Data

3. Merupakan button halamanProses SAW 4. Merupakan button halaman Proses WPM 5. Merupakan button halaman Informasi 6. Merupakan button halaman logout

7. Merupakan record (penyimpanan) dari form yang telah diisi.

8. Merupakan button untuk memproses perankingan data hasil record dengan menggunakan metode SAW

d. Halaman Proses WPM

Halaman ini merupakan halaman untuk melakukan proses perankingan kandidat peserta Jamkesmas dengan menggunakan metode Weighted Product Method (WPM). Tampilan halaman proses WPM dapat dilihat pada gambar 3.12 :

HEADER

LOGOUT

PROSES

RECORD

INFORMASI PROSES WPM

PROSES SAW INPUT DATA

1

2 3 4 5 6

7

9

RECORD NILAI BOBOT KRITERIA 8


(48)

Keterangan :

1. Merupakan header yang berisikan judul dan logo dari aplikasi 2. Merupakan button halaman Input Data

3. Merupakan button halamanProses SAW 4. Merupakan button halaman Proses WPM 5. Merupakan button halaman Informasi 6. Merupakan button halaman logout

7. Merupakan record (penyimpanan) dari form yang telah diisi.


(49)

BAB 4

IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM

4.1 Implementasi

Tahap implementasi sistem (system implementation) merupakan tahapan untuk meletakkan sistem supaya siap untuk dioperasikan. Pada tahapan ini terdapat banyak aktivitas yang dilakukan, yaitu :

1. Pemrograman dan pengetasan program

Pemrograman merupakan kegiatan menulis kode program yang akan dieksekusi oleh komputer. Kode program harus berdasarkan dokumentasi yang disediakan oleh analis sistem hasil dari desain sistem. Sebelum diterapkan, program harus bebas dari kesalahan-kesalahan terlebih dahulu. Oleh sebab itu, program harus dites untuk menemukan kesalahan-kesalahan yang mungkin terjadi.

2. Instalasi perangkat keras dan lunak

Proses pemasangan perangkat keras dan instalasi perangkat lunak yang sudah ada

3. Pelatihan kepada pemakai

Manusia merupakan faktor yang diperlukan dalam sistem informasi. Jika ingin sukses dalam sistem informasi, maka personil-personil yang terlibat harus diberi peringatan dan pengrtahuan tentang sistem informasi dan posisi serta tugas mereka.

4. Pembuatan dokumentasi

Dokumentasi adalah melakukan pencatatan terhadap setiap langkah pekerjaan pembuatan sebuah program yang dilakukan dari awal sampai selesai.


(50)

4.1.1 Tampilan Halaman Utama

Tampilan halaman utama adalah tampilan yang pertama kali diakses oleh admin. Didalam halaman ini admin harus login terlebih dahulu sebelum masuk kedalam sistem . Tampilan halaman utama dapat dilihat dari gambar 4.1 :

Gambar 4.1 Tampilan Form Menu Utama

Halaman input data bisa di akses setelah login di menu utama berhasil. Tampilan halaman input data dapat dilihat dari gambar 4.1 berikut :

Gambar 4.2 Tampilan Form Input Data

Untuk mengisi kriteria-kriteria diatas diperoleh dari persyaratan yang diberikan oleh pemerintah setempat.


(51)

4.1.3 Tampilan Halaman Proses SAW

Setelah mengisi halaman input data maka kandidat dan kriteria tersimpan didalam database. Untuk meranking penerima jaminan kesehatan dengan metode SAW maka masuk kehalaman Proses SAW. Berikut Tampilan halaman proses SAW :

Gambar 4.3 Tampilan Halaman Proses SAW

Setelah masuk kehalaman Proses SAW kemudian mengakses button Proses sehingga muncul hasil dari perhitungan dengan metode Simple Additive Weighting (SAW) .

4.1.4 Tampilan Halaman Proses WPM

Akses Button Proses WPM adalah halaman dimana admin meranking kandidat Jamkesmas dengan metode Weighted Product Method. Tampilan halaman Proses WPM dapat dilihat pada gambar 4.4.


(52)

Proses selanjutnya akses button proses, setelah mengakses button tersebut maka akan muncul proses perhitungan oleh sistem dengan menggunakan Weighted Product Method.

4.2 Pengujian

4.2.1 Analisis Proses Perhitungan Penerima Jaminan Kesehatan Masyarat (Jamkesmas) dengan Metode Simple Additive Weighting (SAW)

Urutan pemecahan masalah untuk menentukan siapa saja yang berhak menerima jaminan kesehehatan menggunakan algoritma Simple Additive Weighting (SAW) adalah sebagai berikut :

Dinas Kesehatan memberikan Kartu Jaminan Kesehatan yaitu Jamkesmas untuk warga yang kurang mampu di sebuah daerah. Kartu jaminan kesehatan ini diberikan apabila warga tersebut melengkapi kriteria yang telah ditetapkan pemerintah setempat.

Dalam Penelitian ini Kriteria-kriteria yang digunakan adalah Warga kurang mampu di Kelurahan Simpang Tiga Pekan Kec. Perbaungan Kab. Serdang Bedagai ingin mendapatkan Jamkesmas sesuai dengan ketetapan yang diberikan pemerintah. Dalam penyeleksian data warga kelurahan simpang tiga pekan berhak menerima Jamkesmas apabila :

1. Keluarga yang memiliki bangunan tempat tinggal kurang dari 8 meter persegi untuk masing-masing anggota keluarga.

2. Jenis lantai bangunan tempat tinggal terbuat dari tanah, bambu, dan kayu berkualitas rendah

3. Jenis dinding bangunan tempat tinggal terbuat dari tanah, bambu, dan kayu berkualitas rendah

4. Fasilitas jamban tidak ada, atau ada tetapi dimiliki secara bersama-sama dengan keluarga lain

5. Sumber air untuk minum/memasak berasal dari sumur/mata air tak terlindungi, air sungai, danau, atau air hujan.


(53)

7. Bahan bakar yang digunakan memasak berasal dari kayu bakar, arang, atau minyak tanah.

8. Dalam seminggu tidak pernah mengonsumsi daging, susu, atau hanya sekali dalam seminggu.

9. Dalam setahun hanya mampu membeli satu stel pakaian. 10.Makan dalam sehari hanya satu kali atau dua kali.

11.Tidak mampu membayar anggota keluarga berobat ke puskesmas atau poliklinik

12.Pekerjaan utama kepala rumah tangga adalah petani dengan luas lahan setengah hektare, buruh tani, kuli bangunan, tukang batu, tukang becak, pemulung atau pekerja informal lainnya dengan pendapatan maksimal Rp.600 ribu perbulan

13.Pendidikan tertinggi yang ditamatkan kepala keluarga bersangkutan tidak lebih dari SD

14.Tidak memiliki harta senilai Rp500.000 seperti tabungan, perhiasan, TV, ternak, sepada motor (kredit/non-kredit), kapal motor, tanah, atau barang modal lainnya.

Tabel bobot yang diberikan pengambil keputusan dapat dilihat pada Tabel 4.1 berikut :


(54)

Berikut tabel Bobot Preferensi Setiap Kriteria yang diberi oleh pengambil keputusan. Tabel 4.1 Bobot Preferensi Setiap Kriteria

No Kriteria Bobot

1 Bangunan Tempat Tinggal 5

2 Jenis Lantai Bangunan 3

3 Jenis Dinding 3

4 Fasilitas Jamban 5

5 Sumber Air 4

6 Sumber Penerangan 3

7 Bahan Bakar Memasak 5

8 Jenis Makanan 5

9 Pakaian 3

10 Makan 4

11 Tidak mampu membayar berobat 5

12 Pekerjaan Kepala Keluarga 5

13 Pendidikan Kepala Keluarga 4

14 Harta/benda 3

Dilihat dari tabel 4.1 diatas diberi nilai dari kepentingan setiap kriteria yang dijelaskan tabel 4.2 :

Tabel 4.2 Nilai rating setiap Kriteria

Nilai Bobot

Sangat Penting 5

Penting 4

Cukup Penting 3

Kurang Penting 2


(55)

a. Bangunan Tempat Tinggal (C1)

Nilai subkriteria yang diberikan pada kriteria ini dengan tempat tinggal dan mengukur luas bangunan tempat tinggal. Melalui persyaratan yang diberikan nilai subkriteria yang terlihat pada tabel 4.3 :

Tabel 4.3 Bobot Subkriteria (C1)

Kriteria Sub Kriteria Bobot Subkriteria

Bangunan Tempat Tinggal Gelandangan

6 meter persegi 8 meter persegi

3 2 1

b. Jenis Lantai Bangunan (C2)

Nilai subkriteria yang diberikan pada kriteria ini dengan memberikan nilai sesuai dengan tingkat kebersihan lantai yang dibuat dengan tiga bahan. Tiga bahan tersebut adalah tanah, kayu dan bambu.Diberikan nilai subkriteria pada tabel 4.4 :

Tabel 4.4 Nilai bobot Subkriteria (C2)

Kriteria Subkriteria Bobot Subkriteria

Jenis Lantai Bangunan Tanah

Kayu Bambu

3 2 1

c. Jenis Dinding (C3)

Nilai yang diberikan pada subkriteria ini merupakan nilai yang di ambil dari segi kekokohan dinding. Dari persyaratan yang diberikan, yang mana yang lebih kokoh untuk diberikan jaminan kesehatan. Nilai bobot Subkriteria dapat dilihat pada tabel 4.5 :

Tabel 4.5 Nilai bobot Subkriteria (C3)

Kriteria Subkriteria Bobot Subkriteria

Jenis Dinding Tanah

Kayu Bambu

3 2 1


(56)

d. Fasilitas Jamban (C4)

Fasilitas Jamban yang digunakan mempunyai tingkat kebersihan. Nilai subk riteria ini adalah nilai yang diambil dari tingkat kebersihan jamban yang digunakan. Nilai bobot yang diberikan pada subkriteria ini dapat dilihat pada tabel 4.6 :

Tabel 4.6 Nilai bobot subkriteria (C4)

Kriteria Subkriteria Bobot Subkriteria

Fasilitas Jamban Ada

Dimiliki Bersama Tidak Ada

1 2 3

e. Sumber air (C5)

Nilai sumber air diambil dari tingkat Ph nya. pH adalah derajat keasaman yang digunakan untuk menyatakan tingkat keasaman atau kebasaan yang dimiliki oleh suatu larutan. Ia didefinisikan sebagai kologaritma aktivitas ion hidrogen (H+) yang terlarut. Semakin tinggi tingkat keasaman, semakin baik air untuk di konsumsi. Nilai bobot yang diberikan pada subkriteria ini dapat dilihat pada tabel 4.7 :

Tabel 4.7 Nilai bobot subkriteria (C5)

Kriteria Subkriteria Nilai

Sumber Air Sumur/mata air

Air sungai/danau Air hujan

3 2 1

f. Sumber Penerangan (C6)

Nilai Subkriteria yang diambil dari kriteria ini melalui resiko dari penerangan yang dipakai. Semakin besar resiko penerangan yang digunakan, semakin besar nilai subkriterianya. Nilai bobot yang diberikan pada subkriteria ini dapat dilihat pada tabel 4.8 :


(57)

Tabel 4.8 Nilai bobot kriteria (C6)

Kriteria Subkriteria Bobot Subkriteria

Sumber Penerangan Obor

Lampu sentir Lampu LEM

3 2 1

g. Bahan Bakar (C7)

Nilai Subkriteria yang diambil dari kriteria ini melalui resiko pemakaian. Makin besar resiko yang bahan bakar yang digunakan, semakin besar nilai subkriterianya. Nilai bobot yang diberikan pada subkriteria ini dapat dilihat pada tabel 4.9 :

Tabel 4.9 Tabel bobot Kriteria (C7)

Kriteria Subkriteria Bobot subkriteria

Bahan Bakar Memasak

Kayu bakar Arang

Minyak Tanah

3 2 1

h. Jenis Makanan (C8)

Nilai subkriteria didapat dari persyaratan dalam seminggu tidak pernah mengonsumsi daging, susu, atau hanya sekali dalam seminggu. Nilai bobot yang diberikan pada subkriteria ini dapat dilihat pada tabel 4.10 :

Tabel 4.10 Nilai bobot Kriteria (C8)

Kriteria Subkriteria Bobot

Subkriteria Makanan

dalam Seminggu

Tidak Mengkonsumsi daging maupun susu Hanya susu atau daging saja

Susu dan Daging

1 2 3

i. Kemampuan Membeli Pakaian (C9)

Nilai subkriteria ini diambil dari kemampuan membeli pakaian dalam setahun. Nilai dari kriteria ini diambil dari jumlah stelan baju yang mampu dibeli setiap tahun. Nilai bobot yang diberikan pada subkriteria ini dapat dilihat pada tabel 4.11 :


(58)

Tabel 4.11 Bobot Kriteria (C9)

Kriteria Alternatif Bobot Subkriteria

Kemampuan Membeli Pakaian Per Tahun

1 Pasang 2 Pasang 3 Pasang

3 2 1

j. Makan (C10)

Nilai subkriteria didapat dari persyaratan makan dalam sehari hanya satu kali atau dua kali. Berdasarkan jumlah banyaknya makan peserta Jamkesmas dalam sehari maka diperoleh. Nilai bobot yang diberikan pada subkriteria ini dapat dilihat pada tabel 4.12:

Tabel 4.12 Nilai bobot Kriteria (C10)

Kriteria Subkriteria Bobot Subkriteria

Banyaknya makan dalam Sehari Tidak tentu 1 Kali 2 Kali

1 2 3

k. Kemampuan membayar berobat (C11)

Nilai subkriteria yang di ambil adalah dari tingkat penyakit yang diderita pasien . Pasien dengan latar belakang penyakit sangat parah lebih diutamakan. Nilai bobot yang diberikan pada subkriteria ini dapat dilihat pada tabel 4.13 :

Tabel 4.13 Nilai bobot subkriteria (C11)

Kriteria Subkriteria Bobot Subkriteria

Kemampuan membayar berobat

Parah

Cukup Parah Tidak Parah

3 2 1

l. Pekerjaan (C12)

Nilai subkriteria yang diasumsikan adalah melalui besarnya pendapatan pekerjaan. Nilai subkriteria diambil melalui rentang gaji pekerjaan. Nilai bobot yang diberikan pada subkriteria ini dapat dilihat pada tabel 4.14 :


(59)

Tabel 4.14 Bobot Subkriteria (C12)

Kriteria Subkriteria Nilai

Pekerjaan Petani

Buruh Lainnya

3 2 1

m. Harta (C13)

Nilai subkriteria yang dibuat berdasarkan tingkat harta/uang/modal.Nilai kriteria ini diperoleh dari rentang nilai uang yang dimiliki oleh pengaju. Nilai bobot yang diberikan pada subkriteria ini dapat dilihat pada tabel 4.15 :

Tabel 4.15 Nilai bobot kriteria (C13)

Kriteria Subkriteria Bobot Subkriteria

Harta Tabungan

Perhiasan

Barang Elektronik

3 2 1

n. Pendidikan (C14)

Nilai subkriteria yang dibuat berdasarkan tingkat penerima jamkesmas. Nilai subkriteria ini diperoleh dari tingkat pendidikan yang lebih mudah mendapat pekerjaan yang layak. Nilai bobot yang diberikan pada subkriteria ini dapat dilihat pada tabel 4.16 :

Tabel 4.16 Nilai bobot kriteria (C14)

Kemudian diberikan nilai oleh pengambil keputusan sesuai dengan data kriteria dan subkriteria kandidat peserta Jamkesmas.

Kriteria Subkriteria Bobot Subkriteria

Pendidikan SD

SMP SMA

3 2 1


(60)

Tabel 4.17 Rating Kecocokan dari Setiap Alternatif Pada setiap Kriteria SAW

No Nama Kandidat Kriteria

BTT JLB JD FJ SA SP BBM JM P TMBB P M Pdk Harta 1 Selamat Riadi 3 3 3 3 2 3 3 3 3 1 1 2 3 3 2 Siti Aminah 3 3 3 3 2 2 1 3 3 2 3 2 2 3 3 Elisa Nasution 3 3 3 2 1 3 3 3 3 1 1 2 3 3

Tabel 4.31 adalah nilai setiap alternatif kandidat yang diberikan oleh pengambil keputusan. Setiap nilai yang diberikan kepada kandidat sesuai dengan nilai subkriteria yang telah ditetapkan oleh pengambil keputusan. Setelah diberikan nilai rating kecocokan, kemudian di tentukan perbaikan bobot kriteria. Matrik keputusan yang dibentuk dari tabel diatas adalah sebagai berikut :

X =

Setelah dibentuk matrik keputusan kemudian dilakukan perbaikan bobot kriteria

dengan persamaan :

Alternatif Perbaikan bobot kriteria

Selamat Riadi r11 =

r12 =

r13 =

r14 =

r15 =

r16 =


(61)

r18 =

r19 =

r110 =

r111 =

r112 =

r113 =

r114 =

Siti Aminah r21 =

r22 =

r23 =

r24 =

r25 =

r26 =

r27 =

r28 =


(62)

r210 =

r211 =

r212 =

r213 =

r214 =

Elisa Nasution r31 =

r32 =

r33 =

r34 =

r35 =

r36 =

r37 =

r38 =

r39 =

r310 =


(63)

r312 =

r313 =

r314 =

Sehingga diperoleh matriks ternormalisasi sebagai berikut : X =

Setelah hasil perbaikan bobot didapat dilakukan proses perankingan diperoleh

berdasarkan persamaan Vi = :

Selamat : 5(1,00) x 3(1,00) x 3(1,00) x 5(1,00) x 4(1,00) x 3(1,00) x 5(1,00) x 5(1,00) x 3(1,00) x 4(0,50) x 5(0,33) x 5(1,00) x 4(1,00) x 3(1,00) = 52,1667

Siti : 5(1,00) x 3(1,00) x 3(1,00) x 5(1,00) x 4(1,00) x 3(0,66) x 5(0,33) x 5(1,00) x 3(1,00) x 4(1,00) x 5(1,00) x 5(1,00) x 4(0,66) x 3(1,00) = 52

Elisa : 5(1,00) x 3(1,00) x 3(1,00) x 5(0,66) x 4(0,33) x 3(1,00) x 5(1,00) x 5(1,00) x 3(1,00) x 4(0,50) x 5(0,33) x 5(1,00) x 4(1,00) x 3(1,00) = 49

Nilai terbesar ada pada Kandidat Selamat sehingga Selamat adalah alternatif yang dipilih sebagai alternatif terbaik. Dengan kata lain, Selamat akan terpilih sebagai penerima jaminan kesehatan.

4.2.2 Analisis Proses Perhitungan Penerima Jaminan Kesehatan Masyarat (Jamkesmas) dengan Metode Weighted Product Method (WPM)

Urutan pemecahan masalah untuk menentukan siapa saja yang berhak menerima jaminan kesehehatan menggunakan algoritma Weighted Product Method (WPM):


(64)

Telah diketahui bobot kriteria awal yang telah ditetapkan dari tabel 3.1 .Sebelumnya akan dilakukan perbaikan bobot terlebih dahulu. Bobot awal W=(5,3,3,5,3,3,5,5,3,5,5,5,5,3) akan diperbaiki sehingga total bobot , dengan cara wj = :

W1 =

W2 =

W3 =

W4 =

W5 =

W6 =

W7 =

W8 =

W9 =

W10 =

W11=

W12=

W13=

W14=

Kemudian diberikan rating kecocokan dimana setiap kriteria diberikan nilai oleh pengambil keputusan. Nilai yang diberikan oleh pengambil keputusan dapat dilihat dari tabel 3.2. dan Rating Kecocokan dari Setiap Alternatif Pada setiap Kriteria dapat dilihat pada tabel 3.3. Untuk mendapatkan nilai dari setiap kandidat, terlebih dahulu menghitung Vektor S. Hasil nilai hitung Vektor S yang didapat dengan


(1)

</tr> <?php } ?> <tr>

</table> </td>

</tr> </table> <br /><br />

<h3><center>Hasil Perangkingan Kandidat dengan Metode WPM</center></h3> <table cellSpacing=0 cellPadding=0 width="100%" border=0 align="left"

class="tbl_border"> <tr>

<td>

<table cellpadding="2" cellspacing="1" border="0" width="50%" class="tbl_border">

<tr class="wselect" height="30px"> <td align="center">Nama Kandidat</td> <td align="center">Nilai</td>

<td align="center">Rangking</td> </tr>

<?php $f = 1;

$sql6 = mysql_query("SELECT a.*, b.* FROM hasil_wpm a left join kandidat b on a.id_kandidat1=b.id_kandidat order by a.nilai_wpm desc");

while ($dt6 = mysql_fetch_array($sql6)) {?> <tr class="wselect2">

<td align="center"><b><?php echo $dt6['nama_kandidat'];?></b></td>

<td align="center"><?php echo round($dt6['nilai_wpm'],4);?></td> <td align="center"><?php echo $f;?></td>

<?php $f++; } ?> </table> </td>

</tr> </table>


(2)

Penerima Jaminan Kesehatan Masyarakat

No Nama

1 Selamat Riadi 2 Siti Aminah 3 Elisa Nasution 4 Effendi

5 Yusnaimah 6 Masdali

7 Dedek Hamdani 8 Dinda Aulia

9 Putra Mandala Siregar 10 Anggi Tiopan Harahap 11 Ade Novita Harahap 12 Budi Sugiarto 13 Wagini 14 Yudi Arifandi

15 Bbb ( Tdk Ada Nama ) 16 Alya Sahfir

17 Rama Nita 18 Rio Gunawan 19 Alya Sahfirasiregar 20 Hasbullah

21 Syahruddin Tambuse 22 Nursaadah

23 Windi Sapitri

24 Syahruddin Tambuse

25 Syahdan S 26 Suyadi 27 Arfina

28 Ahmad Ramadhani 29 Rosdiana Ismailarfina 30 Tasmini

31 Muhammad Sari 32 Abdul Rahman 33 Asnah

34 Lucky Arnanda 35 Wita Ananda

36 Adinda Nazalya Putri 37 Nursaadah

38 Masyita

39 Muammar Khadari Arfandi 40 Timbul

41 Rama Nisa 42 Nurimah

43 Ledi Ayu Lestari 44 Lina Sitiani 45 Supian 46 M. Aris

47 Rahmad Hidayat 48 Lina Sitiani 49 Ridho Syahputra 50 Widari Permatasari 51 Sari

52 Wili Sapitri 53 Suwandi 54 Edi Setiawan 55 Rama Eni 56 Rahman

57 Muhammad Fathir Arfandi 58 Nina

59 Rahman 60 Ariati 61 Ariyani 62 Mayang Sari 63 Hasan Basri


(3)

Hasil Perankingan Penerima Jamkesmas dengan Metode SAW

Nama Nilai Ranking

Selamat Riadi 48.6667 1

Siti Aminah 47.6667 2

Elisa Nasution 46 3

Yusnaimah 46 4

Putra Mandala Siregar 45.6667 5

Effendi 44 6

Dinda Aulia 43.6667 7

Dedek Hamdani 42.6667 8

Masdali 42.6667 9

Wagini 42.6667 10

Alya Sahfir 42 11

Budi Sugiarto 42 12

Anggi Tiopan Harahap 42 13 Ade Novita Harahap 41.3333 14 Alya Sahfira Siregar 41.3333 15

Yudi Arifandi 41 16

Hasbullah 41 17

Rama Nita 41 18

Rio Gunawan 41 19

Windi Sapitri 40.6667 20

Syahdan S 40.6667 21

Arfina 40.6667 22

Syahruddin Tambuse 40.6667 23

BBB 40.6667 24

Nursaadah 40.6667 25

Rosdiana Ismailarfina 40.3333 26

Suyadi 40 27

Ahmad Ramadhani 40 28

Abdul Rahman 39.6667 29

Lucky Arnanda 39.6667 30

Asnah 39.6667 31

Muhammad Sari 39.6667 32

Tasmini 39.3333 33

Adinda Nazalya Putri 39.3333 34

Wita Ananda 39.3333 35

Nursaadah 39 36

Syahruddin Tambuse 38.6667 37

Masyita 37.6667 38

M. Tazli 37 39

Muhammar Khadiri


(4)

Timbul 35.6667 41

Nurimah 35.6667 42

Rama Nisa 35.3333 43

Supian 35 44

M Aris 35 45

Ledi Ayu Lestari 34.6667 46

Lina Sitiani 34.3333 47

Ridho Syahputra 33.6667 48

Rahmad Hidayat 33.3333 49

Sari 33 50

Suwandi 32.6667 51

Rama Nisa 32.3333 52

Rahman 31.3333 53

Wili Sapitri 30.6667 54

Widari Permatasari 30.6667 55

Edi Setiawan 30.3333 56

Nina 30 57

Hasan Basri 30 58

Rahman 30 59

Muhammad Fathir

Arfandi 29.3333 60

Mayang Sari 28.3333 61

Ariani 27.3333 62


(5)

Hasil Perankingan Penerima Jamkesmas dengan Metode WPM

Nama Nilai Ranking

Rama Nisa 0.0207 1

Rama Nisa 0.02 2

Putra Mandala Siregar 0.0195 3

M Aris 0.0189 4

Syahruddin Tambuse 0.0189 5

Rosdiana Ismailarfina 0.0188 6

Mayang Sari 0.0185 7

Nina 0.0185 8

Alya Sahfira Siregar 0.0185 9

Wagini 0.0182 10

Syahruddin Tambuse 0.0182 11

Muhammad Fathir Arfandi 0.0179 12

Syahdan S 0.0178 13

Nursaadah 0.0178 14

Nursaadah 0.0176 15

Wili Sapitri 0.0176 16

Rama Nita 0.0175 17

Asnah 0.0175 18

Yudi Arifandi 0.0174 19

Budi Sugiarto 0.0173 20

Widari Permatasari 0.0173 21

BBB 0.0173 22

Dinda Aulia 0.0172 23

Suyadi 0.0172 24

Siti Aminah 0.017 25

Sari 0.017 26

Timbul 0.017 27

Anggi Tiopan Harahap 0.0169 28

Muhammad Sari 0.0169 29

Windi Sapitri 0.0169 30

Hasan Basri 0.0166 31

Adinda Nazalya Putri 0.0164 32

Suwandi 0.0164 33

Ariani 0.0164 34

Masdali 0.0163 35

Effendi 0.0162 36

Tasmini 0.0162 37

Edi Setiawan 0.0161 38

Rio Gunawan 0.0161 39

Dedek Hamdani 0.0161 40

Rahman 0.0161 41

Elisa Nasution 0.0159 42


(6)

Nurimah 0.0158 45 Muhammar Khadiri Arfandi 0.0156 46

Abdul Rahman 0.0156 47

Lucky Arnanda 0.0154 48

Alya Sahfir 0.0154 49

Ariati 0.0153 50

Rahman 0.0151 51

Ahmad Ramadhani 0.0149 52

Arfina 0.0149 53

Masyita 0.0148 54

Ridho Syahputra 0.0144 55

M. Tazli 0.0142 56

Wita Ananda 0.014 57

Hasbullah 0.0139 58

Rahmad Hidayat 0.0138 59

Ledi Ayu Lestari 0.0134 60

Ade Novita Harahap 0.0133 61

Supian 0.0129 62


Dokumen yang terkait

Sistem Pendukung Keputusan Perangkingan Penerima BSM dengan Metode Simple Additive Weighting (SAW) dan Weighted Product Model (WPM)

15 131 92

Perbandingan Metode Weighted Product dan Simple Multi-Attribute Rating Tecnique Dalam Menentukan Lahan Terbaik untuk Tanaman Karet

17 139 129

Implementasi Perbandingan Metode Simple Additive Weighting Dengan Weighted Sum Model Dalam Pemilihan Siswa Berprestasi

8 109 134

PERBANDINGAN METODE WEIGHTED PRODUCT (WP) DAN SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING (SAW) PADA PENENTUAN BARANG KONVEKSI

0 6 6

Sistem Pendukung Keputusan Perangkingan Penerima BSM dengan Metode Simple Additive Weighting (SAW) dan Weighted Product Model (WPM)

0 2 27

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PERANKINGAN PENERIMA BSM DENGAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING (SAW) DAN WEIGHTED PRODUCT MODEL (WPM) SKRIPSI FITRIA ANDHIKA 121421093

1 3 12

Perbandingan Metode Simple Additive Weighting (SAW) dan Weighted Product Model (WPM) Dalam Pemberian Jaminan Kesehatan Masyarakat

0 2 27

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN - Perbandingan Metode Simple Additive Weighting (SAW) dan Weighted Product Model (WPM) Dalam Pemberian Jaminan Kesehatan Masyarakat

0 2 14

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - Perbandingan Metode Simple Additive Weighting (SAW) dan Weighted Product Model (WPM) Dalam Pemberian Jaminan Kesehatan Masyarakat

0 0 6

PERBANDINGAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING (SAW) DAN WEIGHTED PRODUCT METHOD (WPM) DALAM PEMBERIAN JAMINAN KESEHATAN MASYARAT SKRIPSI CHASIKA RANI PURBA 121421094

0 2 12