Arizta : Perbandingan Total Padatan Tersuspensi Dan Kebutuhan Oksigen Biologis KOB Pada Analisis Air Limbah Kelapa Sawit Di Pusat Penelitian Kelapa Sawit PPKS, 2009.
Demand = BOD, kebutuhan oksigen kimiawi Chemical Oxygen Demand = COD, pH Soeparman, 2001.
2.4.1. Analisis Total Padatan Tersuspensi
Dalam air alam ditemui dua kelompok zat, yaitu zat terlarut seperti garam dan molekul organis, dan zat padat tersuspensi dan koloidal seperti tanah liat, kwarts.
Perbedaan pokok antara kedua kelompok zat ini ditentukan melalui ukurandiameter partikel – partikel tersebut.
Dalam metode analisa zat padat, pengertian Zat Padat Total adalah semua zat – zat yang tersisa sebagai residu dalam suatu bejana, bila sampel air dalam bejana
tersebut dikeringkan pada suhu tertentu. Zat Padat Total terdiri dari Zat Padat Terlarut dan Zat Padat Tersuspensi yang dapat bersifat organis dan inorganis.
Zat Padat Tersuspensi sendiri dapat diklasifikasikan sekali lagi menjadi antara lain zat padat terapung yang selalu bersifat organis dan zat padat terendap
yang dapat bersifat organis dan inorganis. Zat padat terendap adalah zat padat dalam suspensi yang dalam keadaan tenang dapat mengendap setelah waktu tertentu karena
pengaruh gaya beratnya. Prinsip Total Suspended Solid yaitu: sampel disaring dengan filter kertas;
filter yang mengandung zat tersuspensi dikeringkan pada 105ºC selama 2 jam. Dalam analisis Total Suspended Solid TSS sangat diperlukan ketelitian,
bilamana sampel mengandung zat tersuspensi tinggi, maka penyimpanan baku yang relatif adalah 5 sampai 20. Bilamana sampel mengandung zat tersuspensi yang
tidak dapat mengendap yaitu tersebar secara merata dalam larutan, maka
Arizta : Perbandingan Total Padatan Tersuspensi Dan Kebutuhan Oksigen Biologis KOB Pada Analisis Air Limbah Kelapa Sawit Di Pusat Penelitian Kelapa Sawit PPKS, 2009.
penyimpanan baku relatif hanya 2 sampai 5 atau kurang lebih 4 mgl, tergantung pada kepekaan timbangan.
Cara pengambilan sampel juga sangat diperhatikan. Sampel yang dianalisa harus representatif yaitu dengan cara pengambilannya yang benar, sampel harus
dikocok terlebih dahulu, sehingga zat – zat yang terkandung di dalamnya tersebar secara merata dan homogen.
Analisis gravimetri adalah penentuan kuantitatif berdasarkan bobot, proses isolasi serta penimbangan suatu unsur atau senyawaan tertentu dari unsur tersebut
dalam bentuk yang semurni mungkin. Bahan yang akan ditetapkan diendapkan dari suatu larutan dalam bentuk
yang sedikit dapat larut, sehingga tak terjadi kehilangan yang berarti bila diendapkan, dipisahkan dengan menyaringnya dan ditimbang Alaerts, 1987.
2.4.2. Analisis KOB
Proses pemusnahan bahan – bahan organik secara alamiah pada umumnya lebih mudah daripada bahan – bahan anorganis maupun bahan – bahan synthesis
lainnya. Pemusnahan bahan – bahan organis tersebut tidak dapat dipisahkan sama sekali dengan masalah kehadirantidaknya unsur – unsur oksigen. Ini nantinya
dihubungkan dengan masalah kebutuhan oksigen mikroorganisme Kebutuhan Oksigen Biologis KOB untuk pembusukan maupun tersedianya oksigen Dissolved
Oxygen = D.O untuk kehidupan organisme itu sendiri dalam sistem air aquatic life.
Arizta : Perbandingan Total Padatan Tersuspensi Dan Kebutuhan Oksigen Biologis KOB Pada Analisis Air Limbah Kelapa Sawit Di Pusat Penelitian Kelapa Sawit PPKS, 2009.
Yang disebut dengan KOB adalah sejumlah oksigen dalam sistem air yang dibutuhkan oleh bakteria aerobik untuk menetralisirmenstabilkan bahan – bahan
sampah organik dalam air melalui proses oksidasi biologis biological oxydation secara dekomposisi aerobik. KOB biasanya dihitung dalam kebutuhan 5 hari pada
temperatur 20 derajat Ryadi, 1984. Uji KOB adalah salah satu metode analisis yang paling banyak digunakan
dalam penanganan limbah dan pengendalian polusi. Uji ini mencoba menentukan kekuatan polusi dari suatu limbah dalam pengertian kebutuhan mikroba akan oksigen
dan merupakan ukuran tak langsung dari bahan organik dalam limbah. Mikroorganisme dapat mengoksidasi baik senyawa – senyawa yang
mengandung karbon dan senyawa – senyawa nitrogen. Bila konsentrasi organisme nitrifikasi yang terdapat dalam botol KOB rendah, akan terdapat periode pesiapan
lag sebelum organisme ini terdapat dalam jumlah cukup banyak untuk memperlihatkan kebutuhan nitrogen yang nyata.
Jumlah oksigen yang rendah dalam botol uji KOB, 2 – 3 mg menunjukkan bahwa limbah yang berkekuatan tinggi, seperti kebanyakan limbah pengolahan
pangan dan limbah hewan, harus diencerkan terlebih dahulu sebelum analisis. Kesulitan dalam pengenceran limbah baik secara fisik maupun kimia tidak seragam
sehingga menurunkan ketepatan uji KOB standard yang diperkirakan mempunyai ketepatan ± 20 persen.
Air buangan domestik yang mengandung limbah industri mempunyai KOB kira – kira 200 ppm. Limbah pengelolahan pangan umumnya lebih tinggi dan
seringkali lebih dari 1000 ppm Jenie, 1993.
Arizta : Perbandingan Total Padatan Tersuspensi Dan Kebutuhan Oksigen Biologis KOB Pada Analisis Air Limbah Kelapa Sawit Di Pusat Penelitian Kelapa Sawit PPKS, 2009.
Penggunaan oksigen yang rendah menunjukkan kemungkinan air jernih, mikroorganisme tidak tertarik menggunakan bahan organik dan mikroorganisme
mati. Penggunaan oksigen disebut KOB, dan dipengaruhi oleh berbagai parameter lain seperti temperatur, waktu dan sinar matahari. Pengukuran KOB dilakukan
melalui cara distandardisasi dengan tes yang dilakukan di tempat gelap, pada temperatur tertentu dan pada periode waktu terbatas.
Pengukuran KOB pada dasarnya dilakukan dengan menempatkan sampel pada botol 300 ml diinkubasi pada temperatur 20ºC selama lima hari. Perbedaan
konsentrasi DO pada akhir dan semula dihitung. Selain untuk memperkirakan pengaruh konsentrasi adanya mikroorganisme diadakan dilusi dan penambahan
mikroorganisme Sutrisno, 2006. Pemeriksaan KOB didasarkan atas reaksi oksidasi zat organis dengan
oksigen di dalam air, dan proses tersebut berlangsung karena adanya bakteri aerobik. Sebagai hasil oksidasi akan terbentuk karbon dioksida, air dan amoniak. Reaksi
oksidasi dapat dituliskan sebagai berikut: C
n
H
a
O
b
N
c
+ n +
4 3
2 4
c b
a −
−
O
2
→ nCO
2
+
2 3
2 c
a −
H
2
O + cNH
3
Zat organis oksigen bakteri Atas dasar reaksi yang memerlukan kira – kira 2 hari di mana 50 reaksi telah
tercapai, 5 hari supaya 75 dan 20 hari supaya 100 tercapai, maka pemeriksaan KOB dapat dipergunakan untuk menaksir beban pencemaran zat organis.
Reaksi biolgis pada tes KOB dilakukan pada temperatur inkubasi 20ºC dan dilakukan selama 5 hari, hingga mempunyai istilah yang lengkap KOB
20 5
angka 20
Arizta : Perbandingan Total Padatan Tersuspensi Dan Kebutuhan Oksigen Biologis KOB Pada Analisis Air Limbah Kelapa Sawit Di Pusat Penelitian Kelapa Sawit PPKS, 2009.
berarti temperatur dan angka 5 menunjukkan lama waktu inkubasi. Demikian, jumlah zat organis yang ada di dalam air diukur melalui jumlah oksigen yang
dibutuhkan bakteri untuk mengoksidasi zat organis tersebut
BAB 3 BAHAN DAN METODE
3.1. Alat dan Bahan 3.1.1. Alat Analisis Total Padatan Tersuspensi
1. Neraca Analitik 2. Pipet volume 25 mL
3. Oven 4. Kertas Saring GFA
5. Desikator 6. Penjepit
7. Cawan Petri 8. Pompa Vakum
9. Bal pipet
3.1.2. Bahan Analisis Total Padatan Tersuspensi 1. Contoh