Standar Mutu Asam Lemak Bebas Free Fatty Acid

Sri Agustina : Penentuan Kadar Asam Lemak Bebas Dari Cpo Non Edible Oil Yang Diperoleh Dari Pencampuran CPO Dan PFAD 4 : 1, 2008. USU Repository © 2009 sawit merupakan lemak semi padat yang mempunyai komposisi yang tetap. Rata – rata komposisi asam lemak minyak kelapa sawit dapat dilihat pada tabel di bawah ini : Tabel 2.2.3.1. Komposisi asam lemak minyak kelapa sawit dan minyak inti kelapa sawit Asam Lemak Minyak Kelapa Sawit Minyak Inti Sawit Asam kaprilat 3 – 4 Asam kaproat 3 – 7 Asam laurat 46 – 52 Asam miristat 1.1 – 2.5 14 – 17 Asam palmitat 40 – 46 6.5 – 9 Asam stearat 3.6 – 4.7 1 – 2.5 Asam oleat 39 – 45 13 – 19 Asam linoleat 7 - 11 0.5 – 2 Ketaren, 1986

2.3 Standar Mutu

Sri Agustina : Penentuan Kadar Asam Lemak Bebas Dari Cpo Non Edible Oil Yang Diperoleh Dari Pencampuran CPO Dan PFAD 4 : 1, 2008. USU Repository © 2009 Standar mutu merupakan hal yang penting untuk menentukan minyak yang bermutu baik. Ada beberapa faktor yang menentukan standart mutu yaitu : kandungan air dan kotoran dalam minyak, kandungan asam lemak bebas, warna, dan bilangan peroksida. Mutu minyak kelapa sawit yang baik mempunyai kadar air kurang dari 0,1 dan kadar kotoran lebih kecil dari 0,01. Kandungan asam lemak bebas serendah mungkin ± 2 atau kurang, bilangan peroksida di bawah 2, bebas dari warna merah dan kuning harus berwarna pucat tidak berwarna hijau, jernih, dan kandungan logam berat serendah mungkin atau bebas dari ion logam. Ketaren, 1986 Tabel 2.3.1 Spesifikasi Mutu CPO Menurut PORAM Asam lemak bebas As. Palmitat 5.0 maks Kadar air dan kadar kotoran 0.25 maks Bilangan Iodin 56 min Melting Points degrees C AOCS Cc-3-25 24 maks Tabel 2.3.2 Spesifikasi Mutu PFAD Menurut PORAM Asam Lemak Bebas As. Palmitat 70 min Kadar air dan kadar kotoran 1.0 maks Saponifiable Matter 95 min Basic 97 Sri Agustina : Penentuan Kadar Asam Lemak Bebas Dari Cpo Non Edible Oil Yang Diperoleh Dari Pencampuran CPO Dan PFAD 4 : 1, 2008. USU Repository © 2009 Tabel 2.3.3 Spesifikasi Mutu CPO Non Edible Oil Grade Asam lemak bebas As. Palmitat 21 – 23 max Kadar air dan kadar kotoran 0.25 max Bilangan Iodin 50 – 55 Titik Lebur 37 o C max Sumber : PT. Palmcoco Rendahnya mutu minyak sawit sangat ditentukan oleh banyak faktor. Faktor- faktor tersebut dapat langsung dari sifat pohon induknya penanganan pasca panen, atau kesalahan selama pemrosesan dan pengangkutannya. Tim Penulis, 1992

2.4 Asam Lemak Bebas Free Fatty Acid

Asam lemak bebas dalam konsentrasi tinggi yang terikut dalam minyak sawit sangat merugikan. Tingginya asam lemak bebas ini mengakibatkan rendemen minyak turun. Untuk itulah perlu dilakukan usaha pencegahan terbentuknya asam lemak bebas dalam minyak sawit. Kenaikan kadar asam lemak bebas ditentukan mulai dari saat tandan dipanen sampai tandan diolah di pabrik. Kenaikan ALB ini disebabkan adanya reaksi hidrolisa pada minyak. Hasil reaksi hidrolisa minyak sawit adalah gliserol dan ALB. Reaksi ini akan dipercepat dengan adanya faktor-faktor panas, air, keasaman, dan katalis Sri Agustina : Penentuan Kadar Asam Lemak Bebas Dari Cpo Non Edible Oil Yang Diperoleh Dari Pencampuran CPO Dan PFAD 4 : 1, 2008. USU Repository © 2009 enzim. Semakin lama reaksi berlangsung semakin banyak kadar ALB yang terbentuk. O || CH 2 – O – C – R CH 2 – OH O O || || CH – O – C – R + H 2 O CH – OH + 3 R – C – OH O || CH 2 – O – C – R CH 2 – OH Trigliserida Gliserol ALB Beberapa faktor yang dapat menyebabkan peningkatan kadar ALB yang relatif tinggi dalam minyak sawit antara lain : - pemanenan buah sawit yang tidak tapat waktu - keterlambatan dalam pengumpulan dan pengangkutan buah - penumpukan buah yang terlalu lama - proses hidrolisa selama pemrosesan di pabrik. Pemetikan buah sawit pada saat belum matang akan menghasilkan gliserida sehingga mengakibatkan terbentuknya ALB dalam minyak sawit. Sedangkan pemetikan setelah batas tepat panen yang ditandai dengan buah yang berjatuhan dan menyebabkan pelukaan pada buah yang lainnya, akan menstimulir penguraian Sri Agustina : Penentuan Kadar Asam Lemak Bebas Dari Cpo Non Edible Oil Yang Diperoleh Dari Pencampuran CPO Dan PFAD 4 : 1, 2008. USU Repository © 2009 enzimatis pada buah sehingga menghasilkan ALB dan akhirnya terikut dalam buah sawit yang masih utuh sehingga kadar ALB meningkat. Peningkatan kadar ALB juga dapat terjadi pada proses hidrolisa di pabrik. Pada proses tersebut terjadi penguraian kimiawi yang dibantu oleh air dan berlangsung pada kondisi suhu tertentu. Air panas dan uap air pada suhu tertetnu merupakan bahan pembantu dalam proses pengolahan. Akan tetapi, proses pengolahan yang kurang cermat mengakibatkan efek samping yang tidak diinginkan, mutu minyak menurun sebab air pada kondisi suhu tertentu bukan membantu proses pengolahan tetapi malah menurunkan mutu minyak. Untuk itu, setelah akhir proses pengolahan minyak sawit dilakukan pengeringan dengan bejana hampa pada suhu 90 o C. Sebagai ukuran standar mutu dalam perdagangan internasional untuk ALB ditetapkan sebesar 5 . Tim Penulis, 1992 Sri Agustina : Penentuan Kadar Asam Lemak Bebas Dari Cpo Non Edible Oil Yang Diperoleh Dari Pencampuran CPO Dan PFAD 4 : 1, 2008. USU Repository © 2009

BAB III METODOLOGI PERCOBAAN

3.1 Metodologi Percobaan

Metode yang digunakan dalam penentuan kadar asam lemak bebas yang telah dilakukan dari sampel CPO, PFAD, dan CPO Non Edible Oil adalah dengan metode titrasi volumetri. Teknik pengambilan sampel diambil secara Random. Sumber pengambilan sampel yang dilakukan yaitu tangki darat Shore tank . Pengambilan sampel pada tangki darat ada beberapa titik pengambilan yaitu :

1. Top

Top adalah titik pengambilan sampel dibagian atas tangki darat.

2. Middle

Middle adalah titik pengambilan sampel dibagian tengah tangki darat.

3. Bottom

Bottom adalah titik pengambilan sampel dibagian bawah tangki darat.

3.1.1 Alat – alat

- Neraca Analitis Sartorius - Gelas Piala 100 ml Pyrex