2. Pengukuran dan Evaluasi Identifikasi Bahaya, Penilaian dan Pengendalian Resiko.

Rahimah Azmi : Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Oleh P2K3 Untuk Meminimalkan Kecelakaan Kerja Di PT Wijaya Karya Beton Medan Tahun 2008, 2008. USU Repository © 2009 84 Setiap terjadi keadaan darurat harus dilakukan penyelidikan oleh petugas atau ahli K3. Laporan penyelidikan tersebut di sampaikan kepada P2K3 PPB dan P2K3 Pusat berikut rekomendasi pemulihan dan tindak lanjutnya. Bila ada pertanyaan dari masyarakat atau wartawan wewenang untuk menjawab diberikan kepada Unit Keuangan dan Personalia. Berikut adalah contoh jalur komunikasi dan tindakan bila terjadi peristiwa kebakaran : Gambar 4.3 Jalur Komunikasi dan Tindakan Bila Terjadi Kebakaran di PT WIKA BETON KEBAKARAN 4. 2. 4. Pengukuran dan Evaluasi 1. Pengukuran dan Pemantauan Sejak tahun 1999, diketahui bahwa PT WIKA BETON telah melakukan pemantauan lingkungan kerja bekerja sama dengan lembaga Hyperkes. Selain itu telah dilakukan juga pemantauan pemantauan psikologis dengan menggunakan form Laporan Keluhan Karyawan dan hasil dari pemantauan tersebut dibahas dalam rapat P2K3 dan telah ditindaklanjuti dengan menerapkan hierarki pengendalian. Namun Ketua P2K3 Koordinator Penghubung Security Pemadam Kebakaran Regu Evakuasi Regu Medis Dokter Daerah Amanevakuasi Rahimah Azmi : Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Oleh P2K3 Untuk Meminimalkan Kecelakaan Kerja Di PT Wijaya Karya Beton Medan Tahun 2008, 2008. USU Repository © 2009 85 ditahun itu belum dilakukan pemantauan dan pengukuran belum meliputi faktor biologis dan kimia. Mulai tahun 2002 pemantauan lingkungan kerja dilakukan secara reguler setiap tahun dan dari hasil pengukuran yang didapat kemudian ditindak lanjuti. Ditahun 2005, pengukuran lingkungan kerja yang dilakukan oleh Lembaga Hyperkes tiap 3 tahun sekali meliputi pengukuran kebisingan, penerangan, aspek kimiawi. Pengukuran kesehatan karyawan dilakukan oleh klinik setiap 2 tahun. Hingga kini masih dilakukan pemantauan lingkungan kerja oleh P2K3. Adapun hasil pengukuran yang diperoleh mengenai kondisi tempat kerja di PT Wijaya Karya Beton hasil pengukuran tahun 2008 adalah : 1. Faktor Fisik • Kebisingan : Rata-rata kebisingan di plant I – V adalah 97 dBA selama proses produksi. Pengendalian yang dilakukan adalah menyediakan APD ear plug dan mengharuskan pekerja menggunakannya. Namun pada prakteknya masih banyak pekerja yang tidak menggunakannya dengan alasan ketidaknyamanan. • Debu : Kadar debu di kelima plant adalah, plant 0,838 mgm 3 Plant 1-3 dan 0,546 mgm 3 plant 4-5. 2. Faktor Kimia • NH 3 : Rata-rata kadarnya di tempat kerja adalah 0,90840 mgm 3 • CO : Rata-rata kadarnya di tempat kerja adalah 0,00704 mgm 3 • H 2 S : Rata-rata kadarnya di tempat kerja adalah 0,00001 mgm 3 • NO 2 : Rata-rata kadarnya di tempat kerja adalah 0,00117 mgm 3 Rahimah Azmi : Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Oleh P2K3 Untuk Meminimalkan Kecelakaan Kerja Di PT Wijaya Karya Beton Medan Tahun 2008, 2008. USU Repository © 2009 86 • SO 2 : Rata-rata kadarnya di tempat kerja adalah 0,02060 mgm 3 3. Faktor ergonomi Saat ini telah dilakukan analisa faktor ergonomi disemua bidang dan tempat kerja. Berikut adalah salah satu bentuk analisa ergonomi meja dan kursi pada petugas pengelasan tulangan : ANALISA ERGONOMI MEJA DAN KURSI PETUGAS PENGELASAN TULANGAN Tempat Kerja : Workshop produksi di PPB Sumatera Utara Tujuan : Pembuatan cincin tulangan produk tiang pancang Jam Kerja : 8 jam efektif Alat Kerja : Mesin las dan kawat las Fasilitas Kerja : Meja kerja dan kursi kerja APD : - Helm - Sepatu safety - Sarung tangan - Kap las - Apron - Masker Kondisi saat ini : Kursi kerja dan meja kerja tingginya 20 cm Analisa Ergonomi : - Sewaktu bekerja badan membungkuk sehingga tulang punggung dikawatirkan bengkok. - Kondisi kaki terlalu menekuk sehingga otot kaki tidak sempurna - Pandangan terlalu kebawah mengakibatkan tulang leher menekuk. - Kenyamanan bekerja di pembuatan cincin tulangan tiang pancang kurang. Tindak Lanjut :Dibuatkan sarana pekerjaan yang sesuai dengan sisi ergonomi yaitu meja kerja dan kursi kerja yang disesuaikan dengan postur rata-rata petugas pengelasan. Rahimah Azmi : Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Oleh P2K3 Untuk Meminimalkan Kecelakaan Kerja Di PT Wijaya Karya Beton Medan Tahun 2008, 2008. USU Repository © 2009 87 Medan, 10 Maret 2008 Mengetahui Diperiksa Dibuat Manajer Pabrik Sekretaris P2K3 Inspektor Adapun hasil dari pemantauan kesehatan karyawan tahun 2008 diperoleh : Tabel 4.2 Analisa Kesehatan Tahun 2008, Persentase Penyakit Akibat Kerja N o Penyakit Akibat Kerja Tempat Jumlah PAK Karyawan 1 Pendengaran Terganggu Plant III 1 299 0.335 2 Kulit gatal-gatal Gudang 1 299 0.335 3 Mata teradiasi sinar komputer - 299 0.000 4 Mata teradiasi sinar kawat las - 299 0.000 5 Gangguan pada paru saluran pernapasan - 299 0.000 Total 2 299 0.670 Untuk pemantauan kesehatan karyawan, Perusahaan bekerja sama dengan sebuah klinik swasta, namun sampai kini perusahaan belum memiliki salinan yang menyatakan bahwa klinik yang melakukan pemeriksaan kesehatan telah mendapatkan pengukuhan sebagai dokter pekerja. 2. Inspeksi K3 Sejak awal penerapan SMK3, PT WIKA BETON talah memiliki prosedur inspeksi K3 dengan petugas inspektor yang berpengalaman dan telah mengikuti pelatihan di bidang K3 baik internal maupun eksternal. Inspektor K3 yang bertugas saat ini juga telah beberapa kali melakukan studi banding K3 ke perusahaan yang memiliki penerapan SMK3 yang baik seperti ke Pabrik Produk Beton daerah lain atau pabrik lain yang direkomendasikan. Rahimah Azmi : Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Oleh P2K3 Untuk Meminimalkan Kecelakaan Kerja Di PT Wijaya Karya Beton Medan Tahun 2008, 2008. USU Repository © 2009 88 Pelaksanaan inspeksi K3 menggunakan checklist yang dilakukan seminggu sekali dan waktunya tidak ditentukan. Untuk kategori bahaya “A” dilakukan secara random setiap hari selama proses produksi berlangsung. Inspeksi K3 juga dapat dilakukan langsung oleh tim manajemen Pabrik Produk Beton. Hasil temuan inspeksi K3 kemudian ditindaklanjuti dan dimonitor dengan baik. Apabila hasil inspeksi K3 menunjukkan adanya penyimpangan pelanggaran, inspektor K3 berwenang secara langsung mengambil tindakan perbaikan. Untuk melakukan inspeksi K3, diberlakukan standart berikut : a. Pemeriksaan bahaya • Kondisi tempat kerja dan cara kerja diinspeksi secara teratur dan berkala. • Inspeksi dilakukan oleh petugas inspektor K3. • Inspeksi mendapat masukan dan saran dari petugas di tempat kerja. • Inspeksi dilakukan dengan menggunakan checklist yang sesuai untuk tempat kerja. • Laporan inspeksi K3 disampaikan kepada sekretaris P2K3 dan unit lain sesuai kebutuhan. b. Peralatan inspeksi, pengukuran dan pengujian • Semua alat inspeksi, pengukuran, dan pengujian dilakukan identifikasi, kalibrasi, pemeliharaan dan penyimpanan yang sesuai dengan prosedur. • Alat dipelihara dan dikalibrasi oleh petugas yang berkompeten. Adapun prosedur penanganan tindak lanjut hasil inspeksi adalah sebagai berikut : Rahimah Azmi : Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Oleh P2K3 Untuk Meminimalkan Kecelakaan Kerja Di PT Wijaya Karya Beton Medan Tahun 2008, 2008. USU Repository © 2009 89 Gambar 4.4 Prosedur Penanganan Tindak Lanjut Hasil Inspeksi Ya Ya Tidak Tidak Tidak Ya 3. Audit SMK3 Sejak tahun 1999 perusahaan telah melakukan audit SMK3 internal dengan baik. Sepanjang tahun 1999 – 2004 audit internal dilakukan sekali dalam setahun. Mulai tahun 2005 sampai saat ini, audit internal dilakukan tiap 6 bulan dan dilakukan terpisah dengan audit internal lainnya, namun sejak tahun 2002 audit internal ini dilakukan secara bersamaan dengan Audit Mutu Internal AMI dan audit peralatan. Inspeksi Temuan Inspeksi Tindak Lanjut Langsung Safety Meeting Tindak Lanjut Safety Meeting Verifikasi Stop Close Verifikasi Rahimah Azmi : Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Oleh P2K3 Untuk Meminimalkan Kecelakaan Kerja Di PT Wijaya Karya Beton Medan Tahun 2008, 2008. USU Repository © 2009 90 Audit internal ini dilakukan untuk memeriksa kesesuaian antara rencana dan pelaksanaan serta efektifitasnya. Pelaksana audit ini harus berkompeten dan telah mengikuti pelatihan audit mutu internal dan audit SMK3 internal. Semua temuan ditinjau dan dimonitor untuk menjamin dilakukannya tindakan perbaikan dan pencegahan pada saat rapat tinjauan SMK3 atau rapat P2K3 Audit eksternal SMK3 dilaksanakan oleh badan audit Sucofindo setiap 3 tahun sekali. Sampai saat ini telah dilakukan 4 kali audit eksternal dengan hasil sebagai berikut: 1. Tahun 1999 20-22 September 1999 : memenuhi 95 dari kriteria audit SMK3 dengan 7 kriteria audit minor. 2. Tahun 2002 10-12 Juli 2002 : telah memenuhi 96 kriteria audit SMK3 dengan 6 kriteria audit minor. 3. Tahun 2005 22-24 Juni 2005 : memenuhi 94 kriteria audit SMK3 dan perlu diadakan perbaikan atas ketidaksesuaian terhadap 10 kriteria minor. 4. Tahun 2008 7-9 Juli 2008 : memenuhi 97 kriteria audit SMK3 dengan 6 kriteria audit minor. Berikut ini adalah tabel jumlah audit SMK3 tahun 1999 sd 2008 : Tabel 4.3 Hasil Perolehan Audit SMK3 PT. WIKA BETON PPB SUMUT Kateg ori Temu an 1999 20 00 20 01 2002 20 03 20 04 2005 2006 2007 2008 AK 3-I Dia gn o ass SM K3 A. Suc of AK 3-I AK 3-I AK 3-I Dia gn o ass SM K3 A. Su cof AK 3-I AK 3-I AK 3-I AK 3-I Dia gn o ass SM K3 A. Su cof AK 3-I AK 3-I AK 3-I AK 3-I AK 3-I AK 3-I Dia gno ass SM K3 A. Su cof Hasil 74. 00 91. 00 95. 00 94. 97 91. 57 76. 00 96. 00 96. 00 92. 77 90. 40 93. 98 90. 96 89. 16 94. 00 93. 40 92. 17 85. 15 93. 70 90. 26 90. 00 93. 80 96. 92 Rahimah Azmi : Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Oleh P2K3 Untuk Meminimalkan Kecelakaan Kerja Di PT Wijaya Karya Beton Medan Tahun 2008, 2008. USU Repository © 2009 91 Keterangan tabel : AK3-I : Audit K3 Internal yang dilakukan oleh PT WIKA BETON. Diagno Ass SMK3 : Diagnosis Assesment SMK3, lebih diprioritaskan kepada dokumentasi SMK3. A. Sucof : Audit eksternal SMK3 yang dilakukan oleh Sucofindo Gambar 4.5 Grafik Pencapaian Nilai Audit SMK3 PT WIKA BETON SUMUT 1999-2008 Pencapaian Nilai Audit SMK3 PPB SUMUT 74 91 95 94.97 91.57 76 96 96 92.77 90.4 93.98 90.96 89.16 94 93.4 92.17 85.15 93.7 90.26 90 93.896.92 20 40 60 80 100 120 A. K3 -I Di a g n o As s S M K3 A u d it S u c o f A. K3 -I A. K3 -I A. K3 -I Di a g n o As s S M K3 A u d it S u c o f A. K3 -I A. K3 -I A. K3 -I A. K3 -I Di a g n o As s S M K3 A u d it S u c o f A. K3 -I A. K3 -I A. K3 -I A. K3 -I A. K3 -I A. K3 -I Di a g n o As s S M K3 A u d it S u c o f 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 Keterangan gambar : AK3-I : Audit K3 Internal yang dilakukan oleh PT WIKA BETON. Diagno Ass SMK3 :Diagnosis Assesment SMK3, lebih diprioritaskan kepada dokumentasi SMK3. A. Sucof : Audit eksternal SMK3 yang dilakukan oleh Sucofindo. Rahimah Azmi : Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Oleh P2K3 Untuk Meminimalkan Kecelakaan Kerja Di PT Wijaya Karya Beton Medan Tahun 2008, 2008. USU Repository © 2009 92 Dari gambar dan tabel diatas diketahui bahwa pencapaian nilai audit yang diperoleh oleh PT WIKA BETON SUMUT menunjukkan angka yang baik. Pada tahun 2008, nilai pencapaian audit tertinggi yang diperoleh PT WIKA BETON SUMUT yaitu 96,92 yang dilakukan oleh badan audit Sucofindo, sedangkan terendah adalah tahun 1999 yaitu 74 dan dilakukan oleh internal PT WIKA BETON sendiri. Adapun hasil dari temuan minor audit SMK3 baik internal atau eksternal ditindak lanjuti dalam bentuk RTP Rencana Tindakan Perbaikan. Dibawah ini adalah contoh bentuk RTP rencana Tindakan Perbaikan yang dibuat untuk tahun 2008. Tabel 4.4 Contoh Rencana Tindakan Perbaikan RTP PPB SUMUT Tahun 2008. N o temuan Analisa Permasalahan Tindak Lanjut Oleh Tgl 1 Terjadi gangguan pendengaran • Nama pekerja : Tugino • Bekerja di bag.tulangan jalur III • Jenis produk adalah Bantalan Jalan Rel BJR • Menggunakan mesin spinning mesin getar untuk memadatkan beton. • Besar kebisingan di daerah kerja adalah 110 dBA sementara NABnya 85 dBA. • APD yang diwajibkan diantaranya adalah ear plug Kurang mematuhi pemakaian APD ear plug • Diperiksakan secara intensif ke dokter THT • Ditindak lanjuti hasil pemeriksaan dari dokter THT • Agar lebih mematuhi penggunaan APD ear plug P2K3 207 08 2 Terjadi gatal-gatal dikulit dibagian muka dan pergelangan tangan. • Nama pekerja : Amiruddin • Bekerja di bagian gudang • Jenis pekerjaan yang • Kurang mematuhi pemakaian APD yang diwajibkan • Kurang menjaga kebersihan tubuh dan kulit. • Diperiksakan secara intensif ke dokter spesialis kulit dan kelamin • Ditindak lanjuti hasil diagnosa P2K3 2007 08 1108 08 1808 Rahimah Azmi : Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Oleh P2K3 Untuk Meminimalkan Kecelakaan Kerja Di PT Wijaya Karya Beton Medan Tahun 2008, 2008. USU Repository © 2009 93 dilakukan adalah memasak minyak cetak yaitu campuran antara minyak sawit dan minyak solar. • APD yang digunakan adalah : helm, sepatu, sarung tangan dan masker. dokter spesialis kulit tersebut. • Menjaga kebersihan tubuh dan kulit • Mematuhi pemakaian APD yang diwajibkan. 08 Rencana Tindakan Perbaikan dibuat sebagai program tahunan namun terus dievaluasi dan ditinjau ulang setiap rapat P2K3 yaitu sebulan sekali. Adapun hasil pemeriksaan Audiometri di PT. WIKA BETON SUMUT adalah : Tabel 4.5 Hasil Pemeriksaan Audiometri Tenaga Kerja di PT WIKA BETON SUMUT Tahun 2008 No Nama Bagian Usia LP Masa Kerja Thn Telinga Kanan Hz Telinga Kiri Hz Diag nosa 50 1.0 00 2.0 00 4.0 00 8.0 00 50 1.0 00 2.00 4.0 00 8.0 00 1 Rahmadi Produksi 38L 9 20 10 15 15 15 20 10 15 25 20 N 2 Alex Samzaidi TM 36L 15 20 15 15 10 10 20 10 15 20 10 N 3 Karjono Operator 39L 9 20 10 15 25 10 10 15 15 20 15 N 4 Hafisol Yandi Produksi 32L 18 15 20 20 10 10 20 10 20 25 20 N 5 Dudi Junaedi Produksi 39L 9 15 15 15 25 15 10 20 15 10 10 N 6 Irwan Produksi 41L 18 15 15 20 25 15 15 20 20 25 20 N 7 Tugino Produksi 37L 15 10 10 5 5 5 10 10 5 5 5 T 8 Dufan Oberto Peralatan 23L 2 20 25 25 25 20 30 20 20 25 20 N 9 Sayutomo Operator 40L 12 15 15 15 30 20 20 20 15 45 20 N 10 Rumadi Operator 40L 15 30 15 15 25 25 35 20 30 35 50 N Dari hasil pemeriksaan diperoleh bahwa dari 10 tenaga kerja yang melakukan pemeriksaan Audiometri dengan alat Audiometer terdapat seorang pekerja yang mengalami masalah turunnya pendengaran T, yaitu pada gelombang suara 2000 Hz, 4000 Hz, dan 8000 Hz.

4. 2. 5 Tinjauan Ulang

Dokumen yang terkait

Pengetahuan, Sikap dan Tindakan Pengurus P2K3 dan Tenaga Kerja terhadap Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja di PT. Cakra Compact Aluminium Industries Tanjung Morawa Tahun 2005

17 70 72

Perencanaan Modal Kerja pada PT. Wijaya Karya Beton Medan

0 14 64

Pelaksanaan Perlindungan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pada Tenaga Kerja Bagian Produksi Di PT. Wijaya Karya Beton, Binjai Tahun 2013

1 15 97

ANALISIS KESELAMATAN PEKERJAAN UNTUK PENILAIAN DAN PENGENDALIAN RISIKO KECELAKAAN KERJA Analisis Keselamatan Pekerjaan Untuk Penilaian Dan Pengendalian Risiko Kecelakaan Kerja Di Bagian Produksi PT Wijaya Karya Beton Tbk PPB Majalengka.

1 4 17

ANALISIS KESELAMATAN PEKERJAAN UNTUK PENILAIAN DAN PENGENDALIAN RISIKO KECELAKAAN KERJA Analisis Keselamatan Pekerjaan Untuk Penilaian Dan Pengendalian Risiko Kecelakaan Kerja Di Bagian Produksi PT Wijaya Karya Beton Tbk PPB Majalengka.

0 1 16

PENDAHULUAN Analisis Keselamatan Pekerjaan Untuk Penilaian Dan Pengendalian Risiko Kecelakaan Kerja Di Bagian Produksi PT Wijaya Karya Beton Tbk PPB Majalengka.

0 1 6

PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DI PT AHMADARIS KABUPATEN TEGAL TAHUN 2015

2 11 68

PENGARUH PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (SMK3) TERHADAP TINGKATAN KECELAKAAN KERJA KONSTRUKSI

0 2 6

Kajian Risiko Kecelakaan Kerja Terhadap Manajemen Kesehatan Dan Keselamatan Kerja (K3) (Proyek Pembangunan Villa Grand Sinensis PT.Wahana Karya Wijaya)

1 9 7

PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (SMK3) DENGAN KEJADIAN KECELAKAAN KERJA DI

0 2 14