Hasil Penelitian dengan kuesioner .1 Pelaksanaan SMK3

Rahimah Azmi : Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Oleh P2K3 Untuk Meminimalkan Kecelakaan Kerja Di PT Wijaya Karya Beton Medan Tahun 2008, 2008. USU Repository © 2009 108 memahami sistem pelaporan tanggung jawab dan tanggung gugat di perusahaan. Pengetahuan tentang tanggung jawab dan tanggung gugat perusahaan pada pekerja dapat memicu peningkatan kesadaran tenaga kerja sehingga tercipta tempat kerja dan kondisi kerja yang sehat dan produktif. 5.2 Hasil Penelitian dengan kuesioner 5.2.1 Pelaksanaan SMK3 Dari hasil penelitian diperoleh bahwa secara umum pelaksanaan SMK3 di PT WIKA BETON dikategorikan baik. Sesuai dengan modul manual P2K3 yang dikeluarkan oleh Departemen Tenaga Kerja, fungsi P2K3 adalah menghimpun dan mengolah segala data dan atau permasalahan Keselamatan dan Kesehatan Kerja di tempat kerja, sehingga sudah sepantasnya pengurus P2K3 perusahaan mengerti dan memahami bagaimana pelaksanaan SMK3 di perusahaannya. Untuk memperoleh pelaksanaan dan penerapan SMK3 yang maksimal dibutuhkan kerja sama dan peran serta semua pihak baik itu manajemen, pengurus P2K3 maupun tenaga kerja. PT WIKA BETON SUMUT telah memperlihatkan kerja sama yang cukup baik. Pelaksanaan SMK3 yang baik inilah yang mungkin menjadi penyebab turunnya angka kecelakaan kerja di perusahaan hingga sampai pada angka 0 nol tahun 2008.

5.2.2 Pelaksanaan Komitmen dan Kebijakan K3

Rahimah Azmi : Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Oleh P2K3 Untuk Meminimalkan Kecelakaan Kerja Di PT Wijaya Karya Beton Medan Tahun 2008, 2008. USU Repository © 2009 109 Dari hasil penelitian diperoleh bahwa pelaksanaan komitmen dan kebijakan tim manajemen terhadap K3 baik. Menurut Bennet Silalahi 1985 Manajemen keselamatan dan kesehatan kerja tidak akan berarti jika pimpinan utama perusahaan tidak menetapkan kebijakannya yang konsisten dan berlaku diseluruh perusahaan. Berdasarkan hasil kuesioner, masih ada responden yang menjawab tidak tahu tentang penilaian kinerja dan tindak lanjut pelaksanaan K3. Untuk itu perusahaan perlu menjelaskan tentang penilaian kinerja dan tindak lanjut K3 kepada seluruh anggota P2K3 khusunya dan seluruh tenaga kerja pada umumnya.

5.2.3 Pelaksanaan Perencanaan SMK3

Dari hasil penelitian diketahui bahwa 12 orang responden 75 menyatakan bahwa perencanaan yang dilakukan perusahaan dikategorikan baik, sedangkan ada 4 orang responden 25 yang hanya mengkatagorikan sedang untuk perencanaan. Hal ini terjadi karena keempat responden tersebut banyak yang tidak mengetahui secara rinci tentang perencanaan. Rata-rata mereka menjawab tidak tahu karena masalah perencanaan , penetapan sasaran dan kebijakan K3 dilakukan di tingkat pusat dan yang ikut merumuskannya adalah P2K3 tingkat pusat. Menurut Permenaker No.05MEN1996 Lampiran 1 perusahaan harus menjelaskan tentang perencanaan , tujuan dan sasaran serta kebijakan K3 perusahaan kepada seluruh tenaga kerja khususnya anggota P2K3 karena menurut Dokumen K3 PT WIKA BETON SUMUT P2K3 berfungsi sebagai penanggung jawab dari pelaksanaan operasional dan pengendalian keseluruhan SMK3 di perusahaan. Rahimah Azmi : Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Oleh P2K3 Untuk Meminimalkan Kecelakaan Kerja Di PT Wijaya Karya Beton Medan Tahun 2008, 2008. USU Repository © 2009 110 Anggota P2K3 merupakan perwakilan dari seluruh tenaga kerja di perusahaan. Sudah semestinya mereka mengetahui secara menyeluruh mengenai SMK3 di perusahaan. Distribusi informasi tersebut dapat dilakukan lewat pelatihan- pelatihan tentang SMK3. Menurut Ishak 2003, pengetahuan dan keterampilan dibidang K3 yang tinggi dapat membangun persepsi karyawan di bidang K3 menjadi lebih baik. Jika persepsi di bidang K3 sudah baik, maka akan berpengaruh kepada sikap dan tindakan dalam menangani K3 menjadi lebih bail pula. Hal ini juga sangat bergantung kepada daya serap responden dalam menerima dan memahami informasi K3 yang diberikan kepadanya.

5.2.4 Pelaksanaan Penerapan SMK3

Hasil penelitian menunjukkan seluruh responden 100 menyatakan bahwa pelaksanaan penerapan SMK3 dikategorikan baik. Menurut PERMENAKER No. 05MEN1996 Lampiran I disebutkan bahwa dalam mencapai mencapai penerapan SMK3 yang baik perusahaan harus menunjuk personel yang mempunyai kualifikasi yang sesuai dengan sistem yang diterapkan. PT WIKA BETON telah menempatkan personel yang mempunyai kualifikasi yang dibutuhkan seperti Ahli K3 dan Operator-operator mesin yang bersertifikat. Perusahaan juga telah mengintegrasikan Sistem Manajemen K3 dengan Sistem Manajemen Mutu. Perusahaan juga telah memiliki prosedur pendokumentasian dan pengendalian dokumen. Perusahaan hanya perlu memantau pelaksanaannya dilapangan sehingga benar-benar memberikan hasil yang diharapkan. Rahimah Azmi : Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Oleh P2K3 Untuk Meminimalkan Kecelakaan Kerja Di PT Wijaya Karya Beton Medan Tahun 2008, 2008. USU Repository © 2009 111

5.2.5 Pelaksanaan Pengukuran dan evaluasi

Hasil penelitian menunjukkan seluruh responden 100 menyatakan bahwa pelaksanaan pengukuran dan evaluasi SMK3 dikategorikan baik. Pelaksanaan inspeksi K3 di perusahaan berjalan dengan baik, Setiap hari inspeksi untuk proses kerja atau sarana kerja yang memiliki potensi bahaya “A” dilakukan secara random dan seminggu sekali di inspeksi secara keseluruhan. Audit SMK3 internal juga telah dilaksanakan secara konsiten, bahkan telah menunjukkan peningkatan, yaitu di tahun 1999 – 2004 hanya dilakukan sekali setahun menjadi 2 kali setahun mulai tahun 2005 sampai sekarang. Pelaksanaan audit dan inspeksi yang konsisten ini kemungkinan adalah penyebab baiknya hasil pencapaian perusahaan di audit eksternal sejak awal sampai sekarang. ini telah sesuai dengan PERMENAKER No.05MEN1996 Lampiran1 point 4 tentang pengukuran dan evaluasi.

5.2.6 Pelaksanaan Tinjauan Ulang

Dari hasil penelitian diketahui bahwa 13 responden 81.25 menyatakan pelaksanaan tinjauan ulang SMK3 baik, dan ada 3 responden 18.75 yang menyatakan pelaksanaan tinjauan ulang dikategorikan sedang. Ketiga orang yang menyatakan bahwa pelaksanaan tinjauan ulang SMK3 dikategorikan sedang dikarenakan ketidaktahuan mereka tentang proses pelaksanaan tinjauan ulang SMK3, padahal tinjauan ulang selalu dilakukan dalam rapat P2K3. berdasarkan hasil wawancara dengan mereka diketahui bahwa 2 diantara 3 orang Rahimah Azmi : Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Oleh P2K3 Untuk Meminimalkan Kecelakaan Kerja Di PT Wijaya Karya Beton Medan Tahun 2008, 2008. USU Repository © 2009 112 responden ini sering tidak menghadiri rapat P2K3, sehingga mereka tidak paham tentang tindak lanjut yang telah dilakukan. Berdasarkan dokumen SMK3 PT WIKA BETON SUMUT disebutkan bahwa ketua, sekretaris dan anggota P2K3 wajib menghadiri rapat tinjauan ulang SMK3 dan rapat-rapat P2K3 lainnya dan bila berhalangan harus digantikan oleh pekerja lain yang satu unit. Lagi-lagi ditemuka n ketidaksesuaian prosedur yang ada dengan kenyataan dilapangan. Anggota-anggota P2K3 lain sering tidak mengetahui tugasnya dalam P2K3. Secara garis besar, penerapan SMK3 di PT WIKA BETON SUMUT telah tampak baik. Hal ini diawali dengan pembangunan komitmen K3 bersama-sama antara karyawan, pengurus, dan pihak manajemen perusahaan. Perusahaan telah melakukan identifikasi bahaya, penilaian dan pengendalian resiko proses produksi dan bahan baku. Perusahaan juga telah memiliki sistem dokumentasi SMK3 dan telah melakukan audit SMK3 internal dan eksternal. Perusahaan juga telah melakukan tinjauan ulang manajemen untuk menjamin kesinambungan, kesesuaian dan efektifitas penerapan SMK3. Faktor keberhasilan penerapan SMK3 di perusahaan ini antara lain telah diterapkannya beberapa sistem manajemen lain yang mendukung penerapan SMK3, adanya P2K3 yang menangani penerapan SMK3, adanya tenaga ahli di bidang K3 dan tingginya komitmen dari manajemen puncak. Jika dilihat dari angka kecelakaan kerja, penerapan SMK3 di PT WIKA BETON dapat dikatakan sukses karena sejak awal penerapan sampai kini telah terjadi Rahimah Azmi : Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Oleh P2K3 Untuk Meminimalkan Kecelakaan Kerja Di PT Wijaya Karya Beton Medan Tahun 2008, 2008. USU Repository © 2009 113 penurunan yang nyata pada kasus kecelakaan kerja, sampai mencapai angka 0 ditahun 2008 ini. Kekurangdisiplinan anggota P2K3 dalam melaksanakan prosedur K3 bisa menjadi penghambat penerapan SMK3, selain itu pekerja yang tidak mematuhi APD khususnya ear plug dapat meningkatkan angka Penyakit Akibat Kerja di perusahaan. Untuk itu, pihak perusahaan perlu melakukan sosialisasi tentang SMK3 dan penerapan SMK3 ke tenaga kerja khususnya tenaga kerja produksi. Jika pengusaha dan tenaga kerja mempunyai komitmen yang kuat dalam melaksanakan SMK maka penerapan SMK3 dapat dilakukan secara optimal dan kecelakaan kerja dapat terus di minimalkan. Menurut pendapat Soedirman 1998 yang dikutip oleh Subroto 2002 bahwa secara ideal, bila penerapan SMK3 benar-benar dilakukan dengan baik secara berkelanjutan tidak hanya memberikan kenyamanan dan ketenangan tenaga kerja dalam melakukan pekerjaannya, tetapi akan dapat menciptakan sumber daya yang handal dan akan berdampak pada meningkatnya hasil produksi. Jika keselamatan dan kesehatan tenaga kerja terjamin, maka tenaga kerja tidak akan ogah-ogahan dalam bekerja bahkan akan lebih bersemangat dan menghasilkan kerja yang optimal. Rahimah Azmi : Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Oleh P2K3 Untuk Meminimalkan Kecelakaan Kerja Di PT Wijaya Karya Beton Medan Tahun 2008, 2008. USU Repository © 2009 114

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

Dokumen yang terkait

Pengetahuan, Sikap dan Tindakan Pengurus P2K3 dan Tenaga Kerja terhadap Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja di PT. Cakra Compact Aluminium Industries Tanjung Morawa Tahun 2005

17 70 72

Perencanaan Modal Kerja pada PT. Wijaya Karya Beton Medan

0 14 64

Pelaksanaan Perlindungan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pada Tenaga Kerja Bagian Produksi Di PT. Wijaya Karya Beton, Binjai Tahun 2013

1 15 97

ANALISIS KESELAMATAN PEKERJAAN UNTUK PENILAIAN DAN PENGENDALIAN RISIKO KECELAKAAN KERJA Analisis Keselamatan Pekerjaan Untuk Penilaian Dan Pengendalian Risiko Kecelakaan Kerja Di Bagian Produksi PT Wijaya Karya Beton Tbk PPB Majalengka.

1 4 17

ANALISIS KESELAMATAN PEKERJAAN UNTUK PENILAIAN DAN PENGENDALIAN RISIKO KECELAKAAN KERJA Analisis Keselamatan Pekerjaan Untuk Penilaian Dan Pengendalian Risiko Kecelakaan Kerja Di Bagian Produksi PT Wijaya Karya Beton Tbk PPB Majalengka.

0 1 16

PENDAHULUAN Analisis Keselamatan Pekerjaan Untuk Penilaian Dan Pengendalian Risiko Kecelakaan Kerja Di Bagian Produksi PT Wijaya Karya Beton Tbk PPB Majalengka.

0 1 6

PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DI PT AHMADARIS KABUPATEN TEGAL TAHUN 2015

2 11 68

PENGARUH PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (SMK3) TERHADAP TINGKATAN KECELAKAAN KERJA KONSTRUKSI

0 2 6

Kajian Risiko Kecelakaan Kerja Terhadap Manajemen Kesehatan Dan Keselamatan Kerja (K3) (Proyek Pembangunan Villa Grand Sinensis PT.Wahana Karya Wijaya)

1 9 7

PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (SMK3) DENGAN KEJADIAN KECELAKAAN KERJA DI

0 2 14