Gambar 1.1 Grafik NPL PT. BRI Persero Tbk
Dengan memperhatikan kaitan yang erat antara perlunya prosedur pemberian kredit yang memadai dengan usaha untuk memperkecil resiko tidak
tertagihnya kredit, penulis tertarik untuk menyusun skripsi dengan judul “Analisis Prosedur Pemberian Kredit dalam Mengurangi Tingkat Resiko pada PT
BRI Persero, Tbk Cabang Tarutung”.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas untuk memudahkan pembahasan dalam penelitan ini, penulis mengidentifikasikan
masalah yang ada dalam penelitian ini sebagai berikut : 1.
Bagaimanakah prosedur pemberian kredit pada PT BRI Persero, Tbk Cabang Tarutung ?
2. Analisis apakah yang paling menentukan dalam melakukan analisis kredit
yang mampu mengurangi tingkat kredit macet pada PT BRI Persero, Tbk Cabang Tarutung ?
Universitas Sumatera Utara
1.3 Hipotesis
Hipotesis merupakan pernyataan atau statement tentang kebenaran yang dirumuskan untuk pengertian sementara. Maka berdasarkan uraian perumusan
masalah di atas, maka hipotesis yang dilakukan adalah: 1.
Prosedur pemberian kredit yang diterapkan PT BRI Persero, Tbk Cabang Tarutung sudah cukup baik dan berpengaruh positif dan
signifikan dalam mengurangi tingkat kredit macet. 2.
Analisis kredit yang paling dominan berpengaruh positif dalam mengurangi tingkat kredit macet.
1.4 Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah: 1.
Menganalisis prosedur pemberian kredit yang diterapkan pada PT BRI Persero, Tbk Cabang Tarutung.
2. Menganalisis prosedur analisis yang manakah yang mampu
mengurangi jumlah kredit macet pada PT BRI Persero, Tbk Cabang Tarutung.
1.5 Manfaat Penelitian
Adapun yang menjadi manfaat dalam penelitian ini adalah: 1.
Sebagai bahan studi dan tambahan ilmu pengetahuan bagi mahasiswa Fakultas Ekonomi terutama Departemen Ekonomi Pembangunan yang
ingin melakukan penelitian selanjutnya.
Universitas Sumatera Utara
2. Sebagai masukan bagi kalangan akademis dan peneliti yang tertarik
untuk memberikan mengenai topik yang sama. 3.
Sebagai proses pembelajaran dan penambah wawasan ilmiah penulis dalam disiplin ilmu yang penulis tekuni.
4. Sebagai bahan masukan dan perbandingan bagi pengambil kebijakan
yang berkaitan dengan proses pemberikan kredit.
Universitas Sumatera Utara
BAB II URAIAN TEORITIS
2.1 Pengertian Bank
Bank berasal dari bahasa Italia yaitu banco yaitu bangku. Bangku inilah yang dipergunakan oleh banker untuk melayani kegiatan operasionalnya kepada
para nasabah. Istilah bangku secara resmi dan populer menjadi bank. Bank termasuk perusahaan industri jasa karena produknya hanya
memberikan pelayanan jasa kepada masyarakat. Agar pengertian bank menjadi jelas, penulis mengutip beberapa definisi atau rumusan yang dikemukakan sebagai
berikut: 1.
UU Republik Indonesia No.7 Tahun 1992 tentang Perbankan yang diubah menjadi UU No.10 Tahun 1998
Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan kemudian menyalurkannya kembali
kepada masyarakat dalam bentuk kredit danatau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.
2. Drs. H. Malayu S.P. Hasibuan
Bank adalah lembaga keuangan, pencipta uang, stabilisator moneter, serta dinamisator pertumbuhan perekonomian Hasibuan, 2002:2.
3. A. Abdurrachman
Dalam Suyatno menjelaskan bahwa, “bank adalah suatu jenis lembaga keuangan yang melaksanakan berbagai macam usaha, seperti
memberikan pinjaman, mengedarkan mata uang, pengawasan terhadap
Universitas Sumatera Utara
mata uang, bertindak sebagai tempat penyimpanan benda-benda berharga, membiayai perusahaan-perusahaan dan lain-lain” Suyatno,
1999:1. Defenisi bank diatas memberi tekanan bahwa bank dalam melakukan
usahanya terutama menghimpun dana dalam bentuk simpanan yang merupakan sumber dana bank. Demikian pula dari segi penyaluran dananya, hendaknya bank
tidak semata-mata memperoleh keuntungan yang sebesar-besarnya bagi pemilik tapi juga kegiatannya itu harus pula diarahkan pada peningkatan taraf hidup
masyarakat. Defenisi tersebut merupakan komitmen bagi setiap bank yang menjalankan usahanya di Indonesia.
2.2 Resiko Usaha Bank