b. Curahan Kerja
Peningkatan jumlah produksi dalam suatu lahan, selain bibit, pupuk, dan pestisida diperlukan sejumlah tenaga kerja. Tenaga kerja yang ada bisa berasal
dari dalam dan luar keuarga. Tanpa orang bekerja tidak dapat dicapai produksi yang baik. Faktor tenaga kerja disini dapat dilihat dari jumlah curahan kerja.
Dalam usahatani tenaga kerja dibedakan atas dua macam yaitu menurut sumber dan jenisnya. Menurut sumbernya tenaga kerja berasal dari dalam
keluarga dan tenaga kerja dari luar keluarga. Sedangkan menurut jenisnya didasarkan atas spesialis pekerjaan kemampuan fisik dan keterampilan dalam
bekerja yang dikenal tenaga kerja pria, wanita, dan anak-anak. Penggunaan tenaga kerja dalam keluarga dan luar keluarga dipengaruhi oleh skala usaha yang
dilakukan, semakin besar skala usaha maka penggunaan tenaga kerja cenderung semakin meningkat.
Penilaian terhadap penggunaan tenaga kerja biasanya digunakan standarisasi satuan tenaga kerja yang biasanya disebut dengan “Hari Kerja Pria”
atau HKP. Namun, tidak selamanya penambahan dan pengurangan tenaga kerja mempengaruhi produksi, karena walaupun jumlah tenaga kerja tidak berubah
tetapi kualitas dari tenaga kerja lebih baik maka dapat mempengaruhi produksi.
c. Kualitas Tenaga Kerja
Tenaga kerja manusia dapat mengerjakan segala jenis pekerjaan usahatani berdasarkan tingkat kemampuannya. Menurut Hernanto 1991, kerja
manusia tersebut dipengaruhi oleh a umur, b tingkat pendidikan, c
Universitas Sumatera Utara
pengalaman, d faktor alam seperti iklim dan kondisi lahan usahatani, dan e keterampilan.
2.5.4. Keterampilan skill
Untuk memperoleh hasil tani yang baik, petani berusaha mempunyai keahlian dalam produksi pertaniannya, keahlian ini yang disebut dengan skill yang
merupakan syarat mutlak dari peningkatan hasil pertanian yang diinginkan, menurut Soemitro Djoyohadikusumo pengertian pembangunan ekonomi adalah
suatu usaha untuk memperbesar pendapatan perkapita dan menaikkan produktivitas perkapita dengan jalan menambah peralatan modal dan keterampilan
agar satu sama lainnya menambah pendapatan yang lebih besar dan produktivitas yang lebih tinggi.
Dari pengertian tersebut menjelaskan bahwa keterampilan dan modal mempunyai peranan yang sejalan dalam pembangunan ekonomi. Dahulu, masa
pertanian di mana keterampilan kurang mendapat perhatian atau disebut dengan petani tradisional, petani memproduksi hasil-hasil pertanian dengan
mengkesampingkan aspek keahlian dan pengetahuan, sehingga hasil pertanian mereka tidak berkembang dengan baik. Oleh karena itu, keterampilan sangat
penting dalam proses produksi, sebab di Indonesia sendiri keterampilan kurang ditekankan dan tenaga kerja sektor pertanian masih didominasi oleh tenaga kerja
yang mengolah pertanian berdasarkan pengalaman turun-temurun.
Universitas Sumatera Utara
BAB III METODE PENELITIAN
Metode penelitian adalah langkah dan prosedur yang dilakukan dalam mengumpulkan informasi empiris guna memecahkan masalah dan menguji
hipotesis dari penelitian. Data dan atau informasi yang tepat dan relevan dengan masalah yang dibahas diharpkan dapat menggambarkan kesimpulan yang lebih
baik dan bermutu. Dalam bab ini akan dikemukakan mengenai proses data tersebut serta rencana pengolahannya.
3.1. Lokasi dan Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Meranti kabupaten Asahan dan merupakan study kasus pada petani kecamatan Meranti. Ruang lingkup penelitian
ini adalah untuk menganalisis seberapa besar pengaruh luas lahan, jumlah tenaga kerja, jumlah pupuk, dan jumlah bibit terhadap tingkat produksi padi di daerah
tersebut.
3.2. Populasi dan Sampel 3.2.1. Populasi
Populasi adalah kumpulan dari individu dengan kualitas serta ciri-ciri yang telah ditetapkan. Sebuah populasi dengan jumlah individu tertentu
dinamakan populasi finit sedangkan jika jumlah individu dalam kelompok tidak mempunyai jumlah yang tidak tetap ataupun tidak terhingga disebut populasi
Universitas Sumatera Utara