4.2 ANALISIS SIMULASI KEKERASAN dan KEKUATAN PATAH
TERHADAP SUHU SINTERING dengan PERSENTASE MULLIT
Hasil analisi simulasi korelasi kekerasan dan kekuatan patah terhadap suhu sintering dengan berbagai presentase aditif mullit dengan batas suhu sintering
minimum 1300
o
C dan suhu maksimum 1600
o
C ditunjukkan oleh grafik-grafik berikut ini sebagai berikut :
Gambar 4.11. Korelasi antara kekerasan dan suhu sintering dengan presentase aditif mullit 0
Muhammad Rais : Studi Analisis Simulasi Tentang Korelasi Suhu Sintering Dan Persentase Aditif Mullit…,2007 USU e-Repository © 2008
Gambar 4.12. Korelasi antara kekerasan dan suhu sintering dengan presentase aditif mullit 10
Muhammad Rais : Studi Analisis Simulasi Tentang Korelasi Suhu Sintering Dan Persentase Aditif Mullit…,2007 USU e-Repository © 2008
Gambar 4.13. Korelasi antara kekerasan dan suhu sintering dengan presentase aditif mullit 15
Muhammad Rais : Studi Analisis Simulasi Tentang Korelasi Suhu Sintering Dan Persentase Aditif Mullit…,2007 USU e-Repository © 2008
Gambar 4.14. Korelasi antara kekerasan dan suhu sintering dengan presentase aditif mullit 20
Muhammad Rais : Studi Analisis Simulasi Tentang Korelasi Suhu Sintering Dan Persentase Aditif Mullit…,2007 USU e-Repository © 2008
Gambar 4.15. Korelasi antara kekerasan dan suhu sintering dengan presentase aditif mullit 25
Muhammad Rais : Studi Analisis Simulasi Tentang Korelasi Suhu Sintering Dan Persentase Aditif Mullit…,2007 USU e-Repository © 2008
Gambar 4.16. Korelasi antara kekuatan dan suhu sintering dengan presentase aditif mullit 0
Muhammad Rais : Studi Analisis Simulasi Tentang Korelasi Suhu Sintering Dan Persentase Aditif Mullit…,2007 USU e-Repository © 2008
Gambar 4.17. Koelasi antara kekuatan patah dengan suhu sintering dengan persentase mullit 10
Muhammad Rais : Studi Analisis Simulasi Tentang Korelasi Suhu Sintering Dan Persentase Aditif Mullit…,2007 USU e-Repository © 2008
Gambar 4.18. Korelasi antara kekuatan patah dengan suhu sintering dengan persentase mullit 15
Muhammad Rais : Studi Analisis Simulasi Tentang Korelasi Suhu Sintering Dan Persentase Aditif Mullit…,2007 USU e-Repository © 2008
Gambar 4.19. Korelasi antara kekuatan patah dengan suhu sintering dengan persentase mullit 20
Muhammad Rais : Studi Analisis Simulasi Tentang Korelasi Suhu Sintering Dan Persentase Aditif Mullit…,2007 USU e-Repository © 2008
Gambar 4.20. Korelasi antara kekuatan patah dengan suhu sintering dengan persentase mullit 25
Hasil pengujian kekerasan Vickers ditunjukkan pada gambar 4.11 – 4.15 untuk berbagai macam aditif mullit. Sedangkan hasil pengujian simulasi kekuatan
patah ditunjukkan pada gambar 4.16 – 4.20. Nilai kekerasan Vickers dan kekuatan patah terhadap meningkatnya suhu
sintering cenderung naik, karena sampel yang mengalami proses sintering cenderung menjadi padat dan ikatan butiran yang satu dengan yang lainnya
cenderung semakin keras bila suhu sintering semakin besar. Hal ini berarti kekerasan dari material sampel keramik tersebut juga cenderung meningkat
Muhammad Rais : Studi Analisis Simulasi Tentang Korelasi Suhu Sintering Dan Persentase Aditif Mullit…,2007 USU e-Repository © 2008
dengan naiknya suhu sintering karena mullit tergolong material keramik yang memiliki kekerasan yang cukup tinggi dibandingkan keramik yang lainnya.
Sampel dengan dengan aditif 20 dan 25 mullit dan disintering pada suhu 1600
o
C memiliki kekerasan 1400 – 1475 kgfmm
2
dan kekuatan patah 4,57 – 4,59 .10
4
lbfin
2
. Karena sampel ini memiliki kepadatan yang tinggi atau porositas yang paling kecil. Idealnya untuk keramik Alumina murni memiliki
kekerasan sekitar 1500 – 1800 kgfmm
2
, hasil yang diperoleh dengan kondisi tersebut sudah mendekati sifat mekanik dari Alumina.
4.3 PERBANDINGAN HASIL EKSPERIMEN DENGAN SIMULASI