18
hubungan “defisiensi besi–supresi pertumbuhan” pada siklus proliferasi sel sehingga menyebabkan pertumbuhan akan terganggu.
Bagaimanapun, masih sedikit diketahui peran besi dalam proses proliferasi sel ini.
39
Besi juga berperan dalam kemampuan belajar anak. Hubungan defisiensi besi dengan fungsi otak telah banyak diteliti. Beberapa bagian
dari otak mempunyai kadar besi yang tinggi yang diperoleh dari transpor besi yang dipengaruhi oleh reseptor transferin.
6,40,41
Pada sistem kekebalan, besi memegang peranan penting. Respon kekebalan sel oleh limfosit–T terganggu karena berkurangnya
pembentukan sel tersebut, yang kemungkinan disebabkan oleh berkurangnya sintesis DNA karena gangguan enzim
ribonukleotida reduktase
yang membutuhkan besi dalam menjalankan fungsinya.
6
2.7. Defisiensi Besi
Kriteria WHO untuk anemia defisiensi besi adalah:
43
1. Kadar hemoglobin dibawah nilai normal menurut umur. Bayi sampai umur 6 tahun
: 11 gdl Anak 6 tahun sampai 14 tahun
: 12 gdl 2.
Mean Corpuscular Haemoglobin Concentrate
MCHC : 31 32-35
3. Kadar besi serum : 50 ugdl 80-180 ugdl
4. Saturasi transferin : 15 20-50
Universitas Sumatera Utara
19
5. Feritin serum : 10-12 ugl 20-200 ugml
6. Eritrosit protoporfirin EP
: 2,5 ngg hemoglobin Defisiensi besi tanpa anemia akan mengakibatkan gangguan
sintesis hemoglobin tetapi kadar hemoglobin belum turun sesuai kriteria anemia. Anemia defisiensi besi merupakan tingkat terakhir dari tingkatan
kekurangan besi pada manusia.
36
Mean Corpuscular Volume MCV merupakan pemeriksaan yang
cukup akurat dan merupakan parameter yang sensitif terhadap perubahan eritrosit bila dibandingkan dengan pemeriksaan
Mean Corpuscular Hemoglobin Concentration
MCHC dan Mean Corpuscular Hemoglobin
MCH dan untuk mengetahui kemungkinan terjadinya defisiensi besi.
44,45
Red Blood Cell Distribution Width Index RDW index
menunjukkan variabilitas bentuk eritrosit anisositosis yang juga merupakan manifestasi
awal terjadinya defisiensi besi. Indeks RDW yaitu MCVRBC x RDW, bila
220 merupakan indikasi untuk ADB dan bila 220 merupakan indikasi Talasemia dengan spesifisitas 92. Rumus ini dapat membantu klinisi
untuk menentukan pilihan antara terapi besi empiris dan melakukan elektroforesis hemoglobin untuk konfirmasi Talasemia Trait.
44
Nilai RDW
index yang meningkat dan MCV yang menurun mengarah kepada
diagnosis defisiensi besi.
46
Klinisi sering dihadapkan dengan kasus anemia mikrositik pada populasi dimana prevalensi Talasemia yang tinggi. Indeks Mentzer dapat
Universitas Sumatera Utara
20
membantu membedakan defisiensi besi dengan Talasemia dimana pemeriksaan ini merupakan hasil perhitungan MCVRBC.
46
Bila hasil perhitungan 13 merupakan indikasi untuk ADB, namun bila 13 merupakan indikasi untuk Talasemia dengan spesifitas 82.
44
Universitas Sumatera Utara
21
2. 8. Kerangka Konseptual
Kognitif
BESI
Proses enzimatik
Metabolisme oksidatif
Neurotransmiter Proses
imunologi Proses
katabolisme Sintesis
DNA
Fetus
ANAK
- Ekpansi volume plasma
↑ - Perfusi
uteroplsenta ↑
Nafsu makan ↑
KECEPATAN TUMBUH
Perusak radikal bebas
- Reaksi oksidatif DNA
- Aktivasi lipid
peroksidase
Respon sitokin seluler
Regulasi faktor pertumbuhan
Komponen enzim Ribonukleotida reduktase
sintesis DNA Komponen Sitokrom
produksi ATP sintesis protein
Pertumbuhan jaringan
Hb ↑
BB ↑ TB ↑
Melawan infeksi
RUANG LINGKUP PENELITIAN
Gambar 2.5. Kerangka konseptual
Universitas Sumatera Utara
22
BAB 3. METODOLOGI
3.1. Desain Penelitian