Defisiensi Besi PENDAHULUAN 1.1. Latar

18 hubungan “defisiensi besi–supresi pertumbuhan” pada siklus proliferasi sel sehingga menyebabkan pertumbuhan akan terganggu. Bagaimanapun, masih sedikit diketahui peran besi dalam proses proliferasi sel ini. 39 Besi juga berperan dalam kemampuan belajar anak. Hubungan defisiensi besi dengan fungsi otak telah banyak diteliti. Beberapa bagian dari otak mempunyai kadar besi yang tinggi yang diperoleh dari transpor besi yang dipengaruhi oleh reseptor transferin. 6,40,41 Pada sistem kekebalan, besi memegang peranan penting. Respon kekebalan sel oleh limfosit–T terganggu karena berkurangnya pembentukan sel tersebut, yang kemungkinan disebabkan oleh berkurangnya sintesis DNA karena gangguan enzim ribonukleotida reduktase yang membutuhkan besi dalam menjalankan fungsinya. 6

2.7. Defisiensi Besi

Kriteria WHO untuk anemia defisiensi besi adalah: 43 1. Kadar hemoglobin dibawah nilai normal menurut umur. Bayi sampai umur 6 tahun : 11 gdl Anak 6 tahun sampai 14 tahun : 12 gdl 2. Mean Corpuscular Haemoglobin Concentrate MCHC : 31 32-35 3. Kadar besi serum : 50 ugdl 80-180 ugdl 4. Saturasi transferin : 15 20-50 Universitas Sumatera Utara 19 5. Feritin serum : 10-12 ugl 20-200 ugml 6. Eritrosit protoporfirin EP : 2,5 ngg hemoglobin Defisiensi besi tanpa anemia akan mengakibatkan gangguan sintesis hemoglobin tetapi kadar hemoglobin belum turun sesuai kriteria anemia. Anemia defisiensi besi merupakan tingkat terakhir dari tingkatan kekurangan besi pada manusia. 36 Mean Corpuscular Volume MCV merupakan pemeriksaan yang cukup akurat dan merupakan parameter yang sensitif terhadap perubahan eritrosit bila dibandingkan dengan pemeriksaan Mean Corpuscular Hemoglobin Concentration MCHC dan Mean Corpuscular Hemoglobin MCH dan untuk mengetahui kemungkinan terjadinya defisiensi besi. 44,45 Red Blood Cell Distribution Width Index RDW index menunjukkan variabilitas bentuk eritrosit anisositosis yang juga merupakan manifestasi awal terjadinya defisiensi besi. Indeks RDW yaitu MCVRBC x RDW, bila 220 merupakan indikasi untuk ADB dan bila 220 merupakan indikasi Talasemia dengan spesifisitas 92. Rumus ini dapat membantu klinisi untuk menentukan pilihan antara terapi besi empiris dan melakukan elektroforesis hemoglobin untuk konfirmasi Talasemia Trait. 44 Nilai RDW index yang meningkat dan MCV yang menurun mengarah kepada diagnosis defisiensi besi. 46 Klinisi sering dihadapkan dengan kasus anemia mikrositik pada populasi dimana prevalensi Talasemia yang tinggi. Indeks Mentzer dapat Universitas Sumatera Utara 20 membantu membedakan defisiensi besi dengan Talasemia dimana pemeriksaan ini merupakan hasil perhitungan MCVRBC. 46 Bila hasil perhitungan 13 merupakan indikasi untuk ADB, namun bila 13 merupakan indikasi untuk Talasemia dengan spesifitas 82. 44 Universitas Sumatera Utara 21

2. 8. Kerangka Konseptual

Kognitif BESI Proses enzimatik Metabolisme oksidatif Neurotransmiter Proses imunologi Proses katabolisme Sintesis DNA Fetus ANAK - Ekpansi volume plasma ↑ - Perfusi uteroplsenta ↑ Nafsu makan ↑ KECEPATAN TUMBUH Perusak radikal bebas - Reaksi oksidatif DNA - Aktivasi lipid peroksidase Respon sitokin seluler Regulasi faktor pertumbuhan Komponen enzim Ribonukleotida reduktase sintesis DNA Komponen Sitokrom produksi ATP sintesis protein Pertumbuhan jaringan Hb ↑ BB ↑ TB ↑ Melawan infeksi RUANG LINGKUP PENELITIAN Gambar 2.5. Kerangka konseptual Universitas Sumatera Utara 22 BAB 3. METODOLOGI

3.1. Desain Penelitian