E. Berakhirnya Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang
Setelah PKPU diberikan, PKPU itu dapat diakhiri baik atas permintaan hakim pengawas atau atas permohonan pengurus atau atas permohonan satu atau
lebih kreditor, atau atas prakarsa pengadilan sendiri dalam hal-hai sebagai berikut: 1. Debitor selama waktu Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang PKPU
bertindak dengan itikad buruk dalam melakukan pengurusan terhadap hartanya Pasal 255 ayat 1a.
2. Debitor telah atau mencoba merugikan para kreditornya Pasal 255 ayat 1b. 3. Debitor melakukan pelanggaran selama penundaan kewajiban pembayaran
utang berlangsung, debitor tanpa persetujuan pengurus melakukan tindakan kepengurusan atau kepemilikan atas seluruh atau sebagian hartanya. Dan jika
debitor melanggar ketentuan ini, pengurus berhak untuk melakukan segala sesuatu yang diperlukan untuk memastikan bahwa harta debitor tidak
dirugikan karena tindakan debitor tersebut Pasal 225 ayat 1c juncto Pasal 240 ayat 1.
4. Debitor lalai melaksanakan tindakan-tindakan yang diwajibkan kepadanya oleh pengadilan pada saat atau setelah penundaan kewajiban pembayaran
utang diberikan, atau lalai melaksanakan tindakan-tindakan yang disyaratkan oleh para pengurus demi kepentingan harta debitor Pasal 255 ayat Id.
5. Selama penundaan kewajiban pembayaran utang pada harta debitor ternyata tidak lagi memungkinkan dilanjutkannya penundaan kewajiban pembayaran
utang Pasal 255 ayat 1e, 6. Keadaan debitor tidak dapat diharapkan untuk memenuhi kewajibannya
Universitas Sumatera Utara
terhadap para kreditor pada waktunya Pasal 255 ayat 1f.
Dalam hal debitor beritikad buruk dalam masa PKPU terhadap kepengurusan harta bendanya, sehingga demikian rupa harta si debitor ternyata
tidak mampu lagi memungkinkan dilanjutkannya PKPU, maka pengurus wajib rnengajukan permohonan pengakhiran PKPU, namun tentunya debitor dan
pengurus harus didengar terlebih dahulu oleh pihak pengadilan, dan jika PKPU ini diakhiri berdasarkan hal demikian, maka debitor harus dinyatakan pailit dalam
putusan yang lama. Permohonan pengakhiran PKPU sebagaimana, dimaksud di atas harus selesai diperiksa oleh pengadilan dalam jangka waktu 10 hari dan
putusan pengadilan harus diucapkan dalam jangka waktu 10 hari sejak selesainya pemeriksaan. Putusan pengadilan harus memuat alasan-alasan yang menjadi dasar
putusan tersebut. Disamping itu debitor setiap waktu dapat pula memohon kepada pihak pengadilan agar Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang PKPU dicabut
dengan alasan bahwa harta debitor memungkinkan dimulainya kembali pembayaran utang-utangnya dengan ketentuan bahwa pengurus dan kreditor harus
dipanggil dan didengar sepatutnya sebelum putusan diucapkan. Pada masa diberlakukannya ketentuan Faillisement Verordening yakni
pada Pasal 244 ayat 1 FV, setiap waktu debitor berhak memohonkan kepada pengadilan niaga agar PKPU dicabut dengan alasan bahwa pada keadaan harta
debitor sudah sedemikian rupa sehingga ia tidak dapat melakukan pembayaran pembayaran lagi. Untuk keperluan itu, keterangan para pengurus dan para kreditor
akan didengar dan kepada mereka harus dipanggil secara layak.
Universitas Sumatera Utara
BAB III AKIBAT HUKUM PENUNDAAN KEWAJIBAN PEMBAYARAN UTANG