8. Penghapusan NPWP
1. Penghapusan NPWP Perseorangan Selain mengisi formulir Perubahan Data Wajib Pajak Perseorangan Wajib
Pajak harus melampirkan : a.
Akte Laporan Kematian Surat Keterangan Kematian yang dilegalisasi oleh instansi yang berwenang
b. Surat Nikah akte Perkawinan dari catatan sipil bagi wanita yang belum
menikah dan mempunyai NPWP c.
Pernyataan tentang selesainya pembagian warisan d.
Surat Pernyataan dan Perusahaan bahwa yang bersangkutan kembali ke luar negeri
e. Pernyataan dari yang bersangkutan bahwa ia hanya menerima penghasilan
dari satu pemberi kerja. f.
Akte Laporan Kematian Surat Keterangan Kematian yang dilegalisasi oleh instansi yang berwenang
2. Penghapusan NPWP Badan Selain mengisi formulir Perubahan Data Wajib Pajak Perseorangan Wajib
Pajak harus melampirkan: a.
Akte pembubaran yang dikukuhkan dengan Surat Keterangan Pembubaran dari LembagaBadan atau Instansi yang berwenang
b. Neraca likuiditas atau pembubaran
c. Dokumen pendukung tentang hilangnya status BUT di Indonesia kantor
pelayanan pajak akan melakukan pemeriksaan lalu memberikan keputusan
atas permohonan penghapusan NPWP dalam jangka waktu 6 bulan untuk wajib pajak pribadi dan 12 bulan untuk wajib pajak badan.
9. Sanksi tidak mendaftarkan diri NPWP
Sanksi berkaitan dengan tidak dipenuhinya kewajiban mendaftrakan diri memperoleh NPWP adalah sanksi administrasi bungan atau denda
1. Sanksi Administrasi Dirjen Pajak diberikan wewenang untuk menagih pajak yang terutang
sebelum terdaftar NPWP ditambah dengan sanksi administrasi berupa bunga 2 perbulan paling lama 24 bulan dihitung sejak saat terutangnya pajak atau berakhirnya
Masa Pajak, bagian Tahun Pajak, atau Tahun Pajak sampai dengan diterbitkan SKPKB sesuai ketentuan Pasal 13 ayat 2 UU KUP
2. Sanksi Pidana Pasal 39 ayat 1 huruf a dan b KUP menegaskan bahwa setiap orang yang
akan dengan sengaja tidak mendaftarkan diri untuk diberikan NPWP atau menggunakan tanpa hak NPWP sehingga dapat menimbulkan kerugian pada
pendapatan negara, dipidana dengan pidana penjara paling singkat 6 enam bulan dan paling lama 6 enam tahun dan denda paling sedikit 2 dua kali jumlah pajak
terutang yang tidak atau kurang dibayar dan paling banyak 4 empat kali jumlah pajak terutang yang tidak atau kurang dibayar.
F. Pengujian dan Pengkajian Sistem Pelayanan Wajib Pajak 1. Sistem Pelayanan Wajib Pajak
Sesuai yang ditulis oleh penulis dalam pembahasan pelayanan publik yang tercantum Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2009, Bab V, Pasal