Perumusan Masalah Batasan Masalah Tujuan Manfaat Lokasi Penelitian Komposisi Kimia Lada

sebagai proses pemisahan komponen-komponen suatu campuran yang terdiri atas dua cairan atau lebih berdasarkan perbedaan tekanan uap mereka atau berdasarkan perbedaan titik didih komponen-komponen senyawa tersebut Sastrohamidjojo,2004. Lada memiliki peran yang sangat banyak di bidang industri makanan, olahan masakan, obat-obatan, maupun insektisida. Sampai saat ini Indonesia merupakan salah satu produsen utama lada. Dari penjelasan diatas maka penulis tertarik untuk membuat karya ilmiah dengan judul Pengaruh Waktu Destilasi Terhadap Kadar Minyak Atsiri dan Penentuan Kadar Air pada Lada Hitam, sehingga dapat mengetahui mutu dari lada hitam yang didapat melalui proses destilasi dari lada hitam yang di dapat di pasar tradisional dengan berdasarkan pada SNI.

1.2 Perumusan Masalah

Permasalahan yang timbul adalah apakah waktu destilasi berpengaruh terhadap kadar minyak atsiri pada lada hitam dan apakah kadar air pada lada hitam memenuhi syarat SNI 01-0005-1995.

1.3 Batasan Masalah

Batasan masalah adalah waktu destilasi yang digunakan dalam menentukan kadar minyak atsiri pada lada hitam yaitu 4, 6, dan 8 jam sedangkan penentuan kadar air pada lada hitam yaitu 2 jam sesuai dengan SNI 01-0005-1995. Universitas Sumatera Utara

1.4 Tujuan

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh waktu terhadap destilasi minyak atsiri dan mengetahui kadar air pada lada hitam, sehingga dapat diketahui waktu yang efisien yang digunakan untuk penentuan kadar minyak atsiri dan kadar air yang didapat apakah masih memenuhi standar mutu yang telah ditetapkan.

1.5 Manfaat

- Untuk mengetahui kenaikan kadar minyak atsiri lada hitam berdasarkan variasi waktu dan mengetahui kadar air dari lada hitam. - Untuk melihat secara langsung pengujian mutu terhadap berbagai jenis rempah-rempah khususnya lada hitam berdasarkan SNI 01-0005-1995.

1.6 Lokasi Penelitian

Dalam penyusunan Karya Ilmiah ini penulis mengambil data yang dibutuhkan mengenai pengaruh waktu destilasi minyak atsiri dan penentuan kadar air pada lada hitam di UPTD. Balai Pengujian dan Sertifikasi Mutu Barang Medan.

1.7 Metodologi Penelitian

Metode Penelitian yang digunakan penulis adalah dengan cara sebagai berikut :

1.7.1 Metode Penelitian Kepustakaan

Penelitian Kepustakaan merupakan metode pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh data maupun informasi yang dibutuhkan dengan cara membaca Universitas Sumatera Utara dan mempelajari buku-buku perkuliahan ataupun umum, serta mencari sumber informasi yang berhubungan dengan objek yang diteliti.

1.7.2 Metode Pengumpulan Data

Dalam melakukan pengumpulan data pada penulisan Karya Ilmiah ini, penulis menggunakan data primer dan sekunder yang didapatkan dari UPTD. Balai Pengujian dan Sertifikasi Mutu Barang Medan dan data SNI 01-0005-1995. Universitas Sumatera Utara BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tanaman Lada

Lada berasal dari Amerika Tengah dan Amerika Selatan, hal ini diindikasikan dengan banyaknya jenis lada liar di wilayah tersebut. Tanaman lada kemudian menyebar ke Ghat Barat India yang terjadi jutaan tahun yang lalu. Tanaman lada yang saat ini dibudidayakan di Indonesia juga diprediksi berasal dari India karena pada tahun 100 – 600 SM banyak koloni Hindu yang datang ke Pulau Jawa dengan membawa bibit lada. Daerah penghasil lada di Indonesia adalah Lampung dan Bangka, dimana Lampung daerah penghasil lada hitam, sedangkan Bangka penghasil lada putih. Produksi lada pada kedua daerah tersebut mencapai 90 dari seluruh produksi lada di Indonesia Hasanah,2011. Biji lada merupakan komoditi ekspor, yang sering diberi nama ”raja” dari segala jenis rempah-rempah, merupakan daya tarik yang kuat bagi para pedagang perorangan maupun yang berbadan hukum, untuk dijadikan obyek perdagangan yang menyibukkan sepanjang masa Rismunandar,2000. Bagian tanaman lada yang dimanfaatkan adalah buahnya. Buah lada yang sudah diolah berbentuk lada putih dan hitam termasuk bahan perdagangan yang serba guna multi function. Misalnya, lada putih dapat dimanfaatkan sebagai bumbu dalam berbagai masakan. Lada sebagai bumbu masakan bisa memberikan aroma yang sedap dan dapat menambah kelezatan makanan. Disamping bumbu Universitas Sumatera Utara masak, lada ini bisa dipergunakan sebagai pengawet daging, misalnya untuk pembuatan dendeng. Lada juga dipergunakan sebagai campuran bahan obat- obatan. Di Indonesia, lada ini banyak dipakai untuk obat traadisional, khususnya jamu Jawa. Bagi masyarakat di Kutub Utara maupun Kutub Selatan, lada diolah untuk dibuat minuman kesehatan. Dengan meminum bahan dari lada ini maka suhu tubuh tidak akan terasa dingin meskipun suhu udara disekitarnya mencapai o C, bahkan dibawah 0 o C Produk lada hitam pada umumnya dimanfaatkan untuk minyak wangi parfum. Caranya, lada dikukus, lalu uapnya disalurkan ke tabung pendingin melalui pipa kaca. Dari hasil pendinginan uap lada ini akan diperoleh minyak lada. Minyak lada ini mempunyai aroma yang sedap dan khas yang sangat disukai oleh sebagian orang yang ingin berpenampilan eksklusif Sarpian,1999. Dalam klasifikasi tanaman, lada termasuk dalam famili Piperaceae. Famili tersebut terdiri dari 10 - 12 marga dan 1400 spesies yang bentuknya beraneka ragam, seperti herba, sebak, tanaman menjalar, hingga pohon-pohonan. Lada Piper nigrum Linn. dari genus Piper merupakan spesies tanaman yang berasal dari Ghats, Malabar, India. Beraneka ragamnya masyarakat Indonesia secara langsung mempengaruhi pengenalan mereka terhadap biji lada dan penggunaannya. Oleh karena itu, nama biji atau tanaman lada disetiap daerah berbeda-beda. Beberapa diantaranya adalah lada Aceh, Batak, Lampung, Buru, dan Nias, raro Mentawai, lado Minangkabau, merico Jawa, maica Bali, ngguru Flores, malita lo dawa Gorontalo, marica atau barica Sulawesi Selatan, marisan mau, manise ahuwee Seram, rica jawa Halmahera, Ternate, Minahasa, leudeu pedih Gayo, sahang Universitas Sumatera Utara Banjarmasin, Jawa Barat, sakang Madura, saha Bima, dan mboko saah Ende. Nama biji atau tanaman lada di beberapa negarapun berbeda-beda. Beberapa diantaranya ialah pepper Belanda, black pepper dan white pepper Inggris, pimienta Spanyol, poivre Perancis, peffer Jerman,dan pimiento Portugis. Ciri yang mendasar dari tanaman lada terletak pada malai bunga berporos tunggal, berdiri sendiri, berputik lebih dari satu batang, berbuah tidak bertangkai, kelompak bungga betina melekat pada poros malai, dan berdaun ilat Rismunandar,2003. Ciri khas dari marga Piperaceae adalah bentuk bunganya yang berbentuk malai berporos tunggal atau bercabang. Pada poros tersebut tumbuh banyak bunga yang kecil-kecil, telanjang, dan berovari sebutir. Ciri-ciri dasar tanaman lada adalah : 1. Malai bunganya berporos tunggal dan berdiri sendiri. 2. Berputik lebih dari satu batang buahnya tidak bertangkai kelompak bunga jantan tidak berdaging. 3. Kelopak bunga betina melekat pada poros malai. 4. Daunnya liat. Buahnya tidak bertangkai alias duduk, berbiji tunggal, bulat bentuknya, berdiamaeter 4 - 6 meter, berdaging, kulitnya hijau bila masih muda dan berubah warnanya menjadi merah bila sudah masak. Buahnya yang masih hijau kulitnya akan menjadi kehitam-hitaman bila dijemur dibawah terik sinar matahari. Malai buah bisa mencapai panjang 15 cm, minimal 5 cm. Universitas Sumatera Utara Biji lada berukuran rata-rata 3 - 4 mm, embrionya sangat kecil. Berat 100 biji lada 3 - 8 gram, namun rata-rata 4,5 gram adalah normal. Biji lada diliputi selapis daging buah yang berlendir dan manis rasanya, hingga disukai burung berkicau. Biji lada tidak umum untuk dijadikan bibit, karena tanaman lada baru bisa berbuah 7 tahun setelah disemaikan. Biji lada relatif berkurang daya tumbuhnya. Untuk disemaikan, kulit bijinya dibuang kemudian diangin-anginkan beberapa hari. Untuk mempercepat tumbuhnya, dianjurkan biji lada direndam dalam larutan zat asam sulfat yang agak pekat selama dua menit. Tempat penyemaian biji harus cukup basah dan diberi naungan yang cukup gelap. Rata-rata biji yang tumbuh bisa mencapai 90 dan tumbuh setelah 6 minggu disebar. Semai yang tumbuh, beraneka ragam bentuk dan sifatnya. Kekuatan tumbuhnya pun tidak seragam. Semai yang kuat pertumbuhannya, yang akan dimanfaatkan untuk bibit, dipindahkan dalam kantong plastik. Rata-rata 1 satu bulan kemudian bisa ditanam Rismunandar,2000. Gambar 2.1 Tanaman Lada Universitas Sumatera Utara Menurut jenisnya lada ada dua macam yaitu lada putih dan lada hitam. Lada putih adalah buah lada yang dipetik saat buah lada itu sudah matang. Lantas dikupas kulitnya dengan cara merendamnya dalam air mengalir selama dua minggu, kemudian dijemur selama tiga hari. Sedang lada hitam ialah buah lada yang saat dipetik sudah matang tapi kulitnya masih hijau, dan langsung di jemur selama tiga hari tanpa direndam terlebih dahulu. Rempah-rempah telah luas dikenal gunanya sebagai pemberi cita rasa atau bumbu, disamping banyak digunakan untuk jamu tradisional. Sifat tersebut disebabkan kandungan zat aktif aromatis di dalamnya. Jika zat atau komponen aktif tersebut dipisahkan dengan cara diekstrak, baik dengan pelarut tertentu misalnya etanol maupun penyulingan destilasi hasilnya masing-masing dikenal dengan nama oleoresin atau minyak atsiri http:ricky- pencarijejak.blogspot.com201201minyak-atsiri.html. Tanaman lada alias Piper Nigrum L. yang termasuk warga piper, masih mempunyai keluarga lainnya, yang mempunyai nilai sosial ekonomis, walaupun tidak setinggi lada sendiri. Keluarga lada ini ialah jenis-jenis Piper misalnya : 1. Piper betle L. alias sirih yang terkenal di seluruh Indonesia, sebagai bahan kinangan. 2. Piper cubeba L. alias kemukus atau staarpe-per lada berekor. Buahnya dimanfaatkan dalam obat-obatan dan mengandung minyak atsiri 10-20 dan cubine 2-3 . 3. Piper methysticum yang banyak berada di Irian Barat dan kepulauan Polnesia. Tanaman ini banyak mengandung bahan narkotika, yang di irian Universitas Sumatera Utara diolah menjadi minuman dengan nama kawa. Sebelum perang dunia kedua, akar kawa ini diekspor ke Jerman untuk bahan obat gonosan. 4. Piper retrofractum alias cabe jawa atau cabe panjang. Tumbuh liar di alam terbuka. Banyak dimanfaatkan untuk obat-obatan tradisional Rismunandar,2000.

2.1.2 Klasifikasi Tanaman

Klasifikasi : Plantae Divisi : Spermatophyta Sub divisi : Angiospermae Kelas : Monocotyledoneae Ordo : Piperales Family : Piperaceae Genus : Piper Spesies : Piper nigrum Linn Hasanah,2011

2.2 Komposisi Kimia Lada

Biji lada digemari dan dihargai karena dua sifat yang khas, yaitu rasanya yang pedas dan aromanya yang khas. Kedua sifat ini mengangkat derajat biji lada menjadi bahan penyedap atau peningkat rasa yang digunakan pada seluruh masakan dibeberapa penjuru dunia. Universitas Sumatera Utara Rada pedas lada diakibatkan oleh adanya zat piperin, piperanin, dan chacivin yang merupakan persenyawaan dari piperin dengan semacam alkoida. Chacivin banyak terdapat dalam daging biji lada mesocarp dan tidak akan hilang walaupun biji yang masih berdaging dijemur hingga menjadi lada hitam. Oleh karena itu lada hitam lebih pedas dibanding lada putih. Tabel 2.1 Kadar Kimia Lada Hitam dan Lada Putih Senyawa Kimia Lada Hitam Lada Putih Kadar air 8 – 13 9,9 - 15 Zat protein 11 11 Zat karbohidrat 22 – 42 50 - 65 Minyak atsiri 1 – 4 Kurang dari lada hitam Piperin alkanoid 5 – 9 5 - 9 Aroma biji berasal dari minyak atsiri yang terdiri dari beberapa jenis minyak terpanen terpentin. Rata-rata kadar kimia lada hitam dan lada putih dapat dilihat pada Tabel 2.1. Sementara. Kadar zat organik lada terdapat pada Tabel 2.2. Tinggi rendah kadar gugusan kimia banyak tergantung pada jenis maupun asal biji lada yang bersangkutan. Pada Tabel 2.2 tampak bahwa tanaman sangat membutuhkan P 2 O, K 2 O, dan CaO. Zat belerang yang berperan penting dalam pembentukan protein dapat diperoleh dari pupuk organik yang banyak mengandung sisa-sisa zat protein. Universitas Sumatera Utara Tabel 2.2 Kadar Zat Organik Lada Zat Organik Lada Hitam Lada Putih Zat P 2 O 11,2 20,8 Zat sulfur 8,6 4,1 Zat K 2 O 29,8 17,1 Zat kapur CaO 16,1 18,1

2.3 Minyak Atsiri