Memiliki Aroma Wangi Bahan Tambahan Makanan Pestisida Alami Minyak Lada

dengan reseptor penangkap aroma. Setelah itu, reseptor akan mengirim sinyal- sinyal kimiawi ke otak dan akan mengatur emosi seseorang. Karena itu, minyak atsiri biasanya digunakan sebagai campuran ramuan aromaterapi untuk menangani masalah psikis. Selain memiliki aroma yang menenangkan, minyak atsiri juga memiliki manfaat untuk kesehatan, seperti antiradang dan antiserangga.

b. Memiliki Aroma Wangi

Wangi yang dihasilkan oleh minyak atsiri banyak dimanfaatkan sebagai campuran wewangian atau parfum. Tidak hanya sebagai sumber wangi, minyak atsiri juga berperan sebagai pengikat bau fixative perfume. Efek wewangian yang berasal dari minyak atsiri juga digunakan untuk beberapa produk seperti sabun, pasta gigi, sampo, lotion, deodorant, pembersih, penyegar, dan tonik rambut. Selain itu, minyak atsiri dapat digunakan sebagai pengharum ruangan dan udara. Misalnya, minyak atsiri mampu menghilangkan partikel logam racun dari udara, memikat oksigen, dan menambahkan ion negative. Penggunaan minyak atsiri sebagai bahan baku pengharum ruangan dapat membuat udara diruangan menjadi lebih bersih, segar dan tidak pengap.

c. Bahan Tambahan Makanan

Dalam pembuatan makanan, minyak atsiri juga memiliki peranan yang cukup penting. Minyak atsiri berguna sebagai penambah aroma dan rasa, khususnya untuk makanan olahan. Selain itu, minyak atsiri dapat menambah cita rasa makanan. Universitas Sumatera Utara

d. Pestisida Alami

Dalam budidaya pertanian, beberapa wangi yang dihasilkan oleh minyak atsiri tidak disukai oleh serangga dan hama pengganggu tanaman. Karena itu, banyak petani yang menggunakan minyak atsiri untuk membasmi serangga Rusli, 2010.

2.4 Tahap Pengambilan Minyak Atsiri

2.4.1 Perlakuan Bahan Tanaman 2.4.1.1 Pemotongan dan Memperkecil Bahan Tanaman Pekerjaan utama penyulingan adalah mengisolasi atau mengeluarkan minyak atsiri dari bahan tanaman yang berbau. Dalam tanaman minyak atsiri terdapat dalam kelenjar minyak atau pada bulu-bulu kelenjar. Minyak atsiri hanya akan keluar setelah uap menerobos jaringan-jaringan tanaman yang terdapat dipermukaan. Proses lepasnya minyak atsiri ini hanya dapat terjadi dengan hidrodifusi atau penembusan air pada jaringan-jaringan tanaman. Biasanya proses difusi berlangsung sangat lambat. Untuk mempercepat proses difusi maka sebelum penyulingan dilakukan bahan tanaman harus diperkecil dengan cara dipotong- potong atau digerus. Pemotongan menjadi kecil-kecil atau penggerusan sering diistilahkan kominusi. Pemotongan atau penggerusan merupakan upaya mengurangi ketebalan bahan hingga difusi dapat terjadi. Peningkatan difusi akan mempercepat penguapan dan penyulingan minyak atsiri. Ada kalanya meskipun sudah dipotong-potong ternyata hanya sebagian minyak atsiri yang dapat terbebaskan Sastrohamidjojo, 2004. Universitas Sumatera Utara Namun demikian tidak semua bahan tanaman yang mengandung minyak atsiri harus dipotong-potong. Bahan tanaman seperti bunga, daun atau bagian- bagian tipis tidak berserat dapat disuling tanpa harus dipotong-potong. Sedangkan bahan yang berupa biji buah-buahan harus diremuk agar dinding-dinding sel pecah hingga minyak atsiri mudah lepas bila dikenai oleh uap. Akar, batang dan semua bahan berupa kayu harus dipotong-potong terlebih dahulu hingga kelenjar- kelenjar minyak mudah menguap. Perlu diperhatikan bila bahan telah dipotong-potong atau diperkecil harus segera disuling. Bila tidak segera diproses maka minyak atsiri yang mempunyai sifat mudah menguap sebagian akan teruapkan. Ada dua hal yang dapat merugikan proses ini: pertama, hasil total minyak atsiri yang diperoleh berkurang karena ada yang menguap; kedua, komposisi minyak atsiri akan berubah, hingga akan mempengaruhi baunya. Perlu diketahui bahwa satu jenis minyak atsiri terdiri atas sejumlah komponen, bahkan ada yang berjumlah 20-30 lebih komponen. Diantaranya ada yang mudah menguap pada suhu kamar pada saat akan diproses. Sastrohamidjojo, 2004.

2.4.1.2 Penyimpanan Bahan Tanaman

Penyimpanan bahan tanaman sebelum dilakukan kominusi sering mengandung bahaya yaitu lepasnya minyak atsiri yang mudah menguap. Biasanya hilangnya minyak atsiri oleh penguapan relatif sedikit, tetapi hilangnya minyak atsiri kebanyakan disebabkan oleh peristiwa oksidasi dan pendamaran atau resinifikasi. Jika bahan tanaman harus disimpan sebelum diproses maka bahan tanaman Universitas Sumatera Utara tersebut harus ditempatkan pada ruangan yang udaranya kering pada suhu rendah dan bebas terhadap sirkulasi udara. Sastrohamidjojo, 2004.

2.4.1.3 Hilangnya Minyak Atsiri dalam Bahan Tanaman sebelum Penyulingan

Minyak atsiri yang terdapat dalam jaringan tanaman sering hilang oleh pemanasan setelah bahan dipanen. Terdapat sejumlah tanaman yang segar atau bagian tanaman dengan kandungan air yang tinggi dapat kehilangan kandungan minyak atsiri dalam jumlah yang besar pada saat dikeringkan dalam keadaan udara terbuka, tetapi memang ada sejumlah tanaman yang kehilangan minyak atsiri sedikit. Hilangnya minyak atsiri selama waktu pelayuan dan pengeringan bahan tanaman jauh lebih besar daripada hilangnya minyak atsiri yang terjadi selama penyimpanan bahan tanaman setelah tanaman tersebut dikeringkan. Berdasarkan kenyataan, yaitu selama tahap-tahap awal pelayuan dan pengeringan tanaman masih menahan jumlah cukup besar embun air didalam sel-sel. Kemudian oleh difusi mengangkut minyak atsiri kepermukaan dan membantu terjadinya penyerapan. Bila embun air hilang, dan tanaman telah kering maka hidrodifusi tidak dapat terjadi lagi. Setiap hilangnya minyak atsiri selama penyimpanan bahan tanaman yang kering udara tergantung pada beberapa faktor lain yaitu kondisi bahan, cara dan lamanya penyimpanan, dan komposisi minyak atsiri Sastrohamidjojo, 2004. Universitas Sumatera Utara

2.4.2 Cara Pengambilan Minyak Atsiri

Pengambilan ekstraksi minyak atsiri dari tumbuh-tumbuhan dilakukan dengan tiga cara yaitu: 1. Penyulingan menggunakan uap air Steam Distillation 2. Ekstraksi menggunakan pelarut Solvent Extraction 3. Pengempaan Expression Dari ketiga cara ini, penyulingan menggunakan uap air dan ekstraksi menggunakan pelarut merupakan dua cara terpenting Harris, 1987.

2.4.2.1 Penyulingan Menggunakan Uap Air

Penyulingan dapat didefinisikan sebagai proses pemisahan komponen-komponen suatu campuran yang terdiri atas dua cairan atau lebih berdasarkan perbedaan tekanan uap mereka atau berdasarkan perbedaan titik didih komponen-komponen senyawa tersebut Sastrohamidjojo, 2004. Penyulingan menggunakan uap air merupakan cara pengambilan minyak yang tertua, namun masih paling banyak digunakan, Akan tetapi, cara ini hanya cocok untuk minyak-minyak tanaman yang tidak rusak oleh panas uap air. Penyulingan terbagi atas dua, yaitu : 1. Penyulingan Langsung Pada cara penyulingan ini, bahan tumbuhan yang akan diambil minyaknya dimasak dengan air. Dengan demikian, penguapan air dan minyak berlangsung bersamaan. Kendati penyulingan ini seolah-olah memudahkan penanganan, tetapi ternyata mengakibatkan kehilangan hasil dan penurunan mutu. Penyulingan Universitas Sumatera Utara langsung mengakibatkan pengasaman oksidasi serta persenyawaan zat ester yang dikandung dengan air hidrolisis ester. Selain itu, penggodokan ini menyebabkan timbulnya aneka hasil sampingan yang tidak dikehendaki. 2. Penyulingan Tidak Langsung Cara yang lebih melipatkan hasil serta meningkatkan mutu ialah memisahkan penguapan air dengan penguapan minyak bahan tumbuhan yag diolah. Bahan tumbuhan diletakkan di tempat tersendiri yang dialiri dengan uap air, yaitu diletakkan di atas air mendidih.

2.4.2.2 Ekstraksi Menggunakan Pelarut

Ekstraksi ini cocok untuk mengambil minyak bunga yang kurang stabil dan dapat rusak oleh panas uap air. Bahan pelarut dialirkan seecara berkesinambungan, melalui serangkaian penampan yang diisi bahan tumbuhan, menggunakan teknik arus-lawan countercurent technique, sampai ekstraksi selesai.

2.4.2.3 Pengempaan

Sebagian besar pengempaan dilakukan untuk mendapatkan berbagai minyak jeruk. Minyak itu terkandung dalam sel-sel kecil daging buah. Seperti yang sering kita lihat, sel-sel jeruk sangat mudah melepaskan minyak Harris, 1987.

2.5 Minyak Lada

Kandungan kimia dari buah lada adalah minyak atsiri mengandung felandren, dipenten, kariopilen, enthoksilin, limonen, alkaloida piperina dan kavisina. Universitas Sumatera Utara Kadar minyak atsiri dan kadar bahan yang tidak menguap non-volatile extract sangat tergantung dari jenis lada. Tinggi rendah kadar minyak lada menentukan tinggi rendah nilai aroma jenis biji lada. Namun, bukan tidak mungkin faktor lain seperti kesuburan tanah pun berpengaruh terhadap aroma minyak lada. Minyak lada yang baik dapat diperoleh melalui destilasi uap air. Minyak yang dihasilkan dengan cara ini hampir tidak berwarna hingga agak kehijau- hijauan dan berbau khas merica. Minyak lada memiliki sifat mudah menguap pada suhu kamar. Oleh karena itu, pengemasan harus dilakukan dengan baik dan benar. Minyak lada dikemas dengan menggunakan botol yang bersih dan kedap udara. Botol yang digunakan sebaiknya berwarna gelap. Penggunaan botol berearna gelap dapat membantu mengurangi risiko kerusakan oksidatif karena mampu menahan cahaya matahari. Dengan kemasan yang baik maka kualitas warna dan wangi minyak lada dapat dipertahankan Rismunandar,2003. 2.6 Khasiat Biji Lada 2.6.1 Untuk Pengobatan