Konsep konten visual jurnalisme online di www.detik.com

meneliti dan melaporkan 2 . Cara kerja wartawan detikcom dalam memublikasikan berita ke publik cepat, akurat, jika ada berita malam maka malam itu juga langsung diliput tanpa harus ada unsur 5 W 1H. Berikut ini hasil wawancara dengan Budiono Darsono selaku pimpinan detik com, mengenai konsep konten detikcom: “Perbedaan yang paling mendasar dari segi penyampaian informasi ke publik yaitu dengan mengutamakan headline news, bila ada sebuah berita maka wartawan dilapangan langsung dapat melaporkan ke redaksi tanpa harus menunggu 5 W 1 H. Cukup dengan 3 W saja yaitu, What? Where? When? Contohnya pada dini hari ada berita meletusnya gunung merapi, maka wartawan yang ada dilapangan langsung melaporkan gunung merapi yogyakarta meletus. Cukup dengan menelpon ke redaksi detik com yang selalu siap 24 jam Maka, berita siap di publikasikan tentunya berita tersebut harus sesuai dengan fakta dan akuat, dan perlu diingat berita yang dilaporkan ke redaksi harus cepat ditulis, maksimal 5 menit berita harus sampai ke publik, jika lewat dari itu maka berita tidak up date lagi” 3 Detikcom dalam memberitakan sebuah berita sesuai fakta dilapangan, wartawan harus mengerti, mencermati fakta dan detail, cover both side, dan tidak asal menebak; wartawan harus memegang betul apa saja yang diketahui dan apa saja yang dimengerti, jika tidak benar-benar memahami, maka cek kembali berita tersebut atau tinggalkan sama sekali. Jangan pernah mengira-ngira atau menebak. Wartawan media online dalam praktek mencari berita dilapangan selain mahir dalam menulis yaitu minimal punya handphone, lebih baik smart phone yang bisa memotret dan ada videonya untuk memublikasikan berita bergambar sehingga selain melaporkan kejadian juga bisa mengirimkan gambar atau video. Hal yang terpenting intelektual wartawannya, karena jika ia dalam meliput membaca fakta 2 Ward, M. Journalisme Online, Oxford: Focal Press, 2002 h.19,23 3 Wawancara pribadi dengan Budiono darsono, Pimpinan detik com, Jakarta, 19 November 2010. salah. Mungkin bisa jadi benar tapi tidak kontekstual berita tersebut. Jika media massa membutuhkan 78 step. Maka, media online hanya membutuhkan 34 step saja, ini bisa mempercepat penyampaian berita kepada publik. Maka dari itu kehadiran media online telah mengubah cara pandang terhadap media pemberitaan. Kehadiran media online telah memenuhi kebutuhan sebuah segmen masyarakat meski masih kecil jumlahnya yang ingin mengambil keputusan dengan segera. Penampilan media online yang meluncurkan berita mulai perdetik sampai per menit menambah khasanah pemberitaan disamping radio dan televis yang jangkauannya luas. Disamping media cetak, radio dan televisi media online berbeda karakteristik operasionalnya yaitu pada kecepatan dan kelengkapan. Kecepatan ideal dari media online detikcom berusaha secepat mungkin, bahkan jika mampu ketika jumpa pers pun, wartawannya langsung menghubungi redaksi memalui handphone. Jurnalistik Online Detikcom memiliki tips dalam penulisanreportase berita yaitu: a Laporkan berita pada detik pertama sejak sebuah peristiwa terjadi tanpa harus memenuhi 5 W 1 H, cukup dengan 3 W saja; What, where, when. Untuk Pemenuhan 5 W hingga 1 H nanti ada up date berita kelanjutannya. b Beritanya Cover both side, dimungkinkan tidak seketika asal-asalan, tampil dalam judul sendiri dan tidak dibatasi kuantitas halaman. c Prinsip dasar berita yaitu: akurat, seimbang, jujur dan adil, untuk kepentingan umum, hak privasi, ketersediaan untuk mengakui dan meluruskan, peka terhadap masalah yang menyebabkan ketersinggungan, hindari penekanan yang tidak perlu seperti ras, agama, etnis, jender, dan lain-lain. d Manfatkan teknologi yang ada semaksimal mungkin. e Tekanan jurnalis online: Multi tasking; harus paham bagaimana menulis berita dan menggambil gambar fotovideo, melakukan wawancara dan melaporkan berita, “melek” 24 jam, inspector Gadget. f Menguji akurasi; elemen utama mncermati fakta dan detail. g Jangan menebak; penulis memegang betul apa yang diketahui dan apa saja yang dimengerti. Jika tidak benar-benar memahami, cek kembali hal itu atau tinggalkan sama sekali, jangan pernah megira-ngira alias menebak. h Angka; cek dua kali semua angka dan jumlah. Sebuah anggka seringkali tidak memiliki makna, kecuali dalam konteks yang mudah dipahami pembaca. Angka tentang omzet penjualan misalkan, jika tak disertai omzet penjualan tahun lalu. Tulislah angka yang menyentuh pembaca. i Nama, Tangal dan Tempat; tak ada orang yang namanya ditulis secara salah. Letakan kalender didepan mata. Tulislah tempat dengan tepat. Lihat peta untuk menunjukan posisi tempat yang kita tulis untuk memberikan gambaran kepada pembaca tepatnya tentang lokasi yang kita tulis. j Kutipan; apakah tulisan kita benar dan kita berani mempertahankan sampai ke meja pengadilan? Jika tidak, sebaiknya dijelaskan dengan kata-kata sendiri saja. k Kelalaian vital; apakah kita memberikan informasi tepat terjadinya penembakan? Apakah kita sebutkan dengan jelas berapa kedalaman air ketika sebuah bus terjun ke sungai? Baca kembali cerita melalui kacamata seseorang yang benar-benar asing terhadap cerita. l Terburu-buru; kata-kata yang sering digunakan sebagai permintaan maaf atas beberapa kesalahan adalah: “maaf, saya tidak punya waktu untuk mengeceknya kembali”. Maaf, alasan itu tidak lagi bisa diterima. m Kesalahan teknis; perhatian yang istimewa sangat dibutuhkan pada tulisan khusus seperti iptek, hukum, kedokteran, keuangan, dan sejenisnya. Sediakan waktu untuk melakukan riset kecil, kemudian cek kembali melalui pakar yang dapat kita percaya. n Melintir; manipulasi, perubahan konteks, distorsi, pemaparan yang salah, kebencian, dana atau berita bohong, semuannya itu sangat tinggi ongkosnya, sementara hasilnya sangat rendah.

B. Konsep bisnis Jurnalisme Online di www.detik com

Awalnya detik com dengan modal yang tidak terlalu besar, dan media online harus dibuat secara ringkas. Karyawan tidak perlu banyak yang penting efektif. dahulu karyawan detik com hanya 19 orang termasuk karyawan yang berbasis di Solo, Surabaya, Yogyakarta, Medan, Bandung, koresponden di Belanda dan Melbourne Australia hasilnya lumayan, jika pada bulan juli 1998 situs detik com menerima 30.000 hits ukuran jumlah pengunjung ke sebuah situs dengan sekitar 2.500 user pelanggan internet, maka sembilan bulan kemudian, Maret 1999, hits per harinya tujuh kali lipat. Tepatnya rata-rata 214.000 hits per hari atau 6.420.000 hits per bulan dengan 32.000 hits per hari dengan users mencapai 40.000. Dengan penghasilan iklan pada tahun 1999, detik com bisa mengantungi untung minimal Rp 45 juta dari iklan yang dipasang di situsnya. Kemudian di rinci dengan gaji wartawan dan pulsa telepon minimal sebesar 18 juta, detik com masih mengantungi laba yang memadai. Bahkan saat ini detik com, tahun 2010 bisa mendapatkan keuntungan 2 miliar dalam 3 bulan, belum lagi dari pemasukan penjualan beritakonten detik com ke media massa dengan tarif 9 juta per bulan. Oleh karena itu masih ada keuntungan bisa di raih. Itu berarti bisnis berita online akan jalan terus bahkan meluas. Berikut ini hasil petikan wawancara dengan Budiono Darsono selaku Pimpinan Detik com, mengenai konsep bisnis online di detik com: “Dengan pelayanan dan kepuasan para pelanggan, pemasang iklan detik com menarifkan Iklan sehari yang paling mahal 30 juta. Detik com bisa meraih keuntungan 2 miliyar dalam waktu 3 bulan saja. Yang paling mahal tempat paling atas. Karena halaman depan yang sering dilihat oleh banyak orang user, kalau setiap orang mengaksesmengklik iklan halaman utama maka detik com akan mendapat Rp 1500, sedangkan user mendapatkan bertita. Maka, semakin banyak pengakses semakin mahal harga iklan tersebut. Di tambah lagi sumber tambahan pemasukan detik.com yaitu jualan konten, ada sekitar 150 media massa yang langganan membeli konten-konten tersebut dengan tarif 9 juta perbulan, Dulu pun kami menghadapi pemain modal besar, tapi Detik bisa menghadapinya, Bisnis ini dibangun dengan semangat jurnalistik, bukan dengan dan Modal” 4 Prospek bisnis media online dalam waktu dekat cukup baik. Selain pemainnya masih sedikit, trend global memang mengarah pada e-life stile kehidupan apa pun yang berkaitan dengan internet. Kentungan dari iklan akan makin berkembang jika satu situs media online sudah bisa mengumpulkan puluhan sampai lebih dari seratus juta rupiah per bulan, maka tidak bisa diabaikan bisa ratusan juta keuntungan iklan terutama perusahaan yang terkait dengan teknologi informasi. 4 Wawancara pribadi dengan Budiono Darsono, Pimpinan Detik com, Jakarta, 19 November 2010.