Pengukuran dan Analisis Performansi VoIP

Voice payload size = 90 byte – 14+20+8+12 byte = 36 byte Total = 160 byte + 36 byte = 196 byte Untuk teknik kompresi G.711 dengan besar payload 160 byte maka delay paketisasi adalah 1ms, maka : Delay = 196 byte 160 byte = 1.23 ms  Client 2  172.27.1.3 192.168.1.2 Voice payload size = 279 byte – 14+20+8+12 byte = 225 byte  192.168.1.2 172.27.1.3 Voice payload size = 175 byte – 14+20+8+12 byte = 121 byte Total = 225 byte + 121 byte = 346 byte Untuk teknik kompresi G.711 dengan besar payload 160 byte maka delay paketisasi adalah 1ms, maka : Delay = 346 byte 160 byte = 2.16 ms Dari hasil analisa pengambilan data diatas dapat disimpulkan bahwa delay dari setiap client masih dapat diterima berdasarkan standart ITU-T untuk kualitas VoIP yang baik, yaitu delay harus 150 ms. Dengan data diatas, delay yang ada tidak mempengaruhi informasi gambar dan suara hilang yang menyebabkan kualitas VoIP untuk masing-masing client kurang baik atau tidak nyaman untuk berkomunikasi.

4.5.2.2 Pengukuran dan Analisis Jitter

Jitter merupakan variasi delay yang terjadi karena waktu kedatangan paket yang berbeda–beda. Secara sederhana bisa dikatakan bahwa jitter adalah perbedaan waktu kedatangan antara 1 paket dengan paket setelahnya. Parameter jitter perlu untuk dianalisis untuk mengetahui delay kedatangan antar satu paket dengan paket lainnya. Semakin besar jitter maka perbedaan waktu antara suara asli dengan suara yang terdengar akan semakin besar. Hal itu dapat menyebabkan besarnya collision antara paket bahkan dapat menyebabkan echo cancelation. ITU-T merekomendasikan jitter yang baik adalah 30 ms. Jitter sangat mempengaruhi kualitas suara. Semakin besar jitter maka suara yang dihasilkan akan semakin tidak jelas terputus - putus. Nilai jitter berpengaruh ketika packet RTP yang datang akan di proses menjadi suara. Ketika nilai jitter lebih kecil dari waktu pemrosesan paket data, maka sebelum paket selesai di proses paket selanjutnya telah datang untuk menunggu diproses. Sehingga suara yang dihasikan pun bagus. Berikut analisa jitter sistem VoIP dengan menggunakan tool monitoring wireshark. Tabel 4.5. Jitter sistem VoIP tanpa VPN No Client Sumber Tujuan Jitter ms 1 Client 1 172.27.1.2 192.168.1.2 0.07 192.168.1.2 172.27.1.2 0.05 Jitter Total 0.12 2 Client 2 172.27.1.3 192.168.1.2 0.09 192.168.1.2 172.27.1.3 0.15 Jitter Total 0.24 3 Client 3 192.168.1.3 192.168.1.2 0.11 192.168.1.2 192.168.1.3 0.09 Jitter Total 0.20 4 Client 4 192.168.1.4 192.168.1.2 0.05 192.168.1.2 192.168.1.4 0.05 Jitter Total 0.10 Jitter dapat diukur berdasarkan persamaan berikut : J i = J i-1 + | D i-1,i | - J i-1 16 D i,j = Rj - Ri – Sj - Si  Client 1 R0=frame85:frame.time=30 S0=frame 85:rtp.timestamp=20 R1=frame86:frame.time=49 S1=frame 86:rtp.timestamp=40 Frame 85: J0=0 Frame 86: D 0,1 = R1 – R0 – S1 – S0 = 49-30-40-20 = 19-20 = -1 ms J1 = J0 + |D0,1|-J016 = 0 + |-1|-016 = 0,0635 ms Dari hasil analisa pengambilan data diatas dapat disimpulkan bahwa jitter dari setiap client masih dapat diterima berdasarkan standart ITU-T untuk kualitas VoIP yang baik, yaitu jitter masih 30 ms.

4.5.2.3 Pengukuran dan Analisis Packet Loss

Menurut standar dari ITU-T packet loss yang masih dapat diterima berada pada 10 sampai 30. Apabila packet loss tinggi, maka suara yang terkirim tidak akan diterima dengan baik di sisi penerima. Tabel 4.6. Packet loss sistem VoIP tanpa VPN No Client Packet Loss 1 Client 1 2 Client 2 0.35 3 Client 3 4 Client 4 0. Packet Loss dapat dihitung dengan persamaan berikut ini :  Client 1 = 6650 – 6650 x 100 6650 = 0  Client 2 = 5669 – 5560 x 100 5669 = 0.019 x 100 = 0.019 Packet Loss = Jumlah paket dikirim – jumlah paket diterima X 100 Jumlah paket dikirim Dari hasil analisa pengambilan data diatas dapat disimpulkan bahwa packet loss dari setiap client masih dapat diterima berdasarkan standart ITU-T untuk kualitas VoIP yang baik, yaitu packet loss harus berada pada kisaran 10 sampai 30 .

4.5.2.4 Analisis Keamanan VoIP Tanpa VPN

Pada skenario kali ini akan digunakan metoda tapping dengan menggunakan software berbasis windows yaitu wireshark. Software ini akan di pasang pada PC bridge dan menangkap setiap paket yang melewatinya. Selain itu akan dianalisis isi dari paket tersebut untuk menganalisa celah keamanan lainnya. Skenario yang dibuat adalah VoIP client 1 dan 3 akan berkomunikasi kemudian data yang lewat tersebut akan di tapping oleh tool wireshark. Adapun hasil dari tapping akan dicoba untuk dimainkan ulang. Apakah rekaman data VoIP tersebut dapat dimainkan ulang. Jika iya berarti VoIP menggunakan SIP tidak aman dalam implementasinya . Gambar 4.22. Capture Data VoIP Tanpa VPN Gambar 4.23. Percakapan VoIP tanpa VPN Pada gambar dapat diketahui user name Anwar dengan IP address 172.27.1.2 melakukan percakapan dengan user name Muhammad dengan IP address 192.168.1.3 kemudian percakapan pun terjadi. Setelah melakukan capturing maka digunakan software wireshark untuk mendecode dan menjalankan data stream percakapan sehingga dapat diputar ulang atau didengarkan. Maka kesimpulannya adalah bahwa komunikasi dengan VoIP belum aman.

4.5.3 Pengukuran dan Analisis Performansi VoIP-VPN

Pengukuran dan Pengujian terhadap performansi meliputi delay, jitter dan packet loss. Skenario yang dijalankan adalah skenario kedua.

4.5.3.1 Pengukuran dan Analisis Delay

Skenario yang dijalankan sama dengan analisa delay komunikasi VoIP sebelum menggunakan VPN. Delay merupakan parameter penting untuk menentukan kualitas jaringan VoIP. Berdasarkan standar dari ITU-T untuk kualitas VoIP yang baik, delay harus 150 ms agar tidak terjadi overlap pada komunikasi. kemudian paket yang lewat akan ditangkap. Proses pengambilan data dilakukan dengan menggunakan tool monitoring wireshark. Data yang akan dianalisa adalah paket data RTP. Tabel 4.7. Delay sistem VoIP-VPN No Client Sumber Tujuan Delay ms 1 Client 1 172.27.1.2 192.168.1.2 1.68 192.168.1.2 172.27.1.2 1.3 Delay Total 2.98 2 Client 2 172.27.1.3 192.168.1.2 1.54 192.168.1.2 172.27.1.3 0.49 Delay Total 2.03 3 Client 3 192.168.1.3 192.168.1.2 1.49 192.168.1.2 192.168.1.3 0.31 Delay Total 1.8 4 Client 4 192.168.1.4 192.168.1.2 1.12 192.168.1.2 192.168.1.4 0.49 Delay Total 1.5 Dari hasil analisa pengambilan data diatas dapat disimpulkan bahwa delay VoIP setelah ditambahkan sebuah metode keamananan VPN dari setiap client masih dapat diterima berdasarkan standart ITU-T untuk kualitas VoIP yang baik, yaitu delay harus 150 ms. Dengan data diatas, delay yang ada tidak mempengaruhi informasi gambar dan suara hilang yang menyebabkan kualitas VoIP untuk masing-masing client kurang baik atau tidak nyaman untuk berkomunikasi.

4.5.3.2 Pengukuran dan Analisis Jitter

Pada pengambilan data capturing dilakukan dalam komunikasi yang telah menggunakan VPN. Analisa jitter VoIP-VPN berdasarkan skenario kedua dengan menggunakan tool monitoring wireshark sebagai berikut : Tabel 4.8. Jitter sistem VoIP-VPN No Client Sumber Tujuan Jitter ms 1 Client 1 172.27.1.2 192.168.1.2 0.09 192.168.1.2 172.27.1.2 0.06 Jitter Total 0.15 2 Client 2 172.27.1.3 192.168.1.2 0.13 192.168.1.2 172.27.1.3 0.17 Jitter Total 0.30 3 Client 3 192.168.1.3 192.168.1.2 0.11 192.168.1.2 192.168.1.3 0.09 Jitter Total 0.20 4 Client 4 192.168.1.4 192.168.1.2 0.10 192.168.1.2 192.168.1.4 0.05 Jitter Total 0.10 ITU-T merekomendasikan jitter yang baik adalah 30 ms. Jitter sangat mempengaruhi kualitas suara. Semakin besar jitter maka suara yang dihasilkan akan semakin tidak jelas terputus - putus. Nilai jitter berpengaruh ketika packet RTP yang datang akan di proses menjadi suara. Ketika nilai jitter lebih kecil dari waktu pemrosesan paket data, maka sebelum paket selesai di proses paket selanjutnya telah datang untuk menunggu diproses. Sehingga suara yang dihasikan pun bagus. Dari hasil analisa pengambilan data diatas dapat disimpulkan bahwa jitter dari setiap client masih dapat diterima berdasarkan