Implementasi internet protocol privat branch exchange dengan menggunakan session intiation protocol sebagai media telekomunikasi : studi kasus PT. Transnetwork Communication Asia
(STUDI KASUS: PT. TRANSNETWORK COMMUNICATION ASIA)
RINDY
105091002923
PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
(2)
TELEKOMUNIKASI
(STUDI KASUS: PT. TRANSNETWORK COMMUNICATION
ASIA)
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Komputer
Pada Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Oleh :
Rindy
105091002923
PROGRAM STUDI TEKNIK IN
FORMATIKA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2010 M / 1431 H
(3)
ASIA)
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Komputer Pada Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Oleh : Rindy 105091002923
Menyetujui, Pembimbing I,
Viva Arifin , MMSi NIP. 197308102006042001
Pembimbing II,
Vi
ctor Amrizal, M.kom NIP. 150911288 Mengetahui,
Ketua Program Studi Teknik Informatika
Yusuf Durrachman, M.Sc., MIT NIP. 197105222006041002
(4)
Telekomunikasi (Studi Kasus: PT. Transnetwork Communication Asia)” telah diuji dan dinyatakan lulus dalam sidang munaqosyah, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada hari Selasa, 31 Agustus 2010. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Strata satu (S1) Program Studi Teknik Informatika.
Jakarta, Agustus 2010 Tim Penguji,
Penguji I
Herlino Nanang, MT NIP. 197312092005011002
Penguji II
Fitri Mintarsih, M.Kom NIP. 197212232007102004
Pembimbing, Pembimbing I
Viva Arifin, MMSi NIP. 197308102006042001
Pembimbing II
Victor Amrizal, M.Kom NIP. 150911288
Mengetahui, Dekan
Fakultas Sains dan Teknologi
Dr. Syopiansyah Jaya Putra, M.Sis NIP. 196801172001121001
Ketua Program Studi Teknik Informatika
Yusuf Durrachman, M.Sc., MIT NIP. 197105222006041002
(5)
BENAR HASIL KARYA SENDIRI DAN BELUM PERNAH DIAJUKAN
SEBAGAI SKRIPSI ATAU KARYA ILMIAH PADA PERGURUAN TINGGI
ATAU LEMBAGA ,MANAPUN.
Jakarta, 31 Agustus 2010
Rindy 105091002923
(6)
Di bawah bimbingan Viva Arifin dan Victor Amrizal.
Private Branch Exchange yang biasanya diterapkan pada perusahaan, biasanya menggunakan telepon konvensional. Telepon konvensional menyebabkan biaya komunikasi yang dikeluarkan oleh perusahaan tersebut cukup besar apalagi tidak hanya satu atau beberapa user yang berkomunikasi melainkan banyak user. Oleh sebab itu lahirlah IPPBX (Internet Protocol Private Branch Exchange) yaitu PBX yang berjalan pada Voice over Internet Protocol, IPPBX akan mendapat nomor dari VoIP Provider kemudian nomor tersebut akan dibagikan ke sejumlah user yang terhubung dengan server IPPBX. IPPBX ini menggunakan network development life cycle sebagai metodologi penelitian, yang terdiri dari analisys, design, simulation prototype, implementation, monitoring dan management. Kesimpulannya dengan adanya IPPBX ini diharapkan dapat menghemat biaya komunikasi, komunikasi lebih kompleks, pengaturan user yang lebih mudah serta pemasangan yang tidak rumit dibandingkan telepon konvensional.
Kata Kunci: PBX, IPPBX, VoIP, komunikasi. Referensi tahun buku: 1998-2007
Referensi judul buku:
• Buku Pintar Internet TCP / IP • Belajar Sendiri Cisco Router
• Applied Data Communication, A business-Oriented Approach Third Edition • Langkah Mudah Menkonfigurasi ROUTER CISCO
• Softswitch Architecture for VoIP
• Signaling and Switching for Packet Telephony • Asterisk PBX Configuration Guide
• Sistem Keamanan & Instalasi VoIP Menggunakan Session Initiation Protocol • VoIP Nelpon Murah Pake Internet
(7)
nikmat dan karunia-Nya kepada kita dan Sholawat beriringkan salam selalu tercurah kepada suri tauladan ummat yakni Nabi Muhammad SAW yang mengantarkan ummatnya dari zaman kegelapan kepada Nur cahaya Islam.
Skripsi ini disusun sebagai salah syarat untuk pembuatan tugas akhir. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih banyak kekurangan, keterbatasan dan pengetahuan penulis. Namun penulis akan selalu berupaya menimba ilmu untuk menutupi kekurangan dan keterbatasan tersebut.
Dalam penyusunan dan penulisan skripsi ini penulis banyak mendapat bimbingan baik secara moril maupun spritual dari berbagai pihak oleh karena itu perkenankanlah penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. DR. Syopiansyah Jaya Putra, M.Sis selaku Dekan Fakultas Sains dan Teknologi.
2. Yusuf Durachman. M.Sc, MIT selaku Ketua Program Studi Teknik Informatika.
3. Viva Arifin, MMSi selaku Sekretaris Program Studi Teknik Informatika dan dosen pembimbing I yang selalu menyempatkan waktu disela-sela kesibukannya untuk membimbing penulis dalam penulisan laporan ini. 4. Victor Amrizal, MKom selaku dosen pembimbing II, yang selalu
menyempatkan waktu disela-sela kesibukannya untuk membimbing penulis dalam penulisan laporan ini.
(8)
6. Orang tua, dan keluarga yang telah memberikan dukungan berupa materi, doa, semangat dan kasih sayang yang tak terkira.
7. Aliya, Dianita, Khaerin, Novan, Randy, Mirza, Lia, Deni dan teman-teman kelas TI D angkatan 2005 yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Kalian teman terbaik yang pernah ada yang selalu memberi bantuan dan dukungan kepada penulis.
8. Titon, Muthi, Chandra, Almira, Bhiji, Teleng dan teman-teman lainnya semasa SMA yang sudah memberikan support tiada henti kepada penulis. 9. Ria, Novi, Dewi dan Lia terima kasih untuk selalu menyempatkan waktu
untuk mendengarkan keluh kesah dan memberi support untuk penulis. 10. Semua pihak yang telah membantu dan tidak dapat disebutkan
satu-persatu.
Semoga dengan adanya laporan ini dapat bermanfaat kepada penulis dan juga kepada pembaca.
Jakarta, Agustus 2010
Rindy
(9)
Halaman Sampul... i
Halaman Judul... ii
Lembar Persetujuan Pembimbing... iii
Lembar Pengesahan... iv
Abstraksi... v
Kata Pengantar... vi
Daftar Isi... viii
Daftar Gambar... xiii
Daftar Tabel... xix
Daftar Lampiran... xx
Daftar Istilah... xxi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang... 1
1.2 Perumusan Masalah... 3
1.3 Batasan Masalah... 3
1.4 Tujuan... 4
1.5 Manfaat... 4
1.6 Metodologi Penelitian... 5
1.6.1 Metode Pengumpulan Data... 5
1.6.2 Metode Pengembangan Sistem... 5
(10)
2.2 OSI (Open System Interconnection)... 9
2.2.1 Application Layer... 10
2.2.2 Presentation Layer... 11
2.2.3 Session Layer... 12
2.2.4 Transport Layer... 13
2.2.5 Network Layer... 13
2.2.6 Data Link Layer... 14
2.2.7 Physical Layer... 15
2.3 TCP/IP... 15
2.3.1 Pengertian... 15
2.3.2 Konsep TCP/IP... 15
2.3.3 Application Layer... 18
2.3.4 Transport Layer... 18
2.3.5 Internet Layer... 21
2.3.6 Network Interface Layer... 22
2.4 Voice over Internet Protocol (VoIP)... 23
2.4.1 Pengertian... 23
2.4.2 Jenis Komunikasi VoIP... 23
2.4.3 Hardware VoIP... 24
2.4.4 Software VoIP... 26
(11)
2.5.1 Layanan Dasar IPPBX... 33
2.5.2 Komponen Dasar IPPBX... 36
2.5.3 Cara Kerja IPPBX... 36
2.5.4 Kelebihan dan Kekurangan IPPBX... 37
2.6 Session Initiation Protocol... 39
2.6.1 Pengertian... 39
2.6.2 Prinsip Dasar... 40
2.6.3 SIP Request & Response... 43
2.6.4 Alur Session Initiation Protocol... 45
2.6.5 Komponen SIP... 46
2.7 Asterisk... 50
2.7.1 Pengertian Asterisk... 51
2.7.2 Modul Pendukung Asterisk... 52
2.8 Codec... 53
2.9 Network Development Life Cycle (NDLC)... 55
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Hipotesis... 59
3.2 Metode Pengumpulan Data... 59
3.3 Metode Pengembangan Sistem... 60
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
(12)
4.1.3 Analyze... 64
4.1.4 Report... 64
4.2 Design... 66
4.3 Simulation Prototype... 67
4.4 Implementation... 79
4.4.1 Instalasi Server... 79
4.4.1.1 Instalasi Ubuntu... 79
4.4.1.2 Konfigurasi IP... 89
4.4.1.3 Instalasi Asterisk dan Freepbx... 90
4.4.2 Konfigurasi Server... 109
4.4.2.1 Pemberian Ekstension... 113
4.4.2.2 Trunks... 119
4.4.2.3 Outbound Routes... 128
4.4.2.4 Inbound Routes... 131
4.4.3 Konfigurasi User... 135
4.4.3.1 Softphone... 135
4.4.3.2 IPPhone... 140
4.4.3.3 Asterisk Recording Interface... 144
4.5 Monitoring... 149
4.5.1 Koneksi... 149
(13)
4.5.4 Perbandingan Biaya Komunikasi dengan PSTN... 153
4.6 Management... 154
BAB V. PENUTUP
5.1 Kesimpulan... 155
5.2 Saran... 156
DAFTAR PUSTAKA... 157
LAMPIRAN A
DRAF WAWANCARA... 158
LAMPIRAN B... 161
DAFTAR TARIF TELEPON TELKOM LOKAL
LAMPIRAN C... 162
DAFTAR TARIF TELEPON TELKOM SLJJ
LAMPIRAN D... 164
DAFTAR TARIF TELEPON TELKOM SLI
(14)
Gambar 2.1 OSI Layer... 10
Gambar 2. Model TCP/IP... 18
Gambar 2. Tampilan IP Phone... 24
Gambar 2. Tampilan USB Phone... 25
Gambar 2. Internet Telephone Gateway... 25
Gambar 2. Analog Telephone Adapter... 26
Gambar 2. Tampilan Idefisk... 27
Gambar 2. Tampilan SJPhone... 27
Gambar 2. Tampilan XLite... 27
Gambar 2. Tampilan IAXLite... 28
Gambar 2. Tampilan Netmeeting... 28
Gambar 2. Komponen Dasar IPPBX... 36
Gambar 2. Network Development Life Cycle... 56
Gambar 4. Topologi Jaringan... 67
Gambar 4. Tampilan Ixchariot... 68
Gambar 4. Visual Test Designer... 68
Gambar 4. Letak Icon Endpoint... 69
Gambar 4. Create an Endpoint... 69
Gambar 4. Satu Endpoint telah selesai dibuat... 70
Gambar 4. Create an Endpoint untuk PC 2... 70
(15)
Gambar 4. Export to Ixchariot Test... 72
Gambar 4. Save File Ixchariot yang Sudah Diexport... 73
Gambar 4. Eksekusi File Endpoint... 73
Gambar 4. Membuka File Eksekusi Ixchariot... 74
Gambar 4. Lokasi File Ixchariot... 74
Gambar 4. Throughput... 75
Gambar 4. MOS... 76
Gambar 4. Delay... 77
Gambar 4. Lost Data... 78
Gambar 4. Jitter... 79
Gambar 4. Pemilihan Bahasa Instalasi... 80
Gambar 4. Install Ubuntu... 81
Gambar 4. Language Selection... 82
Gambar 4. Time Zone Selection... 82
Gambar 4. Keyboard Configuration... 83
Gambar 4. Disk Setup... 84
Gambar 4. Membuat Partisi Root... 85
Gambar 4. Membuat Partisi Swap... 86
Gambar 4. Pemberian Username dan Password... 87
(16)
Gambar 4. Cek IP Address Ubuntu... 90
Gambar 4. File Source List yang Telah Diubah... 91
Gambar 4. Tampilan Terminal ketika Paket Sudah Terinstal pada Ubuntu... 92
Gambar 4. Versi Kernel yang Terinstal... 93
Gambar 4. Akses Mysql Sebagai root... 99
Gambar 4. Eksekusi ./install_amp... 107
Gambar 4. Eksekusi Amportal Start... 108
Gambar 4. Tampilan Terminal Jika Asterisk Sudah Running... 109
Gambar 4. Apply Configuration Changes... 110
Gambar 4. Tampilan FreePBX... 110
Gambar 4. FreePBX Notices... 111
Gambar 4. FreePBX Statistics... 111
Gambar 4. FreePBX Uptime... 112
Gambar 4. System Statistics... 112
Gambar 4. Server Status... 113
Gambar 4. Link Extensions... 114
Gambar 4. Add an Extension... 114
Gambar 4. Add SIP Extension... 115
Gambar 4. Device Option... 116
(17)
Gambar 4. VmX Locater... 119
Gambar 4. Daftar Extensions... 119
Gambar 4. Link Trunks... 120
Gambar 4. Add a Trunk... 121
Gambar 4. General Setting Trunk... 122
Gambar 4. Outgoing Dial Rules... 124
Gambar 4. Outgoing Settings Sebelum Diubah... 125
Gambar 4. Outgoing Settings Sesudah Diubah... 126
Gambar 4. Incoming Settings... 126
Gambar 4. Registration... 127
Gambar 4. Daftar Trunk... 127
Gambar 4. Link Outbond Routes... 128
Gambar 4. Add Route... 130
Gambar 4. Daftar Route... 131
Gambar 4. Link Inbound Routes... 131
Gambar 4. Edit Incoming Route... 132
Gambar 4. Option, Privacy dan Set Destination... 134
Gambar 4. Daftar Incoming Route... 135
Gambar 4. Download Xlite... 135
(18)
Gambar 4. Call Notification... 138
Gambar 4. SIP Account Setting... 138
Gambar 4. Tombol Add... 139
Gambar 4. Account... 139
Gambar 4. X-Lite Ready... 140
Gambar 4. Tombol Setup pada IP Phone... 141
Gambar 4. Configuration GUI Linksys... 142
Gambar 4. Link Admin Login... 142
Gambar 4. Menu System... 142
Gambar 4. Link Admin Login... 143
Gambar 4. Proxy and Registration... 143
Gambar 4. Subscriber Information... 144
Gambar 4. ARI Interface... 144
Gambar 4. Voicemail... 145
Gambar 4. Call Monitor... 146
Gambar 4. Phone Feature... 146
Gambar 4. 95 Followme Settings... 147
Gambar 4. 96 Feature Codes... 148
Gambar 4. 97 Settings... 149
Gambar 4. 98 Bandwidth Test ke Google... 150
(19)
(20)
Tabel 2. Referensi Codec... 54
Tabel 2. Referensi Codec II... 55
Tabel 2. Besarnya MOS dan delay dari beberapa codec... 55
Tabel 4. Spesifikasi Software... 65
Tabel 4. Spesifikasi Hardware... 65
Tabel 4. 3 Perbandingan biaya komunikasi IPPBX dengan PSTN (Menit)... 154
(21)
Lampiran A. DRAF WAWANCARA... 159
Lampiran B. DAFTAR TARIF TELEPON TELKOM LOKAL... 162
Lampiran C. DAFTAR TARIF TELEPON TELKOM SLJJ... 163
Lampiran D. DAFTAR TARIF TELEPON TELKOM SLI... 165
(22)
No Istilah Penjelasan 1 ATA (Analog Telephony
Adapter)
Alat pengubah sinyal dari analog menjadi
digital yang berfungsi untuk
menjembatani VoIP dengan PSTN
2 Bandwidth Luas atau lebar cakupan frekuensi yang
digunakan oleh sinyal dalam medium
transmisi.
3 CID (Caller Identification) Layanan telepon, baik dalam sistem
telepon analog dan digital dan aplikasi
Voice over Internet Protocol (VoIP),
yang mentransmisikan nomor pemanggil
ke penerima.
4 Disk Swap Memori tambahan virtual selain memori
fisik yang dipakai pada sistem operasi
Linux.
5 Ethernet jenis skenario perkabelan dan
pemrosesan sinyal untuk data jaringan
komputer
6 FTP Protokol yang berfungsi untuk
tukar-menukar file dalam suatu network yang
mensupport TCP/IP protocol.
7 HTTP Protokol yang dipergunakan untuk
mentransfer dokumen dalam World Wide
Web (WWW).
(23)
9 SMTP Salah satu protokol yang umum
digunakan untuk pengiriman surat
elektronik di Internet.
10 Quality of Service (QoS) Sebuah bentuk jaminan kualitas atas
sebuah layanan.
(24)
1.1 Latar Belakang
Private Branch Exchange (PBX) umumnya diterapkan pada telepon konvensional. Tentunya karena menggunakan telepon konvensional, biaya komunikasi terhitung cukup mahal apalagi jika di lingkungan perusahaan dimana tidak hanya satu atau beberapa user yang melakukan panggilan namun banyak user yang menggunakan panggilan, selain itu besarnya biaya komunikasi tersebut juga ditentukan oleh lokasi yang ditelepon, semakin jauh lokasinya maka semakin mahal juga biaya yang harus dibayar.
Seiring dengan kemajuan teknologi telah hadir teknologi NGN (Next Generation Network) yang telah melahirkan teknologi-teknologi baru salah satunya adalah Internet Protocol Private Branch Exchange (IPBBX). IPPBX adalah PBX yang berjalan pada Internet Protocol. Pada implementasinya, sistem IPPBX dapat diterapkan pada VoIP ataupun
Internet Telephony.
Teknologi IPPBX sangat menarik untuk dibahas karena implementasi IPPBX ini berjalan pada VoIP maka IPPBX mampu menyediakan layanan jaringan telepon pribadi dengan biaya yang lebih ekonomis (efisiensi biaya) sehingga dapat menikmati biaya komunikasi yang lebih murah dibanding telepon konvensional. Instalasi IPPBX bisa dijalankan tanpa harus membuat dua jalur yaitu jalur telepon dan jalur internet melainkan hanya
(25)
menggunakan jalur internet saja. Biaya pemasangannya juga lebih murah yaitu hanya memerlukan sebuah server dan software yang bisa didapatkan secara freeware, selain itu agar server IPBBX juga dapat dihubungkan dengan beberapa VoIP Provider sekaligus sehingga komunikasi yang dihasilkan menjadi lebih kompleks.
PT. Transnetwork Communication Asia adalah perusahaan lokal (swasta nasional) yang memfokuskan diri pada jasa telematika yang terintegrasi. PT. Transnetwork Communication Asia menggunakan PBX konvensional sebagai media komunikasi, oleh karena itu biaya komunikasi pada PT. Transnetwork Communication Asia sangat mahal sedangkan kebutuhan akan komunikasi sangat besar.
Berdasarkan pengamatan tersebut penulis akan melakukan riset mandiri untuk membuktikan bahwa dengan menggunakan IPPBX dapat mengurangi biaya komunikasi yang jauh lebih murah dibanding konvensional. Atas pertimbangan tersebut penulis akan memilih judul: “Implementasi Private Branch Exchange Berbasis Internet Protocol dengan Menggunakan Session Initiation Protocol Sebagai Media Telekomunikasi (Studi Kasus: PT. Transnetwork Communication Asia”.
(26)
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis menyimpulkan beberapa pokok permasalahan yang akan dikaji lebih lanjut yaitu sebagai berikut:
a. Bagaimana merancang teknologi IP PBX yang berjalan pada Voice over Internet Protocol agar dapat menjadi suatu sistem komunikasi terpadu dalam suatu jaringan internet yang berbasiskan SIP (Session Initiation Protocol) dengan softwareopen source.
b. Bagaimana menghubungkan IPPBX server dengan VoIP Provider
sehingga antara IPPBX server dan VoIP Provider bisa berkomunikasi.
1.3 Batasan Masalah
Penulis akan melakukan pembatasan masalah pada:
a. Melakukan konfigurasi hardware dan software untuk membangun jaringan IPPBX yang berjalan pada Voice over Internet Protocol
konfigurasi server meliputi konfigurasi extension,trunk, inbound routes dan outbound routes dengan menggunakan protokol SIP.
b. Membuat simulasi desain dan simulasi QoS jaringan IPPBX dengan menggunakan aplikasi Ixchariot.
c. Pengujian echo test dan call test pada sistem IPPBX serta menghitung jumlah bandwidth yang terpakai dengan menggunakan aplikasi Net Meter.
(27)
1.4 Tujuan
Penelitian dari membangun internet protocol private branch exchange dengan menggunakan session initiation protocol ini adalah untuk :
1. Menstimulasi dan menerapkan teknologi IPPBX pada jaringan sehingga berjalan sesuai dengan apa yang diharapkan.
2. Menganalisa besarnya penghematan biaya yang dapat dilakukan jika menggunakan sistem IPPBX dibanding PBX konvensional.
1.5 Manfaat Penelitian
Manfaat dari skripsi adalah : 1. Bagi penulis:
a. Dapat menjadi sarana untuk melatih kemampuan yang dimiliki penulis tentang kajian teknologi PBX berbasis IP dan implementasinya sehingga dapat menambah wawasan dan pengetahuan penulis.
b. Dapat secara langsung melakukan konfigurasi teknologi IPPBX pada
hardware dan software suatu jaringan komputer. 2. Bagi Universitas:
a. Memberikan gambaran seberapa jauh mahasiswa dapat menerapkan ilmunya.
b. Dapat menjadi sumbangan karya ilmiah dalam disiplin ilmu teknologi informasi khususnya bidang jaringan komputer.
(28)
c. Dapat dijadikan referensi bagi penelitian berikutnya, khususnya dalam bidang PBX berbasis IP pada suatu organisasi.
3. Bagi Pengguna:
a. Dapat mengimplementasikan sistem IP PBX baik sisi server maupun
user.
b. Memberikan solusi komunikasi yang lebih baik.
1.6 Metodologi Penelitian
Dalam penulisan ini menggunakan beberapa metodologi yang bertujuan untuk mempermudah pembuatan dan perencanaan sistem yang baru sebagai berikut :
1.6.1 Metode Pegumpulan Data
Metode pengumpulan data dilakukan melalui tiga metode yaitu studi pustaka, wawacara dan observasi.
1.6.2 Metode Pengembangan Sistem
Dalam penyusunan skripsi ini penulis melakukan penelitian menggunakan metode Network Development life Cycle dengan tahapan seperti berikut:
a. Analisis
Tahapan ini dilakukan dengan analisa kebutuhan, analisa permasalahan, analisa keinginan user, dan analisa topologi jaringan yang sudah ada saat ini.
(29)
Dari data-data yang didapatkan sebelumnya, tahap desain ini akan membuat gambar design topologi jaringan interkoneksi yang akan dibangun, diharapkan dengan gambar ini akan memberikan gambaran seutuhnya dari kebutuhan yang ada. desain bisa berupa desain struktur
topology, design akses data, design tata layout perkabelan, dan sebagainya yang akan memberikan gambaran jelas tentang project yang dibangun.
c. Simulation Prototype
Pada tahap ini penulis akan membuat simulasi dari sistem IPPBX dengan menggunakan software khusus di bidang jaringan komputer khususnya VoIP yaitu Ixchariot. d. Implementasi
Penulis akan menerapkan semua yang telah direncanakan dan didesain sebelumnya pada peralatan jaringan IPPBX.
e. Monitoring
Pada tahap ini penulis akan memonitor jaringan yang telah dibuat agar jaringan komputer dapat berjalan sesuai dengan keinginan dan tujuan awal dari user pada tahap awal analisis.
(30)
Pada tahap ini yang harus dilakukan adalah menerapkan pengaturan kebijakan untuk membuat atau mengatur agar sistem yang telah dibangun dapat berjalan dengan baik. Pada penelitian ini, penulis hanya membahas sampai tahap monitoring. Karena untuk tahap manajemen secara keseluruhan merupakan wewenang PT. Transnetwork Communication Asia.
1.7 Sistematika Penulisan
Dalam penyusunan skripsi ini, pembahasan yang penulis sajikan terbagi dalam lima bab, yang secara singkat akan diuraikan sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini akan menguraikan latar belakang, perumusan dan pembatasan masalah, tujuan penulisan, metodologi penulisan, dan sistematika penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI
Pada bab ini berisi tentang teori – teori mengenai jaringan komputer, IPPBX, VoIP dan SIP. Selain itu akan dibahas pula beberapa teori pendukung lainnya.
BAB III METODE PENELITIAN
Bab ini akan menguraikan metode dan pendekatan yang digunakan dalam membangun server IPPBX.
(31)
Bab ini akan menguraikan dan membahas hasil perancangan server IPPBX berbasis Session Initiation Protocol..
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini akan menguraikan kesimpulan yang dapat diambil dari penulisan dan saran-saran untuk perbaikan dan pengembangan dari sistem PBX berbasis IP yang sudah diimplementasikan.
(32)
2.1 Implementasi
Browne dan Wildavsky (dalam Nurdin dan Usman, 2004:70) mengemukakan bahwa implementasi adalah perluasan aktivitas yang saling menyesuaikan.
Menurut Munir (2010:1), kata implementasi bermuara pada aktivitas, adanya aksi, tindakan, atau mekanisme suatu sistem. Ungkapan mekanisme mengandung arti bahwa implementasi bukan sekadar aktivitas, tetapi suatu kegiatan yang terencana dan dilakukan secara sungguh-sungguh berdasarkan acuan norma tertentu untuk mencapai tujuan kegiatan.
2.2 OSI (Open System Interconnection) Layer
Untuk mempermudah pengertian, penggunaan dan desain dari proses pengolahan data, International Standard Organization (ISO) mengeluarkan suatu model lapisan jaringan yang disebut referensi model Open System Interconnection (OSI). Model OSI ini dikembangkan pada tahun 1982
Menurut Arifin (2003:2), model OSI merupakan salah satu model referensi atau arsitektur jaringan yang utama. OSI menjelaskan bagaimana data dan informasi jaringan berkomunikasi dari sebuah aplikasi pada sebuah komputer melewati media jaringan ke aplikasi yang berada di komputer lain.
(33)
Tujuan utama dari setiap model referensi, khususnya OSI model adalah untuk mengijinkan berbagai macam device dari manufaktur yang berbeda dapat saling beroperasi.
Gambar 2. 1 OSI Layer (Sumber : http://www.ciscobible.net)
Di dalam model OSI ini, proses pengolahan data dibagi menjadi tujuh lapisan (layer) dimana masing-masing lapisan memiliki fungsi sendiri-sendiri. Oleh sebab itu model OSI sering juga disebut sebagai arsitektur lapisan.
Menurut Wijaya (2001:2), model OSI tidak membahas secara detail cara kerja dari lapisan OSI, melainkan hanya memberikan suatu konsep dalam menentukan proses apa yang harus terjadi, dan protokol-protokol apa yang dapat dipakai di suatu lapisan tertentu. Oleh karena banyak manfaatnya, model OSI ini cepat menjadi populer, dan karena diakui oleh suatu badan hukum, maka model OSI termasuk dalam kategori yang disebut standar de jure.
2.2.1 Application Layer
Menurut Stafford (2004:44), application layer define processes that allow application to use network service. Menurut pengertian
(34)
tersebut dapat diartikan bahwa application layer mendefinisikan proses yang mengijinkan suatu aplikasi untuk menggunakan layanan jaringan
Menurut Arifin (2003:3), layer aplikasi berfungsi sebagai interface antara user dan komputer. Layer ini bertanggung jawab untuk mengidentifikasi ketersediaan partner komunikasi, menentukan ketersediaan resources dan melakukan proses sinkronisasi komunikasi. Ketika mengidentifikasi partner komunikasi, layer aplikasi menentukan identitas dan ketersediaan dari partner komunikasi, untuk sebuah aplikasi dengan data yang dikirim. Ketika menentukan ketersediaan resource. Layer aplikasi harus memutuskan apakah resource jaringan dapat memenuhi kebutuhan komunikasi yang terjadi.
Berikut terdapat beberapa contoh aplikasi yang bekerja di layer aplikasi, antara lain:
a. World Wide Web, (WWW)
b. Email Gateway, dengan menggunakan SMTP (Simple Mail Transfer Protocol) untuk mengirimkan pesan antar aplikasi e-mail yang berbeda.
2.2.2 Presentation Layer
Menurut Arifin (2003:4), Layer ini berfungsi untuk menyediakan sistem penyajian data ke layer aplikasi. Layer ini berfungsi menyediakan sistem pembentuk kode (format coding) dan
(35)
menyediakan proses konversi antar format coding yang berbeda. Komputer dikonfigurasi untuk menerima bentuk data yang umum dan kemudian mengubah ke dalam bentuk asli pada saat pembacaan (misalnya EBDIC ke ASCII). Dengan menyediakan layanan translation, layer presentasi menjamin data yang dikirimkan dari layer aplikasi suatu sistem dapat dibaca oleh layer aplikasi di sistem yang lain.
OSI memiliki protocol-protokol standar yang mendefinisikan bagaimana data seharusnya terbentuk. Selain menyediakan format coding, layer ini pun menyediakan sarana untuk melakukan compression, decompression, encryption dan decryption.
Beberapa contoh aplikasi yang bekerja di layer presentasi, antara lain:
a. PICT, TIFF, JPEG, merupakan format data untuk aplikasi berupa gambar.
b. MIDI, MPEG dan Quicktime, merupakan format untuk aplikasi sound dan movie.
2.2.3 Session Layer
Menurut Arifin (2003:4), Session layer bertanggung jawab pada proses pembentukan, pengelolaan, dan pemutusan session antar sistem aplikasi. Session layer juga bertugas mengendalikan dialog antar device atau nodes.
(36)
2.2.4 Transport Layer
Menurut Arifin (2003:5), Transport layer bertanggung jawab dalam proses:
a. Pengemasan data Upper layer ke dalam segmen dan menyediakan mekanisme multiplexing aplikasi dari Upper layer.
b. Pengiriman segmen antar host (end to end connection).
c. Penetapan hubungan secara logic antara host pengirim dan host penerima dengan membentuk virtual circuit.
d. Secara opsional, menjamin proses pengiriman data yang dapat diandalkan.
e. Pada lapisan ini data diubah menjadi segmen atau data stream. 2.2.5 Network Layer
Menurut Arifin (2003:11), Network layer bertanggung jawab untuk mengarahkan perjalanan (routing) melalui internetwork dan bertanggung jawab mengelola sistem pengalamatan network. Router merupakan device yang bekerja di layer network dan bertanggung jawab untuk membawa trafik antar device yang terletak dalam network yang berbeda.
Ketika paket diterima oleh interface sebuah router, maka alamat tujuan akan diperiksa. Jika alamat tujuan tidak ditemukan maka paket tersebut akan dibuang. Tetapi jika alamat tujuan ditemukan dalam routing table maka paket akan dikeluarkan melalui outbound interface menuju ke alamat tujuan.
(37)
Pada network layer terdapat dua jenis paket yakni:
a. Packet Data, digunakan untuk membawa data milik user yang dikiimkan melalui jaringan. Protokol yang digunakan untuk mengelola paket data disebut routed protocol. Contoh protokol yang tergolong ke dalam routed protocol antara lain: IP dan IPX. b. Route Update Packet, digunkan untuk meng-update informasi yang
terdapat dalam routing table milik router yang terhubung dengan router lainnya. Protokol yang mengelola routing table disebut dengan Routing Protocol. Contoh protokol yang tergolong dalam routing protocol antara lain RIP, IGRP, OSPF dan sebagainya. 2.2.6 Data Link Layer
Menurut Arifin (2003:12), Data link layer menjamin bahwa pesan dikirimkan ke media yang tepat dan menterjemahkan pesan dari network layer ke dalam bentuk bit di physical layer untuk dikirimkan ke host lain. Data link layer akan membentuk paket ke dalam bentuk frame dan menambahkan sebuah header yang berisi alamat hardware (physical/ hardware addressing).
Switch atau bridge merupakan device yang bekerja di data link layer. Keduanya memiliki kemampuan untuk memisahkan collision domain (separate/multiple collision domain) sama halnya dengan router, tetapi kedua device ini tidak mampu memisahkan atau memecahkan broadcast domain (single broadcast domain).
(38)
2.2.7 Physical Layer
Menurut Arifin (2003:13), Tanggung jawab dari layer ini adalah melakukan pengiriman dan penerimaan bit. Physical layer secara langsung menghubungkan media komunikasi yang berbeda-beda. Physical layer menetapkan kebutuhan-kebutuhannya secara electrical, mechanical, procedural untuk mengaktifkan, memelihara dan memutuskan jalur antar sistem secara fisik.
Hub merupakan salah satu device yang dipergunakan di physical layer.
2.3 TCP/IP
2.3.1 Pengertian
Menurut Purbo dkk (1998:1), TCP/IP (Transmission Control Protocol/Internet Protocol) adalah sekelompok protokol yang mengatur komunikasi data komputer di Internet.
Menurut Nugroho (2005:25), TCP/IP merupakan protokol standar yang dimilki oleh semua sistem operasi, kecuali pada sistem operasi lama yang memang belum di-update seperti Novell yang menggunakan NetBeui dan IPX/SPX.
2.3.2 Konsep TCP/IP
Komputer-komputer yang terhubung di Internet berkomunikasi dengan protokol TCP/IP. Karena menggunakan bahasa yang sama, yaitu protokol TCP/IP, perbedaan jenis komputer dan sistem operasi
(39)
tidak menjadi masalah. Komputer PC dengan sistem operasi Windows dapat berkomunikasi dengan komputer Macintosh atau dengan Sun SPARC yang menjalankan Solaris. Jadi, jika sebuah komputer menggunakan protokol TCP/IP dan terhubung langsung dengan Internet, maka komputer tersebut dapat berhubungan dengan komputer di belahan dunia manapun yang juga terhubung ke Internet.
Perkembangan TCP/IP yang diterima luas dan praktis menjadi standar de-facto jaringan komputer berkaitan dengan ciri-ciri yang terdapat pada protokol itu sendiri:
1. Protokol TCP/IP dikembangkan menggunakan standar protokol yang terbuka
2. Standar protokol TCP/IP dalam bentuk Request for Comment (RFC) dapat diambil oleh siapapun tanpa biaya.
3. TCP/IP dikembangkan dengan tidak tergantung pada sistem operasi atau perangkat keras tertentu.
4. Pengembangan TCP/IP dilakukan dengan konsensus dan tidak tergantung pada vendor tertentu.
5. TCP/IP independen terhadap perangkat keras jaringan dan dapat dijalankan pada jaringan Ethernet, Token Ring, jalur telepon dial-up, jaringan X.25, dan praktis jenis media transmisi apa pun. 6. Pengalamatan TCP/IP bersifat unik dalam skala global. Dengan
cara ini, komputer dapat saling terhubung walaupun jaringannya seluas Internet sekarang ini.
(40)
7. TCP/IP memiliki fasilitas routing yang memungkinkan sehingga dapat diterapkan pada inter-network.
8. TCP/IP memiliki banyak jenis layanan.
Menurut Purbo dkk (1998:24), dalam TCP/IP, terjadi penyampaian data dari protokol yang berada di satu layer ke protokol yang berada di layer lain. Setiap protokol memperlakukan semua informasi yang diterimanya dari protokol lain sebagai data.
Jika suatu protokol menerima data dari protokol lain di layer atasnya, protokol akan menambahkan informasi tambahan miliknya ke data tersebut. Informasi ini memiliki fungsi yang sesuai dengan fungsi protokol tersebut. Setelah itu, data ini akan diteruskan lagi ke protokol pada layer di bawahnya.
Hal yang sebaliknya terjadi jika suatu protokol menerima data dari protokol lain yang berada pada layer dibawahnya. Jika data ini dianggap valid, protokol akan melepas informasi tambahan tersebut, untuk kemudian meneruskan data tersebut ke protokol lain yang berada pada layer di atasnya.
Sekumpulan protokol TCP/IP ini dimodelkan dengan empat layer TCP/IP, sebagaimana terlihat pada gambar di bawah ini.
(41)
Gambar 2. 2 Model TCP/IP
(Sumber : Buku Pintar Internet TCP/IP, 1998:23)
Keempat layer TCP/IP tersebut adalah network interface layer, internet layer, transport layer dan application layer.
2.3.3 Application layer
Application layer adalah bagian dari TCP/IP dimana permintaan data atau servis diproses, aplikasi pada layer ini menunggu di port-nya masing-masing dalam suatu antrian untuk diproses. Application layer bukanlah tempat bagi word processor, spreadsheet, internet browser atau yang lainnya akan tetapi aplikasi yang berjalan pada application layer berinteraksi dengan word processor, spreadsheet, internet browser atau yang lainnya, contoh aplikasi populer yang bekerja pada layer ini misalnya FTP dan HTTP.
2.3.4 Transport Layer
Menurut Purbo dkk (1998:51), transport layer merupakan layer komunikasi data yang mengatur aliran data antara dua host, untuk keperluan aplikasi diatasnya. Ada dua buah protokol pada layer ini, yaitu TCP dan UDP.
(42)
1. TCP
Menurut Purbo dkk (1998:1), TCP (Transmission Control Protocol) merupakan protokol yang terletak di layer transport.
TCP merupakan protokol yang connection-oriented yang artinya menjaga reliabilitas hubungan komunikadasi end-to-end. Konsep dasar cara kerja TCP adalah mengirm dan menerima segmen. Segmen informasi dengan panjang data bervariasi pada suatu datagram internet. TCP menjamin realibilitas hubungan komunikasi karena melakukan perbaikan terhadap data yang rusak, hilang atau kesalahan kirim. Hal ini dilakukan dengan memberikan nomor urut pada setiap paket yang dikirimkan dan membutuhkan sinyal jawaban positif dari penerima berupa sinyal ACK (acknoledgment). Jika sinyal ACK ini tidak diterima pada interval pada waktu tertentu, maka data akan dikirimkan kembali. Pada sisi penerima, nomor urut tadi berguna untuk mencegah kesalahan urutan data dan duplikasi data. TCP juga memiliki mekanisme flow control dengan cara mencantumkan informasi dalam sinyal ACK mengenai batas jumlah paket data yang masih boleh ditransmisikan pada setiap segmen yang diterima dengan sukses.
Bagaimana pembentukan hubungan (handshake) dilakukan dalam TCP/IP? Untuk memulai suatu pembukaan hubungan, client harus terlebih dahulu mengirimkan paket SYN (singkatan dari synchronize). Setelah menerima paket tersebut, server mengirimkan
(43)
paket SYN miliknya serta acknowledgement (ACK) terhadap paket SYN sebelumnya. Saat client menerima paket ini, ia akan meng-ACKnowledge serta mengirimkan data miliknya. Pada saat ini terbentuklah koneksi TCP antara dua komputer, yaitu client dan server.
2. UDP (User Datagram Protocol)
Menurut Purbo dkk (1998:55), UDP (User Datagram Protocol) merupakan protokol transport yang sederhana. Berbeda dengan TCP yang connection oriented, UDP bersifat connection less. Dalam UDP tidak ada sequencing (pengurutan kembali) paket yang datang, acknowledgement tehadap paket yang datang, atau retransmisi jika paket mengalami masalah di tengah jalan.
Kemiripan UDP dengan TCP ada pada penggunaan port number. Sebagaimana digunakan pada TCP, UDP menggunakan port number ini membedakan pengiriman datagram ke beberapa aplikasi berbeda yang terletak pada komputer yang sama.
Karena sifatnya yang connectionless dan unreliable, UDP digunakan oleh aplikasi-aplikasi yang secara periodik melakukan aktifitas tertentu (misalnya query routing table pada jaringan lokal), serta hilangnya satu data akan dapat diatasi pada query periode berikutnya dan melakukan pengiriman data ke jaringan lokal. Pendeknya jarak tempuh datagram akan mengurangi resiko kerusakan data.
(44)
2.3.5 Internet Layer
Menurut Purbo dkk (1998:25), Protokol yang berada pada layer ini bertanggung jawab pada proses pengiriman paket ke alamat yang tepat.
1. IP (Internet Protocol)
Menurut Wijaya (2001:17), Internet Protocol (IP) adalah protokol yang memberikan alamat atau identitas logika untuk peralatan di jaringan.
Menurut Arifin (2003:28), IP merupakan protokol yang mengelola sistem pengalamatan logika.
Menurut Purbo dkk (1998:40), protokol IP merupakan inti dari protokol TCP/IP. Seluruh data yang berasal dari protokol pada layer diatas IP harus dilewatkan, diolah oleh protokol IP, dan dipancarkan sebagai paket IP, agar sampai ke tujuan.
Dalam melakukan pengiriman data, IP memiliki sifat yang dikenal sebagai unreliable, connectionless, datagram delivery service.
Unreliable/ ketidakandalan berarti bahwa protokol IP tidak menjamin datagram yang dikirim pasti sampai ke tempat tujuan.
Sedangkan kata connectionless berarti dalam mengirim paket dari tempat asal ke tujuan, pihak pengirim dan penerima paket IP sama sekali tidak mengadakan perjanjian terlebih dahulu.
(45)
Datagram delivery service berarti setiap paket data yang dikirim adalah independen terhadap paket data yang lain.
2. ICMP (Internet Control Message Protocol)
Menurut Purbo dkk (1998:44), ICMP (Internet Control Message Protocol) adalah protokol yang bertugas mengirimkan pesan-pesan kesalahan dan kondisi lain yang memerlukan perhatian khusus. Pesan/ paket ICMP dikirim jika terjadi masalah pada layer IP dan layer atasnya (TCP/UDP).
3. ARP (Address Resolution Protocol)
ARP digunakan untuk keperluan pemetaan IP address dengan ethernet address. ARP bekerja dengan mengirimkan paket berisi IP Address yang ingin diketahui alamat ethernet-nya ke alamat broadcast ethernet.
2.3.6 Network Interface Layer
Layer terbawah dari model TCP/IP adalah Network Interface Layer. Layer ini bertanggung jawab mengirim data dan menerima data dari media fisik. Beberapa contohnya adalah ethernet, SLIP dan PPP. Hal ini sangat penting karena data harus dikirimkan dari dan ke suatu host melalui sambungan pada suatu jaringan.
(46)
2.4 Voice over Internet Protocol (VoIP) 2.4.1 Pengertian
Menurut Yani (2007:1), VoIP adalah sebuah cara lain untuk berkomunikasi mengirim dan menerima suara, layaknya telepon biasa dengan biaya murah bahkan gratis.
Menurut Ghafarian et all (2007:200), Voice over Internet Protocol (VoIP) is a technology that has reached a level of maturity and reliability such that it can now be applied to the enterprise environment. VoIP has the potential to reduce communications costs considerably and opens a new path in the development of new devices. Menurut pengertian tersebut VoIP merupakan suatu teknologi yang telah sampai pada tingkat kematangan dan keandalan sehingga dapat diterapkan pada lingkungan perusahaan. VoIP memiliki potensial untuk mengurangi biaya komunikasi dan membuka jalur baru pada pengembangan peralatan baru.
2.4.2 Jenis Komunikasi VoIP
Jenis sambungan VoIP yang bisa dilakukan sebagai berikut. 1. Computer to Computer
Menurut Yani (2007:11), hubungan computer to computer adalah koneksi yang menghubungkan dua buah komputer melalui sebuah broadband atau koneksi internet. Koneksi computer to computer bisa dilakukan jika memenuhi tiga syarat, yaitu koneksi internet, headset, dan softphone.
(47)
2. Computer to Phone
Fasilitas ini hampir serupa dengan sambungan computer to computer. Bedanya, hubungan ini memiliki fasilitas, yaitu PC bisa menghubungi nomor PSTN dan ponsel.
3. Phone to Computer dan Phone to Phone
Panggilan phone to computer dan phone to phone dapat dilakukan dengan catatan user meggunakan IP-Phone yang dikoneksikan ke jaringan internet dan memiliki sejumlah nominal pulsa dari peyelenggara VoIP.
2.4.3 Hardware VoIP 1. IP Phone
Pesawat telepon khusus ini kelihatannya sama dengan telepon biasa. Tapi selain mempunyai konektor RJ-11 standar, IP Phone juga mempunyai konektor RJ-45. IP Phones menghubungkan langsung dari telepon ke router, dan didalam IP Phone sudah ada semua perangkat keras maupun lunak yang sudah terpasang didalamnya yang menunjang melakukan pemanggilan IP.
Gambar 2. 3 Tampilan IP Phone (Sumber: newsroom.cisco.com)
(48)
2. USB Phone
Memiliki bentuk menyerupai telepon seluler. Untuk menggunakannya, USB Phone harus dihubungkan ke komputer melalui port USB.
Gambar 2. 4 Tampilan USB Phone
(Sumber: http://skypetips.internetvisitation.org) 3. Internet Telephony Gateway (ITG)
Menurut Yani (2007:6), Internet Telephony Gateway adalah user agent yang memiliki dua jenis port, yaitu port FXS (terhubung ke telepon biasa) dan FXO (terhubung ke PSTN langsung atau bisa melalui PBX).
Gambar 2. 5 Internet Telephone Gateway (Sumber: http://www.tammex.com.au)
(49)
4. Analog Telephone Adapter (ATA)
ATA memungkinkan kita untuk menghubungkan pesawat telepon biasa ke komputer atau disambungkan ke internet untuk dipakai VoIP. ATA adalah alat pengubah sinyal dari analog menjadi digital. Cara kerjanya adalah mengubah sinyal analog dari telepon dan mengubahnya menjadi data digital untuk di transmisikan melalui internet.
Gambar 2. 6 Analog Telephone Adapter (Sumber: www.yupeephone.com)
2.4.4 Software VoIP
Software VoIP yang dimaksud adalah softphone. Menurut Rachmanto (2008:36), Soft phone merupakan software yang digunakan oleh user agar dapat melakukan panggilan VoIP melalui komputer atau pun PDA. Biasanya, software tersebut bisa didapatkan secara gratis. Jenis software yang dapat berfungsi sebagai user agent sebagai berikut.
1. Jenis softphone SIP, misalnya SJphone dan X-Lite. 2. Jenis softphone IAX, misalnya Idefisk dan IaxLite.
(50)
3. Jenis softphone H.323, misalnya Netmeeting.
Gambar 2. 7 Tampilan Idefisk
(51)
Gambar 2. 9 Tampilan XLite
Gambar 2. 10 Tampilan IAXLite (sumber: ttp://www.unifycall.com)
(52)
2.4.5 Keuntungan VoIP
1. Biaya lebih murah untuk sambungan langsung jarak jauh
2. Cukup dengan dua lokasi yang terhubung dengan akses internet, biaya percakapan menjadi sangat murah.
3. Memanfaatkan infrastruktur jaringan komputer dan internet yang sudah ada untuk berkomunikasi dengan suara.
4. Dengan adanya gateway, bentuk jaringan VoIP dapat disambungkan dengan PABX yang ada.
5. VoIP dapat menghubungkan ke banyak sambungan. Misalnya, sambungan dari PC ke telepon biasa, IP Phone headset, dan sambungan lainnya.
2.4.6 Gangguan Pada VoIP
Menurut Rachmanto (2008:36), Gangguan ini disebabkan karena faktor dari teknik kompresi yang digunakan, banyaknya packet loss di jaringan dan kualitas dari jaringan itu sendiri.
1) Noise
Menurut Hardy (dalam Rachmanto, 2008:37), A phenomenon in which there is a marked contrast between the background noise heard when the distant party is speeking and when the channel is quiet, produce by silence suppression. Menurut pengertian tersebut dapat diartikan bahwa noise adalah suara-suara lain yang timbul di belakang pembicaraan ketika sedang melakukan pembicaraan ataupun tidak melakukan pembicaraan.
(53)
2) Echo
Menurut Hardy (dalam Rachmanto, 2008:37), The reflection of a speaker’s speech signal back to the origin with enough power and delay to make it audible and perceptible as speech. Menurut pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa echo merupakan pemantulan kembali dari suara penelepon sehingga dapat terdengar kembali. Echo mengganggu karena akan timbul gema dalam pembicaraan sehingga suara terdengar berkali-kali.
Echo atau gema disebabkan oleh kesalahan perangkat pengirim dan penerima suara dalam mengonversikan atau mengubah data dari suara menjadi digital atau sebaliknya biasanya karena adanya kesalahan faktor impedansi dalam rangkaian analog peralatan.
3) Speech Distortion
Menurut Hardy (dalam Rachmanto, 2008:37), Deformations of natural speech waveforms that produce sounds that cannot be articulated by human speakers. Menurut pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa speech distortion yaitu perubahan bentuk dari gelombang suara yang menghasilkan suara yang tidak dapat diartikan dengan jelas. Gangguan tersebut berakibat suara terpotong dan terkesan gargling (berkumur).
(54)
Menurut Hardy (dalam Rachmanto, 2008:38), Loss of beginning or ending sounds of words at the distant end. Menurut pengertian tersebut voice clipping merupakan gangguan berupa suara yang hilang pada bagian awal ataupun akhir kata.
5) Delay
Menurut Ohrtman (2004:157), The time from transmission of a packet to its reception. Menurut pengertian tersebut dapat diartikan bahwa delay adalah waktu yang dibutuhkan untuk mengirimkan data dari terminal sumber sampai terminal tujuan. Kualitas suara akan sangat tergantung dari waktu delay. ITU merekomendasikan untuk aplikasi suara, delay maksimum adalah 150 ms, sedangkan delay maksimum dengan kualitas suara yang masih dapat diterima oleh pengguna adalah 250 ms.
6) Jitter
Menurut Ohrtman (2004:157), The variation in arrival times between continuous packets transmitted from point A to point B. Menurut pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa jitter merupakan variasi delay yang terjadi antar paket yang ditransmisikan dari titik A ke titik B. hal ini disebabkan oleh akibat adanya selisih waktu atau interval antar kedatangan paket di penerima dihitung dalam miliseconds. Untuk mengatasi jitter maka paket data yang datang dikumpulkan dulu dalam jitter
(55)
buffer selama waktu yang telah ditentukan sampai paket dapat diterima pada sisi penerima dengan urutan yang benar.
7) Loss Packet
Loss packet timbul ketika terjadi peak load dan congestion (kemacetan transmisi paket akibat padatnya traffic yang harus dilayani) dalam batas waktu tertentu, maka frame (gabungan data payload dan header yang di transmisikan) suara akan dibuang sebagaimana perlakuan terhadap frame data lainnya pada jaringan berbasis IP. Salah satu alternatif solusi permasalahan di atas adalah membangun link antar node pada jaringan.
8) MOS
MOS ( Mean Opinion Score ) merupakan opini pendengar di sisi penerima. Nilai yang diberikan mulai dari 1 sampai 5. Nilai MOS dihasilkan dengan cara merata-ratakan hasil penilaian sejumlah pendengar terhadap audio yang dihasilkan oleh teknik voice coding. Setiap pendengar diminta untuk menilai kualitas suara menggunakan skema rating sebagai berikut: 1= bad (Very annoying), 2= Poor (Annoying), 3= Fair (Slightly annoying), 4= Good (Perceptible but not annoying), 5= Exellent (Imperceptible).
(56)
Menurut Kavitha et all (2009:274), An IPPBX is a telephone system within an enterprise that switches calls between enterprise users on local lines while allowing all users to share a certain number of external phone lines. The main purpose of an IPPBX is to save the cost of requiring a line for each user to the telephone company's central office. Menurut pengertian tersebut dapat diartikan bahwa IPPBX merupakan sebuah sistem telepon dengan sebuah bagian yang dapat mengalihkan panggilan antar pengguna jalur lokal pada bagian tersebut serta mengijinkan semua pengguna untuk berbagi nomor jalur telepon eksternal tertentu. Tujuan utama dari IPPBX adalah untuk menghemat biaya penambahan jalur untuk tiap pengguna kantor pusat perusahaan telepon.
2.5.1 Layanan Dasar IP PBX
Menurut Sinha et all (2006:30), because of the greater access to data and the incorporation of open standards, IP PBX systems generally provide the same features as traditional systems with more intelligence and there is greater opportunity to integrate with standard business application enabling a higher level of automation. Dari penjelasan tersebut dapat diartikan karena akses data yang lebih baik dan kesatuan dari standar yang terbuka, sistem IP PBX umumnya menyediakan layanan yang sama dengan sistem tradisional namun dengan intelegensi yang lebih baik dan kesempatan yang lebih baik untuk disatukan dengan aplikasi bisnis guna mendapatkan level automatisasi yang lebih tinggi.
(57)
Sentral IP PABX memiliki layanan – layanan dasar yang merupakan kelebihan dari sentral IP PABX bila dibandingkan dengan sentral PABX konvensional yaitu :
1) Support LAN system
Sentral IP PABX mampu terkoneksi dengan jaringan komputer (LAN) melalui fast ethernet card yang memiliki kapasitas bandwidth hingga 10 – 100 Mbps.
2) Call Center
Sentral IP PABX mampu mendukung fasilitas auto attendant dan fasilitas – fasilitas Interactive Voice Response (IVR) serta bisa digunakan untuk aplikasi Computer Telephone Integration (CTI)
3) VoIP (Voice over Internet Protocol)
Sentral IP PABX mampu mengakomodasi layanan VoIP melalui terminal IP Phone atau softphone yang dipasang pada Personal Computer (PC).
3) ISDN (Integrated Service Digital Network)
Sentral IP PABX mampu terhubung dengan jaringan ISDN baik PRA maupun BRA analog R2.
4) Billing System
Sentral IP PABX juga dilengkapi dengan kemampuan billing system sehingga pengguna bisa melihat record data telepon yang masuk maupun telepon yang keluar.
(58)
5) DID (Direct Inward Dialing)
Sentral IP PABX mendukung sistem DID, yaitu dimana user dapat menghubungi secara langsung ke tujuan tanpa melalui operator.
6) ACD (Automatic Call Distribution)
Sentral IP PABX mendukung sistem ACD yaitu suatu sistem yang bisa mendistribusikan panggilan secara otomatis ke saluran yang kosong.
7) Conference Call
Sentral IP PABX juga mendukung untuk layanan conference call sehingga user bisa menghubungi lebih dari satu user.
8) Gateway Internet
Sentral IP PABX juga bertindak selaku gateway ke jaringan internet sehingga pelanggan yang terhubung dengan PC atau IP Phone dapat terhubung ke jaringan internet dan bisa mengakses layanan VoIP, internet dan email.
10) Malicious Call Tracking
Sentral IP PABX juga mendukung adanya layanan Malicious Call Tracking sehingga administrator bisa melacak telepon yang masuk maupun yang keluar.
(59)
Operasional sentral IP PABX dapat dikendalikan oleh administrator sehingga kinerja sentral IP PABX dapat dimonitoring dan dikendalikan oleh administrator.
12) Fax over IP
Sentral IP PABX memungkinkan adanya layanan faximile over Internet Protocol (IP), sehingga dengan adanya layanan ini memungkinkan terjadi komunikasi faximile antar gedung tanpa melalui saluran provider telekomunikasi. Adapun layanan-layanan tambahan berdasarkan masing-masing produk sentral IP PABX .
2.5.2 Komponen Dasar IPPBX
Gambar 2. 12 Komponen Dasar IPPBX
Komponen dasar IPPBX terdiri dari data account yang tersusun atas extension yang merupakan data account yang akan digunakan oleh extension agar terhubung dengan IP PBX ini. Extension di sini adalah sebuah nama atau nomor yang merepresentasikan user dari IP PBX ini. Komponen yang lainnya adalah trunk yang merupakan data account yang akan digunakan IP PBX untuk menghubungi trunk.
(60)
Trunk adalah sebuah nama atau nomor yang merepresentasikan server lain atau IP PBX lain yang akan dihubungi oleh IP PBX ini. Dial Plan merupakan aturan dial yang akan dimanfaatkan oleh extension untuk menghubungi sesama extension atau trunk dan sebaliknya.
2.5.3 Cara Kerja IP PBX
Pusat dari sistem adalah server IP PBX, yang bekerja seperti proxy server. Dengan sistem yang berbasis Session Initiation Protocol, VoIP client mendaftarkan SIP address ke server, dimana server terse-but mengatur database dari semua user beserta alamatnya. VoIP client bisa berupa softphone yang di-install pada komputer ataupun hard-phone.
Ketika user membuat suatu panggilan, IP PBX akan mengidenti-fikasi panggilan tersebut, apakah itu sebuah panggilan internal atau panggilan external. Jika panggilan tersebut adalah panggilan internal, maka panggilan tersebut akan dirutekan ke SIP address atau user dari telepon yang dituju. Panggilan eksternal akan dirutekan ke VoIP gate-way.
VoIP gateway dapat berupa VoIP gateway yang dibuat sendiri oleh perusahaan dan disatukan dengan IPPBX server, atau menggu-nakan gateway dari VoIP provider.
2.5.4 Kelebihan dan Kekurangan IP PBX
Disamping layanan-layanan dasar yang bisa diberikan IP PBX, Keuntungan IP PBX antara lain:
(61)
1) Jika kantor baru atau gedung baru tidak perlu tarik 2 kabel, (kabel telpon (RJ11) dan kabel LAN (RJ45)) dalam 1 bangunan kantor. Cukup tarik semua pake kabel LAN (RJ45).
2) Sisi management jadi lebih mudah misalnya : penambahan exten-tion cukup beli switch / hub, kabel LAN dan ipphone.
3) Kontrol yang lebih baik, IPPBX sudah support untuk billing se-hingga bisa memantau user dengan extention tertentu sering tele-pon ke siapa saja.
4) Scalable. Ekstensi ippbx tidak terbatas dapat menangani sejumlah extension dan jalur telepon dalam jumlah yang sangat besar. 5) Tidak bergantung pada satu jenis vendor saja.Dapat menggunakan
VoIP gateway apaun serta SIP VOIP Phone apa saja. Sedangkan kekurangan IP PBX sebagai berikut:
1) Kekurangan IPPBX kebanyakan pada bandwidth yang tersedia. Jika LAN mungkin tidak menjadi masalah karena switch sekarang sudah mencapai 100 Mbps atau lebih.
2.6 Session Initiation Protocol (SIP)
Protokol SIP pertama kali dirancang oleh Henning Schulzerinne dari University College London pada awal 1996. tujuan dari perancangan SIP adalah untuk memberikan protokol yang mengatur proses signaling dan pengelolaan sesi percakapan pada sistem komunikasi berbasis Internet
(62)
Protocol yang sesuai dengan layanan yang tersedia pada Public Switched Telephone Network (PSTN).
SIP dapat menggunakan protokol TCP (Transmission Control Protocol) dan UDP (User Datagram Protocol) dan mendengarkan pada port 5060. pada penggunaannya, SIP memerlukan dukungan dari protokol seperti SDP (Session Description Protocol) dan RTP (Realtime Transport Protocol).
SIP menjadi protokol standar yang diresmikan oleh IETF (Internet Engineering Task Force) dan didokumentasikan pada RFC (Request For Comment) 3261. pada RFC tersebut dijabarkan setiap detail dari spesifikasi protokol SIP, mulai dari struktur data yang dikirimkan hingga ancaman-ancaman yang mungkin terjadi pada protokol SIP dan bagaimana mekanisme pengamanan terhadap ancaman tersebut.
2.6.1 Pengertian
Menurut Chendramata dkk (2007:1), Session Initiation Protocol adalah sebuah signaling protocol yang berfungsi untuk membangun, mengubah dan memberhentikan sesi percakapan antara satu atau lebih user.
Menurut Gonçalves (2006:170), SIP or Sessions Initiated Protocol is a text-based protocol similar to HTTP and SMTP. It was designed to initialize, keep and terminate interactive communication sessions between users. These sessions may include voice, video, chat, interactive games, and others. It was define by the IETF and is
(63)
becoming a de facto standard for voice communications. Dari penjelasan tersebut dapat diartikan bahwa SIP atau Sessions Initiated Protocol adalah protokol berbasis teks yang serupa dengan HTTP dan SMTP. SIP dirancang untuk menginisialisasi, memelihara dan mengakhiri sesi komunikasi interaktif antar user. Sesi ini meliputi suara, video, chat, game interaktif, dan lainnya. SIP didefinisikan oleh IETF (Internet Engineering Task Force) dan menjadi standar de facto untuk komunikasi suara.
Menurut Sinha et all (2006:29), SIP is an Internet Engineering Task Force (IETF) protocol that is used to initiate interactive user session with multimedia elements. Menurut pengertian tersebut SIP adalah sebuah protokol IETF yang digunakan untuk memulai sesi interaktif pengguna dengan elemen multimedia.
2.6.2 Prinsip Dasar
Menurut Meggelen et all. (2005:67) “SIP is an application-layer signaling protocol that uses the well-known port 5060 for communications”. Dari penjelasan tersebut dapat diartikan bahwa SIP merupakan protokol signaling yang bekerja pada layer aplikasi serta menggunakan port 5060 untuk berkomunikasi.
Menurut Sinha et all (2006:29), in the Open System Interconnection (OSI) communication model. SIP takes place in the application layer (layer 7) and is responsible for establishing,
(64)
modifying, and terminating the user sessions. In this case study, the user sessions are Internet telephony phone cells. Dari penjelasan tersebut dapat diartikan bahwa pada model OSI. SIP berada pada layer aplikasi (layer 7) dan bertanggung jawab untuk membentuk, mengubah, dan menghentikan sesi user. Pada kasus ini, sesi user adalah user yang menggunakan telepon berbasis Internet telephony.
Menurut Meggelen et all (2005:67), SIP can be transported with either the UDP or TCP transport-layer protocols. Menurut pengertian tersebut dapat diartikan bahwa SIP dapat ditransportasikan dengan protokol UDP atau TCP yang ada pada transport layer.
Menurut Chendramata dkk (2007:1), SIP dapat menggunakan protokol TCP (Transmission Control Protocol) maupun UDP (User Datagram Protocol) dan mendengarkan pada port 5060. Pada penggunaannya, SIP memerlukan dukungan dari protokol lain seperti SDP (Session Description Protocol) dan RTP (Realtime Transport Protocol).
Menurut Rachmanto (2008:16), protokol SIP didukung oleh beberapa protokol lainnya yaitu RSVP (Resource Reservation Protocol) yang bertugas melakukan pemesanan pada jaringan, RTP (Real-time Transport Protocol) dan RTCP (Realtime Transport Control Protocol) yang bertugas mentransmisikan media dan
(65)
mengetahui kualitas layanan dan SDP (Session Description Protocol) yang bertugas untuk mendeskripsikan sesi media.
Pesan SIP ditransmisikan dalam protokol TCP, UDP, TLS dan SCTP.
1. TCP
Menurut Rachmanto (2008:47), Protokol TCP dipakai pada proses pesan INVITE karena protokol TCP reliabel, dapat menangani congestion control, dapat mengirimkan ukuran pesan yang berubah – ubah. Kelemahan protokol ini dapat menyebabkan delay dan koneksi harus tetap terjaga, tidak terputus.
Dalam hubungan VoIP, TCP digunakan pada saat signaling, TCP digunakan untuk menjamin setup suatu call pada sesi signaling. TCP tidak digunakan dalam pengiriman data suara pada VoIP karena pada suatu komunikasi data VoIP penanganan data yang mengalami keterlambatan lebih penting daripada penanganan paket yang hilang. 2. UDP
UDP digunakan untuk situasi yang tidak mementingkan mekanisme reliabilitas.
Menurut Rachmanto (2008:46), Protokol UDP digunakan dalam proses mengakhiri panggilan. UDP digunakan karena pada proses ini tidak berisi pesan yang besar, hanya pesan BYE yang dikirimkan untuk mengakhiri pangilan dan tidak memerlukan congestion control.
(66)
Selain itu UDP pada VoIP digunakan untuk mengirimkan audio stream yang dikrimkan secara terus menerus. UDP digunakan pada VoIP karena pada pengiriman audio streaming yang berlangsung terus menerus lebih mementingkan kecepatan pengiriman data agar tiba di tujuan tanpa memperhatikan adanya paket yang hilang walaupun mencapai 50% dari jumlah paket yang dikirimkan.
3. TLS
Menurut Rachmanto (2008:48), TLS digunakan untuk proses enkripsi dan autentikasi. SIP server harus dapat mendukung TLS dan penggunaan TLS berlangsung selama proses komunikasi. Pada dokumen RFC, TLS dibahas pada RFC 4346.
4. SCTP
Menurut Rachmanto (2008:48), SCTP digunakan dalam hal pengiriman pesan untuk membentuk komunikasi yang reliabel, meneruskan paket ke layer aplikasi. Pada dokumen RFC, SCTP dibahas pada RFC 3286.
2.6.3 SIP Request & Response
Ada dua jenis message dalam SIP yaitu: request (biasa disebut methods) dan response. Request dikirim dari client ke server, yang berisi tentang operasi yang diminta oleh client tersebut. Sedangkan
(67)
response, dikirim dari server ke client, yang berisi informasi mengenai status dari segala sesuatu yang diminta oleh client.
Ada 6 jenis SIP request yaitu: 1. INVITE
Mengundang user agent lain untuk bergabung dalam sesi komunikasi.
2. ACK
Konfirmasi bahwa user agent telah menerima pesan terakhir dari serangkaian pesan INVITE.
3. BYE
Terminasi sesi. 4. CANCLE
Membatalkan koneksi. 5. REGISTER
Registrasi di Registrar Server 6. OPTIONS
Dapat digunakan untuk memeriksa ketersedian server. 7. REFER
Mentransfer SIP call 8. SUBSCRIBE
Pemberitahuan. 9. NOTIFY
(68)
10. INFO
Digunakan untuk membawa pesan seperti informasi inline DTMF.
11. MESSAGE
Mengirimkan pesan instan.
Menurut Gonçalves (2006:176), The SIP responses are in text format and are easily readable (similar to http messages). Menurut pengertian tersebut dapat disimpulkan SIP response berupa format teks dan bersifat mudah terbaca (serupa dengan pesan pada HTTP).
Response yang penting diantaranya: 1. 1xx: Informational Message
2. 2xx : Successful Response
3. 3xx : Redirection Response, request diarahkan ke tempat lain 4. 4xx : Request Failure Response
5. 5xx : Server Failure Response 6. 6xx : Global Failures Response 2.6.4 Alur Session Initiation Protocol
1. Session Intiation
Pada protokol SIP, apabila seorang user ingin memulai sebuah percakapan maka user agent yang digunakan harus mengirimkan request INVITE. Apabila user agent tujuan memberikan persetujuan untuk melakukan percakapan maka user agent tersebut akan mengirimkan response OK. Setelah mendapatkan response OK maka
(69)
user agent pemanggil harus mendapatkan request ACK untuk mendapatkan percakapan. Apabila user tujuan menerima request ACK tersebut maka sesi percakapan dengan menggunakan protokol RTP dapat dilakukan.
2. Session Termination
Menurut Chendramata dkk (2007:8), Session termination adalah suatu mekanisme yang terdapat pada protokol SIP yang berfungsi untuk memberhentikan sesi percakapan yang sedang berlangsung.
Untuk memberhentikan sesi percakapan yang telah terjalin maka user agent harus mengirimkan request BYE kepada user agent tujuan. Apabila user tujuan mengirimkan response OK maka sesi percakapan yang terjadi akan diberhentikan.
3. User Registration
Menurut Chendramata dkk (2007:4), User registration merupakan skenario yang terdapat pada Session Initiation Protocol yang berfungsi untuk melakukan pendaftaran seorang user sehingga user tersebut dapat dipanggil oleh user lain. Berikut ini adalah penjelasan tahapan demi tahapan yang dilakukan pada proses user registration:
f. User mengirimkan request REGISTER kepada SIP server. g. Karena SIP server tidak mengenali user tersebut maka SIP
(70)
memaksa user untuk mengirimkan ulang request REGISTER dan ditambahkan informasi password.
h. User mengirimkan ulang request REGISTER dan ditambahkan informasi password.
d. SIP server melakukan pemrosesan terhadap informasi yang dikirimkan dan apabila informasi tersebut sesuai dengan data yang ada pada database maka SIP server akan mengirimkan response OK.
2.6.5 Komponen SIP 1. Proxy Server
Menurut Chendramata dkk (2007:2), Proxy adalah sebuah entitas dalam protokol SIP yang mempunyai fungsi-fungsi seperti: melakukan forwarding terhadap request. Melakukan validasi terhadap request, melakukan pencarian informasi tujuan dari request, melakukan proses terhadap informasi routing yang terdapat pada request.
a. Stateful proxy
Menurut Stafford (2004:156), Statefull proxies (temporarily) keep track of the requests they forward. Menurut pengertian tersebut statefull proxy menjaga alur dari request yang diteruskan.
Menurut Chendramata dkk (2007:2), statefull proxy menyimpan kondisi request response yang melalui proxy.
(71)
Berdasarkan pembagian tugasnya statefull proxies dapat dibagi lagi menjadi dua bagian yaitu transaction statefull dan call statefull.
b. Stateless proxy
Menurut Stafford (2004:156), stateless proxies “forward ‘em dan forget ‘em” That is, stateless proxies do not retain any information about the SIP messages they forward. Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa stateless proxy “meneruskan dan melupakan” yaitu, stateless proxy tidak pernah menyimpan informasi apapun dari pesan SIP yang akan diteruskan.
Menurut Chendramata dkk (2007:2), stateless proxy tidak pernah menyimpan kondisi request response sebelumnya dari masing-masing user agents.
2. Redirect Server
Menurut Chendramata dkk (2007:3), redirect server adalah sebuah elemen yang terdapat dalam arsitektur SIP yang berfungsi untuk memberikan informasi tentang lokasi pengguna sistem VoIP sehingga proxy server maupun redirect server dapat memantau keberadaan pengguna tersebut pada jaringan komputer.
Redirect server meneruskan request yang dikirimkan oleh user agent kepada user agent tujuan maupun proxy server lalu menyampaikan hasil yang dibuat oleh user agent tujuan kembali
(72)
kepada user agent pengirim. Perbedaannya dengan proxy server adalah tidak adanya fasilitas untuk menyimpan kondisi sesi komunikasi antara user agent client dan user agent server.
3. Back to Back User Agents
User agent merupakan sebuah software atau hardware yang digunakan oleh komputer agar dapat memanggil dan menerima panggilan, baik berasal dari sambungan komputer ke komputer (computer to computer), komputer ke IP-phone, PSTN (Public Switched Telephone Network), atau perangkat lainnya (Yani, 2007:6).
Menurut Stafford (2004:157), a back-to-back user agent (B2BUA) is an entity that resides at the opposite end of the spectrum, so to speak. Menurut pengertian tersebut user agent merupakan suatu entitas yang berada di akhir spektrum.
Menurut Chendramata dkk (2007:3), user agent adalah sebuah elemen yang terdapat dalam arsitektur SIP yang berfungsi sebagai media penghubung antara user dengan sistem.
Peranan penting yang dilakukan oleh user agent dalam protokol SIP adalah membuat sebuah dialog. Dialog yang dimaksud adalah sebuah respresentasi koneksi peer to peer yang persistent antara dua buah user agent.
User agent dibedakan menjadi dua jenis yaitu UAS (User Agent Server) serta UAC (User Agent Client).
(73)
Menurut Chendramata dkk (2007:3),UAC adalah user agent yang selalu membuat request serta mengirimkan request tersebut sedangkan UAS adalah user agent yang bertindak menerima request dan membuat response atas request yang diminta.
4. Registrars
Menurut Chendramata dkk (2007:3), registrar server adalah sebuah elemen yang terdapat pada arsitektur SIP yang berfungsi untuk mengelola data serta melayani proses registrasi pengguna.
Komponen SIP ini dapat menerima dan memproses request SIP REGISTER. Berfungsi untuk mengelola data serta melayani proses registrasi pengguna. Pada komponen ini terdapat proses autentikasi yaitu dengan mengisi username dan password yang tepat.
2.7 Asterisk
Asterisk pertama kali dikembangkan oleh Mark Spencer dari Digium dan mempunyai lisensi open source. Seperti layaknya PBX, Asterisk dapat menghubungkan pengguna VoIP yang ingin melakukan panggilan kepada pengguna lain.
Asterisk dirilis dibawah lisensi GPL (GNU General Public License) dan lisensi proprietary software untuk komponen-komponen tertentunya. Pada dasarnya asterisk dirancang untuk berjalan diatas sistem operasi Linux, namun sekarang asterisk sudah berjalan pada sistem operasi NetBSD,
(74)
OpenBSD, Mac OS X dan Solaris, meskipun sebagai native platform, dan Linux tetap menjadi OS paling di-support oleh asterisk saat ini.
Asterisk sudah memiliki fitur-fitur yang terdapat dalam sebuah sistem PBX, seperti voice mail, conference calling, dan call distribution. Dimana, karena Asterisk sendiri adalah sebuah software open source, kita masih dapat menambahkan modul-modul yang diinginkan dalam bahasa C atau mengembangkan Astyerisk Gateway Interface dalam bahasa Perl atau bahasa lainnya.
Selain itu, Asterisk juga men-support banyak protokol VoIP yang ada saat ini, termasuk SIP, MGCP dan H.323. Asterisk dapat digunakan untuk berbagai telepon SIP, dan berperan sebagai registrar maupun gateway antara IP phone dan PSTN. Sebagai PBX, asterisk juga dapat melakukan interaksi dengan asterisk lainnya yang juga berperan sebagai PBX. Untuk keperluan tersebut asterisk memiliki sebuah protokol khusus yang dinamakan dengan IAX (Inter Asterisk Exchange). Pada saat ini, protokol IAX telah memiliki versi yang terbaru yaitu IAX2.
Asterisk dapat berfungsi sebagai softswitch yang juga dapat mengurusi signaling antara jaringan paket dan sirkuit.
2.7.1 Pengertian Asterisk
Asterisk is an open source, converged telephony platform, which is designed primarily to run on Linux. Asterisk combines over 100 years of telephony knowledge into a robust suite of tightly integrated telecommunications applications (Meggelen et all.,
(75)
2005:xiii). Menurut pengertian tersebut asterisk merupakan sebuah perangkat lunak bersifat open source, seperangkat aturan-aturan komunikasi yang utamanya berjalan pada sistem operasi Linux. Asterisk mengkombinasikan pengetahuan telepon lebih dari 100 tahun menjadi seperangkat aplikasi telekomunikasi yang terintegrasi.
Menurut Gonçalves (2006:12), asterisk is an “Open Source PBX software” that once installed in a PC hardware along with the correct interfaces, can be used as a full featured PBX for home users, enterprises, VoIP service providers and telecoms. Menurut pengertian tersebut dapat diartikan bahwa asterisk merupakan suatu perangkat lunak PBX bersifat open source dimana ketika diinstal pada perangkat keras komputer tentunya dengan antarmuka yang tepat, dapat digunakan sebagai fitur PBX untuk pengguna rumahan, perusahaan, penyedia jasa VoIP dan telecom.
Menurut Chendramata dkk (2007:40), asterisk merupakan salah satu perangkat lunak sebagai implementasi PBX (Private Branch Exchange) yang dapat digunakan pada arsitektur VoIP. 2.7.2 Modul Pendukung Asterisk
Asterisk membutuhkan beberapa modul pendukung untuk membuat asterisk dapat bekerja lebih optimal, diantaranya yaitu: 1. Zaptel (Zapata Telephony Driver)
The Zaptel interface is a kernel loadable module that presents an abstraction layer between the hardware drivers and
(76)
the Zapata module in Asterisk (Meggelen et all., 2007:43). Menurut pengertian tersebut, Zaptel merupakan sebuah modul kernel yang loadable yang berfungsi untuk merepresentasikan layer abstraksi antara driver hardware dan modul Zapata pada asterisk.
2. Libpri
Libpri harus diinstal terlebih dahulu sebelum menginstalasi asterisk, sehingga setelah proses instalasi asterisk selesai, libpri akan langsung terdeteksi dan dapat digunakan ketika meng-compile asterisk.
3.Mpg123
Menurut Meggelen et all (2005:44), “Asterisk uses the mpg123 program to stream MP3s during the use of Music on Hold (MoH”). Menurut pengertian tersebut asterisk menggunakan program mpg123 untuk dapat menjalankan Music on Hold.
Dengan adanya modul ini maka file musik dapat dijalankan.
4. Asterisk-sound
Modul tambahan ini berisikan suara operator wanita. Modul ini bekerja misalkan pada fitur echo test dan speaking clock.
(77)
2.8 Codec
Codecs are generally understood to be various mathematical models used to digitally encode (and compress) analog audio information (Meggelen et all, 2007:193). Menurut pengertian tersebut codec secara umum diartikan sebagai sekumpulan model matematika yang digunakan secara digital untuk memecahkan kode (dan meng-compress) suara analog.
Menurut Yani (2007:8), codec atau Coder-Decoder merupakan sebuah algoritma yang dapat mengonversi dan mengompresi format suara ke dalam bentuk kode atau sebaliknya.
Serupa dengan proxy, codec tersedia dalam bentuk open source (biasanya gratis) dan licensed (tidak gratis). codec yang bisa didapatkan secara open source, seperti GSM (Global System for Mobile communications) codec, iLBC (internet Low Bitrate Codec), Speex, dan G.711. Jenis codec yang harus dibeli terlebih dahulu, seperti codec G.729 dan G.723.
Tabel 2. 1 Referensi Codec (Sumber: Meggelen et all, 2007:194)
Codec Data bitrate (Kbps) License required?
G711 64 Kbps No
G.726 16, 24, 32, or 40 Kbps No
G729A 8 Kbps Yes (no for
passthrough)
GSM 13 Kbps No
Ilbc 13.3 Kbps (30-ms frames) or 15.2 Kbps (20-ms frames)
No
(78)
Tabel 2. 2 Referensi Codec II (Sumber: Meggelen et all, 2005:145) Codec Data bitrate (Kbps) License required? G.723.1 5.3 or 6.3 kbps Yes (no for passthrough)
Tabel 2. 3 Besarnya MOS dan delay dari beberapa codec (Sumber: Ohrtman, Franklin D., 2004:174)
Standard Data Rate (Kbps) Delay (ms) MOS
G.711 64 0.125 4.8
G.721 16,24,32,40 0.125 4.2
G.723 G.726
G.728 16 2.5 4.2
G.729 8 10 4.2
G.723.1 5.3, 6.3 30 3.5, 3.98
2.9 Network Development Life Cycle (NDLC)
Menurut Goldman dan Rawles (2001:470), NDLC merupakan model kunci dibalik proses perancangan jaringan komputer.
(79)
Menurut Stiawan (2009:2), NDLC terdiri dari enam tahap yaitu sebagai berikut:
1. Analysis
Tahap awal ini dilakukan analisa kebutuhan, analisa permasalahan yang muncul, analisa keinginan user, dan analisa topologi / jaringan yang sudah ada saat ini.
2. Design
Dari data-data yang didapatkan sebelumnya, tahap Design ini akan membuat gambar design topologi jaringan interkoneksi yang akan diban-gun, diharapkan dengan gambar ini akan memberikan gambaran seutuh-nya dari kebutuhan yang ada.
3. Simulation Prototype
Beberapa networker’s akan membuat dalam bentuk simulasi den-gan bantuan Tools khusus di bidang network seperti BOSON, PACKET TRACERT, NETSIM, dan sebagainya, hal ini dimaksudkan untuk meli-hat kinerja awal dari network yang akan dibangun dan sebagai bahan pre-sentasi dan sharing dengan team work lainnya. Namun karena keter-batasan perangkat lunak simulasi ini, banyak para networker’s yang hanya menggunakan alat Bantu tools VISIO untuk membangun topology yang akan didesign.
4. Implementation
Di tahapan ini akan memakan waktu lebih lama dari tahapan se-belumnya. Dalam implementasi networker’s akan menerapkan semua
(80)
yang telah direncanakan dan di-design sebelumnya. Implementasi meru-pakan tahapan yang sangat menentukan dari berhasil / gagalnya project yang akan dibangun dan ditahap inilah Team Work akan diuji dilapangan untuk menyelesaikan masalah teknis dan non teknis.
5. Monitoring
Setelah implementasi tahapan monitoring merupakan tahapan yang penting, agar jaringan komputer dan komunikasi dapat berjalan sesuai dengan keinginan dan tujuan awal dari user pada tahap awal analisis, maka perlu dilakukan kegiatan monitoring.
6. Management
Di manajemen atau pengaturan, salah satu yang menjadi perhatian khusus adalah masalah policy, kebijakan perlu dibuat untuk membuat atau mengatur agar sistem yang telah dibangun dan berjalan dengan baik dapat berlangsung lama dan unsur Reliability terjaga. Policy akan sangat tergantung dengan kebijakan level management dan strategi bisnis pe-rusahaan tersebut. IT sebisa mungkin harus dapat mendukung atau align-ment dengan strategi bisnis perusahaan.
(81)
3.1 Hipotesis
Hipotesis penelitian yang penulis rumuskan adalah bagaimana cara membangun IPPBX dengan menggunakan Session Intiation Protocol sebagai media komunikasi serta melakukan hubungan dengan VoIP Provider.
3.2 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang penulis gunakan dalam penelitian skripsi ini adalah metode studi pustaka, wawancara dan observasi. Metode studi pustaka ini dilakukan dengan mencari data dan bahan yang berhubungan dengan IP PBX, SIP, Jaringan Komputer dan Linux. Pencarian dilakukan melalui media internet, forum, ataupun buku dan bahan bacaan lainnya. Untuk menambah bahan penelitian, penulis juga mengajukan pertanyaan melalui e-mail ke sesama pengembang IP PBX dan pakar di bidang IP PBX. Wawancara memungkinkan penulis untuk menumpulkan data secara langsung atau bertatap muka dengan orang yang diwawancarai. Sehingga memudahkan penulis untuk dapat menggali masalah secara lebih dalam. Observasi yaitu pengumpulan data dan informasi dengan cara meninjau dan mengamati secara langsung kegiatan di lapangan.
(1)
LAMPIRAN A
DRAF WAWANCARA
Responden : Yogi Samsuri Jabatan : Finance Staff Tanggal : 29 Juli 2010
Tempat : PT. Transnetwork Communication Asia
Pertanyaan:
1. Berapa pengeluaran biaya komunikasi pada perusahaan ini?
2. Apakah anda mengetahui teknologi Internet Protocol Private Branch Exchange yaitu PBX yang berjalan pada VoIP yang mampu menyediakan layanan jaringan telepon pribadi dengan biaya gratis?
3. Apa menurut anda IPPBX dapat menjadi solusi yang cukup efektif untuk menggantikan Private Branch Exchange konvensional pada perusahaan ini dalam mengurangi biaya komunikasi?
4. Apa harapan anda tentang teknologi IPPBX?
(2)
1. Pengeluaran komunikasi kami perbulannya mencapai Rp. 5.000.000 – Rp. 5.700.000
2. Saya tidak mengetahui teknologi Internet Protocol Private Branch Exchange. 3. Kalau teknologi IPPBX bisa menawarkan biaya komunikasi yang gratis, saya
kira ini dapat menjadi solusi yang efektif untuk mengurangi biaya komunikasi perusahaan kami karena selama ini kami menggunakan telepon PSTN yang membebankan biaya komunikasi cukup mahal apalagi jika ingin melakukan panggilan interlokal atau SLI.
(3)
LAMPIRAN B TARIF TELEPON LOKAL
Biaya percakapan dengan pembulatan setiap menit
(4)
LAMPIRAN C TARIF TELEPON SLJJ
(5)
Hati Minggu dan Hari Raya
(6)
LAMPIRAN D TARIF TELEPON SLI
Group Contoh Negara / Wilayah PSTN/ CLASSY TRENDY I South East Asia, South Pacific 455 555