Tujuan dan Fungsi Bimbingan Islam

27 mampu mempertimbangkan dan mengambil keputusan tentang masa depannya. 15 Di dalam buku bimbingan konseling islami di Sekolah Dasar. Fungsi Bimbingan Islam dibagi menjadi tujuh, yaitu: a. Bimbingan berfungsi preventif pencegahan adalah usaha bimbingan yang ditujukan kepada seseorang yang belum bermasalah agar orang tersebut terhindar dari kesulitan-kesulitan dalam hidupnya. b. Bimbingan berfungsi kuratif penyembuhan adalah usaha bimbingan yang ditujukan kepada seseorang yang mengalami kesulitan sudah bermasalah agar setelah menerima layanan dapat memecahkan sendiri kesulitannya. c. Bimbingan berfungsi preservatif pemeliharaanpenjagaan adalah usaha bimbingan yang ditujukan kepada seseorang yang sudah dapat memecahkan masalahnya agar kondisi yang sudah baik tetap dalam kondisi yang baik. d. Bimbingan berfungsi developmental pengembangan adalah usaha bimbingan yang diberikan kepada seseorang agar kemampuan yang mereka miliki dapat ditingkatkan. e. Bimbingan berfungsi distributif penyaluran adalah fungsi bimbingan dalam hal membantu seseorang menyalurkan kemampuan kecerdasan, bakat, minat. 15 Hallen A, Bimbingan dan Konseling, Jakarta: Ciputat Press, 2002, h. 57-59. 28 f. Bimbingan berfungsi Adaptif pengadaptasian adalah fungsi bimbingan agar seseorang bisa beradaptasi dengan orang yang lebih luas. g. Bimbingan berfungsi Adjustif penyesuaian adalah bimbingan dalam hal membantu seseorang agar dapat menyesuaikan diri secara tepat dalam lingkungannya. 16

B. Ibadah

1. Pengertian Ibadah

Kata ibadah berasal dari kata „abada, yu’aabidu, „ibadatan, artinya menyembah, mempersembahkan tunduk, patuh, taat. Seseorang yang tunduk, patuh, merendahkan diri, dan hina dihadapan yang disembah disebut „abid’ yang beribadah. 17 Dalam “kamus Bahasa Indonesia” ibadah diartikan segala usaha lahir batin sesuai dengan perintah Tuhan untuk mendapatkan kebahagiaan dan keseimbangan hidup, baik untuk diri sendiri, keluarga, masyarakat, maupun terhadap alam semesta. 18 Dan ulama tauhid mengartikan ibadah dengan “Mengesakan Allah, menta’dhimkanNya dengan sepenuh-penuh ta’dhim serta menghinakan diri kita dan menundukkan jiwa kepada-Nya menyembah Allah sendiri- Nya”. 19 16 Elfi Mu’awanah, Bimbingan dan Konseling Islami di Sekolah Dasar, Jakarta: Bumi Aksara, 2009, Cet. Ke-1, h.71. 17 Zurinal Z, Fiqih Ibadah, Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah, 2008, Cet. Ke-1, h. 26. 18 Depdiknas, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 2005, h. 415. 19 Hasbi Ash Shiddieqy, Kuliah Ibadah, Jakarta: Bulan bintang, 1987, Cet. Ke-6, h. 4. 29 Adapun ibadah dapat di bagi menjadi dua bagian yaitu ibadah mahdoh dan ibadah ghoiru mahdoh. Ibadah mahdoh adalah ibadah yang terbatas khusus contohnya adalah shalat, zakat, puasa dll. Sedangkan ibadah ghoiru mahdoh adalah ibadah yang luas tidak terbatas contohnya adalah menolong orang yang kesusahan, berzikir kepada Allah, berperang dll. 20 Dari definisi-definisi di atas dapat dipahami bahwa ibadah adalah segala kegiatan manusia sebagai wujud ketaatan dan kepatuhan kepada Allah baik berupa perbuatan yang diperintahkan Allah, juga perbuatan yang berhubungan dengan Allah, sesama manusia, dan alam lingkungan.

2. Pembagian Ibadah

Ibadah dapat di bagi menjadi dua bagian, yaitu ibadah mahdoh dan ibadah ghoiru mahdoh. Ibadah mahdoh adalah segala jenis ibadah yang tata caranya telah ditetapkan oleh Allah khusus atau terbatas. Contohnya shalat, puasa, zakat, dan lain sebagainya. Sedangkan ibadah ghoiru mahdoh adalah segala jenis ibadah kepada Allah akan tetapi semua perbuatan yang diperintahkan Allah baik perbuatan yang berhubungan dengan Allah, sesama manusia, dan alam lingkungan, misalnya berzikir kepada Allah, menolong orang yang kesusahan, menjaga lingkungan, bergaul dengan teman, dan menghormati orang lain. Adapun dari macam-macam bagian ibadah itu dapat di bagi menjadi beberapa bagian: 20 Ibid., h. 5.