Temuan TEMUAN DAN ANALISA
52
a. Siti Murtofingah, S.AP
Beliau lahir di Kebumen tanggal 12 Juni 1967 dan lulusan Sekolah Tinggi Administrasi Mandala Indonesia, dan diangkat
menjadi PNS pada tahun 1989. Beliau bergabung di Rumah Perlindungan Lanjut Usia Jelambar sejak tanggal 1 desember 2010.
Dan jabatan yang diduduki di RPLU Jelambar adalah sebagai Penanggung Jawab. Adapun alasan beliau dijadikan sebagai informan
karena beliau adalah yang bertanggung jawab di RPLU Jelambar, dan sebagai pembimbing penulis selama melaksanakan penelitian di
RPLU Jelambar. Beliau memberikan arahan kepada penulis untuk mendapatkan informasi lainnya baik mengenai data, lansia, ataupun
pembimbing lain yang harus penulis ketahui. Dan beliau pun mengetahui banyak perkembangan yang ada dari adanya bimbingan
islam yang diberikan pembimbing agama kepada lansia, dan sebab itu penulis juga merasa perlu adanya informasi dari beliau selaku
penanggung jawab di RPLU Jelambar.
1
b. Bapak Suwarso
Beliau lahir di Jakarta tanggal 26 Mei 1964 dan luluan SMAA3 Ilmu Sosial di Tanggerang. Awalnya sejak tahun 1996
beliau bertugas di Panti Sosial Bina Grahita Cacat Ganda Kalideres dan masih menjadi Pramu. Dan pada tahun 2003 beliau bergabung di
RPLU Jelambar masih menjadi pramu. Dan tahun 2007 menjadi
1
Wawancara Pribadi dengan Siti Murtofingah. Penanggung Jawab, Jakarta, 28 Maret 2011.
53
CPNS dan baru tahun 2010 dingkat menjadi PNS. Tugas beliau di RPLU Jelambar adalah sebagai Staf Pembinaan dan Perawatan
PMKS. Yang mana beliau bertugas bagi masuk dan keluarnya lansia, untuk data-data mengenai lansia beliau pulalah yang mengetahuinya
dan mengurusinya. Alasan beliau dijadikan informan adalah beliau membantu penulis dalam proses pendataan baik jumlah lansia,
keadaaan panti, struktur kepegawaian, serta pembinaan dan perawatan lansia lainnya.
2
c. Ustadz Abdul Hakim
Beliau lahir di Jakarta tanggal 06 Agustus 1974, beliau lulusan Darul ulum Jombang. Beliau diangkat menjadi PNS sejak tahun 2007
dan sebelumnya beliau bertugas di PSTW Cengkareng. Dan tahun 2003 beliau bergabung di RPLU Jelambar. Yang mana beliau bertugas
melayani dan membantu binaan sosial, dengan tugasnya di bagian bimbingan dan penyuluhan. Alasan beliau dijadikan informan karena
beliau banyak membantu penulis dalam mendapatkan informasi, beliau juga merupakan pembimbing agama dan sekaligus staf di
RPLU. Dan untuk bimbingan agamanya memang beliau yang membimbing baik kelompok maupun individu di RPLU serta beliau
mengetahui bentuk-bentuk perkembangan yang ada bagi lansia dengan adanya bimbingan islam tersebut.
3
2
Wawancara Pribadi dengan Suwarso. Staf Pembinaan dan Peraawatan PMKS, Jakarta, 28 Maret 2011.
3
Wawancara Pribadi dengan Abdul Hakim Bag. Bimbingan Penyuluhan, Jakarta, 04 April 2011.
54
2. Terbimbing
Ialah seseorang yang mendapatkan bimbingan, pengarahan dan pembinaan untuk lebih meningkatkan kualitas ibadahnya. Dan terbimbing
ini perlu adanya bimbingan yang lebih dan khusus yang bisa memberikan mereka kemudahan dalam menerima arahan dari pembimbing. Disinilah
peran pembimbing yang dapat memberikan bimbingan dengan cara dan metode yang tepat bagi lansia meningat lansia yang sudah tua perlu
adanya metode secaaara praktik bukan teoritik lagi. Adapun terbimbing di sini ialah Bapak Shaleh, Pak Maman, dan Ibu Yuli.
a. M. Shaleh Lansia 1
Beliau lahir di Surabaya pada tanggal 10 Mei 1943 dan sudah tiga tahun berada di RPLU Jelambar. Beliau adalah seorang kontraktor dan
mempunyai istri dan 2 orang anak. Latar belakang beliau berada di RPLU karena pernyerahan masyarakat kepada panti. Beliau yang hidup serba
berkecukupan memilih untuk berada di panti dibandingkan dengan hidup bersama keluarganya dengan alasan beliau ingin melatih dirinya untuk
hidup mandiri dan bisa memperbanyak belajar mengenai agama dan mengamalkannya dengan baik. Karena beliau merasa masa lalunya penuh
dengan kesibukan duniawi dan melupakan ibadah. “Mencari uang dan mencari uang” itu sebutan bagi beliau. Akan tetapi beliau menemukan titik
kejenuhan dengan apa yang dilakukannya, untuk itulah beliau memilih untuk bisa hidup dipanti dengan teman-teman sebayanya dan bisa
55
memperdalam agamanya karena ketika sudah tua apa lagi yang dicari kecuali bisa meningkatkan amal ibadah untuk bekal diakhirat, tutur beliau.
4
b. Yuli Lansia 2
Beliau seorang nenek yang kuat dan tangguh, lahir pada tanggal 17 Juli 1942. Sudah 4 tahun beliau berada di RPLU Jelambar. Beliau sebatang
kara tidak mempunyai anak dan suaminya sudah meningggal. Beliau merupakan hasil penertiban dari petugas dan awalnya beliau di tangkap
ketika menyapu di jalanan di depan Rumah makan. Beliau sangat bersyukur bisa berada di panti karena beliau sudah tidak punya siapa-siapa
lagi dan hanya disisa-sisa hidupnya beliau bisa hidup dengan tenang, dan bisa mendapat banyak bimbingan terutama bimbingan ibadahnya.
Meskipun sudah tua beliau masih bisa mengamalkan ibadah-ibadahnya dengan baik dan masih mau mengikuti bimbingan-bimbingan yang ada di
panti.
5
c. Maman Lansia 3
Pak maman adalah seorang lansia yang merupakan penyerahan dari rumah sakit ke panti. Awalnya beliau kecelakaan sampai kakinya lumpuh
dan karena ketidakberdayaan itu pak maman akhirnya di tempatkan di panti. Tetapi pak maman tidak ingin pulang ke rumahnya atau ke
keluarganya di tasikmalaya dikarenakan faktor ekonomi yang sangat rendah. Beliau tidak mau menyusahkan istri dan anak-anaknya, dan beliau
berharap dengan hidup di panti bisa lebih baik lagi. Karena menurut pembimbing pak maman memang sudah punya basic agama yang mantap
4
Wawancara dengan M. Shaleh Lansia RPLU Jelambar , Jakarta, 04 April 2011.
5
Wawancara dengan Yuli Lansia RPLU Jelambar , Jakarta, 07 Apri 2011.
56
dan tinggal meningkatkannya, serta pembimbing berharap pak maman bisa menjadi contoh dan panutan bagi lansia-lansia yang lain.
6
3. Metode Bimbingan Islam dalam Meningkatkan Kualitas Ibadah.
Metode berasal dari Bahasa Yunani “Methodos” yang berarti cara
atau jalan yang ditempuh. Sehubungan dengan upaya ilmiah. Maka metode menyangkut masalah cara kerja untuk dapat memahami objek
yang menjadi sasaran ilmu yang bersangkutan. Fungsi metode berarti sebagai alat untuk mencapai tujuan. Dan dalam hal ini bimbingan dibagi
dalam tiga hal yaitu: 1.
Metode Invidual Adalah salah satu cara atau teknik yang digunakan untuk
mengungkapkan dan mengetahui mengenai fakta-fakta mentalkejiwaan psikis yang ada pada diri terbimbing atau klien. Untuk itu, dalam teknik
ini jalannya wawancara setiap pembimbing atau konselor melakukan pencatatan atau mungkin pula direkam agar bimbingan berjalan dengan
kemudahan.
7
Pembimbing mempunyai peranan penuh dalam mengarahkan sesuai dengan masalah yang dihadapi lansia ini biasanya dilakukan secara
personal. Dalam metode individu ini pembimbing berusaha melakukan pendekatan yang lebih kepada lansia. Menanyakan apa yang sedang
dialami dan dirasakan. Ketika seorang lansia mempunyai semangat yang besar dalam beribadah maka pembimbing memprioritaskan dirinya untuk
6
Wawancara dengan Maman Lansia RPLU Jelambar , Jakarta, 07 April 2011.
7
M. Lutfi, Dasar-Dasar Bimbingan dan Penyuluhan Konseling Islam, Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah 2008 , h. 122
57
bisa dibimbing secara personal. Ataupun sebaliknya jika lansia membutuhkan bimbingan dan perlu akan adanya seorang pembimbing
maka pembimbing pun membantu dalam permasalahannya itu. 2.
Metode Kelompok Metode yang digunakan oleh pembimbing, selain metode
individual adalah metode kelompok, dimana pembimbing mengumpulkan para lansia untuk mengikuti kegiatan bimbingan dan bersama-sama
mendapatkan pelajaran dan bimbingan dari pembimbing. Yang sifatnya diskusi, ceramah, dan berbincang-bincang sambil santai. Dan biasanya
dilakukan dengan teknik persuasive yaitu berupa dorongan-dorongan yang positif, bersifat santai, dan hiburan yang mendidik. Disana mereka menjadi
satu dari yang pengamalan ibadahnya yang sudah mantap sampai yang baru belajar dan untuk bisa meningkatkan kualitas ibadahnya, maka
bersama-sama mengikuti kegiatan bimbingan islam tersebut.
8
3. Metode Psikoanalisis
Adalah salah satu teknik yang digunakan untuk memberikan penilaian terhadap peristiwa dan pengalaman kejiwaan yang pernah
dialami sejak kecil. Misalnya perasaan tertekan, perasaan takut, trauma dan merasa rendah diri bila berada dalam situasi tertentu yang ada
kaitannya dengan peristiwa-peristiwa yang dialaminya. Bisa jadi hal ini kadang-kadang dianggap tidak rasional bagi orang lain yang ada
disekitarnya, tetapi bagi diri klien mungkin menjadi masalah karena tanpa
8
wawancara pribadi dengan Abdul Hakim pembimbing Agama , Jakarta, 04 April 2011. Lampiran 2
58
disadarinya peristiwa kejiwaan itu dapat menggangu pikirannnya atau mungkin pula bisa mempengaruhi keyakinan, sikap dan perilakunya
sehari-hari.
9
Metode psikoanalisis pun diterapkan pembimbing kepada WBS guna mengetahui kejiwaan yang ada pada diri lansia. Mengetahui bahwa lansia
yang ada sebagian besar dari jalanan dan terlantar serta memiliki kehidupan masa lalu yang berbeda-beda. Untuk itu pembimbing pun
memberikan bimbingan dengan mengetahui terlebih dahulu kejiwaan yang ada pada diri WBS. Karena di panti lansia beragam-ragam ada yang sehat,
sakit-sakitan, defresi, gangguan tidur dan dengan penyakit atau gangguan yang lain. Untuk itu perlu adanya metode psikoanalisis yang diberikan
kepada lansia. Dan beberapa teknik yang diterapkan pada matode individu dan
kelompok adalah sebagai berikut : 1
Metode Individual Menurut Ustadz Abdul Hakim dalam metode ini biasanya dilakukan
pada setiap permasalahan-permasalahan kecil yang tidak berdampak besar dengan keadaaan panti. Sehingga masih dapat ditangani oleh masing-
masing pimpinan unit. Dan terlebih dahulu pembimbing melakukan
9
M. Lutfi, Dasar-Dasar Bimbingan dan Penyuluhan Konseling Islam, Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah 2008 , h. 122
59
assesment awal dalam menjalankan metode ini.
10
Dan metode individual ini dapat dilakukan dengan dua teknik yaitu :
a. Non Direktif
Teknik ini pertama kali dikembangkan oleh Carl Rogers yang dikenal dengan
“Clien Centered Counseling” dan pada teknik ini yang menjadi pusat ialah terbimbing. Pembimbing hanya membantu memberikan
dorongan dalam memecahkan masalah klien, dan keputusan terletak pada terbimbing. Dan dalam teknik ini mengaktifkan diri terbimbing
dalam mengungkapkan dan memecahkan masalah dirinya, serta tugas pembimbing berupaya mendorong tumbuhnya tanggung jawab pada diri
WBS. b.
Teknik direktif Adalah salah satu teknik yang diberikan dan digunakan bagi karyawan
yang mengalami kesulitan dalam memahami dan memecahkannya. Maka pengarahan yang diberikan pembimbing ialah memberikan secara
lansung jawaban-jawaban terhadap faktor-faktor yang dianggap menjadi penyebab timbulnya masalah pada diri terbimbing. Namun
selanjutnya, pembimbing membantu mengarahkan karyawan kepada kemungkinan atau peluang-peluang yang bisa bermanfaat sesuai dengan
kemampuan yang dimilikinya.
10
Wawancara Pribadi dengan Abdul Hakim Bag. Bimbingan Penyuluhan, Jakarta, 04 April 2011. Lampiran 2
60
2 Metode Kelompok
Teknik bimbingan yang digunakan melalui kegiatan bersama. Seperti kegiatan ceramah, diskusi, seminar, pelatihan, dan sebagainya.
Pada bimbingan kelompok pembimbing memberikan bimbingan Islam melalui metode yang simple, praktis, dan mudah ditangkap oleh
lansia, salah satunya dengan zikir. Pembimbing pun tidak mengaharuskan lansia bisa berzikir yang menurutnya bisa menyulitkan lansia.
Pembimbing memberi arahan agar para WBS berzikir setiap waktu untuk mengingat Allah di mana pun dan kapan pun. Pembimbing pun tidak
mengharuskan banyaknya amalan seberapa banyak dan zikir apa yang harus dipakai. Tetapi mengarahkan untuk berzikir sesuai kemampuannya.
Dan pembimbing pun menerangkan dengan metode pengibaratan- pengibaratan, seperti apa bentuk tubuh kita, untuk apa kita mempunyai
tangan, kaki, mulut dan sebagainya itu hanya untuk beribadah kepada Allah. Ini merupakan bentuk pengibaratan pembimbing untuk
mempermudah lansia menangkap apa yang dijelaskan oleh pembimbing karena lansia memiliki keterbatasan fisik baik kesehatan, pendengaran,
maupun daya tangkap. Adapun materi yang diberikan pembimbing dalam bimbingan
kelompok adalah sebagai berikut : Dalam bimbingan islam yang diberikan pembimbing kepada
lansia adalah dengan materi zikir, yang mana zikir tersebut adalah cara yang praktis, dan mudah diterapkan kepada lansia menurut pembimbing.
Karena lansia itu memang sudah tua dan mereka perlu adanya bimbingan
61
yang membuat mereka tidak sulit untuk bisa mengamalkannya. Dan di mula
dengan zikir
maka lansia
bisa mengamalkannya
dan menerapkannnya untuk ibadah-ibadah yang lainnya seperti shalat,
mengaji, dan sebagainya. Untuk pertama yang diterapkan pembimbing adalah bahwa kita
sebagai manusia harus : 1.
Mengenal diri sendiri WBS harus mengenal dirinya sendiri, untuk apa kita hidup dan
diciptakan, dan akan kemana kita hidup nantinya. Pembimbing memberikan arahan kepada lansia untuk bisa mengenal dirinya sendiri
terlebih dahulu. Dan pada akhirnya kita berpikir dan merenunginya. 2.
Dan setelah kita bisa mengenal diri kita dan untuk apa kita, maka kita akan mengetahui bahwa kita hidup semata-mata hanya untuk beribadah
kepada Allah SWT. 3.
Dan setelah ibadah, maka pembimbing mengajarkan bagaimana caranya beribadah yang benar, bagaimana cara bersyukur kepada Allah akan
nikmat yang telah diberikannya. 4.
Dan ketika dia bersyukur maka timbul rasa terimakasih. 5.
Dengan rasa terima kasih tersebut maka mereka dapat mengerjakan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya.
6. Setelah itu prioritas utama pembimbing adalah menggali wudhu apa
manfaat wudhu serta setelah wudhu mereka akan mengerjakan shalat,
62
pembimbing mengutamakan ini karena menurutnya shalat itu adalah amal ibadah yang pertama kali dihisab.
7. Dan dari adanya manfaat wudhu dari niat, berkumur-kumur, membasuh
wajah, tangan, kaki dan sbg. Maka akan berdampak pada adab, tata cara berbicara, akhlak, dan sopan santun.
11
Lafazh-lafazh zikir yang dimaksud antara lain adalah sebagai berikut:
1 Basmalah, lafazh basmalah ialah:
Artinya: “Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang”.
2 Hamdalah atau juga disebut Tahmid, lafazhnya ialah:
Artinya : “Segala puji bagi Allah”. 3
Takbir, lafadznya ialah :
Artinya: “Allah Maha Besar”. 4
Tahlil, lafazhnya ialah :
Artinya : “Tiada Tuhan yang patut disembah kecuali Allah”.
5 Ta’awwuzh, lafazhnya ialah:
11
Wawancara pribadi dengan Abdul Hakim Pembimbing Agama , Jakarta, 04 April 2011. Lampiran 2
63
Artinya : “Saya berlindung kepada Allah dari godaan Syaitan yang terkutuk”.
6 Istigfar, lafazhnya ialah:
Artinya: “Saya mohon ampun kepada Allah Yang Maha Agung”. 7
Tasbih, lafazhnya ialah:
Artinya : “Maha Suci Allah”. 8
Hauqalah, lafazhnya ialah :
Artinya : “Tidak ada daya dan kekuatan kecuali atas pertolongan Allah”.
9 Shalawat, lafazhnya ialah :
Artinya: “Ya Allah berikanlah rahmat kepada junjungan kita Nabi
Muhammad dan keluarganya dan para sahabatnya semua”.
10 Membaca Ayat-ayat Al-Qur’an
Di dalam melakukan zikir dengan ucapan, hati kita hendaknya selalu ingat kepada makna yang terkandung dalam
ucapan-ucapan lafazh-lafazh yang sedang kita ucapkan itu. Oleh sebab itu kita harus mengetahui makna dari lafazh-lafazh itu.
64
Adapun dalam pelaksanaannya pada bimbingan kelompok adalah sebagai berikut :
12
1. Materi bimbingan Islam
Materi yang di sampaikan pembimbing adalah hal-hal yang berkaitan dengan bimbingan mental dan spritual seperti : membaca Al-
Qur’an, Dzikir, kegiatan berjamaah seperti shalat berjamaah, aqidah, fiqih, akhlak dan pengetahuan lainnya.
Pokok-pokok materi yang disampaikan oleh pembimbing bersumber dari Al-
Qur’an dan Al-Hadits Nabi karena kedua sumber ini merupakan pedoman hidup bagi manusia.
2. Media bimbingan Islam
Media yang digunakan dalam proses bimbingan ini adalah ayat- ayat Al-
Qur’an Hadits Nabi dan pengetahuan umum yang berkaitan dengan pengetahuan agama. Dan didukung dengan adanya tempat yang
nyaman untuk dilaksanakannya bimbingan, adanya pengeras suasa, microfont, dan alat-alat bantu lainnya.
3. Waktu bimbingan Islam
Pelaksanaan bimbingan Islam di Rumah Perlindungan lanjut Usia Jelambar dilaksanakan setiap hari selasa dan kamis pukul 09.00-10.30
WIB. Ini merupakan bimbingan islam yang dilaksanakan secara kelompok atau bersama-sama. Sedangkan untuk bimbingan secara personal tidak
dijadwalkan dan sesuai dengan kondisi yang ada.
12
Wawancara Pribadi dengan Siti Murtofingah dan Abdul Hakim, Jakarta, 28 Maret 2011. Lampiran 1 dan 2
65
4. Tempat bimbingan Islam
Tempat merupakan komponen yang paling mendasar dari suatu aktivitas atau kegiatan bimbingan dan pembinaan. Adapun tempat yang
digunakan untuk melaksanakan kegiatan bimbingan islam di Rumah Perlindungan Lanjut Usia Jelambar yaitu di Aula. Dan untuk bimbingan
secara personal tergantung dengan kondisi dan situasi bisa di kamar, mushalla, kantor, ataupun tempat-tempat lainnya yang membuat lansia
bisa merasa nyaman ketika melaksanakan bimbingan.