Penggunaan Partikel “Ne” Dan “Yo” Dalam Bahasa Jepang

(1)

PENGGUNAAN PARTIKEL “NE” DAN “YO” DALAM

BAHASA JEPANG

NIHONGO DE “NE” TO “YO” NO JOSHI NO TSUKAI KATA

KERTAS KARYA Dikerjakan

O L E H

IQRAMI AZZAHRO NIM: 082203046

PROGRAM STUDI BAHASA JEPANG DIII FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(2)

PENGGUNAAN PARTIKEL “NE” DAN “YO” DALAM BAHASA JEPANG

NIHONGO DE “NE” TO “YO” NO JOSHI NO TSUKAI KATA KERTAS KARYA

Kertas Karya ini diajukan kepada Panitia Ujian Program Pendidikan Non- Gelar Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara Medan, untuk melengkapi salah satu syarat ujian Diploma III dalam bidang Studi Bahasa Jepang.

Dikerjakan OLEH: IQRAMI AZZAHRO

NIM: 082203046

Pembimbing, Pembaca,

Adriana Hasibuan,S.S.,M.Hum Zulnaidi, S.S.,M.Hum

Nip.19620727 1987 03 2 005 Nip.1967 08072004 01 1 001

PROGRAM STUDI BAHASA JEPANG DIII FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(3)

PENGESAHAN

Diterima Oleh

Panitia Ujian Program Pendidikan Non- Gelar Sastra Budaya Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara Medan,

Untuk melengkapi salah satu syarat ujian Diploma III dalam bidang studi Bahasa Jepang.

Pada : Tanggal : Hari :

Program Diploma Sastra Budaya Fakultas Ilmu Budaya

Universitas Sumatera Utara

Dekan,

Dr. Syahron Lubis, M.A. Nip. 195110131976031001

Panitia Ujian:

No. Nama TandaTangan 1. Zulnaidi, S.S.,M.Hum ( ) 2. Adriana Hasibuan, S.S.,M.Hum ( ) 3. Zulnaidi, S.S.,M.Hum ( )


(4)

Disetujui oleh:

Program Diploma Sastra dan Budaya Fakultas Ilmu Budaya

Universitas Sumatera Utara Medan

Program studi D III Bahasa Jepang Ketua Program Studi

Zulnaidi, SS, M. Hum Nip. 196708072004011001


(5)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

BAB I PENDAHULUAN1 1.1. Alasan Pemilihan Judul ... 1

1.2. Tujuan Penulisan ... 3

1.3. Pembatasan Masalah ... 3

1.4. Metode Penulisan ... 3

BAB II GAMBARAN UMUM SHUUJOSHI 2.1. Pengertian Joshi ... 4

2.2. Jenis-Jenis Joshi ... 5

2.3. Jenis-Jenis Shuujoshi ... 7

BAB III PENGGUNAAN PARTIKEL NE DAN YO DALAM BAHASA JEPANG 3.1. Penggunaan partikel Ne ... 14

3.1.1. Menunjukkan Ketegasan Pikiran atau Pendapat pembicara ... 14

3.1.2. Menunjukkan Pertanyaan atau Keraguan ... 15

3.1.3. Menunjukkan Permintaan, Ajakan atau Perintah... 16

3.1.4. Menunjukkan Keadaan Perasaan Pembicara ... 16


(6)

3.2. Penggunaan Partikel Yo ... 17 3.2.1. Menunjukkan Ketegasan, Pemberitahuan

atau peringatan Kepada Lawan Bicara ... 17 3.2.2. Menunjukkan Ungkapan ... 18 3.2.3. Menunjukkan Keputusan ... 18 3.2.4. Menunjukkan Penekanan Pada Hal-Hal

Yang Diucapkan ... 19 BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

4.1. Kesimpulan ... 21 4.2. Saran ... 22 DAFTAR PUSTAKA


(7)

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis ucapkan kehadiran Allah SWT karena berkat rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan kertas karya ini, yang berjudul “ penggunaan partikel ne dan yo dalam bahasa jepang”. Meskipun banyaknya kesulitan dalam penulisan kertas karya ini dan karena pengetahuan penulis yang terbatas, tetapi berkat bimbingan, bantuan dan pengarahan dari berbagai pihak,maka penulis dapat menyelesaikan kertas karya ini.

Dalam penulisan kertas karya ini, penulis banyak menerima bantuan dan dukungan dari berbagai pihak, untuk itu penulis mengucapkan banyak terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Dr.Syahron Lubis,M.A. selaku Dekan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Zulnaidi,S.S.,M.Hum. selaku Ketua Jurusan Program Studi Bahasa Jepang Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Adriana Hasibuan, S.S.,M.Hum. selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu demi selesainya kertas karya ini.

4. Bapak Zulnaidi, S.S.,M.Hum. selaku Dosen Pembaca yang telah bersedia meluangkan waktu untuk memberikan pengarahan kepada penulis dalam menyusun kertas karya ini.

5. Bapak Zulnaidi, S.S.,M.Hum.selaku Dosen Wali penulis serta seluruh staf dan pengajar di Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara atas


(8)

arahan, bimbingan, dan ilmu yang diberikan kepada penulis selama duduk di bangku perkuliahan.

6. Untuk Ayahanda, Ibunda, dan Abang serta Adikku tersayang yang telah turut memberikan semangat kepada penulis.

7. Teman-temanku tersayang, Sayyidan Auzani, Enoen yang maniez, Icun, Ria, Silvy, Yessy yang telah banyak membantu dalam menyelesaikan kertas karya ini.

8. Dan teman-teman seperjuangan yang telah berbagi suka duka selama di perkuliahan.

Semoga Allah SWT memberikan balasan atas semua bantuan yang telah diberikan kepada penulis. Penulis berharap semoga kertas karya ini dapat menambah pengetahuan kita semua.

Medan, Juni 2011

IQRAMI AZZAHRO NIM: 082203046


(9)

ABSTRAK

PENGGUNAAN PARTIKEL “NE” DAN “YO” DALAM BAHASA JEPANG

Bahasa merupakan salah satu alat komunikasi yang digunakan oleh masyarakat untuk bersosialisasi dengan orang lain. Dengan bahasa kita dapat memahami apa yang ingin disampaikan kepada kita dan begitu juga sebaliknya. Dengan bahasa kita dapat menyampaikan maksud hati kita kepada orang lain yang menjadi lawan bicara kita.

Salah satu bahasa yang menarik untuk dipelajari adalah bahasa Jepang. Dalam kertas karya ini penulis akan mencoba untuk memaparkan tentang partikel yang dipakai dalam bahasa Jepang. Untuk itu penulis memberi judul pada Kertas karya ini “Penggunaan Partikel ne dan yo dalam Bahasa Jepang”.

Dalam bahasa Indonesia joshi disebut partikel. Salah satu pengertian joshi dapat dilihat dari penulisannya. Istilah joshi ditulis dengan dua buah huruf kanji. Yang pertama jo dapat juga dibaca tasukeru yang artinya bantu, membantu atau menolong. Sedangkan yang kedua shi memiliki makna sejenis dengan istilah

kotoba artinya kata, perkataan, atau bahasa. Dari kedua huruf kanji ini dapat

diterjemahkan kata bantu.

Bentuk klasifikasi joshi berdasarkan penggunaanya dalam kalimat, yaitu

kakujoshi, sestsuzokujoshi, fukujoshi dan shuujoshi.

Kakujoshi ialah Joshi biasa. Pada umumnya melekat pada kata benda


(10)

Joshi yang termasuk ke dalam kelompok ini misalnya: de, e, ga, kara, ni, no, o,

to, ya dan yori.

Setsuzokujoshi ialah Joshi menyambung kalimat yang biasanya melekat

pada dooshi, i-keyoshi, na-keyoshi, atau jodoshi. Joshi yang termasuk kedalam kelompok ini misalnya: ba, ga, kara, karedomo, nagara, shi, tari, te, temo, to,

noni, dan node.

Fukujoshi ialah Joshi sebagai keterangan, dipakai setelah kata benda, kata

kerja, kata sifat-i, kata sifat-na, kata keterangan, bahkan ada juga yang dipakai setelah partikel lainnya. Joshi yang termasuk kedalam kelompok ini misalnya:

bakari, dake, demo, hodo, ka, kiri, koso, karai(gurai), made, mo, nado, sae, shika,

wa, yara, dan zutsu.

Shuujoshi ialah partikel yang digunakan pada akhir kalimat atau akhir

bagian kalimat. Fungsinya untuk menyatakan perasaan si pembicara, seperti heran, keragu-raguan, harapan, haru dan lainnya.

Yang termasuk kedalam jenis-jenis shuujoshi adalah :

Partikel ka, Partikel kashira, Partikel ke, Partikel na, Partikel ne, Partikel no, Partikel sa, Partikel tomo, Partikel wa, Partikel yo, Partikel ze dan Partikel zo Dalam kertas karya ini pokok pembahasan joshi ada dalam shuujoshi.

Terutama partikel ne dan yo. Partikel ne adalah partikel yang meminta persetujuan dari lawan bicaranya atau untuk memperhalus kalimat. Partikel ne merupakan kata bantu yang memiliki arti:


(11)

Menunjukkan ketegasan pikiran atau pendapat si pembicara, menunjukkan pertanyaan atau keraguan, menunjukkan permintaan, ajakan atau perintah, menunjukkan perasaan kagum, pujian, kecewa, terkejut.

Partikel yo adalah partikel yang memberikan informasi baru kepada lawan bicara atau bermaksud membanggakan diri. Partikel yo merupakan kata bantu yang memiliki arti yaitu:

Menunjukkan ketegasan, pemberitahuan atau peringatan kepada lawan bicara, menunjukkan ungkapan, menunjukkan keputusan, menunjukkan penekanan pada hal-hal yang diucapkan.


(12)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Alasan Pemilihan Judul

Bahasa merupakan salah asatu alat komunikasi yang digunakan oleh masyarakat untuk bersosialisasi dengan orang lain. Dengan bahasa kita dapat memahami apa yang ingin disampaikan kepada kita dan begitu juga sebaliknya, dengan bahasa kita dapat menyampaikan maksud hati kita kepada orang lain yang menjadi lawan bicara kita.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia dikatakan bahwa bahasa merupakan alat komunikasi dalam kehidupan sehari-hari yang digunakan masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, dan mengidentifikasikan diri dengan individu lain. Selain itu bahasa juga merupakan alat komunikasi yang digunakan untuk menyampaikan gagasan, opini, dan pikiran kepada orang lain dengan tujuan agar orang tersebut dapat memahami maksud dan tujuan yang disampaikan kepadanya. (Hasan Alwi, 2005:88).

Bahasa Jepang merupakan salah satu bahasa asing yang telah dipelajari di sekolah-sekolah di luar negeri, salah satunya di Indonesia. Pendidikan bahasa Jepang sebagai bahasa asing yang diajarkan di sekolah-sekolah maupun di universitas di Indonesia bertujuan untuk memperlancar komunikasi dalam bahasa Jepang, dan untuk menambah pengetahuan tentang budaya Jepang. Bagi


(13)

pembelajar bahasa Jepang, mempelajari dan memahami bahasa Jepang bukanlah hal yang mudah.

Karena banyaknya huruf-huruf dalam bahasa Jepang seperti huruf kanji, hiragana, dan katakana serta pola kalimat bahasa Jepang yang berbeda dengan bahasa Indonesia terutama dalam penggunaan-penggunaan partikel dalam kalimat tersebut. Dalam pola kalimat bahasa Jepang banyak terdapat partikel yang penggunaannya di akhir kalimat.

Partikel yang digunakan diakhir kalimat pada umumnya adalah partikel ka,

kashira, ke/kke, na/naa, no, tomo, yo, ze. Partikel-partikel tersebut dipakai dalam

bahasa percakapan nonformal yang digunakan oleh pria maupun wanita, ada partikel yang hanya digunakan oleh pria saja yaitu partikel sa dan partikel zo, dan ada juga partikel yang hanya digunakan oleh kaum wanita saja seperti partikel

kashira dan wa. Sedangkan partikel ze pada umumnya digunakan oleh pria dan

wanita yang berusia.

Dalam kertas karya ini penulis hanya membahas mengenai partikel ne dan

yo. Penggunaan kedua partikel ini hampir sama, yaitu untuk menyatakan

ketegasan pikiran atau pendapat sipembicara. Oleh karena itu kita harus memahami partikel ne dan yo dengan benar dan jelas. Apabila kita tidak memahami secara mendalam tentang penggunaan kedua partikel ini akan menyebabkan kejanggalan dalam kalimat yang kita ucapkan. Meskipun tidak berakibat fatal, tetapi bisa mengacaukan komunikasi atau membuat lawan bicara kita menjadi bingung


(14)

Oleh karena itu, penulis sangat tertarik untuk membahas kedua partikel ini dan penulis berusaha menguraikan mengenai perbedaan yang terkandung dalam kedua partikel ini sebagai judul kertas karya ini.

1.2. Tujuan Penulisan

Ada pun tujuan penulis kertas karya ini, adalah :

1. Untuk mengetahui lebih dalam mengenai partikel ne dan yo.

2. Untuk memahami perbedaan penggunaan “ne dan yo” yang berfungsi sebagai partikel.

1.3. Pembatasan Masalah

Seperti yang dikemukakan di awal, bahwa ada banyak shuujoshi seperti:

ka, kashira, kke, na, dan lain-lain. Karena keterbatasan kemampuan penulis maka

penulis membatasi permasalahan penggunaan shuujoshi ini hanya pada partikel ne dan yo berikut dengan contoh-contoh kalimatnya dalam kertas karya ini.

1.4. Metode Penulisan

Dalam penulisan kertas karya ini, penulis menggunakan metode penelitian kepustakaan (library research) yaitu dengan menggumpulkan data atua informasi dengan membaca buku-buku sebagai referensi yang ada hubungannya dengan pokok permasalahan yang dibahas. Selanjutnya data dianalisa dan dirangkum, kemudian dideskripsikan ke dalam kertas karya ini.


(15)

BAB II

GAMBARAN UMUM SHUUJOSHI

2.1. Pengertian Joshi

Joshi memiliki beberapa pengertian. Salah satu pengertian joshi dapat

dilihat dari penulisannya. Istilah joshi ditulis dengan dua buah huruf kanji. Yang pertama jo dapat juga dibaca tasukeru yang artinya bantu, membantu atau menolong. Sedangkan yang kedua shi memiliki makna sejenis dengan istilah

kotoba artinya kata, perkataan, atau bahasa. Dari kedua huruf kanji ini dapat

diterjemahkan kata bantu.

Joshi adalah kelas kata yang termasuk fuzokugo (kata tambahan).

Fuzokugo adalah kelompok kelas kata yang tidak bisa berdiri sendiri tanpa

bantuan kata lain untuk membentuk kalimat, dipakai setelah suatu kata yang menunjukkan hubungan antara kata tersebut dengan kata lain serta untuk menambah arti kata tersebut agar menjadi lebih jelas lagi. Kelas kata Joshi tidak mengalami perubahan bentuknya ( Hirai, 1982:161). Joshi sama dengan jodooshi kedua-duanya termasuk fuzokugo, namun kelas kata jodooshi dapat mengalami perubahan sedangkan joshi tidak dapat mengalami perubahan.

Karena joshi termasuk fuzokugo, maka kelas kata ini tidak dapat berdiri sendiri sebagai satu kata, satu bensetsu, ataupun satu kalimat. Joshi akan menunjukkan maknanya apabila sudah dipakai setelah kelas kata lain yang dapat berdiri sendiri (jiritsugo) sehingga membentuk sebuah bunsetsu atau sebuah bun.


(16)

Kelas kata yang dapat disisipi joshi antara lain meishi, dooshi, i-keyooshi.

Na-keyooshi. Joshi dan sebagainya.

2.2 Jenis-Jenis Joshi

Didalam bahasa Jepang ada begitu banyak partikel. Untuk memudahkan mempelajari dan mengenalinya maka ada pengklasifikasikan. Bentuk klasifikasi

joshi berdasarkan penggunaanya dalam kalimat, yaitu kakujoshi, sestsuzokujoshi,

fukujoshi dan shuujoshi.

a. Kakujoshi

Kakujoshi ialah Joshi biasa, yang pada umumnya melekat pada kata benda

untuk menunjukkan hubungan antara kata benda tersebut dengan kata lainnya.

Joshi yang termasuk ke dalam kelompok ini misalnya: de, e, ga, kara, ni, no, o,

to, ya dan yori.

Contoh :

1. これは私のかばんです。

Kore wa watashi no kaban desu.

( ini adalah tas saya )

b. Setsuzokujoshi

Setsuzokujoshi ialah Joshi menyambung kalimat yang biasanya melekat


(17)

Contoh :

1. 明日試験があるの、一所懸命勉強します。

Ashita shiken ga aru node, isshoken benkyoushimasu.

( karena besok ada ujian, belajar sungguh-sungguh )

c. Fukujoshi

Fukujoshi ialah Joshi sebagai keterangan, dipakai setelah kata benda, kata

kerja, kata sifat-i, kata sifat-na, kata keterangan, bahkan ada juga yang dipakai setelah partikel lainnya. Joshi yang termasuk kedalam kelompok ini misalnya:

bakari, dake, demo, hodo, ka, kiri, koso, karai(gurai), made, mo, nado, sae, shika,

wa, yara, dan zutsu.

Contoh :

1. この大学に外国人は五人だけいます。

Kono daigaku ni gaikokujin wa gonin dake imasu.

( dikampus ini orang asing hanya ada 5 orang )

d. Shuujoshi

Shuujoshi ialah partikel yang digunakan pada akhir kalimat atau akhir

bagian kalimat. Fungsinya untuk menyatakan perasaan si pembicara, seperti heran, keragu-raguan, harapan, haru dan lainnya. Joshi yang termasuk ke dalam kelompok ini misalnya : ka, kashira, ne, na, no, sa, tomo, wa, yo, ze dan zo.

Contoh :


(18)

Mainichi supotsu wa karada ni iidesuyo.

( olah raga setiap hari bagus untuk tubuh ya)

2.3 Jenis-Jenis Shuujoshi

a. Partikel Ka

Partikel ka menyatakan ketidakmengertian atau rasa heran pada diri pembicara, dipakai untuk menunjukkan adanya kejadian yang membuat pembicara terkejut, dan dapat juga ditambah partikel na sehingga menjadi kana. Contoh :

1. 一緒にきませんか。

Issho ni ikimasen ka

( apakah kamu mau pergi bersama-sama)

b. Partikel Kashira

Partikel kashira dipakai pada ragam bahasa lisan untuk menyatakan kalimat tanya dan dipakai dalam ragam bahasa wanita, namun kadang-kadang dipakai juga oleh pria. Partikel kashira memiliki fungsi yang hampir sama dengan partikel ka.

Contoh :

1. 少しお金を貸していただけないかしら。

Sukoshi okane o kashite itadakenai kashira.


(19)

c. Partikel Ke/Kke

Partikel ke (sering ditulis kke) dipakai dalam ragam bahasa lisan setelah ungkapan-ungkapan bentuk lampau untuk menegaskan keragu-raguan sipembicara atau untuk menanyakan hal-hal yang sudah terlupakan oleh

sipembicara. Contoh :

1. あなたの家はどこだったっけ。

Anata no ie wa doko data kke.

( sekarang dimana rumahmu)

d. Partikel Na/Naa

Partikel na (atau partikel naa) dipakai pada ragam bahasa lisan dalam percakapan antara teman dekat dalam suasana akrab atau dipergunakan terhadap orang yang lebih muda umurnya atau lebih rendah kedudukannya daripada si pembicara. Pemakaian partikel na/naa terhadap orang yang lebih tua umurnya atau lebih tinggi kedudukannya daripada si pembicara akan terasa kurang hormat. Contoh :

1. このカメラの使い方を教えてくださいな。

Kono kamera no tsukaikata o oshiete kudasai na.


(20)

e. Partikel Ne

Partikel ne dapat dipakai pada akhir kalimat atau bagian kalimat untuk menyatakan ketegasan pikiran atau pendapat pembicara. Partikel ne dipakai pada kalimat seperti ini sebagai cara untuk menarik perhatian lawan bicara sehubungan dengan ungkapan yang di ucapkan. Fungsi partikel ne seperti ini dimiliki juga oleh partikel na dan sa. Partikel ne/nee dapat dipakai untuk menyatakan keadaan perasaan, rasa senang, rasa terkejut, dan sebagainya. Dalam bahasa ragam wanita, partikel ne/nee ini kadang-kadang dipakai setelah partikel wa sehingga menjadi

wane atau wane. Pemakaian partikel ne/nee selain dapat menyatakan keadaan

perasaan pembicara, dapat berfungsi juga sebagai cara untuk meminta persetujuan atau ketegasan dari lawan bicara sehubungan dengan hal-hal yang telah diucapkan.

Contoh :

1. おじとおばは明日遊びに来るそうですね。

Oji to oba wa ashita ni kuru sou desune

( katanya besok paman dan bibi akan dating maen bukan!)

f. Partikel No

Selain sebagai kakujoshi, partikel no dipakai juga sebagai shuujoshi. Partikel no yang termasuk shuujoshi dipakai pada akhir kalimat dan apabila ditambah partikel yo sehingga menjadi noyo dan juga dipakai untuk menyatakan kalimat tanya.


(21)

Contoh :

1. もう疲れたの。

Mou tsukareta no.

( apa kamu sudah capek?)

g. Partikel Sa

Partikel sa dapat dipakai setelah bagian-bagian kalimat itu sebagai cara untuk menarik perhatian lawan bicara. Fungsi partikel sa juga dimiliki partikel ne dan na. partikel sa dapat dipakai dalam kalimat tanya dan dapat dipakai pada akhir kalimat untuk menyatakan ketegasan atau keputusan si pembicara. Pada umumnya partikel sa ini banyak digunakan oleh kaum pria.

Contoh :

1. そんなことあたりまえさ。

Sonna koto atarimaesa.

(hal seperti itu sudah seharusnya)

h. Partikel Tomo

Partikel tomo tidak muncul pada program pengajaran bahasa Jepang tingkat dasar. Partikel ini dipakai pada akhir kalimat setelah verba bentuk kamus, adjektiva-I bentuk kamus, adjektiva-na bentuk kamus (ditambah da), atau verba bantu desu/ masu dan dipakai dalam ragam bahasa lisan untuk menyatakan


(22)

kepastian, keyakinan, atau ketegasan sehubungan dengan ungkapan pada bagian sebelumnya.

Contoh :

1. いいとも。

Ii tomo.

(tentu saja boleh)

i. Partikel Wa

Partikel wa dapat dipakai pada akhir kalimat ragam lisan. Partikel wa dipakai dalam ragam bahasa wanita untuk melemah-lembutkan bahasa yang diucapkan. Hal ini sebagai cara untuk menunjukkan feminitasi, kelemah-lembutan, atau keramah-tamahan pembicara. Partikel wa dapat juga dipakai menyatakan perasaan pembicara seperti rasa haru, rasa terkejut, rasa kagum, pikiran atau pendapat, kemauan atau keinginan pembicara. Partikel wa dapat ditambah partikel ne sehingga menjadi wane yang berfungsi untuk meminta persetujuan atau ketegasan dari lawan bicara tentang hal-hal yang diucapkan. Partikel wa pun dapat ditambah partikel yo sehingga menjadi wayo yang berfungsi untuk menyatakan ketegasan atau penekanan atau penekanan pada pendapat, pikiran, atau hal-hal yang diucapkan.

Contoh :

1. そのサングラスは私のですわ。


(23)

j. Partikel Yo

Partikel yo dapat dipakai untuk menyatakan ketegasan, pemberitahuan, atau peringatan kepada lawan bicara dan dapat dipakai setelah ungkapan-ungkapan yang berbentuk ajakan, larangan, atau perintah. Didalam ragam bahasa wanita dipakai setelah partikel no sehingga menjadi noyo, yang menyatakan penekanan pada pendapat, pikiran atau hal-hal yang diucapkan.

Contoh :

1. 明日キットくるよ。

Ashita kitto kuru yo.

(besok saya pasti datang)

k. Partikel Ze

Partikel ze sama dengan partikel zo yang dipakai pada akhir kalimat dalam ragam bahasa pria. Pemakaian partikel ze (dan zo) dapat menunjukkan maskulinitas para pemakaiannya. Partikel ze tidak dipakai pada waktu berbicara dengan atasan (orang yang lebih tua umurnya atau atau lebih tinggi kedudukannya daripada pembicara). Pemakaian partikel ze diantara teman sebaya atau teman dekat dapat menunjukkan keakraban diantara para penuturnya.

Contoh :

1. さあ、今から出かけるぜ。

Saa , ima kara dekakeru ze.


(24)

l. Partikel Zo

Partikel zo sama dengan partikel ze dipakai pada bagian akhir kalimat dalam ragam bahasa pria. Partikel zo tidak diucapkan kepada orang yang lebih tua umurnya atau yang lebih tinggi kedudukannya dari pada pembicara. Pemakaian partikel zo diantara teman sebaya atau teman dekat dapat menunjukkan keakraban diantara para penuturnya.

Contoh :

1. 先に行くぞ。

Saki ni iku zo.


(25)

BAB III

PENGGUNAAN PARTIKEL NE DAN YO

DALAM BAHASA JEPANG

3.1. Penggunaan Partikel Ne

Partikel ne adalah partikel yang meminta persetujuan dari lawan bicaranya atau untuk memperhalus kalimat.

3.1.1 Menunjukkan Ketegasan Pikiran atau Pendapat Pembicara Contoh:

a. 私は北海道のほうが寒いと思うんですけどね

Watashi wa Hokkaido no ho ga samui to omou-n desu kedone. (saya berfikir bahwa Hokkaido lebih dingin)

b. 母はね、きのうスーパーへ行ってね、果物をたくさん買いま

した。

Haha wa ne, kinou supa e itte ne, kudamono o takusan kaimashita.

( ibuku ya, kemarin pergi kepasar swalayan dan membeli banyak buah-buahan)

Partikel ne pada contoh (a) menyatakan pendapat si pembicara sehubung dengan hal yang diucapkan.


(26)

Partikel ne pada contoh (b) menunjukkan bahwa sipembicara berusaha menarik perhatian lawan bicara sehubungan dengan ungkapan yang diucapkan.

3.1.2 Menunjukkan Pertanyaan atau Keraguan Contoh:

a. あなたは日本の留学生ですね。

Anata wa nihon no ryougakusei desu ne.

(anda mahasiswa (asing) dari jepang ya?)

b. そうですかね?

Sou desu ka ne

(begitu/ benar bukan?)

Partikel ne pada contoh (a) dan (b) menunjukkan keraguan akan sesuatu hal terhadap lawan bicara dan berharap mendapat kejelasan dengan bertanya langsung kepada lawan bicara.

3.1.3 Menunjukkan Permintaan, Ajakan atau Perintah Contoh:

a. 明日も一緒に学校へ行こうね。


(27)

b. 頑張ってね。 Ganbatte ne (Semangat!)

Partikel ne pada contoh (a) menyatakan ajakan kepada lawan bicara untuk melakukan suatu kegiatan.

Partikel ne pada contoh (b) memiliki makna penekanan pada lawan bicara agar melakukan sesuai apa yang diperintahkan oleh si pembicara.

3.1.4 Menunjukkan Keadaan Perasaan Pembaca Contoh:

a. この携帯電話機はとても高いですね。 Kono ketai denwa wa totemo takai desune (Telepon genggam ini mahal ya!)

b. まあ、きれいだね。 Maa, kirei da wane ( Wah! Cantik ya)

Partikel ne pada contoh (a) menyatakan rasa kecewa atas sesuatu hal karena tidak sesuai dengan apa yang diharapkan.

Partikel ne pada contoh (b) kata sifat + partikel wa + ne yang menyatakan pujian kepada seseorang.


(28)

3.2 Penggunaan Partikel Yo

Partikel yo adalah partikel yang memberikan informasi baru kepada lawan bicara atau bermaksud membanggakan diri.

3.2.1 Menunjukkan Ketegasan, Pemberitahuan atau Peringatan kepada Lawan Bicara

Contoh:

a. もお朝ですよ。

Moo asa desuyo ( sudah pagi )

b. 大丈夫ですよ。

Daijoubu desuyo

( tidak apa-apa )

Partikel ne pada contoh (a) menunjukkan makna peringatan kepada lawan bicara sehubungan dengan kalimat tersebut.

Partikel ne pada contoh (b) menunjukkan makna pemberitahuan kepada lawan bicara.

3.2.2 Menunjukkan Ungkapan Contoh:

a. そうしてはいけないよ。 Sou shite wa ikenai yo!


(29)

b. お茶でもを飲みましょうよ。 Ocha demo nomimashouyo ( mari kita minum teh )

Partikel ne pada contoh (a) menunjukkan makna larangan akan sesuatu kepada lawan bicara. Partikel ne pada contoh (b) menunjukkan makna ajakan kepada lawan bicara.

3.2.3 Menunjukkan Keputusan Contoh:

a. 彼はとても親切なのよ。

Kare wa totemo shinsetsuna noyo ( dia sangat ramah )

b. いいえ、違うのよ。

Iie, chigau noyo

( tidak , beda )

Partikel ne pada contoh (a) dan (b) menunjukkan keputusan atau ketegasan akan sesuatu hal.

3.2.4 Menunjukkan Penekanan Pada Hal-hal yang diucapkan Contoh :

a. 教室にだれもいないよ。


(30)

( dikelas tidak ada sapa-sapa )

b. 明日きっと来るよ。

Ashita kitto kuru yo ( besok saya pasti datang )

Partikel ne pada contoh (a) dan (b) menunjukkan penekanan dan penegasan makna, sehubungan dengan makna yang diucapkan.


(31)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1. Kesimpulan

Setelah pemaparan yang panjang lebar mengenai partikel ne dan yo dalam kalimat bahasa jepang, maka dapat diambil kesimpulan :

1. Partikel ne dan yo merupakan kata bantu digunakan pada bagian akhir kalimat. 2. Partikel ne merupakan kata bantu yang memiliki:

a. Menunjukkan ketegasan pikiran atau pendapat sipembicara. b. Menunjukkan pertanyaan atau keraguan.

c. Menunjukkan permintaan, ajakan atau perintah.

d. Menunjukkan perasaan kagum, pujian, kecewa, terkejut.

3. Partikel yo merupakan kata bantu yang memilikin yaitu:

a. Menunjukkan ketegasan, pemberitahuan atau peringatan kepada lawan bicara.

b. Menunjukkan ungkapan. c. Menunjukkan keputusan.


(32)

3.2. Saran

1. Karena penggunaan partikel ne dan yo hampir sama maka kita harus berhati-hati dan kita harus dapat memahami terlebih dahulu cara penggunaannya dalam kalimat bahasa Jepang.

2. Penulis mengharapkan para pembaca atau pemakaian bahasa Jepang agar dapat lebih memahami penggunaan partikel ne dan yo dengan baik dan benar sehingga dapat berkomunikasi dengan menggunakan kalimat bahasa Jepang baik didalam tulisan maupun didalam percakapan sehari-hari.


(33)

DAFTAR PUSTAKA

Chino , Naoko. 2002. Partikel Penting Bahasa Jepang . Edisi Keempat. Jakarta. Kesaint Blanc.

Sudjianto . 2000. Gramatikal Bahasa Jepang Modern-Sery B. Edisi Pertama. Jakarta Kesaint Blanc.

Chandra, T. 2009. Nihongo no Joshi Partikel Bahasa Jepang. Edisi Kedua. Jakarta. Evergreen Japanese Course.

Taniguchi, Goro.1982. Kamus Standar Bahasa Indonesia-Jepang. Jakarta : PT. Dian Rakyat.


(1)

3.2 Penggunaan Partikel Yo

Partikel yo adalah partikel yang memberikan informasi baru kepada lawan bicara atau bermaksud membanggakan diri.

3.2.1 Menunjukkan Ketegasan, Pemberitahuan atau Peringatan kepada Lawan Bicara

Contoh:

a. もお朝ですよ。 Moo asa desuyo ( sudah pagi )

b. 大丈夫ですよ。

Daijoubu desuyo

( tidak apa-apa )

Partikel ne pada contoh (a) menunjukkan makna peringatan kepada lawan bicara sehubungan dengan kalimat tersebut.

Partikel ne pada contoh (b) menunjukkan makna pemberitahuan kepada lawan bicara.

3.2.2 Menunjukkan Ungkapan Contoh:

a. そうしてはいけないよ。 Sou shite wa ikenai yo!


(2)

b. お茶でもを飲みましょうよ。 Ocha demo nomimashouyo ( mari kita minum teh )

Partikel ne pada contoh (a) menunjukkan makna larangan akan sesuatu kepada lawan bicara. Partikel ne pada contoh (b) menunjukkan makna ajakan kepada lawan bicara.

3.2.3 Menunjukkan Keputusan Contoh:

a. 彼はとても親切なのよ。

Kare wa totemo shinsetsuna noyo ( dia sangat ramah )

b. いいえ、違うのよ。

Iie, chigau noyo

( tidak , beda )

Partikel ne pada contoh (a) dan (b) menunjukkan keputusan atau ketegasan akan sesuatu hal.

3.2.4 Menunjukkan Penekanan Pada Hal-hal yang diucapkan Contoh :

a. 教室にだれもいないよ。 Kyoushitsu ni dare mo inaiyo


(3)

( dikelas tidak ada sapa-sapa ) b. 明日きっと来るよ。

Ashita kitto kuru yo ( besok saya pasti datang )

Partikel ne pada contoh (a) dan (b) menunjukkan penekanan dan penegasan makna, sehubungan dengan makna yang diucapkan.


(4)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1. Kesimpulan

Setelah pemaparan yang panjang lebar mengenai partikel ne dan yo dalam kalimat bahasa jepang, maka dapat diambil kesimpulan :

1. Partikel ne dan yo merupakan kata bantu digunakan pada bagian akhir kalimat. 2. Partikel ne merupakan kata bantu yang memiliki:

a. Menunjukkan ketegasan pikiran atau pendapat sipembicara. b. Menunjukkan pertanyaan atau keraguan.

c. Menunjukkan permintaan, ajakan atau perintah.

d. Menunjukkan perasaan kagum, pujian, kecewa, terkejut.

3. Partikel yo merupakan kata bantu yang memilikin yaitu:

a. Menunjukkan ketegasan, pemberitahuan atau peringatan kepada lawan bicara.

b. Menunjukkan ungkapan. c. Menunjukkan keputusan.


(5)

3.2. Saran

1. Karena penggunaan partikel ne dan yo hampir sama maka kita harus berhati-hati dan kita harus dapat memahami terlebih dahulu cara penggunaannya dalam kalimat bahasa Jepang.

2. Penulis mengharapkan para pembaca atau pemakaian bahasa Jepang agar dapat lebih memahami penggunaan partikel ne dan yo dengan baik dan benar sehingga dapat berkomunikasi dengan menggunakan kalimat bahasa Jepang baik didalam tulisan maupun didalam percakapan sehari-hari.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Chino , Naoko. 2002. Partikel Penting Bahasa Jepang . Edisi Keempat. Jakarta. Kesaint Blanc.

Sudjianto . 2000. Gramatikal Bahasa Jepang Modern-Sery B. Edisi Pertama. Jakarta Kesaint Blanc.

Chandra, T. 2009. Nihongo no Joshi Partikel Bahasa Jepang. Edisi Kedua. Jakarta. Evergreen Japanese Course.

Taniguchi, Goro.1982. Kamus Standar Bahasa Indonesia-Jepang. Jakarta : PT. Dian Rakyat.