7.3.1. Gaya Akibat Tekanan Gas Pembakaran
Gaya ini disebabkan oleh tekanan gas di dalam silinder akibat pembakaran yang terjadi, dimana besarnya tergantung pada kedudukan poros engkol dan jumlah piston.
7.3.2. Gaya Inersia Gaya inersia disebabkan oleh bagian yang bergerak secara translasi dan dapat
dihitung dengan persamaan : Fi = 2,84 . 10
-5
. Wtot . n
2
. r . cos θ + rl cos 2 θ .......................7.20.
Jika : cos θ + r l cos 2 θ dianggap
C
1
Dimana : Wtot = berat total yang bergerak translasi
= 0,843 kg × 2,205 = 1,86 lb
n = putaran motor 4800 rpm r
= jari-jari poros engkol = 42,65 mm
= 1,67 in l
= panjang batang penggerak = 170,4 mm = 6,71 in
θ = sudut engkol Maka :
Fi = 2,84 . 10
-5
. 1,86 lb 4800 rpm
2
. 1,67 in . C
1
= 1945,07 . C
1
Harga C
1
untuk berbagai kedudukan engkol dapat dihitung dan dibuat pada tabel.
Tekanan Inersia Diperoleh Dari Gaya Inersia Perluas Penampang Piston
Pi =
2 1
2 1
in 8,81
C .
1945,07 in
3,35 .
4 C
. 1945,07
A Fi
= = π
Sehingga harga gaya inersia Fi dan tekanan akibat gaya inersia Pi untuk berbagai kedudukan engkol dapat dihitung.
7.3.3. Gaya Total Net Force
Gaya total adalah penjumlahan gaya akibat tekanan gas dan gaya inersia.
Universitas Sumatera Utara
Fn = Pg + Fi ..................................................................................7.21. Harga–harga gaya total untuk masing-masing kedudukan engkol dapat dihitung
dan dibuat pada tabel.
7.3.4. Gaya Kesamping Side Trust Force
Gaya-gaya yang bekerja pada piston terbagi atas komponen gaya yang masing- masing bekerja pada batang penggerak dan normal terhadap silinder yang
mengakibatkan piston menekan kesamping dinding silinder gaya ini dapat dihitung dengan persamaan :
Fs = Fn
θ θ
2 2
Sin -
r l
Sin
...........................................................7.22.
Jika :
θ θ
2 2
Sin -
r l
Sin
dianggap C
2
Fs = Fn . C
2
Maka harga-harga gaya kesamping dan C
2
untuk tiap-tiap kedudukan engkol dapat dihitung dan dibuat pada tabel.
7.3.5. Gaya Tangensial Rotative Force