Metode Penelitian Lapangan Field Research Metode Analisis

Muhammad Bayu Rahman : Analisa Sumber Dan Penggunaan Dana Pada CV. Ujang Jaya Medan, 2010.

b. Data Sekunder

Yaitu data yang diperoleh dari sumber lain dalam bentuk laporan atau publikasi, atau sering juga disebut data eksternal yang datangnya dari luar perusahaan, seperti : buku-buku, surat kabar, majalah dan media lainnya.

2. Tekhnik Pengumpulan Data

Sedangkan untuk memperoleh data tersebut, maka dipergunakan 2 dua metode, yaitu sebagai berikut : a. Metode Penelitian Kepustakaan Liberary Research Merupakan suatu cara pengumpulan data berdasarkan kepustakaan dengan membaca literatur-literatur yang ada hubungannya dengan skripsi minor ini yang sifatnya hanya teoritis semata. Dari studi pustaka ini dapat diketahui secara teoritis bagaimana masalah yang ada dalam laporan sumber dan penggunaan dana.

b. Metode Penelitian Lapangan Field Research

Merupakan penelitian yang difokuskan pada realita yang ada dalam perusahaan. Metode ini dilakukan langsung dengan mengadakan interview dan meminta data pada perusahaan yang relevan dngan materi penulisan skripsi minor ini

c. Metode Analisis

Dalam menganalisa masalah yang dihadapi di atas, maka untuk memecahkan masalah tersebut, digunakan metode analisis, metode yang digunakan adalah metode deskriptif deskriptive research Muhammad Bayu Rahman : Analisa Sumber Dan Penggunaan Dana Pada CV. Ujang Jaya Medan, 2010. yaitu metode yang bertujuan membuat pencaderan lukisan deskripsi mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat suatu populasi atau daerah tertentu secara faktual, sitematik dan teliti. Serangkaian kegiatan penelitian yang dilakukan dengan cara data yang dikumpulkan, diklarifikasikan, serta diinterpretasikan sehinggsa memberikan gambaran yang jelas mengenai masalah yang dihadapi. Muhammad Bayu Rahman : Analisa Sumber Dan Penggunaan Dana Pada CV. Ujang Jaya Medan, 2010.

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

A. Sejarah Singkat Perusahaan

Kopi pertama kali ditanam di Indonesia sejak abad 1696 dari jenis Arabika. Kopi pertama kali ditanam di pulau Jawa. Semenjak itu, Kopi Arabika berkembang dan mulai ditanam di daerah lain seperti di Sumatera, Bali dan Sulawesi. Perkembangan tanaman Kopi Arabika mulai surut dengan terserangnya penyakit karat daun Hemileia Vastatrix semenjak tahun 1876; yang bertahan hanya di daerah dataran tinggi 1000 m dpl. Sebagai alternatif, didatangkan kopi jenis Robusta pada tahun 1875. Ternyata jenis ini mampu bertahan terhadap penyakit karat daun. Oleh karena itu, Kopi Robusta mulai menggantikan jenis Arabika khususnya di daerah dengan ketinggian dibawah 1.000 m dpl dan mulai menyebar ke seluruh daerah baik di Jawa, Sumatera, maupun di Indonesia bagian timur. Semenjak Pemerintah Hindia Belanda hengkang dari Indonesia, perkebunan rakyat terus tumbuh dan berkembang, sedangkan perkebunan swasta hanya bertahan di Jawa Tengah, Jawa Timur dan sebagian kecil di Sumatera; dan perkebunan negara PTPN hanya tinggal di Jawa Timur dan Jawa Tengah. Pada tahun 1959, luas perkebunan swasta dan perkebunan negara mencapai 47.291 hektar, sedangkan perkebunan rakyat mencapai 256.168 hektar. Total produksi kopi Indonesia pada tahun tersebut mencapai 84.274 ton.