Sufyani Prabawanto, 2013 Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah, Komunikasi, Dan Self- Efficacy Matematis
Mahasiswa Melalui Pembelajaran Dengan Pendekatan Metacognitive Scaffolding Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
3.7 Analisis Data
Analisis data diarahkan untuk menguji hipotesis-hipotesis yang diajukan. Sebelum analisis data dilakukan, perlu dipastikan bahwa penilaian terhadap
jawaban mahasiswa, khususnya tentang hasil tes, telah dilakukan secara obyektif, sesuai dengan kriteria yang ditetapkan. Untuk itu diperlukan dua orang penilai
yang mempunyai kompetensi dalam memberikan perkuliahan Pendidikan Matematika II untuk memeriksa jawaban tes mahasiswa.
Terdapat lima buah paket jawaban tes mahasiswa, yaitu jawaban tes KAM, pretes kelas eksperimen, pretes kelas kontrol, postes kelas eksperimen, dan postes
kelas kontrol. Paket jawaban KAM terdiri dari satu komponen, yaitu tentang kemampuan awal matematis, sedangkan paket jawaban pretes dan postes, baik
kelas eksperimen maupun kelas kontrol masing-masing terdiri dari dua komponen, yaitu komponen KPMM dan KKM.
Satu paket yang berisi data tentang jawaban tes mahasiswa diambil secara acak dari lima paket yang tersedia. Dari satu paket yang terambil itu, selanjutnya
Sufyani Prabawanto, 2013 Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah, Komunikasi, Dan Self- Efficacy Matematis
Mahasiswa Melalui Pembelajaran Dengan Pendekatan Metacognitive Scaffolding Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
diperiksa oleh dua orang penilai, yaitu penilti dan seorang dosen lain pengampu mata kuliah Pendidikan Matematika II. Jika hasil pemeriksaan terhadap satu paket
jawaban tes mahasiswa oleh dua orang penilai itu tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan maka paket-paket jawaban yang lain cukup diperiksa oleh seorang
penilai. Sebaliknya, jika hasil pemeriksaan oleh dua pemeriksa itu menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan maka diadakan pemeriksaan ulang bersama-
sama oleh dua orang penilai itu tentang butir yang menyebabkan berbeda. Jika hal ini terjadi, seluruh paket jawaban mahasiswa, diperiksa oleh dua orang penilai.
Hasil pengambilan secara acak terhadap lima buah paket jawaban mahasiswa adalah paket jawaban pretes kelas eksperimen sebagai sampel,
sehingga diperoleh skor KPMM-1 oleh penilai I dan penilai II. Untuk mengetahui ada atau tidak ada perbedaan skor KPMM-1 kelas eksperimen antara penilai I dan
penilai II digunakan uji t, uji t’, atau uji Mann-Whitney. Untuk itu perlu diuji dahulu normalitas distribusi dan homogenitas variansi data. Uji normalitas
menggunakan uji Shapiro-Wilk, sedangkan untuk uji homogenitas menggunakan uji Levene, masing-
masing pada taraf signifikansi α = 0,05. Dalam uji normalitas distribusi ini, terdapat dua hipotesis yang akan diuji, yaitu:
Hipotesis 1. H
: Skor KPMM-1 mahasiswa kelas eksperimen dari penilai I berdistribusi normal.
H
1
: Skor KPMM-1 mahasiswa kelas eksperimen dari penilai I tidak berdistribusi normal.
Hipotesis 2.
Sufyani Prabawanto, 2013 Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah, Komunikasi, Dan Self- Efficacy Matematis
Mahasiswa Melalui Pembelajaran Dengan Pendekatan Metacognitive Scaffolding Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
H : Skor KPMM-1 mahasiswa kelas eksperimen dari penilai II berdistribusi
normal. H
1
: Skor KPMM-1 mahasiswa kelas eksperimen dari penilai II tidak berdistribusi normal.
Dengan menggunakan uji Shapiro-Wilk tentang Tests of Normality Lampiran E Tabel L3.20, dari penilai I diperoleh nilai Sig. = 0,295
0,05 = α dan untuk penilai II diperoleh nilai Sig. = 0,377
0,05 = α. Dengan demikian, H pada
hipotesis 1 dan hipotesis 2 diterima. Hal ini berarti bahwa skor KPMM-1 mahasiswa kelas eksperimen, baik dari penilai I maupun penilai II berdistribusi
normal pada taraf signifikansi α = 0,05. Uji homogenitas variansi KPMM-1 kelas eksperimen dari penilai I dan
penilai II menggunakan uji Levene, hipotesis ujinya adalah, H
: Skor KPMM-1 mahasiswa kelas eksperimen dari penilai I dan penilai II bervariansi homogen.
H
1
: Skor KPMM-1 mahasiswa kelas eksperimen dari penilai I dan penilai II tidak bervariansi homogen.
Dengan menggunakan uji Levene tentang Tests of Homogenity Lampiran E Tabel L3.21, diperoleh ni
lai Sig. = 0,827 0,05 = α. Dengan demikian, H diterima.
Hal ini berarti bahwa skor KPMM-1 mahasiswa kelas eksperimen dari penilai I dan penilai II mempunyai variansi homogen pada taraf signifikansi α = 0,05.
Untuk mengetahui ada atau tidak adanya perbedaan rata-rata antara skor KPMM mahasiswa kelas eksperimen dari penilai I dan dari penilai II digunakan
uji t pada taraf signifikansi α = 0,05. Hipotesis ujinya adalah,
Sufyani Prabawanto, 2013 Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah, Komunikasi, Dan Self- Efficacy Matematis
Mahasiswa Melalui Pembelajaran Dengan Pendekatan Metacognitive Scaffolding Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
H : Tidak terdapat perbedaan skor KPMM-1 mahasiswa kelas eksperimen
antara penilai I dan penilai II. H
1
: Terdapat perbedaan skor KPMM-1 mahasiswa kelas eksperimen antara penilai I dan penilaia II.
Dengan menggunakan uji t t-test for Equality of Means, diperoleh nilai Sig. = 0,812 0,05 = α Tabel 3.6. Dengan demikian, H
diterima. Hal ini berarti bahwa skor KPMM-1 mahasiswa kelas eksperimen antara penilai I dan penilai II
tidak berbeda secara signifikan pada taraf signifikansi α = 0,05.
Tabel 3.6 Uji Perbedaan Skor KPMM-1 antara Penilai I dan Penilai II
Independent Samples Test
t-test for Equality of Means t
df Sig. 2-
tailed Mean
Difference Std. Error
Difference 95 Confidence Interval of the
Difference Lower
Upper
Skor KPPM
Equal variances
assumed -,239
118 ,812
-,611 2,557
-5,675 4,453
Equal variances not
assumed -,239
117,758 ,812
-,611 2,557
-5,675 4,453
Seperti halnya pada skor KPMM-1 mahasiswa kelas eksperimen, untuk mengetahui ada atau tidak ada perbedaan skor KKM-1 mahasiswa kelas
eksperimen antara penilai I dan penilai II digunakan uji t, uji t’, atau uji mann- Whitney. Untuk itu perlu diuji dahulu normalitas distribusi homogenitas variansi
kedua data itu. Uji normalitas distribusi data menggunakan uji Shapiro-Wilk, sedangkan untuk uji homogenitas variansi data menggunakan uji Levene, masing-
Sufyani Prabawanto, 2013 Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah, Komunikasi, Dan Self- Efficacy Matematis
Mahasiswa Melalui Pembelajaran Dengan Pendekatan Metacognitive Scaffolding Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
masing pada taraf signifikansi α = 0,05. Dalam uji normalitas distribusi ini,
terdapat dua hipotesis yang akan diuji, yaitu: Hipotesis 1.
H : Skor KKM-1 mahasiswa kelas eksperimen dari penilai I berdistribusi
normal. H
1
: Skor KKM-1 mahasiswa kelas eksperimen dari penilai I tidak berdistribusi normal.
Hipotesis 2. H
: Skor KKM-1 mahasiswa kelas eksperimen dari penilai II berdistribusi normal.
H
1
: Skor KKM-1 mahasiswa kelas eksperimen dari penilai II tidak berdistribusi normal.
Dengan menggunakan uji Shapiro-Wilk tentang Tests of Normality Lampiran E Tabel L3.22, dari penilai I diperoleh nilai Sig. = 0,001
0,05 = α dan dari penilai II diperoleh nilai Sig. = 0,001
0,05 = α. Dengan demikian, H pada hipotesis 1
dan hipotesis 2 ditolak. Hal ini berarti bahwa skor KKM-1 mahasiswa kelas eksperimen, baik dari penilai I maupun penilai II tidak berdistribusi normal pada
taraf signifikansi α = 0,05. Karena data KKM-1 mahasiswa kelas eksperimen tidak berdistribusi
normal, untuk mengetahui ada atau tidak adanya perbedaan rata-rata antara skor KKM-1 mahasiswa kelas eksperimen dari penilai I dan penilai II digunalan uji
Mann- Whitney pada taraf signifikansi α = 0,05. Hipotesis ujinya adalah,
H : Tidak terdapat perbedaan skor KKM-1 mahasiswa kelas eksperimen
antara penilai I dan penilai II.
Sufyani Prabawanto, 2013 Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah, Komunikasi, Dan Self- Efficacy Matematis
Mahasiswa Melalui Pembelajaran Dengan Pendekatan Metacognitive Scaffolding Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
H
1
: Terdapat perbedaan skor KKM-1 mahasiswa kelas eksperimen antara penilai I dan penilai II.
Dengan menggunakan uji Mann- Whitney diperoleh nilai Sig. = 0,953 0,05 = α
Tabel 3.7. Tabel 3.7
Uji Perbedaan Skor KKM-1 antara Penilai I dan Penilai II
Jadi H diterima. Dengan demikian skor KKM-1 mahasiswa kelas eksperimen
antara penilai I dan penilai II tidak berbeda secara signifikan pada taraf signifikansi α = 0,05.
Karena hasil pengolahan data pretes dari penilai I dan penilai II menujukkan tidak terdapat perbedaan signifikan, baik tentang KPMM-1 maupun KKM-1
mahasiswa kelas eksperimen, selanjutnya seluruh data yang akan diolah bersumber dari hasil pemeriksa I. Pengolahan data ini ditujukan untuk menguji
hipotesis-hipotesis yang diajukan. Dalam hal ini, terdapat enam hipotesis utama yang akan diuji.
Hipotesis ke-1, ke-2, dan ke-3 berkenaan dengan uji dua pihak dari dua sampel bebas dengan tingkat pengukuran interval rasio. Langkah-langkah yang
diperlukan untuk uji hipotesis ke-1, ke-2, dan ke-3 disajikan dalam Gambar 3.4 berikut.
Sufyani Prabawanto, 2013 Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah, Komunikasi, Dan Self- Efficacy Matematis
Mahasiswa Melalui Pembelajaran Dengan Pendekatan Metacognitive Scaffolding Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Ya Tidak
Tidak
Tidak
Ya Ya
Uji t Uji t’
Statistik non-parametrik Mann-Whitney
Gambar 3.4 Kaidah Uji Dua Pihak dari Dua Sampel Bebas
Apakah variansnya homogen?
Apakah data berdistribusi
normal? Apakah data
berdistribusi normal?
Data Sampel 1
Data Sampel 2
Keterangan: : Dan
: Atau
Sufyani Prabawanto, 2013 Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah, Komunikasi, Dan Self- Efficacy Matematis
Mahasiswa Melalui Pembelajaran Dengan Pendekatan Metacognitive Scaffolding Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Sementara itu, dalam hipotesis ke-4, ke-5, dan ke-6 terdapat dua buah faktor, yaitu faktor pendekatan pembelajaran kelas dan faktor pengelompokan
berdasarkan kemampuan awal matematis. Faktor pertama terdiri dari dua macam pendekatan metacognitive scaffolding dan pendekatan langsung dan faktor
kedua terdiri dari tiga macam tinggi, sedang, rendah. Dengan demikian, desain faktorialnya adalah desain faktorial 3 × 2. Tabel 3.8 berikut menggambarkan rata-
rata gain pemecahan masalah, komunikasi, atau self-efficacy matematis ditinjau dari faktor pendekatan pembelajaran dan faktor kemampuan awal matematis.
Tabel 3.8 Rata-Rata Gain PMM, KM, atau SEM Ditinjau dari Faktor KAM
PMM KM
SEM Pembelajaran
Pembelajaran Pembelajaran MS
L MS
L MS
L Kelas
Eksp. Kontrol
Eksp. Kontrol
Eksp. Kontrol
Kelompok Tinggi T
PMMMST PMMLT
KMMST KMLT
SEMMST SEMLT
Sedang S
PMMMSS PMMLS
KMMSS KMLS
SEMMSS SEMLS
Rendah R
SPMMMSR PMMLR
KMMSR KMLR
SEMMSR SEMLR
Keterangan: KAM = Kemampuan awal matematis
PMM = Pemecahan Masalah Matematis. KM = Komunikasi Matematis.
SEM = Self-Efficacy Matematis.
Sufyani Prabawanto, 2013 Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah, Komunikasi, Dan Self- Efficacy Matematis
Mahasiswa Melalui Pembelajaran Dengan Pendekatan Metacognitive Scaffolding Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
MS = Metacognitive Scaffolding. L = Langsung.
Untuk mengetahui pengaruh interaksi antar faktor pendekatan pembelajaran dan kategori kemampuan siswa terhadap kemampuan pemecahan
masalah, kemampuan komunikasi, atau self-efficacy matematis, digunakan uji ANOVA dua jalur jika syaratnya dipenuhi. Langkah-langkah yang akan dilakukan
dalam menguji hipotesis ke-4, ke-5, dan ke-6 ini disajikan pada Gambar 3.5.
Ya Tidak
Tidak Ya
Tidak
Ya Tidak
Ya Apakah setiap data A
i
dan data B
j
berdistribusi normal?
Ya Tidak
Tidak Apakah
pengelompokan memberi efek beda? Anova
Satu Jalur Apakah terdapat
pengaruh interaksi AB terhadap kemampuan
self-efficacy matematis? Anova Dua Jalur
Apakah pengelompokan memberi efek beda?
Kruskal-Wallis
Apakah setiap dua kelompok data B
j
masing-masing berdistribusisi normal?
Apakah dua kelompok data
B
j
homogen? Mulai
KemampuanSelf-Efficacy Matematis menurut Kelompok Kemampuan awal matematis B
KemampuanSelf-Efficacy Matematis Setelah Memperoleh Pendekatan A
Metacognitive Scaffolding
A
1
Langsung A
2
Tinggi B
1
Sedang B
2
Rendah B
3
Sufyani Prabawanto, 2013 Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah, Komunikasi, Dan Self- Efficacy Matematis
Mahasiswa Melalui Pembelajaran Dengan Pendekatan Metacognitive Scaffolding Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Gambar 3.5 Kaidah Uji Pengaruh Interaksi Dua Buah Faktor
Sufyani Prabawanto, 2013 Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah, Komunikasi, Dan Self- Efficacy Matematis
Mahasiswa Melalui Pembelajaran Dengan Pendekatan Metacognitive Scaffolding Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN