Latar Belakang Penelitian PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA GARIS BILANGAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN OPERASI HITUNG BILANGAN BULAT: Penelitian Eksperimen di Kelas IV SDN Cipocok Jaya 1 Kec.Cipocok Jaya Kota Serang.

Hilia Yunita,2014 PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA GARIS BILANGAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN OPERASI HITUNG BILANGAN BULAT Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Matematika merupakan ilmu dasar yang berperan sangat penting didalam kehidupan manusia. Mulai dari anak kecil hingga dewasa tidak terlepas dari ilmu matematika dan akan selalu menggunakan matematika didalam kehidupannya. Karena pada dasarnya pembelajaran matematika tidak hanya mengeksplorasi kemampuan kognitif saja, tetapi juga mengembangkan aspek afektif dan psikomotorik mulai dari jenjang pendidikan dasar sampai perguruan tinggi. Perkembangan pendidikan matematika pun mengalamai perkembangan dikarenakan dipengaruhi oleh perkembangan IT Informasi dan Teknologi, sehingga perkembangan pendidikan matematika mengenal e-learning. Selain itu, perkembangan pendidikan matematika harus diiringi dengan perkembangan karakter dari pendidiknya yaitu guru. Bagi sebagian orang, memandang matematika sebagai bidang studi yang amat sulit. Tetapi sebenarnya meskipun demikian, pendidikan matematika tidak hanya mengembangkan wawasan siswa didalam setiap memecahkan suatu permasalahan matematika, namun bagaimana dengan belajar matematika dapat membentuk karakter bangsa yang memiliki 18 indikator karakter. Menurut Supriadi, 2014, hlm.1 “18 indikator karakter siswa terdiri dari religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, bersahabatkomunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial dan tanggung jawab. Dalam pembelajaran matematika terdiri dari beberapa kemampuan yang diharapkan dapat dikuasai oleh siswa. Salah satunya pengembangan kemampuan berhitung matematia, yang diharapkan kemampuan berpikir siswa menjadi semakin luas. Menurut National Council of Teacher of Mathematics atau NCTM dalam Supriyadi, 2013, hlm. 40 mengemukakan bahwa “siswa harus mempelajari matematika melalui pemahaman dan aktif membangun pengetahuan baru dari pengalaman dan pengatahuan yang telah dimiliki sebelumnya. Melihat pentingnya pembelajaran matematika didalam proses KBM, maka siswa diharuskan tidak hanya bertumpu pada salah satu konsep matematika yang sedang dipelajari, tetapi secara tidak langsung siswa dapat memperoleh berbagai konsep yang berbeda dalam matematika. Jadi sangatlah penting agar siswa dapat mengkoneksikan antara ide-ide hasil dari buah fikiran siswa, yang akhirnya akan dapat meningatkan kualitas hasil belajar siswa. Kesulitan belajar merupakan individu yang memiliki gangguan pada satu atau lebih kemampuan dasar psikologis yang mencakup pemahaman dan penggunaan bahasa, berbicara dan menulis yang dapat mempengaruhi kemempuan berfikir membaca berhitung dan berbicara. Individu yang mempunyai kesulitan belajar memiliki IQ rata-rata, dan mengalami gangguan motorik persepsi, gangguan koordinasi gerak, gangguan orientasi arah dan ruang, dan keterlambatan perkembangan konsep. Terdapat beberapa faktor yang melatar belakangi gangguan berhitung ini, diantaranya adalah kelemahan pada proses penglihatan atau visual, bermasalah dalam hal mengurut informasi, dan fobia terhadap matematika. Menurut Yusnandar, 2012, hlm .36 “guru harus mampu mengarahkan pembahasan materi pelajaran sebagai focus kegiatan belajar siswa. Untuk terciptanya suasana pembelajaran yang atraktif dan dinamis, dan para siswa perlu didorong untuk berani mengemukakan pendapat dari pada hanya “mengiyakan” apa yang disampaikan oleh guru, melalui pendekatan ini, potensi, pengalaman dan wawasan yang sudah menjadi pengetahuan milik siswa dapat diapresiasi dan dikembangkan secara proporsional. Namun didalam kenyataannya, ketika observasi dilapangan tepatnya di kelas IV SD Negeri Cipocok Jaya 1 Kec Cipocok Jaya Kota Serang-Banten, yang dimana ketika didalam proses belajar mengajar dikelas, guru justru mendominasi kegiatan belajar, sehingga skill yang dimiliki oleh siswa belum dapat tereksplor dengan maksimal. Media matematikanya pun terkadang tidak sesuai dengan apa yang diajarkan dan pada akhirnya membuat siswa terlihat pasif, jenuh dan kurang antusias untuk belajar. Guru senantiasa terfokus untuk menjelaskan materi dan seperti biasa siswa hanya melaksanakan perintah mengerjakan soal tanpa adanya penanaman pemahaman konsep belajar yang kuat. Alhasil, pembelajaran yang didapat pun juga kurang memuaskan dan kurang maksimal. Hal tersebut disebabkan karena guru terbiasa melakukan pembelajaran dengan cara konvensional. Melihat hasil tes atau nilai rata- rata UTS yang diperoleh siswa kelas IV SDN Cipocok Jaya 1 kurang memuaskan yaitu dengan nilai rata-rata kelas IV A yaitu 60 dan kelas IV A yaitu 62. Setelah melihat fenomena yang biasa terjadi tersebut, pada akhirnya peneliti menemukan suatu cara yaitu bagaimana agar siswa mampu berperan serta aktif dalam mengembangkan keterampilan dan kemampuan yang tertanam didalam dirinya, untuk dapat memahami, mengerti, merencanakan, melaksanakan dan mengkomunikasikan hasil. Maka dari itu, sangat diperlukan peran serta guru untuk mengaplikasikan suatu media yang tepat didalam proses pembelajaran. Setelah memperhatikan uraian diatas, maka perlu dilakukan sebuah penelitian pada kelas IV yang berfokus pada pengembangan media pembelajaran, yang dapat mengembangkan kemampuan pemahaman berhitung siswa didalam pembelajaran matematika, yang dimana telah dipandang sebagai masalah utama. Sebagaimana menurut National Education Assosiation atau NEA dalam Sundayana, 2013, hlm. 5 mengutarakan bahwa “media sebagai bentuk-bentuk komunikasi baik terletak maupun audio-visual dan peralatannya. Dengan demikian, media dapat dimanipulasi, dilihat, didengar atau dibaca. Melihat betapa pentingnya nilai- nilai yang terdapat didalam konsep matematik, maka akhirnya peneliti mempunyai ide atau gagasan tentang media apa yang akan diterapkan ketika penelitian berlangsung. Media garis bilangan lah yang akan digunakan oleh peneliti sebagai suatu alat bantu ketika didalam proses pembelajaran. Menurut Shamsudin dalam Dewi, 2011, hlm. 12 menyebutkan : garis bilangan adalah garis lurus yang ditandai dengan sejumlah titik jarak dari titik ke titik lain sama panjang. Pada setiap titik tertulis satu bilangan, bilangan- bilangan itu merupakan rangkaian bilangan berurutan dari bilangan negatif terkecil disebelah kiri nol sampai dengan positif terbesar disebelah kanan nol. Sehingga dapat disimpulkan bahwa garis bilangan mempunyai arti yaitu dimana sebuah garis lurus yang ditandai dengan titik- titik yang berjarak sama, dan pada setiap titik tersebut ditandai dengan satu buah bilangan yang berurutan dari bilangan negatif terkecil yang terletak disebelah kiri dan sampai dengan bilangan positif terbesar yang terletak disebelah kanan nol. Namun ketika didalam penelitian nanti peneliti tentunya akan memodifikasi media garis bilangan tersebut sedemikian rupa dan sekreatif mungkin sehingga nantinya akan terlihat lebih menarik dan diharapkan akan menumbuhkan bakat dan minat belajar siswa. Tahap selanjutnya, maka diharapkan agar setiap siswa mampu menyelesaikan masalah dengan mudah menggunakan kemampuan berhitung dengan menggunakan media pembelajaran dan tentunya akan meningkatkan hasil belajar siswa. Sehingga nantinya bisa bermanfaat terutama untuk siswa dan akhirnya dapat diterapkan dalam kehidupan sehari- hari. Agar tujuan tersebut dapat tercapai dengan baik, maka penulis mencoba mengadakan penel itian dengan judul: “Pengaruh Penggunaan Media Garis Bilangan Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Operasi Hitung Bilangan Bulat di Sekolah Dasar”.

B. Rumusan Masalah