PENGGUNAAN MEDIA GARIS BILANGAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG BILANGAN BULAT PADA SISWA KELAS IV SDN I KARANGDUREN KLATEN TAHUN PELAJARAN 2010 2011

(1)

commit to user

PENGGUNAAN MEDIA GARIS BILANGAN UNTUK

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG BILANGAN

BULAT PADA SISWA KELAS IV SDN I KARANGDUREN

KLATEN TAHUN PELAJARAN 2010/2011

SKRIPSI Oleh :

IKE LIGASARI DEWI NIM X1808019

PROGRAM PJJ S-1 PGSD

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2011


(2)

commit to user

i

PENGGUNAAN MEDIA GARIS BILANGAN UNTUK

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG BILANGAN

BULAT PADA SISWA KELAS IV SDN I KARANGDUREN

KLATEN TAHUN PELAJARAN 2010/2011

Oleh :

IKE LIGASARI DEWI NIM X1808019

Skripsi

Ditulis dan Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Mendapatkan Gelar Sarjana Pendidikan Program PJJ ICT PGSD

Jurusan Ilmu Pendidikan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA 2011


(3)

commit to user

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Skripsi Program PJJ ICT PGSD Jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta pada :

Hari : Senin Tanggal : 13 Juni 2011

Persetujuan pembimbing

Pembimbing I, Pembimbing II,

Drs. Usada, M. Pd. Dr. Riyadi, M. Si NIP 19510908 198003 1 002 NIP 19670116 199402 1 001


(4)

commit to user

iii

PENGESAHAN

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.

Hari : Rabu

Tanggal : 22 Juni 2011

Tim Penguji Skripsi

Nama Terang tanda tangan

Ketua : Drs. Hasan Mahfud, M. Pd. ... Sekretaris : Taufiq Lilo, S. T., M. T. ...

Anggota I : Drs. Usada, M. Pd. ... Anggota II : Dr. Riyadi, M. Si. ...

Disahkan oleh

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Dekan,

Prof. Dr. H.M. Furqon Hidayatullah, M. Pd.


(5)

commit to user

Ike ligasari dewi, PENGGUNAAN GARIS BILANGAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG BILANGAN BULAT PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI I KARANGDUREN KLATEN TAHUN PELAJARAN 2010/2011. Laporan Penelitian Tindakan Kelas, Surakarta : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret, Maret 2011.

Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan berhitung bilangan bulat pada siswa kelas IV SD Negeri I Karangduren dan mendiskripsikan cara penggunaan garis bilangan untuk meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi hitung bilangan bulat.

Variabel yang menjadi sasaran perubahan dalam penelitian ini adalah: kemampuan berhitung bilangan bulat, sedangkan variabel tindakan yang digunakan dalam penelitian ini adalah media garis bilangan.

Bentuk penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas dengan menggunakan dua sikus. Tiap siklus terdiri dari empat tahapan yaitu : perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan dan refleksi. Sebagai subyek penelitian adalah siswa kelas IV SD Negeri I Karangduren, Kecamatan Kebonarum, Kabupaten Klaten yang berjumlah 26 siswa. Teknik pengumpulan data yang dib gunakan adalah observasi, dokumentasi, dan tes. Teknis analisis data yang digunakan adalah model analisis statistis diskriptif yaitu membuat rata-rata nilai, nilai maksimal, nilai minimal, menghitung persentase, membuat grafik kemudian mendiskripsikan data-data penelitian tersebut, dan menarik kesimpulan.

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa ada peningkatan kemampuan berhitung bilangan bulat, setelah dilakukan tindakan kelas melalui media garis bilangan. Hal ini dapat ditunjukkan dengan meningkatnya kemampuan siswa dari sebelum tindakan dan sesudah tindakan. Pada Siklus I ada peningkatan dari rata-rata 52,28 meningkat menjadi 56,25. Pada Siklus II ada peningkatan dari rata-rata 56,25 meningkat menjadi 73,93. Dengan demikian dapat disimpulkan suatu kesimpulan bahwa pembelajaran matematika dengan menggunakan media garis bilangan dapat meningkatkan kemampuan berhitung

bilangan bulat pada siswa kelas IV SD Negeri I Karangduren, Kecamatan Kebonarum, Kabupaten Klaten Tahun Pelajaran 2010/2011.


(6)

commit to user

v

MOTTO

“Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan. Maka apabila engkau telah selesai (dari sesuatu urusan), tetaplah bekerja keras (untuk urusan yang lain)’

~ (QS. Al-Insyirah : 6-7) ~

“Allah mencintai seseorang yang apabila mengerjakan sesuatu pekerjaan, maka ia mengerjakan dengan sempurna”

~ (HR. Baihaqi) ~

“Manusia yang paling lemah ialah orang yang tidak mampu mencari teman. Namun yang lebih lemah dari itu ialah orang yang mendapatkan banyak

teman tetapi menyia-nyiakannya.” ~ (Ali Bin Abu Thalib) ~


(7)

commit to user PERSEMBAHAN

Dengan segenap hati yang paling dalam, penulis mempersembahkan skripsi ini kepada:

1. Bapak dan Ibu tercinta

2. Suamiku Adhie Listia Whidia Wardhana 3. Putraku Muhammad Dzaky Hisyam Wardhana 4. Adik-adikku

5. Rekan- rekan S1 PGSD 6. Almamaterku


(8)

commit to user

vii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat karunia-Nya penyusunan skripsi ini dapat selesai pada waktunya. Skripsi ini merupakan salah satu tugas dalam menempuh mata kuliah Elektronik Tugas Akhir ( E-TA ) pada program studi PJJ S1 PGSD di Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Penulis menyadari bahwa penulisan Skripsi ini tidak lepas dari bimbingan petunjuk serta saran-saran dari berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak langsung Untuk itu dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada semua pihak yang telah memberi bantuan berharga. Ucapan terima kasih saya sampaikan kepada yang terhormat :

1. Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M. Pd. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Univaersitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Drs. KRT. Rusdiana Indianto, M. Pd. Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3. Drs. Hadi Mulyono, M. Pd. Ketua Program Studi PGSD dan sekaligus Ketua Program PJJ PGSD Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

4. Drs. Usada, M. Pd. Pembimbing I yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan skripsi ini.

5. Dr. Riyadi, M. Si. Pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan skripsi ini.

6. Ruwanto, S. Pd. Kepala Sekolah Dasar Negeri I Karangduren yang telah memberikan izin tempat penelitian.

7. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini.

Ucapan terima kasih yang saya sampaikan pula kepada semua pihak yang tidak mungkin disebutkan satu persatu di sini atas segala bantuan dan dorongannya, mudah-mudahan budi baik semua pihak yang memberikan bantuan tersebut memperoleh pahala dari Tuhan Yang Maha Esa.


(9)

commit to user

Walaupun sudah berusaha semaksimal mungkin, namun skripsi ini masih jauh dari sempurna, untuk itu saran dan kritik yang membangun dari semua pihak, khususnya Bapak Pembimbing selaku supervisor sangan saya harapkan guna perbaikan penulisan skripsi ini.

Akhirnya, semoga skripsi ini bermanfaat, untuk penulis sendiri pada khususnya dan untuk rekan sejawat pada umumnya, sehingga meningkatkan mutu pembelajaran dalam melaksankan tugas di kemudian hari.

Amin.

Klaten, 14 Maret 2011


(10)

commit to user

ix

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL

HALAMAN PENGAJUAN i

HALAMAN PERSETUJUAN ii

HALAMAN PENGESAHAN iii

ABSTRAK iv

MOTTO v

HALAMAN PERSEMBAHAN vi

KATA PENGANTAR vii

DAFTAR ISI ix

DAFTAR TABEL xi

DAFTAR GAMBAR xii

DAFTAR LAMPIRAN xiii

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah 1

B. Perumusan Masalah 4

C. Tujuan Penelitian 4

D. Manfaat Penelitian 4

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teori 6

1. Tinjauan Tentang Media 6

2. Tinjauan Tentang Garis Bilangan 12

3. Tinjauan Tentang Kemampuan Hitung Bilangan Bulat 18

B. Kerangka Berpikir 21

C. Hipotesis Tindakan 23

BAB III. METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian 24

B. Subjek Penelitian 25


(11)

commit to user

D. Teknik Pengumpulan Data 26

E. Validitas Data 27

F. Teknik Analisis Data 27

G. Indikator/Kinerja Keberhasilan 28

H. Prosedur Penelitian 28

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian 31

1. Hasil Penelitian Siklus I 31

a. Perencanaan 31

b. Tindakan 32

c. Pengamatan 34

d. Refleksi 37

2. Hasil Penelitian Siklus II 42

a. Perencanaan 42

b. Tindakan 43

c. Pengamatan 45

d. Refleksi 48

B. Pembahasan Hasil Penelitian 54

BAB V. KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Kesimpulan 59

B. Implikasi 59

C. Saran 60

DAFTAR PUSTAKA 62


(12)

commit to user

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Jadwal Penelitian 24

Tabel 2. Data Nilai Kemampuan Berhitung Siswa Siklus I Pertemuan 1 38 Tabel 3. Data Nilai Kemampuan Berhitung Siswa Siklus I Pertemuan 2 40 Tabel 4. Data Nilai Kemampuan Berhitung Siswa Siklus I Pertemuan 3 41 Tabel 5. Data Nilai Kemampuan Berhitung Siswa Siklus II Pertemuan 1 50 Tabel 6. Data Nilai Kemampuan Berhitung Siswa Siklus II Pertemuan 2 52 Tabel 7. Data Nilai Kemampuan Berhitung Siswa Siklus II Pertemuan 3 53 Tabel 8. Data Frekuensi Nilai Kemampuan Berhitung Siswa

Sebelum Tindakan. 55

Tabel 9. Data Frekuansi Nilai Kemampuan Berhitung Siklus I. 56 Tabel 10. Data Frekuansi Nilai Kemampuan Berhitung Siklus II. 57 Tabel 11. Rekapitulasi nilai rata-rata sebelum tindakan, siklus I dan Siklus II 58


(13)

commit to user

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Garis Bilangan Bulat 13

Gambar 2 Penjumlahan Bilangan Bulat Positif dan Bilangan Bulat Positif 14 Gambar 3. Penjumlahan Bilangan Bulat Positif dan Bilangan Bulat Negatif. 14 Gambar 4. Penjumlahan Bilangan Bulat Positif dan Bilangan Bulat Negatif. 15 Gambar 5. Penjumlahan Bilangan Bulat Negatif dan Bilangan Bulat Negatif 15 Gambar 6. Pengurangan Bilangan Bulat Positif dan Bilangan Bulat Positif. 16 Gambar 7. Pengurangan Bilangan Bulat Negatif dan Bilangan Bulat Positif. 16 Gambar 8. Pengurangan Bilangan Bulat Positif dan Bilangan Bulat Negatif 17 Gambar 9. Pengurangan Bilangan Bulat negatif dan Bilangan Bulat Negatif. 17

Gambar 10. Hitung Campuran Bilangan Bulat 17

Gambar 11. Hitung Campuran Bilangan Bulat 18

Gambar 12. Kerangka Berpikir 22

Gambar 13. Siklus Observasi 26

Gambar 14. Grafik Nilai Kemampuan Berhitung Siswa pada

Siklus I Pertemuan 1 39

Gambar 15. Grafik Nilai Kemampuan Berhitung Siswa pada

Siklus I Pertemuan 2 40

Gambar 16. Grafik Nilai Kemampuan Berhitung Siswa pada

Siklus I Pertemuan 3 42

Gambar 17. Grafik Nilai Kemampuan Berhitung Siswa pada

Siklus II Pertemuan 1 50

Gambar 18. Grafik Nilai Kemampuan Berhitung Siswa pada

Siklus II Pertemuan 2 52

Gambar 19. Grafik Nilai Kemampuan Berhitung Siswa pada


(14)

commit to user

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

1. RPP Siklus I 64

2. RPP Siklus II 78

3. Lembar Observasi Guru Siklus I Pertemuan 1 92 4. Lembar Observasi Siswa Siklus I Pertemuan 1 93 5. Lembar Observasi Guru Siklus I Pertemuan 2 94 6. Lembar Observasi Siswa Siklus I Pertemuan 2 95 7. Lembar Observasi Guru Siklus I Pertemuan 3 96 8. Lembar Observasi Siswa Siklus I Pertemuan 3 97 9. Lembar Observasi Guru Siklus II Pertemuan 1 98 10. Lembar Observasi Siswa Siklus II Pertemuan 1 99 11. Lembar Observasi Guru Siklus II Pertemuan 2 100 12. Lembar Observasi Siswa Siklus II Pertemuan 2 101 13. Lembar Observasi Guru Siklus II Pertemuan 3 102 14. Lembar Observasi Siswa Siklus II Pertemuan 3 103 15. Rekapitulasi Nilai Ulangan Harian Sebelum Tindakan 104 16. Rekapitulasi Nilai Ulangan Harian Siklus I 106 17. Rekapitulasi Nilai Ulangan Harian Siklus II 108 18. Rekapitulasi Nilai Ulangan Harian Sebelum Tindakan,

Siklus I, Siklus II 110

19. Foto Siklus I Pertemuan 1 112

20. Foto Siklus I Pertemuan 2 113

21. Foto Siklus I Pertemuan 3 114

22. Foto Siklus II Pertemuan 1 115

23. Foto Siklus II Pertemuan 2 116

24. Foto Siklus II Pertemuan 3 117


(15)

commit to user

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Peningkatan penguasaan, pemanfaatan, dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan salah satu tujuan yang sangat diinginkan oleh bangsa Indonesia. Untuk mencapai tujuan tersebut pemerintah dan masyarakat pendidikan telah melakukan berbagai upaya pada berbagai jenjang persekolahan sesuai dengan kurikulum yang diberlakukan secara nasional yang memuat berbagai mata pelajaran termasuk matematika.

Materi matematika yang diberikan di Sekolah Dasar (SD) merupakan konsep dasar yang banyak diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu diperlukan penguasaan yang memadai terhadap konsep matematika. Pemerintah berupaya meningkatkan mutu pendidikan yang dilakukan secara menyeluruh meliputi aspek pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai-nilai. Pengembangan aspek-aspek tersebut dilakukan untuk meningkatkan dan mengembangkan kecakapan hidup (life skill) melalui seperangkat kompetensi, agar siswa dapat bertahan hidup, menyesuaikan diri dan berhasil di masa datang.

Matematika memiliki peranan yang sangat penting karena banyak persoalan dalam kehidupan yang memerlukan kemampuan matematika, seperti menghitung, mengukur dan menimbang misalnya untuk menghitung banyaknya benda, mengukur jarak atau luas suatu benda, sampai dengan menimbang berat benda tersebut. Menyadari akan peran penting matematika dalam kehidupan, maka belajar untuk selayaknya merupakan kebutuhan dan menjadi kegiatan yang menyenangkan. Namun kenyataannya bahwa belajar matematika seakan menakutkan bagi mereka.

Dalam pelaksanaan pembelajarannya salah satu komponen yang sangat penting adalah guru. Guru adalah ujung tombak pendidikan. Dalam konteks ini, guru mempunyai peranan yang sangat besar dan strategis, karena gurulah yang berada di barisan paling depan dalam pelaksanaan pendidikan. Guru langsung berhadapan dengan peserta didik dalam kegiatan pembelajaran yang di dalamnya


(16)

commit to user

xv

mencakup kegiatan pentransferan ilmu pengetahuan dan teknologi serta penanaman nilai-nilai positif melalui bimbingan dan tauladan. Untuk itu, guru harus dapat memberikan pembelajaran yang baik kepada seluruh peserta didik.

Pembelajaran yang baik adalah pembelajaran yang memungkinkan terjadinya interaksi antara pendidik, peserta didik, media dan lingkungan belajar. Dengan adanya interaksi yang baik antara pendidik, peserta didik, alat/ media, dan lingkungan belajar, maka tujuan pembelajaran akan tercapai secara optimal. Dalam hal ini guru dituntut aktif, kreatif, dan inovatif serta mempunyai kemampuan untuk merencanakan dan melaksanakan program pembelajaran.

Siswa dapat dikatakan berhasil dalam mengikuti pembelajaran jika telah menguasai materi pelajaran yang disampaikan guru. Penguasaan materi tersebut dinyatakan dalam perolehan nilai. Nilai dapat diperoleh dari tes lisan maupun tes tertulis. Kegiatan evaluasi merupakan cara untuk mendapatkan informasi tentang hasil pembelajaran siswa.

Dari data nilai yang diperoleh, maka guru dapat melakukan tindak lanjut. Apabila nilai yang dicapai siswa dalam kegiatan evaluasi itu baik, maka guru melakukan tindakan pengayaan. Tetapi jika nilai kurang baik, upaya guru adalah mengadakan perbaikan pembelajaran, agar masalahnya dapat segera teratasi, sehingga tujuan pembelajaran dapat berhasil dengan baik.

Dalam proses belajar siswa, tidak dipungkiri lagi bahwa pembelajaran matematika di Sekolah Dasar belum sesuai dengan yang diharapkan. Sebagian besar guru dalam memberikan materi pelajaran kepada siswa jarang memakai sarana atau media pengajaran, sehingga terasa sekali bahwa Proses Belajar Mengajar yang dikelolanya membosankan siswa, tidak menarik dan hasilnya tidak memuaskan. Berbagai macam keluhan dalam pembelajaran matematika di SD seperti; malas belajar, membosankan (jenuh), kurang bergairah, tidak menarik, dan keluhan-keluhan lain dari para siswa, adalah permasalahan mendasar yang harus segera diatasi. Dalam ilmu psikologi, gejala ini disebabkan oleh kurangnya motivasi belajar siswa. Hal demikianlah yang terjadi di SDN I Karangduren Kecamatan Kebonarum, Kabupaten Klaten.


(17)

commit to user

semester II tahun pelajaran 2009/2010 pada KD Pengerjaan hitung bilangan bulat

dari 24 siswa hanya 9 siswa yang mendapatkan nilai > 60 (Nilai KKM). Dari data tersebut ternyata selama proses pembelajaran berlangsung terlihat siswa kurang memperhatikan, kurang termotivasi untuk belajar, tidak mau bertanya pada guru dan sulit menangkap pelajaran.

Berdasarkan data di atas, peneliti akan memperbaiki proses pembelajaran melalui PTK untuk meningkatkan pemahaman materi dan motivasi serta hasil belajar siswa.

Setelah mengidentifikasi permasalahan dari proses pembelajaran yang dilaksanakan, ditemukan beberapa permasalahan, yaitu :

1. Kurangnya motivasi siswa untuk belajar. 2. Siswa kurang memperhatikan penjelasan guru. 3. Siswa tidak mau bertanya kepada guru.

4. Siswa sulit menangkap materi pelajaran.

5. Pemahaman dan penguasaan siswa terhadap materi rendah.

Dari beberapa permasalahan yang teridentifikasi, peneliti berdiskusi dengan teman sejawat tentang penyebab rendahnya pemahaman dan penguasaan siswa terhadap materi yang diajarkan. Dari hasil diskusi ditemukan bahwa penyebab pemahaman dan hasil siswa rendah adalah :

1. Penjelasan guru kurang jelas.

2. Guru kurang variatif dan monoton dalam menyampaikan materi. 3. Tidak digunakan media/ alat peraga yang tepat.

4. Guru tidak memotivasi siswa. 5. Siswa merasa bosan.

6. Siswa tidak aktif dalam pembelajaran.

7. Guru tidak memberikan kesempatan siswa untuk bertanya. 8. Guru mendominasi jalanya pembelajaran.

Berdasarkan data di atas, peneliti ingin meningkatkan penguasaan siswa terhadap materi pengerjaan hitung bilangan bulat dengan melakukan perbaikan pembelajaran melalui PTK (Penelitian Tindakan Kelas) yang peneliti laksanakan dengan dibantu oleh teman sejawat dan supervisor. Salah satu upaya penulis


(18)

commit to user

xvii

dalam meningkatkan penguasaan materi pelajaran matematika tentang pengerjaan

hitung bilangan bulat adalah dengan menggunakan media garis bilangan.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka masalah dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut: Apakah dengan media garis bilangan dapat meningkatkan kemampuan berhitung bilangan bulat siswa kelas IV SDN I Karangduren Klaten?”

C. Tujuan Penelitian

Peneliti melaksanakan perbaikan pembelajaran yang merupakan tindak lanjut setelah proses pembelajaran. Hal ini bertujuan untuk :

1. Mengetahui apakah dengan media garis bilangan dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi hitung bilangan bulat.

2. Mendiskripsikan cara penggunaan garis bilangan untuk meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi hitung bilangan bulat.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat baik secara teoritis maupun secara praktis. Adapun manfaat tersebut dapat diuraikan sebagai berikut: 1. Manfaat teoritis:

a. Mendapatkan teori cara meningkatkan kemampuan berhitung bilangan bulat dengan media garis bilangan.

b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan kepada pembelajaran matematika, umumnya pada peningkatan mutu pendidikan matematika melalui media garis bilangan.

c. Dapat memberikan sumbangan pada sekolah dalam meningkatkan kemampuan berhitung bilangan bulat

d. Sebagai dasar untuk melakukan penelitian selanjutnya 2. Manfaat praktis :


(19)

commit to user

1) Dapat memperbaiki proses pembelajaran yang dikelolanya. 2) Dapat meningkatkan kualitas pembelajaran.

3) Dapat memperbaiki kinerja.

4) Dapat menambah rasa percaya diri. b. Manfaat bagi siswa:

1) Motivasi belajar siswa meningkat.

2) Meningkatkan keaktifan siswa dalam belajar.

3) Meningkatkan pemahaman dan penguasaan materi pelajaran. 4) Merangsang siswa untuk mengungkapkan ide.

5) Prestasi belajar siswa meningkat. c. Manfaat bagi sekolah :

1) Memotivasi guru lain untuk melaksanakan model pembelajaran yang bervariasai.

2) Memberikan masukan kepada sekolah dalam usaha perbaikan proses pembelajaran sehingga kemampuan berhitung siswa meningkat.


(20)

commit to user

xix

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teori 1. Tinjauan Tentang Media

a. Pengertian Media

Secara harfiah kata ”media” dari bahasa Latin, yang merupakan bentuk jamak dari ”medium” yang berarti perantara dan alat (sarana) untuk mencapai sesuatu. Association for Education and Communication

Technology (AECT) mendefinisikan media adalah segala bentuk yang

dipergunakan untuk suatu proses penyaluran informasi.

Sedangakan Education Association mendefinisikan media sebagai benda yang dapat dimanipulasikan, dilihat, didengar, dibaca, atau dibicarakan beserta instrumen yang dipergunakan dengan baik dalam kegiatan belajar mengajar, sehingga dapat mempengaruhi efektifitas program instruksional. Lebih jelas lagi Koyo K dan Zulkarimen Nst, (1983)mendefinisikan media sebagai berikut ”Media adalah sesuatu yang dapat menyalurkan pesan dan dapat merangsang pikiran, perasaan, dan kemauan seseorang sehingga dapat mendorong tercapainya proses belajar pada dirinya”.

Dari tiga definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa media merupakan sesuatu yang bersifat menyalurkan pesan dan dapat merangsang pikiran, perasaan, dan kemauan siswa, sehingga terjadi proses belajar pada dirinya. Penggunaan media secara efektif memungkinkan siswa dapat belajar lebih baik dan dapat meningkatkan performa mereka sesuai dengan tujuan yang akan dicapai.

Selanjutnya Husein Achmad menyatakan bahwa media pendidikan pengertiannya identik dengan keperagaan. Keperagaan berasal dari kata ”raga” yang berarti sesuatu benda yang dapat diraba, dilihat, didengar, dan yang dapat diamati melalui indera kita (Husesin Achmad, 1981:102). Oemar Hamalik menyatakan bahwa media pendidikan adalah alat,


(21)

commit to user

metode,dan teknik yang digunakan dalam rangka lebih mengefektifkan komunikasi dan interaksi antara guru dan siswa dalam proses pendidikan dan pengajaran di sekolah (Oemar Hamalik, 1977:23).

Sedangkan media pengajaran (Kosasih Djahiri, 1978/1979:66) adalah segala alat bantu yang dapat memperlancar keberhasilan mengajar. Alat bantu mengajar ini berfungsi membantu efisiensi pencapaian tujuan. Oleh karena itu dalam proses pembelajaran guru harus menghubungkan alat bantu mengajar dengan kegiatan mengajarnya.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud media adalah alat atau sarana yang digunakan sebagai perantara (medium) untuk menyampaikan pesan dalam mencapai tujuan pembelajaran. Pembelajaran merupakan proses komunikasi yang di dalamnya ada unsur: sumber pesan (guru), penerima pesan (siswa), dan pesan yaitu materi pelajaran yang diambil dari kurikulum.

b. Fungsi Media

Di dalam proses belajar mengajar dewasa ini, masih banyak guru yang enggan memanfaatkan media yang tersedia. Tetapi terjadi kecenderungan para siswa dibiasakan sekedar mendengarkan apa yang dianjurkan oleh guru, kemudian mencatat, dan kemudian dipaksa menghafalkan di luar kepala, atau sering dikenal dengan istilah duduk, dengar, catat, hafal.

Keadaan seperti ini akan menghasilkan sikap verbalisme yang mengakibatkan siswa hanya pasif di dalam proses belajar mengajar. Dalam rangka menciptakan CBSA serta mengembangkan keterampilan proses pada siswa, penggunaan berbagai macam media (multi media) sangat membantu proses pembelajaran.

Pada kakikatnya proses pembelajaran adalah proses komunikasi antara pengajar dengan objek pengajaran. Kegiatan di kelas merupakan tempat guru dan siswa melakukan tukar pikiran dan mengembangkan ide-idenya. Dalam berkomunikasi sering terjadi penyimpangan-penyimpangan


(22)

commit to user

xxi

sehingga komunikasi menjadi tidak efektif karena adanya kecenderungan verbalisme, ketidaksiapan, dan kurangnya minat siswa. Salah satu usaha mengatasinya adalah dengan menggunakan media secara terintegrasi dalam proses pembelajaran. Hal ini disebabkan fungsi media dalam kegiatan pembelajaran disamping sebagai penyaji stimulus informasi dan sikap, juga untuk meningkatkan keserasian dalam penerimaan informasi. Dalam hal-hal tertentu media juga berfungsi untuk mengatur langkah-langkah kemajuan serta memberikan umpan balik.

Sejalan dengan perubahan pandangan tentang pengertian belajar mengajar, maka berubah pula pandangam terhadap media. Dewasa ini media tidak lagi dipandang sebagai alat bantu yang digunakan jika perlu atau sekedar selingan, melainkan dipandang sebagai komponen dari sistem instruksional. Oleh karena itu penggunaan media harus dirancang, disiapkan, dipilih dan disusun secara cermat sesuai dengan tujuan instruksional yang hendak dicapai. Sebagai salah satu komponen sistem, maka media ikut mempengaruhi bekerjanya komponen lain, dengan demikian ikut menentukan keberhasilan proses pembelajaran. Dapat disimpulkan bahwa media bukan lagi hanya sekedar alat bantu, tetapi merupakan bagian integral dari sistem instruksional. Maka penggunaan media dalam proses pembelajaran mutlak diperlukan.

Penggunaan media dalam proses pembelajaran menurut Basyaruddin Usman dan H. Asnawir (2002;13-15) mempunyai nilai-nilai praktis sebagai berikut:

1. Media dapat mengatasi berbagai keterbatasan pengalaman yang dimiliki siswa

Pengalaman masing-masing individu sangat beragam, misalnya dua siswa yang berasal dari dua lingkungan keluarga dan masyarakat yang berbeda akan menampakkan pengalaman yang berbeda pula. Media dapat mengatasi mengatasi perbedaan-perbedaan tersebut.


(23)

commit to user 2. Media dapat mengatasi ruang kelas

Di dalam kelas banyak hal yang sulit untuk dialami langsung oleh siswa. Misalnya obyek yang terlalu besar atau terlalu kecil, gerakan-gerakan yang terlalu cepat atau terlalu lambat, dan hal-hal yang terlalu komplek, semuanya dapat diperjelas dengan menggunakan media.

3. Media memungkinkan adanya interaksi langsung antara siswa dengan lingkungan

Misalnya mengamati, mengidentifikasi gejala fisik / lingkungan dan masalah-masalah sosial di masyarakat

4. Media menghasilkan keragaman pengamatan

Pengamatan yang dilakukan secara bersama-sama dapat diarahkan kepada hal-hal yang penting sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai

5. Media dapat menanamkan konsep dasar, yang benar, konkrit, dan realistis

Penggunaan media gambar, film, model, grafik, atau bahkan benda aslinya dapat memberikan konsep yang benar.

6. Media dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru

Dengan menggunakan media, pengalaman anak semakin luas, persepsi semakin tajam, pemahaman konsep-konsep semakin lengkap. Dengan demikian menambah rasa ingin tahu siswa, selanjutnya dapat menimbulkan minat baru untuk belajar.

7. Media dapat membangkitkan motivasi dan merangsang siswa untuk belajar

Pemasangan gambar dengan warna yang menarik di papan tulis, mendengarkan siaran radio, pemutaran film, semuanya itu dapat menimbulkan rangsanagan untuk belajar lebih lanjut.

8. Media dapat memberikan pengalaman yang integral dari sesuatu yang konkrit sampai kepada sesuatu yang abstrak


(24)

commit to user

xxiii

Media dalam pembelajaran harus dipersiapkan secara matang. Sebelum menetapkan jenis media apa yang akan digunakan dalam proses pembelajaran sebaiknya guru memperhatikan hal-hal penting tentang media pengajaran.

Hal-hal yang perlu diperhatikan oleh guru sebelum menggunakan media pengajaran adalah sebagai berikut :

1. Penggunaan media pengajaran hendaknya dipandang sebagai bagian yang (integrated) dengan proses atau sistem mengajar, bukan merupakan tambahan atau ekstra yang digunakan apabila waktu mengijinkan atau mengisi waktu senggang saja Sebab penggunaan media pengajaran diperuntukkan mencapai tujuan tertentu.

2. Media pengajaran hendaknya dipandang sebagai sumber dari pada data. Hal ini sangat dibutuhkan dalam metode inquiry, problem solving dan diskusi.

3. Dalam penggunaan media pengajaran guru hendaknya memahami benar hirarkhi (sequance) dari pada jenis alat dan kegunaannya. Sebab kita pahami siswa lebih mudah menghayati hal yang langsung dari pada yang tidak langsung, begitu pula lebih mudah memahami hal-hal yang konkrit dari pada hal yang abstrak.

4. Dalam penggunaan media pengajaran hendaknya diuji kegunaannya, sebelum, selama, dan sesudah penggunaannya. Artinya guru harus memperhitungkan untung rugi dan kebaikan dari penggunaan atau memilih media tersebut.

5. Media pengajaran akan sangat efektif dan efisien penggunaannya apabila diorganisir secara sistematis, jadi jangan hanya sekadar menggunakan

6. Penggunaan multi media sangat menguntungkan dan akan memperlancar proses dan merangsang semangat belajar siswa. Dengan multi media akan mengurangi rasa bosan siswa dan membantu siswa


(25)

commit to user

memfungsikan aneka jenis inderanya, sehingga proses belajar siswa akan lebih mudah dan mantap (Kosasih Djahiri, 1978/1979:66-68)

Mengajar dengan menggunakan alat peraga ( media ) akan lebih meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi pelajaran. Informasi yang di dapat akan lebih kuat tertanam dalam pikiran siswa. Hal ini membuktikan pula bahwa alat peraga sangat penting peranannya dalam keberhasilan dari sebuah proses pembelajaran.

Penggunaan alat peraga harus benar-benar sesuai dengan materi pelajaran. Ini juga diperkuat oleh pendapat beberapa ahli pendidikan yang mengatakan bahwa penggunaan media/alat peraga sangat penting untuk meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi pelajaran antara lain Jean Piaget (Swiss). Perkembangan intelektual manusia menurut Jean Piaget dibagi menjadi 4 Tahap yaitu : Tahap Gerak sensoris (0 - 12 Tahun), Tahap Pra Operasional (2 – 7 Tahun), Tahap Operasional Konkret (7 – 12 Tahun), dan Tahap Operasional Formal (13 Tahun atau lebih). Jean Piaget menganjurkan agar dalam mengajarkan Matematika di Pendidikan Dasar perlu memanfaatkan alat peraga benda konkret. Sebab anak-anak SD perkembangan intelektualnya cenderung masih berada dalam Tahap Operasional Konkret.

Pendapat Jean Piaget diperkuat pula oleh William Brownell dalam teori belajar “Meaning Theory”. Menurut William Brownell, dalam mengajarkan Matematika di Pendidikan Dasar sebaiknya menggunakan alat peraga benda konkret dan materi disajikan secara permanen dan terus menerus dalam waktu yang lama.

Ahli pendidikan lain yaitu Jerome S. Brunner dalam teori belajarnya mengatakan dalam pembelajaran Matematika ada tiga tahapan pembelajaran yang hendaknya digunakan secara berurutan yaitu : Tahap Enactive yaitu penggunaan benda konkret dalam belajar, Tahap Econic yakni tahap penggunaan gambar atau grafik dan Tahap Symbolic dimana dalam tahap ini guru sudah bisa menggunakan kata-kata dan simbol.


(26)

commit to user

xxv

Pembelajaran Matematika di SD sebaiknya menggunakan alat peraga dan alat peraga yang digunakan lebih baik adalah benda konkret. Guru harus kreatif merancang dan menciptakan alat peraga sendiri, alat peraga tidak harus yang mahal. Meskipun hanya sederhana tetapi sesuai dengan materi pelajaran akan menjadikan pembelajaran lebih bermakna.

Dari uraian tersebut penulis menggunakan media berupa garis bilangan karena dengan alat peraga ini dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan siswa dalam proses pembelajaran. Hal ini sesuai dengan pendapat Miarso (1980) yang menegaskan bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan anak didik sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar pada diri siswa.

Penggunaan media garis bilangan juga memudahkan siswa dalam menjumlahkan dan mengurangkan bilangan bulat positif dan negatif. Siswa akan lebih mudah memahami dan menguasai materi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat positif dan negatif jika dalam proses pembelajaran digunakan media garis bilangan. Sesuai dengan pendapat Jerome Bruner yang menyatakan bahwa kemampuan mental anak berkembang secara bertahap mulai dari yang sederhana ke yang rumit, mulai dari yang mudah ke yang sulit, dan mulai dari yang nyata/ konkrit ke yang abstrak. Sehingga diharapkan dengan penggunaan media garis bilangan dapat memperbaiki hasil belajar siswa terhadap materi operasi bilangan bulat positif dan negatif.

2. Tinjauan Tentang Garis Bilangan a. Garis Bilangan

Menurut Baharim Shamsudin (2007:42) garis bilangan adalah garis lurus yang ditandai dengan sejumlah titik jarak dari satu titik ke titik lain sama panjang. Pada setiap titik tertulis satu bilangan, bilangan-bilangan itu merupakan rangkaian bilangan berurutan dari bilangan negatif terkecil di sebelah kiri nol sampai dengan terbesar di sebelah kanan nol.


(27)

commit to user

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa garis bilangan adalah garis lurus yang ditandai dengan titik-titik yang berjarak sama, pada setiap titik tertulis satu bilangan yang berurutandari blangan negatif terkecil di sebelah kiri nol sampai dengan positif terbesar di sebelah kanan nol.

Gambar 1 : Garis Bilangan Bulat

b. Penggunaan Garis Bilangan Dalam Pembelajaran Hitung Bilangan Bulat

Menurut Karso (1998:6.15) untuk menjelaskan sebagian pengerjaan hitung pada bilangan bulat, akan kita gunakan garis bilangan (Karso, 1998:6.15), karena dengan garis bilangan ini akan memudahkan anak dalam memahami pengerjaan hitung. Dalam menggunakan garis bilangan ini sebaiknya kita menyiapkan kapur atau spidol berwarna, sehingga warna untuk lambang bilangan pada garis bilangan dengan lambang bilangan yang menunjukkan langkah-langkah pengerjaannya berbeda (Karso, 1998:6.15). Dalam penjumlahan ditunjukkan dengan melangkah ke sebelah kanan atau maju dan langkah pada garis bilangan dengan arah panah ke kanan, sedangkan pengurangan dengan melangkah ke sebelah kiri atau mundur dalam langkah garis bilangan dengan arah panah ke kiri (Nur Akhsin, 2006:169)

1) Penjumlahan bilangan bulat pada garis bilangan adalah sebagai berikut.

a) Penjumlahan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat positif. Contoh : 2 + 3 =……


(28)

commit to user

xxvii

Gambar 2 : Penjumlahan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat positif

Dari titik 0, melangkah 2 satuan ke kanan sampai bilangan 2. Dari titik 2, melangkah 3 satuan ke kanan sampai pada bilangan 5. Garis bilangan tersebut menunjukkan, 2 + 3 = 5

b) Penjumlahan bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat positif. Contoh : -2 + 4 =……

Gambar 3 : Penjumlahan Bilangan Bulat Positif Dengan Bilangan Bulat Negatif.

Dari titik 0, melangkah 2 satuan ke kiri sampai pada bilangan -2. Dari titik -2, melangkah 4 satuan ke kanan sampai pada bilangan 2.

c) Penjumlahan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat negatif. Contoh : 5 + (-7) =….

2

3

- 2


(29)

commit to user

Gambar 4 : Penjumlahan Bilangan Bulat Positif Dengan Bilangan Bulat Negatif.

Dari titik 0, melangkah 5 satuan ke kanan sampai pada bilangan 5. Dari titik 5, melangkah 7 satuan ke kiri sampai pada bilangan -2 Garis bilangan tersebut menunjukkan, 5 + (-7) = -2

d) Penjumlahan bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat negatif. Contoh : -2 + (-2) =…..

Gambar 5 : Penjumlahan Bilangan Bulat Negatif Dengan Bilangan Bulat Negatif

Dari titik 0, melangkah 2 satuan ke kiri sampai pada bilangan -2 Dari titik -2, melangkah 2 satuan ke kiri sampai pada bilangan -4 Garis bilangan tersebut menunjukkan, -2 + (-2) = -4

2) Pengurangan bilangan bulat pada garis bilangan adalah sebagai berikut a) Pengurangan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat positif.

Contoh : 4 – 7 =….

- 7

5

- 2 - 2


(30)

commit to user

xxix

Gambar 6 : Pengurangan Bilangan Bulat Positif Dengan Bilangan Bulat Positif.

Dari titik 0, melangkah 4 satuan ke kanan sampai pada bilangan 4 Dari titik 4, melangkah 7 satuan ke kiri sampai pada bilangan -3 Garis bilangan tersebut menunjukkan 4 – 7 = -3

b) Pengurangan bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat positif. Contoh : -2 – 3 =…….

Gambar 7 : Pengurangan Bilangan Bulat negatif Dengan Bilangan Bulat Positif.

Dari titik 0, melangkah 2 satuan ke kiri sampai pada bilangan -2 Dari titik -2, melangkah 3 satuan ke kiri sampai pada bilangan -5 Garis bilangan tersebut menunjukkan -2 – 3 = -5

c) Pengurangan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat negatif. Contoh : 2 – (-2) =…….

7

4

- 2 - 3


(31)

commit to user

Gambar 8 : Pengurangan Bilangan Bulat Positif Dengan Bilangan Bulat Negatif

Dari titik 0, melangkah 2 satuan ke kanan sampai pada bilangan 2 Dari titik 2, melangkah 2 satuan ke kanan sampai pada bilangan 4 Garis bilangan tersebut menunjukkan 2 – (-2) =4

d) Pengurangan bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat negatif. Contoh : -1 – (-3)=….

Gambar 9 : Pengurangan Bilangan Bulat negatif Dengan Bilangan Bulat Negatif.

Dari titik 0, melangkah 1 satuan ke kiri sampai pada bilangan -1 Dari titik -1, melangkah 3 satuan ke kanan sampai pada bilangan 2 Garis bilangan tersebut menunjukkan, -1 – (-3) =2

3) Pengerjaan Hitung Campuran dengan Garis Bilangan Contoh :

1. 3 + (-4) - 5 =….. -…… =……

Gambar 10 : Hitung Campuran Bilangan Bulat

Dari titik Nol, melangkah 3 satuan ke kanan sampai bilangan 3

2 - (-2)

- 1

- 3 - (-3)

- 4 - 5


(32)

commit to user

xxxi

Dari titik 3, melangkah 4 satuan ke kiri sampai pada bilangan -1 Dari titik -1, melangkah 5 satuan ke kiri sampai pada bilangan -6 Jadi : 3+(-4)-5 = -1 – 5 = -6

2. 8 – 7 + (-6) = …. + ….. = …..

Gambar 11 : Hitung Campuran Bilangan Bulat

Dari titik nol, melangkah 8 satuan ke kanan sampai bilangan 8 Dari titik 8, melangkah 7 satuan ke kiri sampai bilangan 1 Dari titik 1, melangkah 6 satuan ke kiri sampai bilangan -5 Jadi : 8-7+(-6) = -5

3. Tinjauan Tentang Kemampuan berhitung bilangan bulat a. Hakikat Matematika

Menurut Johnson and Myklebust dalam Mulyono Abdurrohman (2003:252). Matematika adalah bahasa simbolis yang fungsi praktisnya untuk mengekspresikan hubungan-hubungan kuantitatif dan keruangan, sedangkan fungsi teoritisnya adalah untuk memudahkan berfikir. Sedangkan menurut Lerner dalam Mulyono Adurrahman (2003:252). Matematika disampinga sebagai bahasa simbolis juga merupakan bahasa universal yang memungkinkann manusia memikirkan, mencatat dan mengkomunikasikan ide mengetahui elemen dan kuantitas.

Berdasarkan pendapat-pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa matematika sebagai bahasa simbolis dan universal yang berhubungan dengan kuantitas.

- 6

8 -7


(33)

commit to user

Pembelajaran Matematika harus memberikan siswa situasi masalah yang dapat mereka bayangkan atau memiliki hubungan dengan dunia nyata. Sedangkan menurut Gail A. Williams (1983:3) menyatakan

Mathematics is beautiful and useful creation of the human mind and spirit Matematika adalah sebuah kreasi yang indah dan berguna dalam pikiran dan jiwa manusia”.

Menurut Cockroft dalam Mulyono Abdurrahman (2003:253) mengemukakan bahwa matematika perlu diajarkan kepada siswa karena : 1) selalu digunakan dalam segala segi kehidupan. 2) Semua bidang studi memerlukan keterampilan matematika yang sesuai. 3) Merupakan sarana komunikasi yang kuat, singkat dan jelas. 4) Dapat digunakan untuk menyajikan informasi dalam berbagai cara. 5) Meningkatkan kemampuan berfikir logis, ketelitian, dan kesadaran keruangan. 6) Memberikan kepuasan terhadap usaha memecahkan masalah yang menantang.

b. Tujuan Belajar Matematika

Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (2008:135) mata pelajaran Matematika bertujuan agar peserta didik mempunyai kemampuan sebagai berikut : 1) Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antarkonsep dan mengaplikasikan konsep atau alogaritma, secara luwes, akurat efisien, dan tepat, dalam pemecahan masalah, 2) Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika, 3) Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh, 4) Mengkomunikasikan gagasan dengan symbol, table, diagram atau media lainnya untuk memperjelas keadaan atau masalah, 5)Memiliki sikap menghargai kegunaan Matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian dan minat dalam mempelajari Matematika,serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah.


(34)

commit to user

xxxiii

c. Pengertian Berhitung

Menurut David Glover (2007:30) In Arith Matic you add subtract

multy play and devide numbers. Aritmatika berhubungan dengan

menjumlah, mengurang, mengali dan membagi bilangan.

Menurut Purwodarminto (1993:311), berhitung adalah mengerjakan hitungan (menjumlahkan, mengurangkan, dsb). Menurut Nurkhasanah dan Didik Tumianto (2007:243), berhitung adalah mengerjakan hitungan.

Menurut Dali S. Naga dalam Mulyono Abdurahman (2003:253) aritmatika atau berhitung adalah cabang Matematika yang berkenaan dengan sifat hubungan-hubungan bilangan-bilangan nyata dengan perhitungan mereka terutama menyangkut penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian. Secara singkat berhitung adalah pengetahuan tentang bilangan.

Berhitung merupakan salah satu tahapan belajar yang harus dilalui setiap anak oleh karena itu tidak ada salahnya jika kita sebagai orang tua atau guru mengajari anak untuk berhitung sedini mungkin, dikarenakan berhitung sangat erat dengan angka-angka (http//Indonesia.com/belajar-berhitung-dengan-aritmagic.html,3 januari 2011) .

Dalam perkembangan aritmatika atau berhitung selanjutnya, penggunaan bilangan sering diganti dengan objek, penggunaan objek dalam aritmatika inilah yang kemungkinan disebut aljabar Dali S. Naga, dalam Mulyono Abdurrahman (2003:253)

Berdasarkan pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa berhitung adalah cabang Matematika yang berhubungan dengan perhitungan yang menyangkut penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian.

d. Kemampuan Berhitung

Menurut Purwodarminto, kemampuan berarti menguasai. Kemampuan adalah kesanggupan, kecakapan atau kekuatan (Nurkhasanah dan Didik Turminto, 2007:423). Berdasarkan pengertian-pengertian di atas


(35)

commit to user

dapat disimpulkan bahwa kemampuan adalah kesanggupan untuk menguasai sesuatu.

Menurut Nyimas Aisyah, dkk (2007:6.5) kemampuan berhitung merupakan salah satu kemampuan yang pentinga dalam kehidupan sehari-hari, dapat dikatakan bahwa semua aktifitas kehidupan semua manusia memerlukan kemampuan ini.

Menurut Dewa Ketut Sukardi dalam Sulis (2007:14) bahwa kemampuan berhitung adalah kemampuan yang memerlukan penalaran dan ketrampilan aljabar termasuk operasi hitung.

Berdasarkan pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kemampuan berhitung adalah kemampuan yang memerlukan penalaran dan ketrampilan aljabar termasuk operasi hitung yang diperlukan dalam semua aktifitas kehidupan manusia sehari-hari.

B. Kerangka Berpikir

Kondisi awal siswa sebelum dilakukan perbaikan pembelajaran adalah siswa kurang antusias terhadap pembelajaran, sehingga kemampuan berhitung siswa kelas IV SDN I Karangduren, Kecamatan Kebonarum, Kabupaten Klaten rendah. Hal ini disebabkan karena pembelajaran yang dilaksanakan guru masih bersifat konvensional dan guru tidak menggunakan media yang tepat.. Sehingga siswa akan kesulitan memahami materi yang diajarkan.

Pada perbaikan pembelajaran guru menggunakan media garis bilangan. Jika menggunakan media ini siswa menjadi lebih aktif dan antusias terhadap pembelajaran, bersemangat untuk menyalesaikan soal-soal penjumlahan bilangan bulat dan menjadi lebih mudah memahami materi pelajaran setelah digunakan mediagaris bilangan.

Dalam pembelajaran jika menggunakan media garis bilangan pada pembelajaran berhitung bilangan bulat siswa kelas IV SDN I Karangduren, Kecamatan Kebonarum, Kabupaten Klaten Tahun Pelajaran 2010/2011, maka diduga kemampuan berhitung bilangan bulat siswa akan meningkat. Berdasarkan uraian diatas maka alur kerangka berpikir dalam penelitian ini seperti gambar 13 :


(36)

commit to user

xxxv

Gambar 12 : Kerangka Berpikir Kondisi awal Tindakan Kondisi akhir Pembelajaran dengan menggunakan media garis bilangan diduga kemampuan berhitung bilangan bulat siswa kelas IV meningkat, siswa aktif dalam pembelajaran, pembelajaran lebih menyenangkan. Dalam pembelajaran guru menggunakan media garis bilangan

Guru dalam proses belajar mengajar secara konvensional

Siklus II Pembelajaran Matematika KD : pengerjaan hitung bilangan bulat dengan menggunakan media garis bilangan. Siklus I Pembelajaran Matematika KD : pengerjaan hitung bilangan bulat dengan menggunakan media garis bilangan. Kemampuan berhitung bilangan bulat siswa rendah, siswa cepat bosan, pembelajaran tidak menyenangkan.


(37)

commit to user

C. Hipotesis

Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir di atas, dirumuskan hipotesis tindakan dalam penelitian ini sebagai berikut : “Dengan menggunakan media garis bilangan dalam pembelajaran berhitung bilangan bulat, maka kemampuan berhitung bilangan bulat bulat siswa kelas IV SDN I Karangduren, Kecamatan Kebonarum, Kabupaten Klaten, Tahun Pelajaran 2010/2011 diduga dapat meningkat”.


(38)

commit to user

xxxvii

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat Dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Sekolah Dasar Negeri 1 Karangduren, Kecamatan Kebonarum, Kabupaten Klaten dengan jumlah siswanya 150 orang, rata-rata tiap kelas mencapai kurang lebih 25 orang siswa. Pemilihan tempat tersebut didasarkan pertimbangan sebagai berikut :

a. Peneliti merupakan guru tetap di sekolah tersebut.

b. Peneliti telah memahami karakteristik siswa yang akan diteliti. c. Kemampuan berhitung bilangan bulat masih rendah.

2. Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada semester genap tahun pelajaran 2010/2011 selama 3 bulan, mulai bulan Januari sampai dengan bulan Maret 2011. lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 1

Tabel 1 Jadwal Penelitian

No Jenis Kegiatan Bulan

Januari Februari Maret

1 Penyusunan dan pengajuan proposal

x x x 2 Mengurus ijin

penelitian

x

3 Persiapan x

4 Pelaksanaan penelitian

x x x x


(39)

commit to user

B. Subyek Penelitian

Subyek dalam penelitian ini adalah Siswa kelas IV SD Negeri 1 Karangduren, Kecamatan Kebonarum, Kabupaten Klaten tahun pelajaran 2010/2011 yang berjumlah 26 siswa, yang terdiri dari 10 siswa putri dan 16 siswa putra.

Pada dasarnya mereka dari latar belakang yang berbeda-beda tapi sebagian besar dari mereka adalah siswa dari golongan menengah kebawah yaitu ekonomi rendah.

C. Data dan Sumber Data

Data atau informasi adalah hasil pencatatan peneliti, baik yang berupa fakta maupun angka (Arikunto, 1993:91).

Suharsimi Arikunto (1996:114) berpendapat bahwa apabila peneliti menggunakan teknik observasi, maka sumber datanya bisa berupa benda, gerak atau proses sesuatu. Pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa sumber data adalah subyek berupa manusia, benda, gerak atau proses dari subyek tersebut dapat diperoleh data yang diperlukan.

Ada 3 sumber data yang dijadikan pengumpulan data seta informasi dalam penelitian ini, yaitu :

1. Informan

Informan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas IV SDN 1 Karangduren, kecamatan Kebonarum, kabupaten Klaten.

2. Peristiwa

Peristiwa dalam penelitian ini adalah berbagai kegiatan dalam proses pembelajaran Matematika dengan media.

3. Dokumen

Dokumen yang dijadikan sumber data berupa hasil pekerjaan siswa, hasil tes siswa, kurikulum KTSP, dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran.


(40)

commit to user

xxxix

D. Teknik Pengumpulan Data

Sejalan dengan data yang akan dikumpulkan serta sumber data yang ada, selanjutnya dikemukakan teknik pengumpulan data.

Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data tersebut antara lain : 1. Observasi (Pengamatan)

Observasi dilakukan untuk memantau proses pembelajaran berlangsung yaitu pengerjaan hitung penjumlahan bilangan bulat di kelas IV. Observasi bertujuan untuk mengamati kegiatan yang dilakukan guru dan siswa di dalam kelas sejak kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan akhir pembelajaran. Hasil observasi didiskusikan bersama dengan guru pengamat untuk kemudian dianalisis bersama untuk mengetahui berbagai kelemahan atau kelebihan dalam menggunakan media kartu positif negatif dalam pembelajaran berhitung penjumlahan bilangan bulat untuk kemudian diupayakan solusinya.

Selain itu observasi dilakukan untuk memantau proses dan dampak pembelajaran yang diperlukan untuk menata langkah-langkah perbaikan agar lebih efektif dan efisien. Observasi dipusatkan pada proses dan hasil tindakan pembelajaran beserta peristiwa-peristiwa yang melingkupinya (Amir, 2007:134).

Langkah-langkah observasi meliputi : a. Perencanaan (planning)

b. Pelaksanaan observasi kelas (class room) c. Pembahasan balikan (Feed back)

Gambar 13 : Siklus observasi (David Hopkins dalam Amir, 2007:135).

Feed back Class room


(41)

commit to user 2. Dokumentasi

Teknik pengumpulan data yang bersumber dari dokumen dan arsip. Dokumen berupa daftar nilai, daftar hadir siswa, kurikulum KTSP dan arsip-arsip lain yang dimiliki guru kelas IV.

3. Tes

Pemberian tes dimaksudkan untuk mengukur seberapa jauh hasil yang diperoleh siswa setelah diadakan tindakan. Tes diberikan pada awal kegiatan penelitian untuk mengidentifikasi kelemahan siswa dalam penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat dan setiap akhir siklus untuk mengetahui peningkatan kemampuan menghitung penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat pada siswa. Tes disusun dan dilakukan untuk mengetahui tingkat perkembangan kemampuan berhitung bilangan bulat pada siswa sesuai dengan siklus yang ada.

E. Validitas Data

Untuk menjamin dan mengembangkan validitas data yang akan dikumpulkan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan validitas isi, yaitu validitas yang diperhitungkan melalui pengujian terhadap isi alat ukur dengan analisi rasional.

Penggunaan pendekatan ini menggunakan kiteria berupa tabel spesifikasi yang berisi domain dari berupa tes. Domain ini berasal dari kurikulum karena pengukuran dilakukan pada hasil prestasi belajar siswa.

F. Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis statistis diskriptif yaitu membuat rata-rata nilai, nilai maksimal, nilai minimal, menghitung prosentase, membuat grafik kemudian mendiskripsikan data-data penelitian tersebut, menarik kesimpulan dan untuk mengambil tindakan.


(42)

commit to user

xli

G. Indikator Keberhasilan

Indikator kinerja merupakna rumusan kinerja yang akan dijadikan acuan dalam menentukan keberhasilan atau keefektifan penelitian. Yang menjadi indikator keberhasilan dalam penelitian ini adalah apabila 80% dari jumlah siswa dalam mengerjakan soal tes mendapat nilai > 60.

H. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian tindakan kelas ini terdiri dari siklus-siklus. Tiap-tiap siklus dilaksanakan sesuai perubahan yang dicapai. Untuk mengetahui permasalahan yang merupakan rendahnya kemampuan berhitung bilangan bulat pada siswa kelas IV SD Negeri 1 Karangduren, Kecamatan Kebonarum, Kabupaten Klaten dilakukan observasi terhadap kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru.

Prosedur penelitian tindakan kelas ini dapat dijelaskan dalam tahap-tahap sebagai berikut :

Siklus Pertama (Siklus I)

1. Tahap Perencanaan Tindakan, meliputi langah-langkah sebagai berikut : a. Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran mata pelajaran Matematika

dengan KD : Pengerjaan hitung bilangan bulat dengan menggunakan media garis bilangan.

b. Menyiapkan media pembelajaran yang dibutuhkan.

c. Menyiapkan soal tes yang dilaksanakan setelah pembelajaran. d. Menyiapkan lembar penilaian.

e. Membuat lembar observasi 2. Tahap Pelaksanaan Tindakan

Peneliti melaksanakan proses pembelajaran sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran mata pelajaran Matematika dengan KD pengerjaan hitung bilangan bulat.

3. Tahap Observasi

Kegiatan observasi dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan yaitu pada proses pembelajaran Matematika dengan KD : pengerjaan hitung


(43)

commit to user

bilangan bulat dengan media garis bilangan. Kegiatan yang dilakukan peneliti adalah :

a. Memonitor siswa selama proses pembelajaran.

b. Menilai hasil tes siswa setelah pelaksanaan pembelajaran.

4. Tahap Refleksi

Guru mengadakan refleksi setelah diketahui adanya kelemahan-kelemahan dalam proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru dapat digunakan untuk menetukan tindakan kelas pada siklus berikutnya.

Siklus Kedua (Siklus II)

1. Tahap Perencanaan Tindakan, meliputi langkah-langkah sebagai berikut : a. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) mata pelajaran

Matematika dengan KD : pengerjaan hitung bilangan bulat dengan menggunakan media garis bilangan.

b. Menyiapkan media pembelajaran yang dibutuhkan. c. Menyiapkan soal tes setelah dilaksanakan pembelajaran d. Menyiapkan lembar penilaian

e. Membuat lembar observasi. 2. Tahap Pelaksanaan Tindakan

Peneliti melaksanakan proses pembelajaran sesuai RPP yang telah dibuat dalam mata pelajaran Matematika dengan KD : pengerjaan hitung bilangan bulat.

3. Tahap Observasi

Kegiatan observasi dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan yaitu pada proses pembelajaran Matematika pada KD : pengerjaan hitung bilangan bulat dengan media garis bilangan. Kegiatan yang dilakukan peneliti adalah :

a. Memiliki monitor siswa selama proses pembelajaran.

b. Peneliti menilai hasil yang dicapai siswa setelah pelaksanaan pembelajaran.


(44)

commit to user

xliii 4. Tahap Refleksi

Guru dan kepala sekolah bersama-sama membahas hasil pembelajaran. Siswa dikatakan berhasil jika kemampuan berhitung bilangan bulat siswa kelas IV benar-benar meningkat sesuai KKM yang ditentukan yaitu bila 80% dari jumlah siswa mendapat nilai > 60 dan rata-rata kelas mencapai 60,0.


(45)

commit to user

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian 1. Hasil Penelitian Siklus I

Pembelajaran siklus I dilaksanakan selama 3 kali pertemuan ( 6 x 35 menit ) dalam bulan Februari 2011. Adapun tahapan-tahapan yang dilaksanakan pada siklus I adalah sebagai berikut :

a. Perencanaan

Berdasarkan hasil pengamatan terhadap proses pembelajaran dan prestasi belajar sebelum tindakan, dapat diperoleh informasi sebagai data awal. Hasil pencatatan menunjukkan bahwa dari 26 siswa kelas IV SD Negeri 1 Karangduren terdapat 20 siswa atau kurang lebih 77% yang nilai prestasi belajarnya masih belum mencapai batas ketuntasan minimal.Setelah dilakukan pemeriksaan dan analisa pada lembar pekerjaan siswa, ternyata sebagian besar siswa masih belum dapat memahami tentang konsep operasi penjumlahan bilangan bulat. Atas dasar hal tersebut, guru kelas melakukan koordinasi dengan kepala sekolah dan guru kelas lain tentang alternative yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut di atas. Berdasarkan hasil koordinasi dengan kepala sekolah dan guru-guru lain, guru kelas memilih penggunaan media garis bilangan untuk meningkatkan pemahaman konsep operasi penjumlahan bilangan bulat di kelas IV SD Negeri 1 Karangduren.

Dengan berpedoman pada standar kompetensi mata pelajaran Matematika, guru kelas melakukan langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan media garis bilangan. Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam persiapan pembelajaran adalah sebagai berikut :

1) Memilih/menentukan kompetensi dasar, hasil belajar dan indicator yang hendak dicapai.


(46)

commit to user

xlv

3) Menyusun rencana persiapan pembelajaran berdasarkan kesepakatan bersama.

b. Tindakan

Dalam tahap ini, guru kelas melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan media garis bilangan sesuai rencana yang telah disusun. Siklus I dilaksanakan selama 3 kali pertemuan.

1) Pertemuan ke 1

Pada pertemuan pertama materi yang yang diajarkan adalah penjumlahan bilangan bulat dengan indicator menjumlahkan dua bilangan bulat positif atau dua bilangan negatif dan menjumlahkan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat negatif.

Kegiatan diawali dengan berdoa bersama, kemudian dilanjutkan dengan mengabsen siswa dan mengatur tempat duduk siswa. Sebagai kegiatan awal, guru melakukan apersepsi dengan tanya jawab dan menyampaikan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai.

Pada kegiatan inti, guru menjelaskan materi tentang penjumlahan bilangan bulat dengan garis bilangan, kegiatan ini diulang-ulang sampai siswa mengetahui betul materi yang diajarkan. Sebagai latihan guru memberi tugas kepada beberapa siswa untuk mengerjakan soal-soal di papan tulis. Selanjutnya guru membagikan lembar kerja untuk dikerjakan secara kelompok dengan media garis bilangan. Setelah selesai lembar kerja dikumpulkan untuk dibahas bersama.

Pada kegiatan akhir, guru memberikan soal evaluasi pada siswa, dan sebagai tindak lanjut guru memberikan pekerjaan rumah (PR) bagi siswa.

2) Pertemuan ke 2

Pada pertemuan kedua materi yang yang diajarkan adalah pengurangan bilangan bulat dengan indicator: Mengurangkan bilangan


(47)

commit to user

bulat negatif dengan bilangan bulat negatif atau bilangan bulat positif dengan bilangan bulat positif dan mengurangkan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat positif.

Kegiatan diawali dengan berdoa bersama, kemudian dilanjutkan dengan mengabsen siswa dan mengatur tempat duduk siswa. Sebagai kegiatan awal, guru melakukan apersepsi dengan tanya jawab dan menyampaikan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai.

Pada kegiatan inti, guru menjelaskan materi tentang pengurangan bilangan bulat dengan garis bilangan, kegiatan ini diulang-ulang sampai siswa mengetahui betul materi yang diajarkan. Sebagai latihan guru memberi tugas kepada beberapa siswa untuk mengerjakan soal-soal di papan tulis. Selanjutnya guru membagikan lembar kerja untuk dikerjakan secara kelompok dengan media garis bilangan. Setelah selesai lembar kerja dikumpulkan untuk dibahas bersama.

Pada kegiatan akhir, guru memberikan soal evaluasi pada siswa, dan sebagai tindak lanjut guru memberikan pekerjaan rumah (PR) bagi siswa.

3) Pertemuan ke 3

Pada pertemuan ketiga materi yang yang diajarkan adalah pengerjaan hitung campuran dengan indicator menjumlahkan dan mengurangkan bilangan bulat negatif dan bilangan bulat positif. Kegiatan diawali dengan berdoa bersama, kemudian dilanjutkan dengan mengabsen siswa dan mengatur tempat duduk siswa. Sebagai kegiatan awal, guru melakukan apersepsi dengan tanya jawab dan menyampaikan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai.

Pada kegiatan inti, guru menjelaskan materi tentang pengerjaan hitung campuran dengan garis bilangan, kegiatan ini diulang-ulang sampai siswa mengetahui betul materi yang diajarkan. Sebagai latihan guru memberi tugas kepada beberapa siswa untuk mengerjakan soal-


(48)

commit to user

xlvii

soal di papan tulis. Selanjutnya guru membagikan lembar kerja untuk dikerjakan secara kelompok dengan media garis bilangan. Setelah selesai lembar kerja dikumpulkan untuk dibahas bersama.

Pada kegiatan akhir, guru memberikan soal evaluasi pada siswa, dan sebagai tindak lanjut guru memberikan pekerjaan rumah (PR) bagi siswa.

c. Pengamatan

Dalam tahap ini, guru kelas secara kolaboratif dengan guru lain dan kepala sekolah melaksanakan pengamatan terhadap pelaksanaan pembelajaran yang telah dilaksanakan dengan menggunakan alat bantu berupa lembar observasi dan perekaman dengan kamera photo. Observasi ini dilakukan untuk memperoleh data mengenai kesesuaian pelaksanaan pembelajaran dengan rencana pembelajaran yang telah disusun serta mengetahui seberapa besar pembelajaran yang dilaksanakan dapat meningkatkan kemampuan berhitung bilangan bulat pada siswa kelas IV SD negeri 1 Karangduren. Oleh karena itu pengamatan tidak hanya ditujukan pada aktivitas siswa dalam proses pembelajaran, namun juga pada aspek tindakan guru dalam melaksanakan pembelajaran, termasuk suasana kelas pada setiap pertemuan.

Adapun uraian pengamatan tiap pertemuan pada siklus I adalah sebagai berikut :

Pertemuan : I ( satu )

Indikator : Menjumlahkan dua bilangan bulat positif atau dua bilangan negatif dan menjumlahkan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat negatif.

Media : Garis Bilangan Hasil Pengamatan :

1) Kegiatan Siswa

Berdasarkan hasil pengamatan lampiran 4 maka dipaparkan hasil pengamatan sebagai berikut : a) Siswa aktif memperhatikan penjelasan


(49)

commit to user

guru. b) Siswa aktif menjawab pertanyaan guru. c) Rasa ingin tahu dan keberanian siswa cukup tinggi. d) Kreatifitas dan inisiatif siswa meningkat. e) Siswa aktif mengerjakan tugas individu maupun kelompok.

2) Kegiatan Guru

Berdasarkan hasil pengamatan lampiran 3 maka dipaparkan hasil pengamatan sebagai berikut: a) Guru sudah memberikan apersepsi. b) Guru sudah menyampaikan kompetensi yang akan dicapai. c) Guru sudah menyampaikan materi. d) Guru sudah menggunakan media dengan baik. e) Guru telah memotivasi siswa untuk belajar. f) Guru penuh perhatian dengan siswa. g) Guru telah menggunakan pendekatan dengan baik. h) Guru telah menyimpulkan materi pelajaran. i) Guru telah menyusun lembar evaluasi. j) Guru telah memeriksa pekerjaan siswa. k) Guru sudah melaksanakan tindak lanjut.

Pertemuan : 2 ( dua )

Indikator : Mengurangkan bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat negatif atau bilangan bulat positif dengan bilangan bulat positif dan mengurangkan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat positif.

Media : Garis bilangan Hasil Pengamatan :

1) Kegiatan Siswa

Berdasarkan hasil pengamatan lampiran 6 maka dipaparkan hasil pengamatan sebagai berikut : a) Siswa aktif memperhatikan penjelasan guru. b) Siswa aktif menjawab pertanyaan guru. c) Rasa ingin tahu dan keberanian siswa cukup tinggi. d) Kreatifitas dan inisiatif siswa meningkat. e) Siswa aktif mengerjakan tugas individu maupun kelompok.


(50)

commit to user

xlix 2) Kegiatan Guru

Berdasarkan hasil pengamatan lampiran 5 maka dipaparkan hasil pengamatan sebagai berikut: a) Guru sudah memberikan apersepsi. b) Guru sudah menyampaikan kompetensi yang akan dicapai. c) Guru sudah menyampaikan materi. d) Guru sudah menggunakan media dengan baik. e) Guru telah memotivasi siswa untuk belajar. f) Guru penuh perhatian dengan siswa. g) Guru telah menggunakan pendekatan dengan baik. h) Guru telah menyimpulkan materi pelajaran. i) Guru telah menyusun lembar evaluasi. j) Guru telah memeriksa pekerjaan siswa. k) Guru sudah melaksanakan tindak lanjut.

Pertemuan : 3 ( tiga )

Indikator : Menjumlahkan dan mengurangkan bilangan bulat negatif dan bilanagan bulat positif.

Media : Garis bilangan Hasil Pengamatan :

1) Kegiatan Siswa

Berdasarkan hasil pengamatan lampiran 8 maka dipaparkan hasil pengamatan sebagai berikut : a) Siswa aktif memperhatikan penjelasan guru. b) Siswa aktif menjawab pertanyaan guru. c) Rasa ingin tahu dan keberanian siswa cukup tinggi. d) Kreatifitas dan inisiatif siswa meningkat. e) Siswa aktif mengerjakan tugas individu maupun kelompok.

2) Kegiatan Guru

Berdasarkan hasil pengamatan lampiran 7 maka dipaparkan hasil pengamatan sebagai berikut: a) Guru sudah memberikan apersepsi. b) Guru sudah menyampaikan kompetensi yang akan dicapai. c) Guru sudah menyampaikan materi. d) Guru sudah menggunakan media dengan baik. e) Guru telah memotivasi siswa untuk belajar. f) Guru penuh perhatian dengan siswa. g) Guru telah menggunakan pendekatan


(51)

commit to user

dengan baik. h) Guru telah menyimpulkan materi pelajaran. i) Guru telah menyusun lembar evaluasi. j) Guru telah memeriksa pekerjaan siswa. k) Guru sudah melaksanakan tindak lanjut.

d. Refleksi

Data-data yang diperoleh melalui pengamatan dikumpulkan untuk dianalisis. Berdasarkan hasil pengamatan yang dilaksanakan selama proses tindakan, diketahui bahwa pada pertemuan pertama dengan materi penjumlahan bilangan bulat dan pada pertemuan kedua dengan materi pengurangan bilangan bulat, telah menunjukkan peningkatan prestasi lebih baik walaupun dikatakan belum berhasil, sedangkan pada pertemuan ketiga dengan materi pengerjaan hitung campuran bilangan bulat, belum menunjukkan perubahan yang berarti.

Hasil refleksi selengkapnya dapat diuraikan sebagai berikut : Pertemuan : 1 ( satu )

Indikator : Menjumlahkan dua bilangan bulat positif atau du bilangan negatif dan menjumlahkan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat negatif.

Media : Garis bilangan Hasil Refleksi :

Hasil refleksi pada pertemuan pertama ini menunjukkan bahwa siswa cukup aktif memperhatikan penjelasan guru dan menjawab pertanyaan guru. Kemampuan berhitung pada materi penjumlahan bilangan bulat sudah mulai meningkat, terbukti dari hasil nilai ulangan

menunjukkan bahwa siswa yang memperoleh nilai ≥60 sebanyak 18 siswa

dari 26 siswa atau 69,23% dengan rata-rata kelas mencapai 60,38.

Berdasarkan usulan penelitian yang sudah disetujui bersama bahwa pembelajaran dikatakan berhasil apabila 80% dari jumlah siswa atau minimal sebanyak 21 siswa dari 26 siswa mendapat nilai > 60 dan rata-rata kelas mencapai 60,0. Dengan demikian siswa yang memperoleh nilai ≥ 60,0 sebanyak 18 siswa dari 26 siswa atau 69,23% dari jumlah siswa dan


(52)

commit to user

li

nilai rata-rata kelas yang mencapai 60,38 menunjukkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan media garis bilangan yang dilakukan sudah meningkat walaupun belum berhasil. Data nilai kemampuan berhitung siswa pada pertemuan 1 siklus I selengkapnya dapat dilihat pada tabel 2.

Tabel 2 : Data Nilai Kemampuan Berhitung Siswa pada Siklus I Pertemuan 1

No. Rentang Nilai

Frekuensi Persentase ( % )

1. 21 – 30 2 7,69

2. 31 – 40 1 3,85

3. 41 – 50 5 19,23

4. 51 – 60 7 26,92

5. 61 – 70 8 30,77

6. 71 – 80 3 11,54

7. 81 – 90 0 0

8. 91 – 100 0 0

Jumlah 26 100

Rata-rata 60,38

Berdasarkan tabel 2 di atas menunjukkan bahwa pembelajaran pada siklus I pertemuan 1 untuk materi penjumlahan bilangan bulat telah menunjukkan peningkatan dibandingkan nilai sebelum tindakan dengan rata-rata kelas pada siklus I pertemuan 1 mencapai 60,38 walaupaun dikatakan belum berhasil. Bila ditunjukkan dalam bentuk grafik akan terlihat seperti gambar 15 di bawah ini.


(53)

commit to user

Gambar 14 Grafik Nilai Kemampuan Berhitung Siswa pada Siklus I Pertemuan 1

Pertemuan : 2 ( dua )

Indikator : Mengurangkan bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat negatif atau bilangan bulat positif dengan bilangan bulat positif dan mampu mengurangkan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat positif.

Media : Garis bilangan Hasil Refleksi :

Hasil refleksi pada pertemuan kedua ini menunjukkan bahwa siswa cukup aktif memperhatikan penjelasan guru dan menjawab pertanyaan guru. Kemampuan berhitung pada materi pengurangan bilangan bulat sudah mulai meningkat, terbukti dari hasil nilai ulangan menunjukkan bahwa siswa yang memperoleh nilai ≥60 sebanyak 15 siswa dari 26 siswa atau 57,69% dengan rata-rata kelas mencapai 55,76.

Berdasarkan usulan penelitian yang sudah disetujui bersama bahwa pembelajaran dikatakan berhasil apabila 80% dari jumlah siswa mendapat nilai > 60 atau minimal sebanyak 21 siswa dari 26 siswa dan rata-rata kelas mencapai 60,0. Dengan demikian siswa yang memperoleh nilai ≥ 60,0 sebanyak 15 siswa dari 26 siswa atau 57,69% dari jumlah siswa dan nilai rata-rata kelas yang mencapai 55,76 menunjukkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan media garis bilangan yang dilakukan

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9

21 – 30 31 – 40 41 – 50 51 – 60 61 – 70 71 – 80 81 – 90 91 – 100

Rentang Nilai

F

reku

en


(54)

commit to user

liii

sudah meningkat walaupun belum berhasil. Data nilai kemampuan berhitung siswa pada pertemuan 2 siklus I selengkapnya dapat dilihat pada table 3.

Tabel 3 : Data Nilai Kemampuan Berhitung Siswa pada Siklus I Pertemuan 2

No. Rentang Nilai

Frekuensi Persentase ( % )

1. 21 – 30 1 3,85

2. 31 – 40 4 15,38

3. 41 – 50 6 23,08

4. 51 – 60 10 38,46

5. 61 – 70 4 15,38

6. 71 – 80 1 3,85

7. 81 – 90 0 0

8. 91 – 100 0 0

Jumlah 26 100

Rata-rata 55,76

Berdasarkan tabel 3 di atas menunjukkan bahwa pembelajaran pada siklus I pertemuan 2 untuk materi pengurangan bilangan bulat telah menunjukkan peningkatan dibandingkan nilai sebelum tindakan, dengan rata-rata kelas pada siklus I pertemuan 2 mencapai 55,76 walaupaun dikatakan belum berhasil. Bila ditunjukkan dalam bentuk grafik akan terlihat seperti gambar 16 di bawah ini.

Gambar 15 Grafik Nilai Kemampuan Berhitung Siswa pada Siklus I Pertemuan 2 0 2 4 6 8 10 12

21 – 30 31 – 40 41 – 50 51 – 60 61 – 70 71 – 80 81 – 90 91 – 100

Rentang Nilai

F

reku

en


(55)

commit to user Pertemuan : 3 ( tiga )

Indikator : Menjumlahkan dan mengurangkan bilangan bulat negatif dan bilanagan bulat positif.

Media : Garis bilangan Hasil Refleksi :

Hasil refleksi pada pertemuan ketiga ini menunjukkan bahwa siswa cukup aktif memperhatikan penjelasan guru, namun dalam materi pengerjaan hitung campuran masih banyak siswa yang mengalami kesulitan, sehingga berpengaruh terhadap kemampuan dalam menyelesaikan soal-soal yang diberikan oleh guru. Akibatnya hasil prestasi belajar yang dicapai siswa pada siklus I pertemuan ketiga belum menunjukkan perubahan yang berarti.

Nilai prestasi siswa cenderung menurun. Hanya 11 siswa atau 42,30% dari 26 siswa yang nilainya ≥ 60,0 sedangkan rata-rata kelasnya 52,69. Dari hasil tersebut dapat dikatakan bahwa pembelajaran dengan menggunakan media garis bilangan pada pertemuan ketiga belum berhasil. Data nilai kemampuan berhitung siswa pada pertemuan 3 siklus I selengkapnya dapat dilihat pada table 4.

Tabel 4 : Data Nilai Kemampuan Berhitung Siswa pada Siklus I Pertemuan 3

No. Rentang Nilai

Frekuensi Persentase ( % )

1. 21 – 30 2 7,69

2. 31 – 40 5 19,23

3. 41 – 50 8 30,77

4. 51 – 60 7 26, 92

5. 61 – 70 3 11,54

6. 71 – 80 1 3,85

7. 81 – 90 0 0

8. 91 – 100 0 0

Jumlah 26 100


(56)

commit to user

lv

Berdasarkan tabel 4 di atas menunjukkan bahwa pembelajaran pada siklus I pertemuan 3 untuk materi pengerjaan hitung campuran telah menunjukkan peningkatan dibandingkan nilai sebelum tindakan, dengan rata-rata kelas pada siklus I pertemuan 3 mencapai 52,69 walaupaun dikatakan belum berhasil. Bila ditunjukkan dalam bentuk grafik akan terlihat seperti gambar 17 di bawah ini.

Gambar 16 Grafik Nilai Kemampuan Berhitung Siswa pada Siklus I Pertemuan 3

2. Hasil Penelitian Siklus II

Pembelajaran siklus II dilaksanakan selama 3 kali pertemuan ( 6 x 35 menit ) dalam bulan Februari 2011. Adapun tahapan-tahapan yang dilaksanakan pada siklus II adalah sebagai berikut :

a. Perencanaan

Berdasarkan hasil pengamatan dan refleksi terhadap proses pembelajaran dan prestasi belajar pada siklus I, dapat diperoleh informasi bahwa pembelajaran belum berhasil walaupun sudah ada peningkatan baik nilai rata-rata kelas maupun prestasi siswa. Atas dasar hal tersebut, guru kelas melakukan koordinasi dengan kepala sekolah dan guru kelas lain tentang alternative yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9

21 – 30 31 – 40 41 – 50 51 – 60 61 – 70 71 – 80 81 – 90 91 – 100

Rentang Nilai

F

reku

en


(57)

commit to user

di atas. Berdasarkan hasil koordinasi dengan kepala sekolah dan guru-guru lain, guru kelas menyusun rencana perbaikan pembelajaran yang lebih cermat dan teliti. Rencana perbaikan pembelajaran menekankan pada pemahaman konsep, diikuti dengan penjelasan dan peragaan dengan media garis bilangan, guru memberikan contoh-contoh yang lebih bervariatif sehingga siswa banyak berlatih. Jadi segala kegiatan dilakukan untuk memantapkan pemahaman konsep terhadap siswa tentang materi pembelajaran hitung bilangan bulat, dengan berpedoman pada standar kompetensi mata pelajaran Matematika. Hal ini merupakan pengulangan dari kegiatan siklus I. Guru kelas melakukan langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan media garis bilangan. Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam persiapan pembelajaran adalah sebagai berikut:

1) Memilih/menentukan kompetensi dasar, hasil belajar dan indicator yang hendak dicapai.

2) Mempersiapkan media yang akan digunakan yang lebih baik dan menarik.

3) Menyusun rencana persiapan pembelajaran berdasarkan kesepakatan bersama.

b. Tindakan

Dalam tahap ini, guru kelas melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan media garis bilangan sesuai rencana yang telah disusun. Siklus II dilaksanakan selama 3 kali pertemuan.

1) Pertemuan ke 1

Pada pertemuan pertama materi yang yang diajarkan adalah penjumlahan bilangan bulat dengan indicator menjumlahkan dua bilangan bulat positif atau dua bilangan negatif dan menjumlahkan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat negatif.

Kegiatan diawali dengan berdoa bersama, kemudian dilanjutkan dengan mengabsen siswa dan mengatur tempat duduk siswa. Sebagai


(58)

commit to user

lvii

kegiatan awal, guru melakukan apersepsi dengan tanya jawab dan menyampaikan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai.

Pada kegiatan inti, guru menjelaskan materi tentang penjumlahan bilangan bulat dengan garis bilangan, kegiatan ini diulang-ulang sampai siswa mengetahui betul materi yang diajarkan. Sebagai latihan guru memberi tugas kepada beberapa siswa untuk mengerjakan soal-soal di papan tulis. Selanjutnya guru membagikan lembar kerja untuk dikerjakan secara kelompok dengan media garis bilangan. Setelah selesai lembar kerja dikumpulkan untuk dibahas bersama.

Pada kegiatan akhir, guru memberikan soal evaluasi pada siswa, dan sebagai tindak lanjut guru memberikan pekerjaan rumah (PR) bagi siswa.

2) Pertemuan ke 2

Pada pertemuan kedua materi yang yang diajarkan adalah pengurangan bilangan bulat dengan indicator: Mengurangkan bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat negatif atau bilangan bulat positif dengan bilangan bulat positif dan mengurangkan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat positif.

Kegiatan diawali dengan berdoa bersama, kemudian dilanjutkan dengan mengabsen siswa dan mengatur tempat duduk siswa. Sebagai kegiatan awal, guru melakukan apersepsi dengan tanya jawab dan menyampaikan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai.

Pada kegiatan inti, guru menjelaskan materi tentang pengurangan bilangan bulat dengan garis bilangan, kegiatan ini diulang-ulang sampai siswa mengetahui betul materi yang diajarkan. Sebagai latihan guru memberi tugas kepada beberapa siswa untuk mengerjakan soal-soal di papan tulis. Selanjutnya guru membagikan lembar kerja untuk dikerjakan secara kelompok dengan media garis


(59)

commit to user

bilangan. Setelah selesai lembar kerja dikumpulkan untuk dibahas bersama.

Pada kegiatan akhir, guru memberikan soal evaluasi pada siswa, dan sebagai tindak lanjut guru memberikan pekerjaan rumah (PR) bagi siswa.

3) Pertemuan ke 3

Pada pertemuan ketiga materi yang yang diajarkan adalah pengerjaan hitung campuran dengan indicator menjumlahkan dan mengurangkan bilangan bulat negatif dan bilangan bulat positif. Kegiatan diawali dengan berdoa bersama, kemudian dilanjutkan dengan mengabsen siswa dan mengatur tempat duduk siswa. Sebagai kegiatan awal, guru melakukan apersepsi dengan tanya jawab dan menyampaikan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai.

Pada kegiatan inti, guru menjelaskan materi tentang pengerjaan hitung campuran dengan garis bilangan, kegiatan ini diulang-ulang sampai siswa mengetahui betul materi yang diajarkan. Sebagai latihan guru memberi tugas kepada beberapa siswa untuk mengerjakan soal-soal di papan tulis. Selanjutnya guru membagikan lembar kerja untuk dikerjakan secara kelompok dengan media garis bilangan. Setelah selesai lembar kerja dikumpulkan untuk dibahas bersama.

Pada kegiatan akhir, guru memberikan soal evaluasi pada siswa, dan sebagai tindak lanjut guru memberikan pekerjaan rumah (PR) bagi siswa.

c. Pengamatan

Dalam tahap ini, guru kelas secara kolaboratif dengan guru lain dan kepala sekolah melaksanakan pengamatan terhadap pelaksanaan pembelajaran yang telah dilaksanakan dengan menggunakan alat bantu berupa lembar observasi dan perekaman dengan kamera photo. Pengamatan ini dilakukan untuk memperoleh data mengenai kesesuaian


(60)

commit to user

lix

pelaksanaan pembelajaran dengan rencana pembelajaran yang telah disusun serta mengetahui seberapa besar pembelajaran yang dilaksanakan dapat meningkatkan kemampuan berhitung bilangan bulat pada siswa kelas IV SD negeri 1 Karangduren. Oleh karena itu pengamatan tidak hanya ditujukan pada aktivitas siswa dalam proses pembelajaran, namun juga pada aspek tindakan guru dalam melaksanakan pembelajaran, termasuk suasana kelas pada setiap pertemuan.

Adapun uraian pengamatan tiap pertemuan pada siklus II adalah sebagai berikut :

Pertemuan : I ( satu )

Indikator : Menjumlahkan dua bilangan bulat positif atau dua bilangan negatif dan menjumlahkan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat negatif.

Media : Garis Bilangan Hasil Pengamatan :

1) Kegiatan Siswa

Berdasarkan hasil pengamatan lampiran 10 maka dipaparkan hasil pengamatan sebagai berikut : a) Siswa aktif memperhatikan penjelasan guru. b) Siswa aktif menjawab pertanyaan guru. c) Rasa ingin tahu dan keberanian siswa cukup tinggi. d) Kreatifitas dan inisiatif siswa meningkat. e) Siswa aktif mengerjakan tugas individu maupun kelompok.

2) Kegiatan Guru

Berdasarkan hasil pengamatan lampiran 9 maka dipaparkan hasil pengamatan sebagai berikut: a) Guru sudah memberikan apersepsi. b) Guru sudah menyampaikan kompetensi yang akan dicapai. c) Guru sudah menyampaikan materi. d) Guru sudah menggunakan media dengan baik. e) Guru telah memotivasi siswa untuk belajar. f) Guru penuh perhatian dengan siswa. g) Guru telah menggunakan pendekatan dengan baik. h) Guru telah menyimpulkan materi pelajaran. i) Guru


(61)

commit to user

telah menyusun lembar evaluasi. j) Guru telah memeriksa pekerjaan siswa. k) Guru sudah melaksanakan tindak lanjut.

Pertemuan : 2 ( dua )

Indikator : Mengurangkan bilangan bulat negatif dengan bilangan bulat negatif atau bilangan bulat positif dengan bilangan bulat positif dan mengurangkan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat positif.

Media : Garis bilangan Hasil Pengamatan :

1) Kegiatan Siswa

Berdasarkan hasil pengamatan lampiran 12 maka dipaparkan hasil pengamatan sebagai berikut : a) Siswa aktif memperhatikan penjelasan guru. b) Siswa aktif menjawab pertanyaan guru. c) Rasa ingin tahu dan keberanian siswa cukup tinggi. d) Kreatifitas dan inisiatif siswa meningkat. e) Siswa aktif mengerjakan tugas individu maupun kelompok.

2) Kegiatan Guru

Berdasarkan hasil pengamatan lampiran 11 maka dipaparkan hasil pengamatan sebagai berikut: a) Guru sudah memberikan apersepsi. b) Guru sudah menyampaikan kompetensi yang akan dicapai. c) Guru sudah menyampaikan materi. d) Guru sudah menggunakan media dengan baik. e) Guru telah memotivasi siswa untuk belajar. f) Guru penuh perhatian dengan siswa. g) Guru telah menggunakan pendekatan dengan baik. h) Guru telah menyimpulkan materi pelajaran. i) Guru telah menyusun lembar evaluasi. j) Guru telah memeriksa pekerjaan siswa. k) Guru sudah melaksanakan tindak lanjut.


(62)

commit to user

lxi Pertemuan : 3 ( tiga )

Indikator : Menjumlahkan dan mengurangkan bilangan bulat negatif dan bilanagan bulat positif.

Media : Garis bilangan Hasil Pengamatan :

1) Kegiatan Siswa

Berdasarkan hasil pengamatan lampiran 14 maka dipaparkan hasil pengamatan sebagai berikut : a) Siswa aktif memperhatikan penjelasan guru. b) Siswa aktif menjawab pertanyaan guru. c) Rasa ingin tahu dan keberanian siswa cukup tinggi. d) Kreatifitas dan inisiatif siswa meningkat. e) Siswa aktif mengerjakan tugas individu maupun kelompok.

2) Kegiatan Guru

Berdasarkan hasil pengamatan lampiran 13 maka dipaparkan hasil pengamatan sebagai berikut: a) Guru sudah memberikan apersepsi. b) Guru sudah menyampaikan kompetensi yang akan dicapai. c) Guru sudah menyampaikan materi. d) Guru sudah menggunakan media dengan baik. e) Guru telah memotivasi siswa untuk belajar. f) Guru penuh perhatian dengan siswa. g) Guru telah menggunakan pendekatan dengan baik. h) Guru telah menyimpulkan materi pelajaran. i) Guru telah menyusun lembar evaluasi. j) Guru telah memeriksa pekerjaan siswa. k) Guru sudah melaksanakan tindak lanjut.

d. Refleksi

Data-data yang diperoleh melalui observasi dikumpulkan untuk dianalisis. Berdasarkan hasil pengamatan yang dilaksanakan selama proses tindakan, diketahui bahwa pada pertemuan pertama dengan materi penjumlahan bilangan bulat, pada pertemuan kedua dengan materi pengurangan bilangan bulat,dan pada pertemuan ketiga dengan materi pengerjaan hitung campuran bilangan bulat telah menunjukkan


(63)

commit to user

peningkatan prestasi lebih baik dan dapat dikatakan pelaksanaan Siklus II ini telah berhasil.

Hasil refleksi selengkapnya dapat diuraikan sebagai berikut :

Pertemuan : 1 ( satu )

Indikator : Menjumlahkan dua bilangan bulat positif atau dua bilangan negatif dan menjumlahkan bilangan bulat positif dengan bilangan bulat negatif.

Media : Garis bilangan Hasil Refleksi :

Hasil refleksi pada siklus II pertemuan pertama ini menunjukkan bahwa siswa lebih aktif memperhatikan penjelasan guru dan menjawab pertanyaan guru. Kemampuan berhitung pada materi penjumlahan bilangan bulat sudah meningkat, terbukti dari hasil nilai ulangan menunjukkan bahwa siswa yang memperoleh nilai ≥60 sebanyak 24 siswa dari 26 siswa atau 92,30% dengan rata-rata kelas mencapai 75,38.

Berdasarkan usulan penelitian yang sudah disetujui bersama bahwa pembelajaran dikatakan berhasil apabila 80% dari jumlah siswa atau minimal sebanyak 21 siswa dari 26 siswa mendapat nilai > 60 dan rata-rata kelas mencapai 60,0. Dengan demikian siswa yang memperoleh nilai ≥ 60,0 sebanyak 24 siswa dari 26 siswa atau 92,30% dari jumlah siswa dan nilai rata-rata kelas yang mencapai 75,38 menunjukkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan media garis bilangan yang dilakukan berhasil. Data nilai kemampuan berhitung siswa pada pertemuan 1 siklus II selengkapnya dapat dilihat pada tabel 5.


(64)

commit to user

lxiii

Tabel 5 : Data Nilai Kemampuan Berhitung Siswa pada Siklus II Pertemuan 1

No. Rentang Nilai

Frekuensi Persentase ( % )

1. 21 – 30 0 0

2. 31 – 40 1 3,85

3. 41 – 50 1 3,85

4. 51 – 60 6 23,08

5. 61 – 70 4 15,38

6. 71 – 80 7 26,92

7. 81 – 90 3 11,54

8. 91 – 100 4 15,38

Jumlah 26 100

Rata-rata 75,38

Berdasarkan tabel 5 di atas menunjukkan bahwa pembelajaran pada siklus II pertemuan 1 untuk materi penjumlahan bilangan bulat telah menunjukkan peningkatan yang cukup signifikan dengan rata-rata kelas mencapai 75,38. Bila ditunjukkan dalam bentuk grafik akan terlihat seperti gambar 18 di bawah ini.

Gambar 17 Grafik Nilai Kemampuan Berhitung Siswa pada Siklus II Pertemuan 1

0 1 2 3 4 5 6 7 8

21 – 30 31 – 40 41 – 50 51 – 60 61 – 70 71 – 80 81 – 90 91 – 100

Rentang Nilai

F

reku

en


(1)

commit to user

cxxvi

FOTO SIKLUS I

PERTEMUAN 2

Guru menerangkan materi Pengurangan Bilangan Bulat

Siswa mengerjakan di depan kelas


(2)

commit to user

cxxvii

FOTO SIKLUS I

PERTEMUAN 3

Guru menerangkan materi Pengerjaan Hitung Campuran Bilangan

Bulat


(3)

commit to user

cxxviii

FOTO SIKLUS II

PERTEMUAN I

Guru mendemontrasikan penggunaan media garis bilangan

Siswa mendemontrasikan media garis bilangan


(4)

commit to user

cxxix

FOTO SIKLUS II

PERTEMUAN 2

Guru observer mengobservasi kegiatan siswa


(5)

commit to user

cxxx

FOTO SIKLUS II

PERTEMUAN 3

Siswa melakukan kerja kelompok menggunakan media garis bilangan


(6)

commit to user

cxxxi

CURRICULUM VITAE PENELITI

1. Nama : Ike Ligasari Dewi, A.Ma.

2. NIM : X1808019

3. Tempat, Tanggal Lahir : Semarang, 01 April 1985 4. Jenis Kelamin : Perempuan

5. Tempat Tugas : SDN 1 Karangduren

6. Alamat Kantor : Karangduren, Kebonarum, Klaten Nomor Telepon/Fax : -

7. Alamat Rumah : Gatak, Malangjiwan, Kebonarum, Klaten 57486 Nomor Telepon/HP : 085 647 230 460

E-mail : ikesaridewi_c07pjj08@yahoo.co.id 8. Riwayat Pendidikan : 1. SDN 07 Krapyak, Semarang (1997)

2. SMPN 18 Semarang (2000)

3. SMAN 1 Karangnongko, Klaten (2003) 4. D2 PGSD FKIP UNY, Yogyakarta (2005) 9. Pengalaman Penelitian

yang Relevan : - 10.Publikasi Ilmiah yang

Relevan : -

11.Penemuan Ilmiah yang Pernah Diikuti : -

Klaten, 19 Maret 2011 Peneliti


Dokumen yang terkait

PENGGUNAAN MEDIA GARIS BILANGAN GUNA MENINGKATKAN KETRAMPILAN BERHITUNG PADA BILANGAN BULAT UNTUK SISWA KELAS IV SDN KARANGANYAR 3 KECAMATAN SAMBUNGMACAN KABUPATEN SRAGEN TAHUN PELAJARAN 2009 2010

0 3 96

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGHITUNG BILANGAN BULAT POSITIF DAN NEGATIF DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GARIS BILANGAN PADA SISWA KELAS IV SDN KLEDUNGKRADENAN BANYUURIP PURWOREJO TAHUN 2010

0 4 68

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR OPERASI HITUNG PENJUMLAHAN BILANGAN BULAT DENGAN GARIS BILANGAN PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 2 SIDOWAYAH KECAMATAN POLANHARJO KLATEN TAHUN PELAJARAN 2010 2011

0 5 87

PENGGUNAAN MEDIA MANIK MANIK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGHITUNG PENGURANGAN BILANGAN BULAT PADA SISWA KELAS IV SDN NGLEBAK 03 TAWANGMANGU TAHUN PELAJARAN 2010 2011

0 2 100

PENGGUNAAN MEDIA MANIK-MANIK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGHITUNG PENGURANGAN BILANGAN “Penggunaan Media Manik-Manik untuk Meningkatkan Kemampuan Menghitung Pengurangan Bilangan Bulat pada Siswa Kelas IV SD Islam Al Irsyad Tawangmangu Tahun Pelajaran

0 1 15

PENGGUNAAN MEDIA MANIK-MANIK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGHITUNG PENGURANGAN BILANGAN “Penggunaan Media Manik-Manik untuk Meningkatkan Kemampuan Menghitung Pengurangan Bilangan Bulat pada Siswa Kelas IV SD Islam Al Irsyad Tawangmangu Tahun Pelajaran

0 2 14

PENGGUNAAN MEDIA BALOK GARIS BILANGAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA DALAM KONSEP BILANGAN BULAT.

1 10 37

PENGGUNAAN MEDIA GARIS BILANGAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA TENTANG PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN BULAT.

0 5 33

PENGGUNAAN MEDIA GARIS BILANGAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA TENTANG PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN BULAT.

0 3 31

MEDIA GARIS BILANGAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA MENGHITUNG OPERASI BILANGAN BULAT Muhammad Sholahuddin Arif

0 0 8